BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan
dilibatkan didalamnya, meskipun begitu kebijakan yang telah dibuat tidak merugikan pedagang.
Dan hasil wawancara dengan bapak Surya yang ditemui langsung di pasar, mengatakan bahwa:
“dalam hal ini kami tidak ikut andil dalam pembuatan kebijakan, karena semua itu akan di atur oleh pihak yang bertanggung jawab atas pasar. Yang kami tau hanyalah, kami harus menaati semua yang menjadi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat dan kami hanya tau biaya yang harus kami setor ke kolektor dari ruko yang kami pakai” (Surya selaku Pedagang).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan diatas dapat diketahui bahwa memang benar bahwa pedagang tidak diikutkan dalam proses pembuatan kebijakan, melainkan hanya menunggu implementasi dari kebijakan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dari keempat informan diatas bisa disimpulkan bahwa, implementasi kebijakan sudah sangat efektif dan efisien, dikarenakan dari pihak Dinas maupun pedagang tidak ada masalah terkait pemotongan sewa ruko yang dikembalikan menjadi 100% ataupun kebijakan baru yang di keluarkan oleh pemerintah.
C. Pembahasan
jika para pembuat keputusan mengetahui mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik.
Menurut Winarno (2005:128) Faktor-faktor yang mendorong ketidakjelasan informasi dalam implementasi kebijakan publik biasanya karena kompleksitas kebijakan, kurangnya konsensus mengenai tujuan- tujuan kebijakan publik, adanya masalah-masalah dalam memulai kebijakan yang baru serta adanya kecenderungan menghindari pertanggungjawaban kebijakan.
Dari hasil penelitan ini menunjukan bahwa terjalinya konunikasi yang baik akan mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik.
Temuan di lapangan menunjukkan komunikasi yang terjalin antara Dinas UPT, Kolektor, dan Pedagang di Kabupaten Pangkep Khususnya di Dinas Perdagangan dan Penindustrian dengan pihak yang dikerjasamakan terjalin baik. Komunikasi antar organisasi yang baik tersebut dapat berdampak terhadap penguatan aktivitas implementasi kebijakan penataan pasar tradisional Kabupaten Pangkep.
2. Sumber Daya
Menurut Edward III dalam Agustino (2006:158-159), sumberdaya merupakan hal penting dalam implementasi kebijakan yang baik. Indikator- indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana sumberdaya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari:
1. Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai (street-level bureaucrats). Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah-satunya disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.
Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam mengimplementasikan kebijakan.
2. Informasi. Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk yaitu: pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan.
3. Wewenang. Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat dilaksanakan secara efektif. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik. Ketika wewenang tidak ada, maka kekuatan para implementor di mata publik tidak dilegitimasi, sehingga dapat menggagalkan implementasi kebijakan publik. Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersedia, maka sering terjadi kesalahan
dalam melihat efektivitas kewenangan. Di satu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam implementasi kebijakan; tetapi di sisi lain, efektivitas akan menyurut manakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi kepentingannya sendiri atau kelompoknya.
4. Fasilitas. Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan. Implementor mungkin mempunyai staf yang mencukupi, kapabel dan kompeten, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.
Berdasakan temuan di lapangan, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pangkep sangat memandai dan memerankan tugas serta fungsi sesuai dengan keahlian masing-masing.
Disamping itu terdapat bagian operasional pasar yang bertugas mengawasi dan menertibkan pedangan yang nakal. Dengan demikian indikator sumber daya , baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial, sudah memadai, akan tetapi petugas belum dapat mengkalobarasikan antara sumber daya manusia dengan sumber daya finansial. Karna sumber daya finansial hanya dipergunakan untuk memperbaiki fisik dari pasar tersebut.
Pada indikator Sumber daya dalam Penataan Pasar Tradional Kabupaten pangkep itu sudah sangat baik dilihat dari penataan pasar juga akan berdampak pada kenyamanan antara pedagang pasar dengan pembeli.
3. Struktur Birokrasi
Birokrasi merupakan salah-satu institusi yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya dalam struktur pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi- organisasi swasta, institusi pendidikan dan sebagainya. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk menjalankan suatu kebijakan tertentu. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2005:149-160) mengidentifikasi enam karakteristik birokrasi sebagai hasil pengamatan terhadap birokrasi di Amerika Serikat, yaitu:
1. Birokrasi diciptakan sebagai instrumen dalam menangani keperluan-keperluan publik (public affair).
2. Birokrasi merupakan institusi yang dominan dalam implementasi kebijakan publik yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam setiap hierarkinya.
3. Birokrasi mempunyai sejumlah tujuan yang berbeda.
4. Fungsi birokrasi berada dalam lingkungan yang kompleks dan luas.
5. Birokrasi mempunyai naluri bertahan hidup yang tinggi dengan begitu jarang ditemukan birokrasi yang mati.
6. Birokrasi bukan kekuatan yang netral dan tidak dalam kendali penuh dari pihak luar.
Adapun temuan dilapangan terkait kinerja Dinas Perdagangan dan Penindustrian Kabupaten Pangkep sebagai pengelola dan pengawas pasar dengan cara membangun dan menata pasar tradisional agar terlihat nyaman dan aman. Dalam hali ini, Dinas Perdagangan dan Peindustrian Kabupaten Pangkep mempunyai kesepakatan kerja sama dengan pihak ketiga baik dari pihak swasta maupun dari jajaran kepemerintahan Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan hasil dari indikator struktur Birokrasi dalam Penataan Pasar Tradional di Kabupaten Pangkep sudah sangat baik dilihat dari pelakasaan kegiatan yang berada di pasar pemerintah telah memenuhi segala yang dibutuhkan baik dari pedagang ataupun mastarakat luas pada umumnya.
4. Diposisi
Menurut Edward III dalam Winarno (2005:142-143) mengemukakan ”kecenderungan-kecenderungan atau disposisi merupakan salah-satu faktor yang mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif”. Jika para pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap implementasi kebijakan maka terdapat kemungkinan yang besar implementasi kebijakan akan terlaksana sesuai dengan keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para pelaksana bersikap negatif atau menolak terhadap implementasi kebijakan karena konflik kepentingan maka implementasi kebijakan akan menghadapi kendala yang serius.
Faktor-faktor yang menjadi perhatian Edward III dalam Agustinus (2006:159-160) mengenai disposisi dalam implementasi kebijakan terdiri dari:
1. Pengangkatan birokrasi. Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personel yang ada tidak melaksanakan kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga masyarakat.
2. Insentif merupakan salah-satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah sikap para pelaksana kebijakan dengan memanipulasi insentif. Pada dasarnya orang bergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau organisasi.
Disposisi/ kecendrungan implementor adalah pelaksana menerima dengan baik atau tidak adanya kebijakan penataan pasar tradisional di pasar
Kabupaten Pangkep. Untuk mengetahui menerima atau tidaknya, peneliti mencari informasi tentang sosialisasi yang dilakukan. Berdasarkan temuan di lapangan, terkait dengan sosialisasi yang dilakukan asalah memberikan surat pemberitahuan kepada seluruh pedagang yang ada di pasar kabupaten Pangkep, selanjutnya dipertemukan pedagang pasar dengan pihak yang akan mengelola dan membangun pasar.
Berdasarkan pada indikator penelitian diatas bahwa pelaksanaan sosialisai terkait Penataan Pasar Tradisional di Kabupaten Pangkep sudah dilakukan dan disampaikan sangat baik oleh pihak Pengelola pasar ke para pedagang, sehingga dalam pelaksanaan Penataan pasar tidak ada konflik yang terjadi antara pemerintah dengan pedangan pasar ataupun masyarakat umum lainnya.
59 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tentang Implementasi Kebijakan Tentang Retribusi Perizinan Tertentu Dalam Penataan Pasar Tradisional Di Kabupaten Pangkep, maka dapat ditarik kesimpulan sederhana yaitu:
1. Pada indikator komunikasi dapat disimpulkan bahwa telah terjalin dengan baik komunikasi antara UPT, Kolektor, dan Pedagang di Kabupaten Pangkep khususnya di Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
2. Pada indikator sumber daya dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pangkep sangat memadai dan menjalankan tugas serta fungsi sesuai dengan keahlian masing-masing.
Begitupula dengan sumber daya lainnya seperti fasilitas pasar seperti ruko yang baik karena dirawat dengan hasil retribusi dari pedagang.
3. Pada indikator struktur birokrasi dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi dalam penataan pasar tradional kabupaten Pangkep itu sudah baik dilihat dari pembagian tugas yang sesuai dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pihak. Selain itu telah dilaksanakan kesepakatan kerja kepada pihak ketiga baik dari swasta maupun pemerintah untuk mendukung penataan pasar tradisional.
4. Pada indikator disposisi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi terkait penataan pasar tradisional di kabupaten Pangkep sudah dilakukan dan
disampaikan dengan baik oleh pihak pengelola pasar ke para pedagang, sehingga dalam pelaksanaan penataan pasar tidak ada konflik yang terjadi antara pemerintah dengan pedagang pasar ataupun masyarakat umum lainnya.
B. Saran
1. Diharapkan pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pangkep berkoordinasi dan menekan pemerintah kabupaten /kota untuk membangun maupun memperbaiki sarana dan infrastruktur agar lebih mendukung aktivitas pasar di kabupaten Pangkep.
2. Bekerja dan melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya secara maksimal dan penuh rasa ikhlas karena Tuhan yang Maha Esa disertai dengan akuntabilitas dan integritas yang tinggi karena dampak juga akan dirasakan oleh seluruh pihak, tidak hanya pedagang dan masyarakat namun juga pemerintah dan swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi). Bandung:
Alfabeta.
Andi Wahyudi, Muhammad. 2014. Implementasi Kebijakan Retribusi Sampah di Kabupaten Siduarjo (Studi Pada Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan). Publika.
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakn Publik. Lampung. CV Pustaka Setia
Anwar, K., & Irawan, A. (2014). Implementasi kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir (Doctoral dissertation, Riau University).
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosisal lainnya. Jakarta: Kencara Prenada Media Group.
Dunn, William. 2000. Analisa Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Febriana, A. E. (2021). Penataan Pasar Tradisional Langgam Betawi Dengan Pendekatan Modern Di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Indonesia).
Hananto, A. L., & Priyatna, B. (2017). Rancang Bangun Aplikasi Informasi Harga Produk Pangan Dan Sembako Di Pasar Kab. Karawang. Techno Xplore:
Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, 2(1).
Hayat. 2018. Kebijakan Publik Evaluasi, Reformasi, Formulasi. Malang: Setara Press
Hidayat, Rizki. 2016. Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No. 7 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon. Skripsi.
https://scholar.google.co.id. diakses pada 17 Februari 2020
Iznur, Muhammad dkk. 2019. Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Penyelanggaraan Transportasi Bidang Perparkiran Kota Palembang. PhD Thesis. Sriwijaya University.
Jannah, M., Aksa, A. N., & Tahir, M. (2015). Implementasi Kebijakan Larangan Parkir di Bahu Jalan dalam Mengatasi Kemacetan di Kota Makassar. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 1(3).
Jones, Charles. 1994. Pengantar kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Masitoh, Eis Al. 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul. Jurnal. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga.
Moleong, J, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rostakarya
Mulyadi Deddy. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Natsir, M. 2017. Implementasi Kebjakan Pengelolaan Pasar Tradisional Milik Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara. Journal of Environment. Vol. 1. No.
1. https://scholar.gogle.co.id. diakses pada 17 Februari 2020
Nirwana, A., & Murniati, A. R. (2015). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pada SD Negeri 2 Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan: Program Pascasarjana Unsyiah, 3(4).
Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.
Yogyakarta: PT. Elex Media Komputindo
Nugroho, Riant. 2008. Public Policy Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan. Yogyakarta: PT. Elex Media Komputindo
Peraturan pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang pajak dan Retribusi Daerah Perdana, B. N., & Rengga, A. (2017). Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan
Pasar Kembangsari berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 8 Tahun 2011 (Telaah Pasal 61). Journal of Public Policy and Management Review, 6(4), 275-287.
Putra, F. D., Dirlanudin, D., & Maisaroh, I. (2018). Implementasi Program Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Desa Munjul Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang (Doctoral dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Purwanto, dkk. 2015. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Savitri Wahyu. 2015. Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 9 TAHUN 2013 Tentang Pengaturan Pasar Tradisional di Kota Semarang. Journal of Poltic and Government Studies. Vol. 4. No. 2. https://scholar.google.co.id.
diakses pada 17 Februari 2020
Suaib, Ridha Muhammad. 2016. Pengantar Kebijakan Publik; dari Administrasi Negara, Kebijakan Pulik, Good Governance, Hingga Implemntasi Kebijakan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep,Teori dan Aplikasi.
Yogakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2018. Metode Peneltian Kuantitatif, Kalitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharto Edi. 2014. Analisis Kebjakan Publik. Bandung: Alfabeta
Tisngati, U., Martini, M., & Iriani, S. (2016). Implementasi Kebijakan Pendidikan Kecakapan Hidup Di Pkbm Berdasarkan Model Grindle. Jurnal Humaniora, 3(02).
Undangi-Undang No. 28 Tahu 2009 tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Wibawa, Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik. Yokyakarta: Graha Ilmu
Winarno Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Yandra, A., & Utami, B. C. (2018). Anomaly Kepentingan Elit Dalam Kebijakan Public Privat Partnership (PPP) di Kota Pekanbaru. Jurnal Niara, 11(2), 142-149.
L A M
P
I
R
A
N
Foto wawancara dengan Bapak Intje Arifin, S.Pd selaku Sekretaris Dinas Perdagangan
Foto Wawancara Dengan Ibu Dra. Fauziah Selaku Kabid Perdagangan
Foto keadaan di tengah pasar Kabupaten Pangkep
Foto saat ruko petak pasar terbakar
Foto ruko petak yang telah di renovasi
Foto struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Pangkep