• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Hasil uji statistik terhadap perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kedua kelompok pembelajaran disajikan pada Tabel 4.5 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 31.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji Independent Sample T-Test Jumlah

Siswa

Uji Levene

t db Sig.

(2 tailed)

F Sig.

60 0,211 0.648 2,519 58 0,015

2,519 57,930 0,015

Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 4.6 dengan taraf signifikansi 5% atau Ξ± = 0,05 diperoleh bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,015. Karena uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji satu pihak (pihak kanan), maka nilai sig. = 1

2 π‘₯ π‘›π‘–π‘Žπ‘– 𝑠𝑖𝑔. (2 βˆ’ π‘‘π‘Žπ‘–π‘™π‘’π‘‘) = 1

2 π‘₯ 0,015 = 0,0075. Karena nilai signifikansi (Sig.) yang diperoleh sebesar 0,0075 maka nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Jadi, keputusannya menolak H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran, baik pada kelas ekperimen maupun pada kelas kontrol telah mampu menstimulasi perkembangan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Namun, temuan ini merupakan hal yang wajar sebagai efek dari pembelajaran.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dan pembelajaran konvensional. Besarnya rata- rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips adalah sebesar 0,509. Sementara rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional sebesar 0,332. Besarnya rata-rata peningkatan tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Dari hasil uji-T Sampel Independen pada Tabel 4.6, diketahui bahwa perbedaan peningkatan tersebut signifikan. Dimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi secara signifikan dari peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Hasil di atas sejalan dengan temuan Fitri (2012: 80) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran Missouri Mathematics Project memberikan pengaruh lebih besar terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Hal ini dapat dipahami karena sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project sendiri, dimana pada pembelajaran Missouri Mathematics Project terdiri dari 5 langkah pembeajaran yaitu review, pengembagan, latihan terkontrol, seat work, dan penugasan (Krismanto, 2013: 13).

Temuan ini juga bersesuaian dengan kajian teori yang dilakukan, karena pada pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, siswa dihadapkan dengan pertanyaan yang terbuka dan familiar atau riil dalam pemikiran mereka. Hal ini menimbulkan ketertarikan dan kesediaan siswa untuk memahaminya lebih mendalam. Ketertarikan ini mendorong motivasi siswa untuk terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran, mereka saling berbagi ide dan strategi penyelesaiannya. Apalagi pembelajaran Missouri Mathematics Project ini dilaksanakan dengan setingan kelompok kecil. Pada awalnya siswa belajar secara berkelompok, setelah itu dilanjutkan dengan diskusi kelas.

Pada pembelajaran kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran MMP kolaborasi Talking Chips (kartu untuk berbicara). Jadi setiap kali siswa menjawab atau mengeluarkan pendapat, siswa tersebut harus memasukkan satu kartu ke dalam tempat yang telah disediakan. Jika kartu yang dimiliki siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kartunya masing- masing. Hal ini dapat meminimalkan dominasi siswa dalam proses pembelajaran.

Penggunaan kartu tidak terjadi pada kelompok kontrol, dimana siswa secara bebas menjawab soal yang sudah disiapkan. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam mengerjakan soal tersebut, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya mengandalkan siswa yang aktif (Hariyanto, Asto, & Putu, 2015: 3).

Dewi dan M.Suarsana (2015: 4) juga mengatakan Kelebihan dari Talking Chips adalah memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran berkelompok sering ditemui anggota kelompok yang terlalu dominan, Sebaliknya,juga ada anggota yang pasif dan hanya menyerahkan tanggung jawab kelompok pada anggotanya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Oleh karena itu, dengan penerapan teknik ini, semua siswa dalam kelompok terlibat sehingga tanggung jawab didalam kelompok merata dan tidak ada siswa yang terlalu dominan dan tidak ada pula yang terlalu pasif dalam kelompok.

Siswa pada kelas eksperimen siswa tampak lebih siap dalam mengikut i tahap pembelajaran dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan setiap anggota kelompok pada kelas eksperiman terbiasa dituntut aktif dengan adanya kartu untuk berbicara, tidak demikian dengan siswa pada kelas kontrol.

Beberapa siswa terbiasa mengandalkan teman sekelompoknya yang pintar dan aktif sehingga ketika mengerjakan soal yang sifatnya individu siswa- siswa tersebut tidak bisa optimal dalam bersaing secara individu dengan teman-teman lainnya.

Pada bab III sudah dijelaskan bahwa selama proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips, aktivitas guru di observasi oleh 1 (satu) orang observer. Tujuannya untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips yang digunakan guru selama pembelajaran di kelas.

Penilaian terhadap aktivitas guru menggunakan lembar observasi yang terdapat

pada Lampiran 16. Setiap aspek aktivitas guru dinyatakan dengan memberikan tanda ceklis (οƒΌ) pada kolom ya atau tidak.

Untuk pertemuan pertama dan kedua pada lembar observasi kegiatan guru dari 26 aspek kegiatan, observer memberikan tanda ceklis (οƒΌ) ya pada 26 aspek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ke 26 aspek kegiatan guru yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips sudah terlaksana.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Tanjungpinang dan pembahasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dalam pembelajaran matematika berpengaruh positif karena terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis, dimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Dari nilai rata-rata posttes kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika yang diberikan treadment naik menjadi 79,16 (meningkat sebesar 18,8) dibandingkan nilai rata-rata posttest kemampuan komunikasi matematis siswa yang tidak mendapatkan treadment naik menjadi 72,10 (meningkat sebesar 12,7). Kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0.509 sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,332. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Implikasi

Penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Tanjungpinang memberikan beberapa implikasi, antara lain:

1 . Penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2 . Penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab terhadap kelompoknya yang mengharuskan semua siswa dalam kelompoknya untuk ikut aktif dalam pembelajaran terutama pada saat berdiskusi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa khususnya.

3 . Pembelajaran yang dilakukan guru didalam kelas akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat membuat siswa lebih mengerti dengan pelajaran yang akan di ajarkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru matematika hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian berkaitan dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips agar dapat melakukan penelitian lain terkait model pembelajaran tersebut pada pokok bahasan dan kemampuan matematis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Adriani, Evelin, & Purwanto, S. (2009). Efektivitas brain gym dalam meningkatkan kecakapan matematika pada siswa sekolah dasar.

Agustyaningrum, N. (2011). Implementasi model pembelajaran learning cycle 5e untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.

Alba, F. Muttaqid, (2013). Keefektifan model pembelajaran generatif dan mmp terhadap kemampuan pemecahan masalah. kreano, jurnal matematika kreatif- inovatif 4(2): 131–137.

Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2015). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 cetakan ke-4. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aritonang, K. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 7(10): 11–21.

Asiyah, R. (2015). Pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) pada pokok bahasan garis dan sudut untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VII F SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung. Jurnal Pinus, 1:3 (Kediri: Pijar Nusantara).

Daryanto. (2009) Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:

Av Publisher.

Dewi, M. A. C., Sugiarta, I. M., Si, M., Suarsana, I. M., & Si, M. (2015). Penerapan pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa SD. Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, 3(1).

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakartaβ€―: Rineka Cipta.

Effendi & Adhar, L. (2012). Pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP. jurnal penelitian pendidikan 13(2): 1–10.

Evariyani. (2017). Pengaruh model pembelajaran matematika knisley (mpmk) kolaborasi brain gym terhadap kemampuan komunikasi matematis bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga(1): 1–16.

Fitri, A. (2012). Pembelajaran matematika dengan model Missouri Mathematics Project (MMP) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berpikir kritis matematis siswa: studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1Takengon. PhD Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Fahrurrozi, R. (2016) Pengaruh pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Universitas Hamzanwadi.

Hariyanto, Y., Asto, B., & Putu, I. G. (2015). Pengaruh metode pembelajaran tipe talking chips terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami model atom bahan semi konduktor di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 4(3).

Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Izzati, N. (2012). Peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa SMP melalui pendekatan pendidikan matematika realistik. PhD Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Krismanto, Al. (2013). Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Lestari, K.E., &, Yudhanegara. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: Refika Aditama.

Marliani, N. (2015). Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).

Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 5(1).

Miftakhul Jannahet.al. (2013). Penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) untuk meningkatkan pemahaman dan sikap positif pada materi fungsi. Karanganyar: Universitas Sebelas Maret,. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, 1:1.

Pane, Aprida, & Dasopang, D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman 3(2): 333–352.

Purnam, D. (2016). Pengaruh penerapan model pembelajaran matematika knisley terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Phd thesis, FKIP UNPAS.

R. Hake, Richard. (1999). Analyzing change/gain scores. American educational research associations division, measurement and research metodology. Hlm.

1- 28.

Ratnawati, E. (2014). Pengaruh penggunaan alat peraga terhadap pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran kontekstual.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Sugiyono. (2016). Metode Peneitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. cetakan ke 23. ALFABETA, CV. www.cvalfabeta.com.

Sumirat, L (2013). Efektifitas strategi pembelajaran kooperatif Tipe Think-Talk- Write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa. PhD Thesis, Universitas Terbuka.

Qahar, A. (2011). Apa dan bagaimana mengembangkan komunikasi matematika dalam pembelajaran matematika. Malang: Universitas Malang.

L A M P

I R A

N

SURAT IZIN PENELITIAN FAKULTAS Lampiran 1

SURAT IZIN PENELITIAN DINAS Lampiran 2

SURAT BALASAN PENELITIAN Lampiran 3

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS UJICOBA

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin

L/p

1 ADRIAN SAPUTRA VII.6 L

2 AGUNG FADILA VII.6 L

3 ALDI NUR PRIYANDOKO VII.6 L

4 ANGGIS PRATIWI VII.6 P

5 ASTIYAN SYARAH ASMARANI VII.6 P

6 BERNALDO SITUMEANG VII.6 L

7 CHIQUITA RAMADHANI VII.6 P

8 CRISTIN WIJAYA VII.6 P

9 DIMAS GALANG SAPUTRA VII.6 L

10 DINDA DELLA PUSPITA VII.6 P

11 GALIH RAKA SIWI VII.6 L

12 HENNY VII.6 P

13 JESIKA INDAH ROSALINA VII.6 P

14 JOHAN WAHYU DINATA VII.6 L

15 KEVIN AGUSTIO VII.6 L

16 M. DAVIN VII.6 L

17 M. NIKI SEPTIADI VII.6 L

18 MARCELLA OKTAVIANI VII.6 P

19 MUHAMMAD ALDI VII.6 L

20 MUHAMMAD CHAERUL NALVIN VII.6 L

21 NANDA AZAH SALSABILA VII.6 P

22 OLLIVIA VII.6 P

23 RAJA ANNISA VII.6 P

24 RIZKI RAMADHAN VII.6 L

25 ROBET VII.6 L

26 SITI AZHARA VII.6 P

27 TEDDY ADRIAN SYAH VII.6 L

28 TESA PUSPITA VII.6 P

29 YOGI ADE PANGESTU VII.6 L

Lampiran 4

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin

L/P

1 AHMAD ZAKY ARDITHO PATTIHAWEAN VII.4 L

2 ALFIL LAILA WANINGSIH VII.4 P

3 ANGGA SANJAYA VII.4 L

4 ARIEF KURNIAWAN VII.4 L

5 ARYA KUSUMA VII.4 L

6 AZRIAN VII.4 L

7 CHANDRA VII.4 L

8 DEWI CITRA CANTIKA VII.4 P

9 HAWA SALSABILA PUTRI VII.4 P

10 ILHAM MAULIDI VII.4 L

11 JESICA EVELIN GWEE VII.4 P

12 LILI KELLY RUBIANTI PASARIBU VII.4 P

13 M. ADE FATURULLAH VII.4 L

14 M. DAVID SAIFULLAH VII.4 L

15 MUHAMAD RENALDI VII.4 L

16 MUHAMMAD RAFI MUHAZIR VII.4 L

17 MUHAMMAD RAFLI VII.4 L

18 MUHAMMAD VICKO FERNANDA VII.4 L

19 NABILA ROSIDA AMELIA VII.4 P

20 NAKULA ADRIANSYAH VII.4 L

21 PANJI PUTRA HARIS ARDIYANTO VII.4 L

22 PEBIOLA HASIBUAN VII.4 P

23 RANDI WILLIAM VII.4 L

24 RIFAL KURNIA RAHMAN VII.4 L

25 RIYADI ADAM SYAPUTRA VII.4 L

26 SABRINA ZAHRA VII.4 P

27 SELVIANA ZAHERA VII.4 P

28 SISILIA MARSIA LAEYN VII.4 P

29 TANIA AYU LESTARI VII.4 P

30 VIRA VANIRA VII.4 P

Lampiran 5

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS KONTROL

No Nama Siswa Kelas Jenis kelamin

L/P

1 AKHMED HAFIDZ VII.5 L

2 ANDREE SETIAWAN VII.5 L

3 ANGGA FEBRIANSA VII.5 L

4 ARDIANTO VII.5 L

5 ARIEL DWI NUGROHO VII.5 L

6 BILLY JAYANTO PRADEWA VII.5 L

7 DELVINIA PUTRI VII.5 P

8 DICKY SURYA DESWANDA VII.5 L

9 ELSA WULANDARI VII.5 P

10 FERDIAN CRIS VII.5 L

11 FIKA SUCI MUTIA VII.5 P

12 INDRI YULIAWATI VII.5 P

13 JODI FIRMANSYAH VII.5 L

14 KAREN ANGELA SHEBI VII.5 P

15 LITA HARLENA VII.5 P

16 MAIKEL VII.5 L

17 MAULANA AKBAR VII.5 L

18 MUHAMMAD ILHAM GUNADI VII.5 L

19 NURINURSELLA VII.5 P

20 NURRADA RAMANDA VII.5 P

21 RAMA AKBAR APRILIANDI AZIS VII.5 L

22 REVIYANA VII.5 P

23 RIZKI HARDIANTO VII.5 L

24 SHILVI JUNIA KATRIN VII.5 P

25 SOPIAN VII.5 L

26 STIVEN LIM VII.5 L

27 SYANDIKA NUGRAHA VII.5 L

28 THALITA NOVA NINGSIH VII.5 P

29 WA ODE RAHMA VII.5 P

30. Wendi VII.5 L

Lampiran 6

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 6 Tanjungpinang Materi Pokok : Statistika

Kelas : VII Sub Materi : Penyajian Data

Mata Pelajaran : Matematika Alokasi wakt u : 60 menit (2 JP)

Semester : II (Dua)

KOMPETENSI ISI :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Lampiran 7

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk Jenis

Tagihan Contoh Soal dalam Tagihan 3.12 Menganalisis

hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)

4.12Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram

batang, dan diagram

lingkaran.

Penyajian Data

ο‚· Menyebutka n cara mengumpul ka n data

ο‚· Menyajika n data dalam bentuk tabel

ο‚· Menyajikan data dalam bentuk batang

ο‚· Menyajika n data dalam bentuk garis

ο‚·

Menyajika n data dalam bentuk lingkaran

ο‚· Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari

ο‚· Memahami cara mengumpulkan data

ο‚· Mengolah data

ο‚· Membaca diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran

ο‚· Menyajikan data dalam bentuk diagram batang

ο‚· Menyajikan data dalam bentuk diagram garis

ο‚· Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran Menafsirkan

diagram garis,

Tes tertulis

Uraian Kelompok Tugas

1. Banyak siswa kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang disajikan dalam tabel distribusi berikut.

Kelas

Banyak siswa

Laki-laki Perempuan

7A 14 18

7B 15 16

7C 11 18

7D 12 16

7E 15 18

7F 17 19

Jumlah 84 105

a. Jumlah siswa terbanyak ada di kelas ?

b. selisih tertinggi siswa laki-laki dan perempuan ada di kelas ?

2. Siswa SMP Negeri 6 Tanjungpinang terdiri dari beberapa suku, 30% berasal dari suku Jawa, 10% dari suku Sunda, 50% dari suku Minang, dan sisanya suku Batak. Gambarkan data di

atas dalam bentuk

diagram lingkaran.

60 menit

ο‚· Buku Matemati ka Kelas VII SMP/MTs Kurikulu m 2013

ο‚· Lembar Kerja Peserta

Didik

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajara

n

Tujuan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk Jenis

Tagihan Contoh Soal dalam Tagihan diagram batang,

dan diagram lingkaran

3. Diagram lingkaran berikut menunjukkan kegemaran 200 siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di suatu sekolah. Tentukan banyak siswa yang gemar Voli ?

Tanjungpinang, Mei 2019 Mengetahui,

Guru Mata pelajaran Peneliti

Dwi Julianti Ningsih, S.Pd Erizka Sry Indah Lestari NIP. - NIM. 150384202009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMPN 6 Tanjungpinang Kelas /Semester : VII/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Penyajian Data Alokasi Waktu : 2 pertemuan (5 JP)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1. 6.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)

6.12.1 Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari

6.12.2 Memahami cara mengumpulkan data

6.12.3 Mengolah data

Lampiran 8

6.12.4 Membaca diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran

2. 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran.

4.12.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram batang

4.12.2 Menyajikan data dalam bentuk diagram garis

4.12.3 Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran

4.12.5Menafsirkan diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menyebutkan cara mengumpulkan data 2. Menyajikan data dalam bentuk tabel 3. Menyajikan data dalam bentuk batang 4. Menyajikan data dalam bentuk garis 5. Menyajikan data dalam bentuk lingkaran Fokus nilai-nilai sikap

1. Religius 2. Disiplin 3. Percaya diri 4. Kerjasama

D. Materi Pembelajaran

Penyajian data dapat dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk diagram. Diagram tersebut dapat berupa lingkaran, batang, atau garis. Tujuan dari penyajian data adalah untuk mempermudah membaca data. Contoh : Diberikan sejumlah data seperti di bawah.

β€œDaftar Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang”

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43, 40, 40,43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42, 43, 41, 43, 44,41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

Data di atas akan di sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis. Sebelumnya, untuk mempermudah prosesnya, data di atas dirubah ke dalam tabel distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel berikut.

No. Berat Badan Frekuensi

1. 40 kg 6

2. 41 kg 12

3. 42 kg 15

4. 43 kg 18

5. 44 kg 9

Jumlah 60

Dengan menggunakan tabel frekuensi di atas, kita akan membuat penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.

b. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah gambar yang berbentuk lingkaran dan berfungsi untuk menyajikan data. Pada diagram lingkaran, setiap kelompok data diwakili oleh juring-juring lingkaran sehingga satu lingkaran penuh mewakili keseluruhan data.

Penyajian dalam bentuk diagram lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam bentuk derajat dan persen.

1) Diagram Lingkaran dalam Derajat (o) Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Berat 40 kg = 6

60Γ—360 = 360 Berat 41 kg =12

60Γ— 360 = 720 Berat 42 kg = 15

60Γ— 360 = 900 Berat 43 kg = 18

60Γ— 360 = 1080 Berat 44 kg = 9

60Γ— 360 = 540

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

2) Diagram Lingkaran dalam Persen (%) Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Berat 40 kg = 6

60Γ— 100% = 10%

Berat 41 kg = 12

60Γ— 100% = 20%

Berat 42 kg = 15

60Γ— 100% = 25%

Berat 43 kg = 18

60Γ—100% = 30%

Berat 44 kg = 9

60Γ— 100% = 15%

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

b. Diagram batang

Diagram batang merupakan gambar batang yang digunakan untuk memudahkan membaca data. Batang-batang disusun secara vertikal, tinggi batang menunjukkan banyaknya data. Sumbu horizontal menunjukkan macam data.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar di bawah.

c. Diagram garis

Diagram garis adalah diagram yang menyajikan suatu data dengan menggunakan garis. Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir sama dengan diagram batang, bedanya terletak pada langkah akhirnya. Pada diagram batang hasil akhinya adalah menggambar batangnya. Pada diagram garis, kita hanya perlu menarik garis dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data yang diketahui. Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada gambar di bawah.

E. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips 3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media : Papan Tulis, Kartu berbicara

2. Alat : Spidol, Penggaris, Busur Derajat, Jangka G. Sumber Belajar

1. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. (2016). Matematika Jilid II untuk SMP Kelas VII.

Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 30 menit ) Waktu

Kegiatan Pendahuluan Guru :

Orientasi

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

● Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

➒ Mengenal Data dan cara menyajikan data

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

● Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

5

menit

Dokumen terkait