• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

55

𝑷 = 𝒇

𝑡× 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =πŸπŸ‘πŸ•

πŸπŸ—πŸΓ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 71,35%

Berdasarkan uraian di atas bahwa pada tahap setelah menggunakan desain lego, skor yang didapat saat dilakukan uji coba di TK Hidayatullah adalah 71,35%

berada pada kategori sangat efektif.

permainan edukatif yang peneliti kembangkan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Tahap ketiga yaitu desain produk dimana hasil dari pengumpulan data dirumuskan menjadi rancangan dari produk yang dikembangkan. Tahap pertama adalah dengan membuat prototipe berupa skema atau rancangan kasar dari produk yang akan dibuat. Setelah prototipe dibuat. Kemudian melakukan pengembangan prototipe diawali dengan menyusun materi pembelajaran, membuat media Lego dari desain yang diberikan, menyusun evaluasi, selanjutnya menyusun media Lego secara keseluruhan. Pembuatan desain lego sesuai dengan perencanaan dan desain yang sesuai dengan tujuan pembuatan atau pengembangan media tersebut.

Desain Lego yang dibuat untuk meningkatkan kognitif anak.

Tahap keempat adalah validasi desain dan uji coba produk tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan, kritikan, dan saran terhadap desain lego serta perbaikan dan penyempurnaan desain. Dimana hasil desain awal lego mendapatkan nilai yang kurang baik dari beberapa validator nilai presentase 50%

dan berada pada kategori kurang valid. Sehingga dengan adanya hasil validasi pertama dari validator desain lego harus diperbaiki lagi bagian yang belum sesuai atau belum layak digunakan dalam pembelajaran kognitif anak usia dini.

Tahap selanjutanya yaitu revisi produk dimana hasil revisi keduanya mendapatkan nilai yang sangat baik dari beberapa validator dengan skor rata-rata presentase 75% dan berada pada kategori valid. Sehingga dengan adanya hasil validasi kedua dari beberapa ahli, desain lego dapat diuji cobakan pada anak usia5-6 tahun.

Kemudian tahap selanjutnya yaitu uji coba pemakaian peserta didik di TK Hidayatulah setelah menggunakan desain lego, skor yang didapat saat dilakukan uji coba adalah 71,35% berada pada kategori sangat efektif, jadi dapat

57

disimpulkan bahwa desain lego efektif jika diterapkan oleh sekolah dalam meningkatkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

Dari hasil yang didapatkan dalam pengembangan desain lego ini dapat dikatakan bahwasannya desain lego ini sangat cocok digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Kognitif adalah proses berpikir, menalar, mengingat, menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dan memproses informasi. Jadi orang dewasa atau anak tersebut dapat memperoleh informasi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada bagaimana anak belajar, memperhatikan, mengamati, membayangkan, mengevaluasi, dan berpikir tentang lingkungannya. Penggunaan penerapan desain lego sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Karena dari desain yang diberikan memberikan pengetahuan baru untuk anak, disamping itu lego yang memiliki warna yang berwarna-warni, dan dapat dibuat beraneka bentuk dan dapat dibongkar dan dipasang sesuai keinginan. Desain yang diberikan juga dapat mengembangkan imajinasinya dan menfokuskan konsentrasi mengikuti arahaan yang diberikan17.

Perkembangan kognitif anak prasekolah usia 5 sampai 6 tahun yang diberikan stimulasi permainan konstruktif lego dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan stimulasi permainan konstruktif lego. Permainan lego ini memberikan dampak yang positif pada anak, karena anak dapat merangsang otak kanannya untuk berfikir dalam menyelesaikan permainan konstruktif lego. Anak bermain dengan menggunakan mainan yang nyata, anak akan belajar banyak hal seperti warna ukuran, bentuk, besar kecil, berat ringan, kasar halus, selain itu anak

17 Rani Yulianti. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern Dan

Tradisional. Jakarta: Laskar Aksara. 2009.

juga akan belajar mengelompokkan benda, warna benda, ciriciri benda dan sifat- sifat benda.18

Bermain lego dapat Membantu mengasa kemampuan Kognitif anak usia dini seperti melatih ingatan baik anak. Guru memerintahkan anak untuk membuat kreasi seperti bangunan, robot, kendaraan, dan lainnya sesuai dengan keinginan anak dan di Sini anak mengingat bangunan atau bentuk apa saja yang pernah ia lihat yang dapat ia buat dengan lego. Lego juga dapat mengasah daya konsentrasi baik anak, dimana lego melatih anak untuk berkonsentrasi membuat karya dalam kegiatan bermain lego dan berkonsentrasi menyelesaikan karyanya.19 Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak bidang pengembangan kognitif merupakan salah satu kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh anak adalah anak mampu memahami konsep sederhana, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan hasil belajar pemahaman tentang anak dapat membangun sebuah Bangunan yang di inginkannya, indikator atau tingkat pencapaiannya diharapkan adalah: anak dapat mengenal warna dasar (merah, kuning, biru), anak dapat mengenal bentuk geometri (segitiga, lingkaran, segiempat), anak dapat menyusun benda dari besar – kecil atau sebaliknya.20 Permainan ini bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak karena

18Tiffany Atia Aristi, Rozi Sastra Purna, Afriwardi Afriwardi. Pengaruh Pemberian Stimulasi Permainan Konstruktif Lego terhadap Perkembangan Kognitif pada Anak Prasekolah Usia 5 Sampai 6 Tahun. Menara Medika. 2021. 3(2).

19Julia Luly, Irvin Novita Arifin, Nunung Suryana Jamin. Deskripsi Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Kegiatan Bermain Lego di TK Kartini. Student Journal of Early Childhood Education. 2023. 3(1), 09-16.

20Yuniarni, Desni. "Pengembangan Potensi Kognitif Anak Melalui Bermain Konstruksi dengan Lego di TK. KARTIKA V-49 Pontianak." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Khatulistiwa (JPPK). 2015. 2.3.

59

bermain Lego membutuhkan imajinasi dan daya pikir pemainnya. Model tertentu yang diinginkan pemain seperti gedung, hewan, kapal, maupun bentuk lainnya menjadi buah karya yang bisa memacu daya pikir otak serta dapat memperagakan hasil imajinasinya.21

Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh dinda maulidia bahwasa nya kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan anak yaitu mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran. Mengenalkan konsep bentuk, warna, dan ukuran pada anak penting dilakukan sebab warna, bentuk dan ukuran merupakan ciri yang paling terlihat dalam dunia sekeliling kita dan dapat membantu anak menyelesaikan masalah dalam kehidupannya serta beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa apabila dengan adanya permainan lego, perkembangan kognitif anak dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya seperti anak dapat mengenal warna, mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk serta anak dapat memahami konsep besar atau kecil. Sesuai dengan menu pembelajaran generik anak usia dini tahun 2009 bahwa perkembangan kognitif anak usia 3-4 tahun dikatakan berkembang jika: (1) anak dapat mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran, (2) dapat mencocokkan hingga 11 warna, (3) dapat menunjuk hingga 6 warna yang disebutkan, (4) mencocokkan dua bentuk, (5) memahami konsep besar atau kecil22.

Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan anak yaitu mengenal konsep bentuk, warna, dan ukuran. Mengenal konsep warna, bentuk, dan ukuran

21 Lestari, Sari Ari. "Pengaruh Penerapan Permainan Susun Balok terhadap Kreativitas Anak Kelompok B di TK Samaturu Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan." Jurnal Gizi Ilmiah: Jurnal Ilmiah Ilmu Gizi Klinik, Kesehatan Masyarakat dan Pangan 2.1.2016.: 44-56.

22Dinda Agustin Maulida, Arif Tukiman Hendrawaijaya, Niswatul Imsiyah. Hubungan Antara Permainan Lego Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini di Play Group Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jember. Jurnal Edukasi, 2018. 5(1), 9-11.

pada anak penting dilakukan sebab warna, dan ukuran pada anak penting dilakukan dan merupakan ciri yang paling terlihat dalam dunia sekeliling kita dan dapat membantu anak menyelesaikan masalah dalam kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa apabila adanya desain lego ini perkembangan kognitif anak dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya seperti anak dapat mengenal warna, mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk serta anak dapat memahami konsep besar atau kecil. Permainan lego adalah permainan yang memacu kreativitas anak, permainan berbentuk balok-balok plastic berwarna- warni ukuran mini yang dapat disusun menjadi beragam bentuk.23

Dari penelitian sebelumnya dan penelitian pengembangan yang dilakukan sekarang maka dapat dikatakan permainan Lego sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini pada usia 5-6 tahun.

23Dinda Agustin Maulidia, Hubungan Antara Permainan Lego Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini di Play Group Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jember. Jurnal Edukasi, 2018.

Volume 5, Nomor 1.

61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari desain lego yang telah diterapkan sehingga memperoleh hasil yang valid, efektif, dan praktis melalui proses pengembangan. Berikut ini kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Proses pengembangan desain lego mengikuti tahapan model pengenmbangan Borg and Gall yang terdiri dari: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba produk, Revisi Produk, uji coba pemakaian, dan hasil Produk.

2. Desain lego yang telah memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis. (1) Ktiteria valid dapat dilihat dari hasil validasi desain lego telah memenuhi kriteria valid (2) Kriteria praktis diperoleh dari asil penilaian praktikalitas yang dilakukan oleh praktisi, di mana hasil pada lembar angket praktikalitas memenuhi kategori praktis (3) Kriteria efektif dapat dilihat dari hasil nilai test kedua setelah menggunakan desain lego terjadi peningkatan kemampuan kognitif anak yaitu skor yang didapat saat dilakukan uji coba di TK Hidayatullah adalah 71,35% berada pada kategori sangat efektif.

B. Saran

Berdasarkan yang telah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Pihak sekolah seharusnya memfasilitasi para pendidik untuk ikutdalam pelatihan-pelatihan pengembangan media atau alat permainan edukatif untuk memperluas sumber wawasan dari tenaga pendidik.

2. Guru sebaiknya lebih kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik.

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

Andrasyah,R. Tutorial E-Uacation Terintegrasi Google Aplication Programming Interface (Api), Bandung: Kreatif Industri Nusantara. 2019.

Aqib, Zainal. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia. 2011.

Aristi, T. A., Purna, R. S., & Afriwardi, A. Pengaruh Pemberian Stimulasi

Permainan Konstruktif Lego terhadap Perkembangan Kognitif pada Anak Prasekolah Usia 5 Sampai 6 Tahun. Menara Medika, 2021.

Betharia E. Pengembangan Alat Permainan Edukatif Dengan Media Puzzle Telur Pintar (PUTEPIN) Untuk mengenalkan Angka Pada Anak Usia Dini di TK Aisyiyah 1 Bustanul Athfal Cirip Tengah Kabupaten Bejang Lebong.

Thesis (Montreal: Univeraitas Islam Negeri (UIN). 2022.

Cahyo, N. A, Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak, Jogjakarta: Flashbooks. 2011.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

2011

Fadlillah, M. Buku ajar Bermain dan Permainan anak usia dini. Prenada Media Group. 2017.

Fadlillah, M. Buku ajar bermain & permainan anak usia dini. Prenada Media.

2019.

Heryanti, V. Meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui permainan tradisional congklak. Universitas Bengkulu. 2014.

Jalil, A. Pengembangan Media Permainan Lego Huruf Pada Anak Usia Dini, Tesis. (Doctoral dissertation, Pascasarjana). 2011.

Khadijah, Pengembangan Kognitif anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.

2016.

Lestari, S. A. Pengaruh Penerapan Permainan Susun Balok terhadap Kreativitas Anak Kelompok B di TK Samaturu Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Gizi Ilmiah: Jurnal Ilmiah Ilmu Gizi Klinik, Kesehatan Masyarakat dan Pangan. 2016.

Luly, J., Arifin, I. N., & Jamin, N. S. Deskripsi Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Kegiatan Bermain Lego di TK Kartini. Student Journal of Early Childhood Education. 2023.

Luo, S. J., Yue, Y., Huang, C. K., Chung, Y. H., Imai, S., Nishita, T., & Chen, B.

Y. Legolization: Optimizing lego designs. ACM Transactions on Graphics (TOG), 34(6). 2015.

Maulida, D. A., Hendrawaijaya, A. T., & Imsiyah, N. Hubungan Antara Permainan Lego Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini di Play Group Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jember. Jurnal Edukasi. 2018.

Maydiantoro, A. Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and Development). Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia (Jpppi). 2021.

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling. 2022.

Purnama, S. Metode penelitian dan pengembangan: pengenalan untuk mengembangkan produk pembelajaran bahasa Arab. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2016.

Purwanto, N. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009.

Rafiqah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konktivisme.

Alauddin Unversity Press. 2013.

Santi, A. M. Pengaruh Penerapan Permainan Lego terhadap Kemampuan Kognitif Anak Kelompok A di TK Istana Balita Surabaya. Jurnal Unesa. 2013.

Saputra, A. Pendidikan anak pada usia dini. At-Ta'dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam. 2018.

Sarnawiah, S., & Yensy, N. A. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII-2 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu melalui Model Discovery Learning (DL). Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia. 2019.

Soebachman, Agustina. Permainan Asyik Bikin Anak Pintar. Yogyakarta: IN AzNa Books. 2012.

65

Sriwahyuningsih. Alat Permainan Edukatif (APE) PAUD Berbasis Potensi Lokal. Bandung: Mitra Sarana. 2012.

Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sujiono. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. 2014.

Sujiono. Nurani Yuliani. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: PT Gramedia.

2015.

Susanto, A. Perkembangan Anak Usia Dini: pengantar dalam berbagai aspeknya.

Jakarta: Kencana. 2011.

Syafrina, R. & Adiningsih, V. E. Efektivitas Bermain β€œLego” Untuk Eningkatkan Perkembangan Kognitif Berpikir Simbolik Anak Usia 4–5 Tahun.

Motivasi. Jurnal Psikologi. 2020.

Tinta, N. Penggunaan Alat Permainan Edukatif Lego dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Tahun 3-4 Tahun di Creativkids And U Art Bandar Jaya Timur. Lampung: Skripsi. 2018.

Trianto. Mendesain Model Pembelajran Inovatif, Progresif, Dam Konstektual (Ke-3). Jakarta: Kencana. 2017.

Wulan, A, S. Pengembangan media pembelajaran berbantuan web dengan pendekatan etnomatematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Disertasi: Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung. 2017.

Yulianti Angkasa, R. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta:

Lascar. 2014.

Yulianti, Rani. 2009. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern Dan Tradisional. Jakarta: Laskar Aksara.

Yuniarni, D. Pengembangan Potensi Kognitif Anak Melalui Bermain Konstruksi dengan Lego di TK. KARTIKA V-49 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 2015.

Yusuf, M. Metodelogi Penelitian. Skripsi (Padang: UNP Pers). 2015.

LAMPIRAN 3

CARA PEMBUATAN

DESAIN LEGO

81

86

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI

Gambar 1. Anak Bernyanyi Bersama Guru

Gambar 2. Anak Mewarnai Gambar

88

Gambar 3. Anak Belajar Menggunakan Buku Bergambar

Gambar 4. Anak Membaca Doa Sehari-Hari

Gambar 5. Anak Membuat Desain Lego Sesuai Dengan Imajinasinya

Gambar 6. Anak membuat Desain bentuk pistol

90

Gambar 7. Anak membuat desain bentuk Komodo

Dokumen terkait