• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data hasil dari penelitian ini berisi masukan dari ahli media dan ahli kepraktisan terhadap kualitas produk yang telah dikembangkan ditinjau dari beberapa aspek yang menjadi sebuah penilaian sehingga hasil masukan dari beberapa ahli dilakukan sebuah revisi.

Data kualitatif diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik, dan saran yang diperoleh dari hasil kajian ahli media yang telah disampaikan kepada peneliti.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari analisis angket ahli materi, ahli media, dan serangkaian hasil uji coba skala kecil yang kemudian diolah menjadi data kualitatif dan dijadikan patokan untuk merevisi produk pengembangan desain Lego untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Tidak semua data yang dianalisis baik kualitatif maupun kuantitatif dijadikan dasar untuk merevisi produk. Data dijadikan revisi produk adalah data yang telah melalui analisis.

1. Analisis data kevalidan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Dengan data kualitatif yang diperoleh berupa penilaian dari ahli media, serta hasil uji kepraktisan oleh guru. Hasil analisis ini digunakan dalam melakukan memperbaiki serta merevisi desain lego untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di TK Hidayatullah Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

Dengan data kuantitatif yang berupa penilaian melalui angket dari para ahli yang kemudian peneliti melakukan perhitungan terkait tingkat kelayakan produk tersebut. Angket respon bersifat kuantitatif data dapat diolah secara penyajian presentase dengan menggunakan skala likert sebagai skala pengukur.

Pengukuran skor data interval dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban responden dengan rumus sebagai berikut:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴× 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

P : Presentasi data

R : Jumlah skor yang diperoleh SM : Jumlah skor maksimum9

Kemudian validator mengisi angket dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kategori yang telah disediakan oleh peneliti berdasarkan skala likert yang terdiri dari 4 skor penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan10 Presentasi Nilai Kriteria

81% - 100% Sangat Valid

61% - 80% Valid

41% - 60% Cukup Valid

21% - 40% Kurang Valid 0% - 20% Sangat kurang Valid

9M Ngaling Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009).

10Anas Sudijono. Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)

41

2. Analisis data keefektivan

Efektifitas desain lego dilihat dari hasil test kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dengan menghitung rata-rata nilai peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan desain.11

Rata-rata nilai dari sebelum dan sesudah menggunakan desain lego kemudian dicocokkan pada tabel kriteria keefektifan desain lego sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Keefektifan12

Interval Kriteria

70-100 Sangat Efektif

51-69 Efektif

26-50 Cukup Efektif

1-25 Tidak Efektif

3. Analisis data kepraktisan

Analisis data kepraktisan bertujuan untuk mengetahui apakah desain lego yang dikembangkan peneliti praktis atau tidak. Desain Lego dikatakan praktis apabila guru dan siswa dapat mengetahui bagaimana menggunakan desain lego secara benar dan maksimal tanpa ada kendala dalam penggunaanya. Analisis terhadap kepraktisan desain lego diperoleh dari hasil analisis data dari respon guru dan siswa setelah uji coba produk dan mengisi angket dengan memberikan tanda

11Sarnawiah, Nurul Astuty Yensy. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII-2 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu melalui Model Discovery Learning (DL). Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 2019. 4(2), 47-57. ISO 690

12Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2010).

(√) terhadap kategori yang diberikan pada peneliti berdasarkan skal likert yang terdiri atas 4 skor penilaian.

Hasil angket respon guru akan dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴× 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

P : Presentasi data

R : Jumlah skor yang diperoleh SM : Jumlah skor maksimum13

Tabel 3.914

Kriteria Angket Respon Guru Nilai Kepraktisan Kriteria

81 – 100 Sangat Praktis 61 βˆ’ 80 Praktis 41 βˆ’ 60 Cukup Praktis 21 βˆ’ 40 Kurang Praktis

0 βˆ’ 20 Tidak Praktis

13Elfia Betharia, β€œPengembangan Alat Permainan Edukatif Dengan Media Puzzle Telur Pintar (PUTEPIN) Untuk mengenalkan Angka Pada Anak Usia Dini Di TK Aisyiyah 1 Bustanul Athfal Cirip Tengah Kabupaten Bejang Lebong”, Thesis (Montreal: Univeraitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu, 2022), h. 64

14 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2010).

43 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Bagaimana Proses Pengembangan desain Lego Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di TK Hidayatullah Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng

Hasil yang didapat dalam penelitian desain lego untuk meningkatkan kogntif anak usia 5-6 tahun di TK Hidayatullah Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng yang telah dilaksanakan melalui prosedur pengembangan yang dilandasi oleh model pengembangan Borg and Gall. Proses yang dilakukan peneliti, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Uji coba produk, (6) Revisi produk, (7) Uji coba pemakaian, (8) Hasil produk.

a. Potensi dan Masalah

Pelaksanaan wawancara, pemeriksaan dokumen hasil pembelajaran, dan permasalahan yang terdapat di TK Hidayatullah Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, yaitu cara yang dilakukan untuk meningkatkan hasil kognitif siswa di sekolah tersebut dengan menggunakan buku cerita, menulis, menggambar, dan lain-lain. Kehadiran dari desain media yang diberikan peneliti maka anak lebih percaya diri, berani bertanya, dan menambah wawasan yang lebih luas mengenai materi yang diutarakan oleh guru dalam pembelajaran.

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang didapat dipakai untuk memperkuat ataupun melengkapi data yang didapat melalui data dan hasil belajar kognitif anak dan wawancara terhadap guru terkait dengan permasalahan di TK Hidayatullah tersebut, serta rencana pembuatan media Lego untuk meningkatkan kognitif.

Kemudian melaksanakan literature dan pemeriksaan dokumen pada data yang

telah ada. Pengumpulan data, juga dilakukan menggunakan kusioner atau angket yang dinilai oleh ahlinya.

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam sebuah pembelajaran ada banyak karakter yang muncul pada setiap anak, ada anak yang mudah menerima penjelasan dan ada pula yang dijelaskan berkali-kalipun ia masih bingung. Tingkat kemampuan kognitif anak di TK Hidayatullah berbeda- beda. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan dengan guru di TK Hidayatullah, kemampuan kognitif anak yang berbeda-beda menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dalam kelas. Sehingga dari analisis tersebut alat permainan edukatif yang peneliti kembangkan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak.

c. Desain produk

Hasil dari pengumpulan data dirumuskan menjadi rancangan dari produk yang dikembangkan. Tahap pertama adalah dengan membuat prototipe berupa skema atau rancangan kasar dari produk yang akan dibuat. Setelah prototipe dibuat. Kemudian melakukan pengembangan prototipe diawali dengan menyusun materi pembelajaran, membuat media Lego, menyusun evaluasi, selanjutnya menyusun media Lego secara keseluruhan. Pembuatan desain media Lego sesuai dengan perencanaan dan desain yang sesuai dengan tujuan pembuatan atau pengembangan media tersebut. media Lego untuk meningkatkan kognitif dirancang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar. Berikut merupakan langkah langkah dalam mendesai produk.

45

Gambar 4.1 Desain Komodo

Link youtube: https://youtu.be/kvrkgkZF9uw?si=xZPfvt_lMq4wTEn_

Jumlah lego yang digunakan dalam pembuatan desain komodo ini adalah sebanyak 20 pcs Lego, dimana pada bagian kaki komodo terdapat 8 lego yang digunakan, yang terdiri dari 4 pcs lego yang memiliki 4 studdied dan 4 pcs lego yang memiliki 8 studdied. Lalu pada bagian badan desain komodo menggunakan 7 pcs lego yang memiliki 8 studdied. Pada bagian leher desain komodo menggunakan 1 pcs lego yang memiliki 4 studdied . pada bagian kepala desain komodo menggunakan 1 pcs lego yang memiliki 8 studdied. Dan pada bagian ekor komodo menggunakan 3 pcs lego yang memiliki 8 studddied.

Desain komodo ini bisa dibuat menjadi beberapa ukuran seperti small Size (Ukuran Kecil), Medium Sized (Ukuran Sedang), dan Large (Besar).

Banyaknya jumlah pcs lego yang digunakan pada desain komodo dengan beberapa ukuran yaitu sebagai berikut:

1. Small Size menggunakan 18 pcs lego yang terdiri dari 8 pcs lego pada bagian kaki, pada bagian badan komodo menggunakan 5 pcs lego, pdada bagian kepala dan leher menggunakan 2 pcs lego, dan pada bagian ekor menggunakan 3 pcs lego.

2. Medium Size menggunakan 20 pcs Lego yang terdiri dari 8 pcs lego pada bagian kaki, pada bagian badan komodo menggunakan 7 pcs lego, pada bagian kepala serta leher menggunakan 2 pcs lego, dan pada bagian ekor menggunakan 3 pcs lego.

3. Large menggunakan 29 pcs lego, yang terdiri dari 15 pcs lego pada bagian badan, 2 pcs lego pada bagian leher dan kepala komodo, 4 pcs pada bagian ekor komodo, 8 pcs pada bagian kaki komodo.

Gambar 4.2 Desain Pistol

Link youtube: https://youtu.be/Q_sZ5yyCXCk?feature=shared

Jumlah lego yang digunakan dalam pembuatan desain pistol ini adalah sebanyak 17 pcs lego, yang terdiri dari 6 pcs lego yang memiliki 8 studdied, 5 pcs lego yang memiliki 4 studdied, dan 6 pcs lego yang memiliki 12 studdied.

Desain pistol ini bisa dibuat dalam beberapa ukuran seperti ukuran kecil, sedang, dan besar. Banyaknya jumlah pcs lego yang digunakan pada desain pistol dengan beberapa ukuran yaitu sebagai berikut:

1. Ukuran kecil menggunakan 13 pcs lego, yang terdiri dari 3 pcs lego yang memiliki 8 studdied, 5 pcs lego yang memiiki 4 studdied, dan 5 pcs lago yang memiliki 12 studdied.

2. Ukuran sedang menggunakan 17 pcs lego yang terdiri dari 6 pcs lego yang memiliki 8 studdied, 5 pcs lego yang memiliki 4 studdied, dan 6 pcs lego yang memiliki 12 studdied.

3. Ukuran Besar menggunakan 38 pcs lego, yang terdiri dari 16 pcs lego yang memiliki 8 studdied, 14 pcs lego yang memiliki 5 studdied, dan 8 pcs lego yang memiliki 12 studdied.

47

d. Validasi desain

Validasi desain merupakan kegiatan penilaian yang telah dirancang dan telah divalidasi produk oleh ahli yang berkompoten dibidangnya sesuai studi kasus yang diangkat.15

e. Uji coba produk

Setelah melakukan validasi desain, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba produk. Dimana yang melakukan uji coba ini adalah validator ahli media yang telah ditunjuk, dalam hal ini validator lah yang akan menguji produk tersebut. Menurut Emzir, uji coba dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari produk yangtelah dikembangkan16. Sehingga, dengan adanya hasil validasi pertama dari beberapa ahli, desain lego harus diperbaiki lagi bagian yang belum sesuai atau belum layak digunakan dalam pembelajaran.

f. Revisi Desain Produk

Setelah dilakukan penilaian desain produk pertama yang dilakukan oleh validator ahli media, ahli materi, dan ahli praktisi maka didapat beberapa saran untuk meningkatkan kualitas produk. Revisi dilakukan sesuai saran dari validator atau dosen pembimbing.

g. Uji Coba Pemakaian

Tahap uji coba ini juga akan melibatkan anak dalam menggunakan media desain lego untuk meningkatkan kognitif pada anak usia 5-6 tahun.

h. Hasil Produk

15Roni Andrasyah, tutorial E-uacation Terintegrasi google Aplication Programming Interface (API), Bandung: Kreatif Industri Nusantara, 2019), hal.49

16Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Hal. 273

Hasil dari desain lego yang diberikan dapat meningkatkan kognitif anak dengan melihat hasil nilai pre test dan post test yang telah dilaksanakan.

2. Bagaimana Validitas, Kepraktisan, dan keefektifan desain Lego untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di TK Hidayatullah Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng a. Uji Validitas

1. Hasil Validasi Ahli Media I

Desain awal divalidasi ahli media, pada penelitian ini ahli media yang ditunjuk yaitu ibu Dr. Ulfiani Rahman, M.Si dimana hasil validasi pertama oleh ahli media pada desain lego yaitu:

Tabel 4.1

Hasil Penilaian Ahli Media I

No. Indikator Karakteristik Penilaian

1 2 3 4

1 Pemilihan bahan dasar

Bahan yang digunakan aman dan tidak mudah rusak.

√ 2 Mengembangkan

aspek

perkembangan pada anak

Aspek kognitif. √

3 Ketepatan dalam memilih desain lego

Desain yang dipilih sesuai dengan anak usia 5-6 tahun.

√

4 Ketepatan dalam memilih warna

Warna yang dipilih bervariasi sehingga menimbulkan efek ketertarikan pada anak.

√

5 Bersifat konstruktif

Desain media dapat membantu pengetahuan baru dalam mengenalkan bentuk dan warna pada anak.

√

Jumlah skor: 10

49

Persentase skor:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴 Γ— 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =𝟏𝟎

𝟐𝟎 Γ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 50%

Berdasarkan tabel 4.1 penilaian oleh ahli media dapat diketahui bahwa jumlah skor 10 dan mendapat presentasi skor sebanyak 50% dengan jumlah skor diketahui bahwa desain lego ini dinyatakan β€œCukup Valid”.

Setelah melakukan validasi terhadap desain lego ini, ahli media kemudian memberikan komentar dan saran terhadap desain lego tersebut untuk dibuat lebih muda agar anak-anak muda mengingatnya jika mereka bermain lego.

2. Hasil Validasi Ahli Media II

Desain melakukan validasi kedua oleh ahli media. Hasil validasi kedua oleh ahli media pada desain lego yaitu:

Tabel 4.2

Hasil Penilaian Ahli Media II

No. Indikator Karakteristik Penilaian

1 2 3 4

1 Pemilihan bahan dasar

Bahan yang digunakan aman dan tidak mudah rusak.

√

2 Mengembangkan aspek perkembangan pada anak

Aspek kognitif, aspek seni, aspek Bahasa, aspek social-emosional, aspek fisik-motorik

√

3 Ketepatan dalam memilih desain lego

Desain yang dipilih sesuai dengan anak usia 5-6

√

tahun.

4 Ketepatan dalam memilih warna

Warna yang dipilih bervariasi sehingga menimbulkan efek ketertarikan pada anak.

√

5 Bersifat konstruktif Desain media dapat membantu pengetahuan baru dalam mengenalkan bentuk dan warna pada anak.

√

Jumlah skor:15 Persentase skor:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴 Γ— 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =πŸπŸ“

πŸπŸŽΓ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 75%

Berdasarkan tabel 4.2 penilaian oleh ahli media dapat diketahui bahwa jumlah skor 15 dan mendapat presentasi skor sebanyak 75% dengan jumlah skor diketahui bahwa desain lego ini dinyatakan β€œValid”.

b. Uji Kepraktisan 1. Hasil Validasi I

Validasi oleh ahli praktisi, dimana desain awal divalidasi oleh ahli praktisi yaitu ibu Kasmirawati, S.Pd. sebagai guru yang berada di TK Hidayatullah. Hasil validasi oleh ahli praktisi desain lego ini, yaitu:

Tabel 4.2

Hasil Penilaian Ahli Praktisi

51

No. Pernyataan

SKOR

1 2 3 4

1 Model dari desain lego yang diberikan sangat menarik

√ 2 Arahan yang diberikan kepada peserta didik jelas

sehingga peserta didik tidak kesulitan.

√ 3 Bentuk yang dihasilkan dari desain lego sangat

menarik

√ 4 Desain lego yang diberikan membuat peserta

didik lebih kreatif.

√

5 Peserta didik mengerti instruksi yang diberikan √ 6 Hasil desain lego yang dihasilkan oleh peserta

didik menarik.

√

Jumlah Skor: 12 Persentase Skor:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴 Γ— 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =𝟏𝟐

πŸπŸ’Γ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 50%

Berdasarkan tabel 4.3 penilaian oleh ahli praktisi dapat diketahui bahwa jumlah skor 12 dan mendapat skor persentasi kelayakan 50%. Dengan jumlah skor ini diketahui bahwa desain lego ini dinyatakan β€œCukup Praktis”.

Setelah melakukan validasi terhadap desain lego ini, ahli praktisi kemudian memberikan komentar dan saran yang berupa desain lego tersebut dibuat lebih muda agar anak-anak muda mengingatnya jika mereka bermain lego.

2. Hasil Validasi II

Kemudian validasi selanjutanya adalah validasi oleh ahli praktisi yang kedua, dimana Desain melakukan validasi kedua. Hasil validasi kedua oleh ahli praktisi pada desain lego yaitu:

Tabel 4.4

Hasil Penilaian Ahli Praktisi Ke- II

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

1 2 3 4

1 Model dari desain lego yang diberikan sangat menarik

√

2 Arahan yang diberikan kepada peserta didik jelas sehingga peserta didik tidak kesulitan.

√

3 Bentuk yang dihasilkan dari desain lego sangat menarik

√

4 Desain lego yang diberikan membuat peserta didik lebih kreatif.

√

5 Peserta didik mengerti instruksi yang diberikan √ 6 Hasil desain lego yang dihasilkan oleh peserta

didik menarik.

√

Jumlah Skor: 20 Persentase Skor:

𝑷 = 𝑹

𝑺𝑴 Γ— 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =𝟐𝟎

πŸπŸ’Γ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 83%

Berdasarkan tabel 4.4 penilaian oleh ahli praktisi dapat diketahui bahwa jumlah skor 20 dan mendapat presentasi skor sebanyak 83% dengan jumlah skor diketahui bahwa desain lego ini dinyatakan β€œSangat Praktis”.

53

c. Uji Keefektifan

1. Hasil Kognitif sebelum menggunakan desain lego

Perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun sebelum menggunakan desain lego dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Perkembangan Kognitif Anak Sebelum Menggunakan desain Lego No. Nama anak Jenis kelamin Skor

1 Afifah P 12

2 Qairen P 10

3 Naila P 14

4 Ulya P 14

5 Hilal L 12

6 Arya L 10

7 Nabil L 10

8 Raihan L 6

9 Irsan L 9

10 Rafli L 6

11 Angga L 6

12 wais L 10

Jumlah 119

𝑷 = 𝒇

𝑡× 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =πŸπŸπŸ—

πŸπŸ—πŸΓ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 61,9%

Berdasarkan uraian di atas bahwa pada tahap sebelum menggunakan desain lego, skor yang didapat saat dilakukan uji coba di TK Hidayatullah adalah 61,9% berada pada kategori efektif.

2. Hasil Kognitif setelah menggunakan desain lego

Perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun sesudah menggunakan desain lego dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Kognitif anak setelah Menggunakan desain Lego No. Nama anak Jenis kelamin Skor

1 Afifah P 14

2 Qairen P 12

3 Naila P 15

4 Ulya P 15

5 Hilal L 14

6 Arya L 11

7 Nabil L 11

8 Raihan L 8

9 Irsan L 10

10 Rafli L 8

11 Angga L 8

12 wais L 11

Jumlah 137

55

𝑷 = 𝒇

𝑡× 𝟏𝟎𝟎%

𝑷 =πŸπŸ‘πŸ•

πŸπŸ—πŸΓ— 𝟏𝟎𝟎%

P = 71,35%

Berdasarkan uraian di atas bahwa pada tahap setelah menggunakan desain lego, skor yang didapat saat dilakukan uji coba di TK Hidayatullah adalah 71,35%

berada pada kategori sangat efektif.

B. Pembahasan

Penelitian dan pengembangan produk dilakukan dengan tahap perencanaan awal yaitu observasi ke sekolah di TK Hidayatullah Desa Labbo.

Model pengembangan yang peneliti gunakan adalah menggunakan model yang terdiri dari: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba produk, Revisi Produk, uji coba pemakaian, dan hasil Produk.

Tahap pertama dalam model pengembangan borg and gall yaitu tahap potensi dan masalah dimana dalam Pelaksanaan wawancara, pemeriksaan dokumen hasil pembelajaran, dan mencari tahu permasalahan anak yang ada di TK Hidayatullah. Adapun hasil yang didapatkan yaitu cara yang dilakukan untuk meningkatkan hasil kognitif siswa di TK tersebut masih menggunakan buku cerita, menulis, menggambar, dan lain-lain.

Tahap kedua yaitu pengumpulan data dimana sebelumnya kita melihat setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam sebuah pembelajaran ada banyak karakter yang muncul pada setiap anak, ada anak yang mudah menerima penjelasan dan ada pula yang dijelaskan berkali-kalipun anak masih bingung. Tingkat kemampuan kognitif anak di TK Hidayatullah berbeda- beda. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan dengan guru di TK Hidayatullah, kemampuan kognitif anak yang berbeda-beda menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dalam kelas. Sehingga dari analisis tersebut alat

permainan edukatif yang peneliti kembangkan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Tahap ketiga yaitu desain produk dimana hasil dari pengumpulan data dirumuskan menjadi rancangan dari produk yang dikembangkan. Tahap pertama adalah dengan membuat prototipe berupa skema atau rancangan kasar dari produk yang akan dibuat. Setelah prototipe dibuat. Kemudian melakukan pengembangan prototipe diawali dengan menyusun materi pembelajaran, membuat media Lego dari desain yang diberikan, menyusun evaluasi, selanjutnya menyusun media Lego secara keseluruhan. Pembuatan desain lego sesuai dengan perencanaan dan desain yang sesuai dengan tujuan pembuatan atau pengembangan media tersebut.

Desain Lego yang dibuat untuk meningkatkan kognitif anak.

Tahap keempat adalah validasi desain dan uji coba produk tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan, kritikan, dan saran terhadap desain lego serta perbaikan dan penyempurnaan desain. Dimana hasil desain awal lego mendapatkan nilai yang kurang baik dari beberapa validator nilai presentase 50%

dan berada pada kategori kurang valid. Sehingga dengan adanya hasil validasi pertama dari validator desain lego harus diperbaiki lagi bagian yang belum sesuai atau belum layak digunakan dalam pembelajaran kognitif anak usia dini.

Tahap selanjutanya yaitu revisi produk dimana hasil revisi keduanya mendapatkan nilai yang sangat baik dari beberapa validator dengan skor rata-rata presentase 75% dan berada pada kategori valid. Sehingga dengan adanya hasil validasi kedua dari beberapa ahli, desain lego dapat diuji cobakan pada anak usia5-6 tahun.

Kemudian tahap selanjutnya yaitu uji coba pemakaian peserta didik di TK Hidayatulah setelah menggunakan desain lego, skor yang didapat saat dilakukan uji coba adalah 71,35% berada pada kategori sangat efektif, jadi dapat

57

disimpulkan bahwa desain lego efektif jika diterapkan oleh sekolah dalam meningkatkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

Dari hasil yang didapatkan dalam pengembangan desain lego ini dapat dikatakan bahwasannya desain lego ini sangat cocok digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Kognitif adalah proses berpikir, menalar, mengingat, menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dan memproses informasi. Jadi orang dewasa atau anak tersebut dapat memperoleh informasi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada bagaimana anak belajar, memperhatikan, mengamati, membayangkan, mengevaluasi, dan berpikir tentang lingkungannya. Penggunaan penerapan desain lego sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Karena dari desain yang diberikan memberikan pengetahuan baru untuk anak, disamping itu lego yang memiliki warna yang berwarna-warni, dan dapat dibuat beraneka bentuk dan dapat dibongkar dan dipasang sesuai keinginan. Desain yang diberikan juga dapat mengembangkan imajinasinya dan menfokuskan konsentrasi mengikuti arahaan yang diberikan17.

Perkembangan kognitif anak prasekolah usia 5 sampai 6 tahun yang diberikan stimulasi permainan konstruktif lego dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan stimulasi permainan konstruktif lego. Permainan lego ini memberikan dampak yang positif pada anak, karena anak dapat merangsang otak kanannya untuk berfikir dalam menyelesaikan permainan konstruktif lego. Anak bermain dengan menggunakan mainan yang nyata, anak akan belajar banyak hal seperti warna ukuran, bentuk, besar kecil, berat ringan, kasar halus, selain itu anak

17 Rani Yulianti. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern Dan

Tradisional. Jakarta: Laskar Aksara. 2009.

juga akan belajar mengelompokkan benda, warna benda, ciriciri benda dan sifat- sifat benda.18

Bermain lego dapat Membantu mengasa kemampuan Kognitif anak usia dini seperti melatih ingatan baik anak. Guru memerintahkan anak untuk membuat kreasi seperti bangunan, robot, kendaraan, dan lainnya sesuai dengan keinginan anak dan di Sini anak mengingat bangunan atau bentuk apa saja yang pernah ia lihat yang dapat ia buat dengan lego. Lego juga dapat mengasah daya konsentrasi baik anak, dimana lego melatih anak untuk berkonsentrasi membuat karya dalam kegiatan bermain lego dan berkonsentrasi menyelesaikan karyanya.19 Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak bidang pengembangan kognitif merupakan salah satu kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh anak adalah anak mampu memahami konsep sederhana, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan hasil belajar pemahaman tentang anak dapat membangun sebuah Bangunan yang di inginkannya, indikator atau tingkat pencapaiannya diharapkan adalah: anak dapat mengenal warna dasar (merah, kuning, biru), anak dapat mengenal bentuk geometri (segitiga, lingkaran, segiempat), anak dapat menyusun benda dari besar – kecil atau sebaliknya.20 Permainan ini bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak karena

18Tiffany Atia Aristi, Rozi Sastra Purna, Afriwardi Afriwardi. Pengaruh Pemberian Stimulasi Permainan Konstruktif Lego terhadap Perkembangan Kognitif pada Anak Prasekolah Usia 5 Sampai 6 Tahun. Menara Medika. 2021. 3(2).

19Julia Luly, Irvin Novita Arifin, Nunung Suryana Jamin. Deskripsi Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dalam Kegiatan Bermain Lego di TK Kartini. Student Journal of Early Childhood Education. 2023. 3(1), 09-16.

20Yuniarni, Desni. "Pengembangan Potensi Kognitif Anak Melalui Bermain Konstruksi dengan Lego di TK. KARTIKA V-49 Pontianak." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Khatulistiwa (JPPK). 2015. 2.3.

Dokumen terkait