• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Dalam pembahasan menjelaskan terkait dari hasil penelitian menurut pemahaman oleh peneliti yang di tuangkan dalam pembahasan, sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca terkait apa yang telah di teliti.

1. Upaya Pengembangan Usaha Pedagang Gogos a. Fokus

Fokus merupakan salah satu tips memulai bisnis kuliner hingga sukses bagi pemula, yaitu mengatur pemasaran dan keuangan bisnis. Para pedagan kuliner kaki limadi Desa Kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa menfokuskan pada satu jenis usaha yaitu menjual gogos dengan cita rasa yang sama.Dalam teori Sugianto (2013), yaitu sosiologi ekonomi yang mendasar dalam pemahaman tentang tindakan sosial individu (actor) yaitu tindakan rasional instrumental yang ber orintasi pada pencapaian tujuan yang di dasarkan pada pilihan rasional.

b. Konsisten

Konsisten yaitu tetap pada pendirian, tidak ber uba-uba, dan fokus pada tujuan, awal yang dimana tujuan akhir dari tuntutan itu adalah menjadi pribadi yang baik dan mendekatkan diri pada kesuksesan. Jika dikaitkan dengan tempat penelitian para penjual gogos di Desa kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa konsisten dalam menjalankan (melakoni) penjualan bahkan cara pembuatanya pun tidak beruba-uba. Mulai dari persiapan bahan sampe ke pemasaran mereka konsisten menjalankan usahanya.Jika di kaitkan dengan teori Abdulsyani (2020), maka kedudukan posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktifitas yang di jalankanya seperti kegiatan ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis ruma tinggal, dan jabatan dalam organisasi.

c. Berpikir kreatif

Berpikir kreatif merupakan ide bagi pebisnis atau pedagang kaki lima untuk menciptakan kreasi unik pada daganganya untuk menarik perhatian para pembeli misalnya, kreatif dalam bentuk model gogos yang lebih besar. Para pedangan gogos di Desa Kampili berbeda dengan penjual gogos di daera lain, perbedaan itu terlihat dari segi bentuk yang lebih besar di banding gogos di tempat lain sehingga memuaskan bagi para pen cinta gogos atau pembeli. Kreatif jika di kaitkan dengan teori Soekanto yaitu sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibanya dalam hubunganya dengan sumber daya.

d. Mempromosikan

Mempromosikan yaitu cara penjual memperkenalkan daganganya kepada khalayak banyak atau kepada lingkungan sekitarnya. Pada era modernisasi seperti saat ini para pedagang lebih mudah mempromosikan barang dagangnya melalui media sosial.Sehingga terjangkau luas oleh masyarakat. Dalam teori Weber (1970), tindakan tersebut berorintasi nilai-nilai atau sering di sebut rasionalitas nilai yaitu tindakan yang berorientasi pada tujuan, upaya yang dilakukan untuk mengembangakn usahanya yaitu dengan cara mempromosikan gogos sebagai usahanya ini agar tidak hanya terkenal di Gowa tapi juga dapat dikenal di luar daerah.

e. Kemauan

Kemauan telah menjadi dinamika dan aktivitas manusia yang di arahhkan pada pencapaian hidup tertentu.Dasar dari sebuah usaha yang paling penting adalah kemauan dan tekad yang sungguh-sungguh di karenakan pada dasarnya tekad (kemauan) adalah landasan keberhasilan dalam sebuah usaha.Kemauan pasti ada dalam diri manusia, dimana kemauan merupakan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk diri secara nyata dan tanpa terhalang.Para penjual gogos di Desa Kampili Kecamatan Pallangga, Kabupaten gowa memiliki keinginan atau tekad menjual gogos untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari walaupun dengan pas-pasan.Sehinggal masyarakat yang menjalani penjualan gogos tersebut memiliki kemauan yang tinggi untuk menjual gogos di pinggir jalan dengan saingan yang terdapat disepanjang jalan kampili tersebut.

Selain itu jika di kaitkan dengan teori weber yaitu dalam tindakan ini tindakan khusus aktor ditempatkan pada suatu urutan motivasi yang bisa dimengerti, dan pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari kenyataan berlangsungnya perilaku.

2. faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan usaha para pedagang makanan tradisional gogos di desa kampili, kecamatan pallangga, kabupaten gowa.

Berdasarkan hasil wawancara, maka ditemukan ada 5 faktor pendukung pengembangan usaha pedagang makanan tradisional gogos di Desa Kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, yaitu :

Faktor pendukung pengembanga usaha para pedagan makanan tradisional gogos di desa kampili,kecamatan pallangga, kabupaten gowa karna cara pembuatan gogos mempunyai rasa yang berbeda dari daerah lainsedangkan.

Faktor penghambat jarak penjual gogos di desa kampili ini berdekatan, sehingga mereka hanya mengandalkan kesabaran dalam menjual gogos.

Selain itu dampak positif untuk menarik perhatian konsumen (pembeli) serentak dengan cara menjual gogos dengan harga Rp.3000/biji dan ukuran gogos yang sama supaya pembeli merasa puas dan menarik. Selain itu dampak negatif banyak persaingan dalam menjual gogos jadi penjual gogos tidak bisa untung besar karna penjul gogos berdempet-dempetan jadi kita sebagai penjual gogos jika ada konsumen (pempeli) ingin membeli gogos penjual ber bondong-bondong melayaninya agar pembeli berminat untuk membeli.

Pedagang makanan tradisional gogos memilih berjualan gogos karna bahanya mudah di dapat maka dari itu saya memilih menjual gogos. Maka bengitu pun dengan cara pembuatanya sangat mudah bagi saya karna nenek moyan saya mengajari saya membuat gogos dari kecil sampe sekarang, maka dari itu saya meneruskanya untuk menjual gogos di pinggir jalan ini karna lokasinya juga sangat memungkingkan untuk menjual makanan tradisional gogos.

Selain itu konsumen (pembeli) masih banyak sekali yang minat untuk membeli gogos dan mencicipinya karna gogos ini sangat enak dan gurih.Bagi pembeli makanan tradisional gogos ini sangat enak dan murah hanya Rp.3000/biji.

Masyarakat pedagang makanan tradisional gogos di desa kampili,kecamatan pallangga, kabupaten gowa, selama menjual gogos tidak perna mengalami kerugian yang sangat serius karna bisah mengkontrol (mengatasi) bahan-bahan yang dibuat untuk membuat gogos yang akan di jual dan bisa melihat setuasi dan kondisi pembeli yang hari esokanya maka dari itu tidak perna mengalami kerugian yang sangat serius sampe sekarang.

Dalam pembuatan gogos bagi penjualan gogos di desa kampili sangat mudah dikarnakan mereka membuat dan menjual setiap hari.Mereka membuat gogos dengan cara menual maka penjual makana tradisional gogos ini sangat cekatan (lincah) dalam membuat gogos dengan tangan mereka sendiri dan dari bahan alami yang mudah di jumpai atau di temukan di sekitar kita.

Para penjual gogos di desa kampili, kecamatan pallangga, kabupaten gowa harus mengantongi surat izin dari pemerintah setempat. Meskipun penjualan kuliner ini merupakan usaha yang termasuk kedalam usaha pedagang kaki lima.

Untuk mendapatkan keamanan bagi penjual daerah setempat didesa kampili, para penjual harus mendapatkan surat izin dari pemerintah setempatnya.

Keuntungan yang didapatkan para penjual gogos didesa kampili kurang lebih Rp.50.000 perhari.Dalam kehidupan sehari-harinya keuntungan dari hasil menjual gogos tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Jika sewaktu-waktu kenaikan bahan dagangan maka saya serentak untuk menaikkan harga gogos atau mengurangi ukuran gogos.Tapi selama saya menjual gogos tidak perna mendapatkan harga bahan naik yang sangat tinggi hanya sederhana dan bisa mendapatkan keuntungan yang cukup.

Masyarakat pedagang makanan tradisional gogos di desa kampili agar pelanggang merasa puas untuk membeli makanan tradisional gogos ini saya melakukan adalah saya menggunakan banyak santan terhadap gogos saya karna apa bila santanya banyak rasanya juga sangat renyah dan guri ditambah saya juga menjual telur asing jadi pelanggan sangat puas.

mengatakan tidak perna disini kita menjua atas izin kepala desa jadi tidak ada pengusiran oleh sappol PP. Maka dari itu sebagai masyarakat desa kampili pedagang makanantradisionl gogos mengembangkan budayanya yaitu menjual makanan tradisional gogos di desa kampili karna lokasi dan setuasi juga sangat memungkinkan.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Bentuk upaya-upaya yang dilakukan para pedagang gogos makanan tradisinal yang ada di Desa Kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Agar dapat tetap bertahan menjalankan usahanya, yaitu mempunyai semangat dan kerja keras yang tinggi, memberikan pelayanan yang baik bagi pembeli (konsumen) atau pelanggannya.

2. Dari sosial ekonominya, para pedagang gogos makanan tradisional yang ada di Desa Kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Tergolong sedang, dari segi pendapatan dengan berjualan gogos makanan tradisional mampu menghasilkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

B. Saran.

Setelah melakukan pembahasan dan pengambilan beberapa kesimpulan maka penulis perlu memberikan beberapa saran:

1. Lebih kreatif lagi dalam pembuatan gogos agar dapat menarik perhatian pelanggang.

2. Agar stratengi bertahan yang dilakukan oleh para pedagang Gogos makanan tradisional di tengah munculnya makanan inpor atau enak. Maka

53

jajanan gogosdapat berjalan seoptimal mungkin ketika para penjual gogos ini mampu mempertahankan cita rasa yang unik dari pembuatan gogos tersebut.Sehingga, makanan dari luar seperti yang terdapat direstoran tidak dapat mematikan peminat dari makanan tradisional gogos tersebut.maka makanan tradisional gogos di Desa Kampili dapat tetap bertahan untuk masa-masa yang akan datang dan dapat bersaing dengan makanan- makanan lainnya.

3. Kepada pemerintah agar tidak hanya berpihak kepada pengusaha besar saja tetapi memperhatikan nasib para pedagang kecil lainnya. Serta kiranya menyediakan lembaga yang melakukan pendataan dan pelestarian terhadap makanan tradisional di masing-masing daerah di Indonesia agar tetap terjaga nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 2002.Sosiologi (skematika, teori, dan terapan).Jalarta : PT Bumi Aksara.

Suyanto, Bagon. 2013.”sosiologi ekonomi”.Jakarta : kencana.

Marawatiy, utomo. 2000. Skripsi“pengembangan ensiklopedi makanan tradisional daerah istimewa yokya karta”.universitas sanata dharma yokyakarta.

Dwi Nawoko, Suyanto. ( 2006) ”sosiologi ekonomi”.Jakarta : kencana.

Agnes Siwi Purwaning, Tyas Gearon, (2009). Jurnal: “Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa Inggris”. Universitas Gadjah Mada agnesiwi.

Winarno, Sariyantiy (2012). Skripsi “Kehidupan Sosisal Ekonomi Pedagang Kue Tradisional Di Pasar Toddo Puli Makassar”:Universitas Negeri Makassar:

Makassar.

Granovere, Suyanto,(1985) “sosiologi ekonomi kapitalisme dan konsumsi di era masyarakat post modernisme”. Jakarta : kencana.

Weberian, Suyanto, (1970:). Sosiologi ekonomi kapitalisme dan konsumsi di era masyarakat post modernisme”. Jakarta : kencana.

Dewi,Kumala satya. (2011). “Kearifan Lokal makanan tradisional Rekonstruksi Naskah Jawad an fungsinya dalam masyarakat”.Vol:1,No:1

Weber, Bagong (1954-1920:19) “sosiologi ekonomi kapitalisme dan konsumsi di era masyarakat post modernisme”. Jakarta : kencana.

Gearon, Tyas, (2009:.127), jurnal “Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa Inggris”Universitas Gadjah Mada agnesiwi.

Nasution dalam sariantiy (1988) skripsi :“Kehidupan Sosisal Ekonomi Pedagang Kue Tradisional Di Pasar Toddo Puli Makassar” :Universitas Negeri Makassar

Prawirokusumo, dalam sariyanti (2001) skripsi: “Kehidupan Sosisal Ekonomi Pedagang Kue Tradisional Di Pasar Toddo Puli Makassar”.:Universitas Negeri Makassar

Risa Ramliati, tyas, (2013) ”Pelestarian Makanan Tradisional Kejos Sebangai Sumber Karbohidrat Di desa Tarikolot Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat”: Sumedang.

55

Risa Ramliati, Dewi (2011) ”Pelestarian Makanan Tradisional Kejos Sebangai Sumber Karbohidrat Di desa Tarikolot Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat”. : Sumedang

Rochani, Siti. 2007. “Cara Membuat gogos”. :Jawa Barat: Ganeca Exact.

Weber, Sariantiy, (1994) skripsi: ”Kehidupan Sosisal Ekonomi Pedagang Kue Tradisional Di Pasar Toddo Puli Makassar”: Universitas Negeri Makassar Sugiyno (2009) ”Metode penelitian Kualitatif” Bandung:Alfabeta.

Sugiyono, sariyantiy, (2013).skripsi “Kehidupan Sosisal Ekonomi Pedagang Kue Tradisional Di Pasar Toddo Puli Makassar”. :Universitas Negeri Makassar Suyanto , Abercrombie (2010:613) “Kamus Sosiologi

Ekonomi”.:Yokyakarta:Pustaka Pelajar

Suyanto, Capitalism (1904-1905-1958) “sosiologi ekonomi kapitalisme dan konsumsi di era masyarakat post modernisme”. Jakarta.

Suyanto, Max Weber, (2006:18) “Kamus Sosiologi Ekonomi”.

:Yokyakarta:Pustaka Pelajar.

L A M

P

I

R

A

N

PEDOMAN WAWANCARA

KULINER KAKI LIMA

(KAJIAN SOSIOLOGI EKONOMI PEDANGANG MAKANAN TRADISIONAL GOGOS DI DESA KAMPILI KECAMATAN

PALLANGGA KABUPATEN GOWA)

NamaInforman : Hari/Tanggal :

Waktu :

Lokasi :

Rumusan Masalah:

1. Bangaimana Upaya yang di Lakukan oleh para pedangan makanan tradisional gogos di desa kampili kecamatan pallangga kabupaten gowa?

a. Sejak kapan ibu mulai menjual gogos?

Jawab : ibu Dg kebo menjual gogos sejak 10 tahun yang lalu.

b. Bangaimana cara ibu membuat gogos ?

c. Bagaimana cara ibu menarik perhatian konsumen atau pembeli?

d. Bagaimana cara agar ibu tidak mengalami kerugian dalam membuat gogos ini?

e. Bangaiman cara ibu melakukan pembakaran gogos agar tidak gosong dan rasanya bisa gurih?

f. Kira-kira berapakah untung ibu dalam sehari menjual gogos ? g. Mengapa ibu memilih menjual gogos di tempat ini ?

h. Biasanya ibu jualan dari jam berapa sampai jam berapa?

i. Berapakah harga gogos ibu perbiji ?

j. Apa saja bahan yang ibu gunakan untuk membut gogos ?

2. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan usaha para pedagan makanan tradisional gogos di desa kampili, kecamatan pallangga, kabupaten gowa?

a. Apa saja dampak positif dan negatif yang ibu dapatkan selam menjual gogos?

b. Apa alasan ibu menjual gogos?

c. Apakah sekarang masih banyak peminat gogos yang ibu jual?

d. Apakah ibu perna mengalami kerugian selama menjual gogos?

e. Apakah dalam pembuatan gogos sangat sulit?

f. Apakah dalam menjual gogos harus mendapatkan izin dari kepala desa atau tidak?

g. Apakah hasil dari menjual gogos suda dapat mencukupi kebutuhan ibu sehari-hari?

h. Bangaimana ibu menghadapi jika sewaktu-waktu terjadi kenaikan harga barang dangangan?

i. Apa yang ibu lakukan agar pelanggang selalu merasa puas setiap mencicipi gogos ini?

j. Apa ibu perna mengalami pengusiran oleh sappol PP selama ibu menjual gogos di pinggir jalan ini?

Dokumentasi wawancara dengan ibu Dg pajja yang berusia 85 tahun.

Dokumentasi wawancara ibu Dg pajja di saat ada pembeli gogos.

Dokumentasi wawancara dengan ibu Dg Halija dan Dg kebo.

Dokumentasi wawancara dengan ibu Dg kebo.

Dokumentasi wawancara dengan ibu Dg Halijah.

Dokumentasi wawancara dengan anak penjual gogos yang melanjutkan usaha orang tuanya yang bernama Meri yang berusia 13 tahun.

Dokumentasi wawancara dengan ibu dg saming yang berusia 65 tahun disaat membuat gogos dengan menggunakan daun pisang.

Dokumentasi wawancara bahan pembuatan gogos dengan masyarakat pedagang makan tradisional gogos di desa kampili.

Dokumentasi wawancara ibu saturi Dg caya yang berusia 43 tahun.

Dokumentasi wawancara ibu Dg ngugi yang berusia 40 tahun.

Dokumentasi wawancara ibu Dg Nani yang berusia 34 tahun.

Dokumentasi wawancara ibu rohani Dg jintu yang berusia 65 tahun dan ibu jumatia Dg. ngona yang berusia 54 tahun.

Dokumentasi Lokasi penjualan gogos di desa kampili kecamatan pallangga.

Dokumentasi Lokasi penjualan gogos di desa kampili kecamatan pallangga.

Dokumen terkait