• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pengamatan, observasi, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai pelaksanaan tindakan yang merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus I. Berikut ini disajikan paparan peningkatan kemampuan menulis teks berita.

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk membahas masalah atau kendala yang dialami oleh guru dan peserta didik dalam kemampuan menulis teks berita melalui strategi think talk write menggunakan foto peristiwa. Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Pada tahap ini peneliti dan guru membuat pedoman observasi untuk merekam bagaimana kondisi pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung sebagai pedoman dalam pengamatan. Peneliti dan guru juga menyusun alat evaluasi sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui strategi think talk write menggunakan foto peristiwa.

Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti dan guru merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran tetap sama dengan siklus I, hanya pelaksanaan yang dilakukan akan lebih dimaksimalkan pada kekurangan-kekurangan pada siklus I.

Pada siklus II ini diusahakan agar guru dapat memberikan motivasi kepada peserta didik pada tiap pertemuan agar peserta didik dapat lebih bersemangat pada saat proses pembelajaran kemampuan menulis teks berita melalui strategi think talk write menggunakan foto peristiwa.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, aktivitas peserta didik pada siklus I menunjukkan bahwa pada kegiatan awal pembelajaran, mulai pada kesiapan mengikuti pembelajaran, menjawab pertanyaan apersepsi, dan menyimak kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran peserta didik tampak aktif. Akan tetapi, pada kegiatan pengenalan materi pembelajaran mengenai kemampuan menulis berita dan aspek- aspeknya, peserta didik tampak tidak aktif mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan merumuskan pertanyaan terkait foto peristiwa hanya beberapa peserta didik

saja yang aktif, masih ada peserta didik yang berbicara dengan teman disampingnya saat mengerjakan tugas tersebut.

Pada kegiatan mengidentifikasi unsur berita pada foto peristiwa hanya beberapa orang yang aktif dikarenakan oleh rasa malu dan takut untuk mengemukakan gagasannya. Pada saat peserta didik mengutarakan kesulitan sebagian peserta didik telah antusias. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, menunjukkan bahwa penelitian tindakan pada siklus I belum berhasil secara maksimal.

Aktivitas peserta didik pada siklus II tampak mengalami perubahan. Secara umum, peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Peserta didik aktif menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, aktif dalam merumuskan daftar pertanyaan terkait foto peristiwa. Tampak aktif pula dalam mengidentifikasi unsur berita dalam foto peristiwa serta menulis berita berdasarkan foto peristiwa.

Aktivitas guru pada siklus I menunjukkan proses pembelajaran belum terlaksana secara maksimal. Ada aktivitas guru yang terlaksana dengan baik yaitu pada saat membuka pelajaran, mengorganisasikan kelompok-kelompok, mengarahkan peserta didik pada materi, dan menutup pembelajaran. Cukup baik pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penguatan terhadap peserta didik. Namun yang kurang maksimal pada saat memberikan motivasi kepada peserta didik dan mengobservasi kegiatan pembelajaran.

Aktivitas guru pada siklus II sudah terlaksana dengan baik. Ada beberapa aktivitas guru terlaksana dengan sangat baik yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menutup pembelajaran. Adapun aktifitas guru yang terlaksana dengan baik yaitu pada saat membuka pelajaran, memberikan motivasi dan penguatan terhadap peserta didik, mengorganisasikan kelompok-kelompok, mengarahkan peserta didik pada materi pembelajaran, dan mengobservasi kegiatan kemampuan menulis teks berita peserta didik.

3. Evaluasi

Peserta didik yang berjumlah 31 orang dievaluasi kemampuanya dalam menulis teks berita melalui penilaian aspek-aspek kemampuan menulis berita (kemenarikan judul, kelengkapan unsur berita, ejaan dan tanda baca, kosakata dan gaya bahasa, keefektifan kalimat, keruntutan pemaparan, dan kerapian tulisan).

Adapun perolehan akumulasi nilai kemampuan menulis teks berita peserta didik pada siklus I dan II disajikan dalam tabel akumulasi berikut:

Tabel 4.23 Nilai Kemampuan Peserta didik pada Siklus I dan Siklus II No. Nama Peserta didik Siklus I Siklus II Persentase(%)

Peningkatan

1. ADE ANDRYANTO 43.69 82.74 39.05

2. AHMAD RADIT 73.10 100.00 26.90

3 ARSENA SAM 40.48 71.90 31.43

4 AWAL SAPUTRA 60.36 75.12 14.76

5 FAJRIANTI 65.36 88.69 23.33

6 HAERUL 34.29 60.95 26.67

7 I KOMANG

SUWANDANA 40.83 71.90 31.07

8 ILLA NURHASANAH 60.95 89.29 28.33

9 ISNA 48.81 74.88 26.07

10 ITSAL RAMADHANI 76.90 100.00 23.10

11 JAIDIL WIJAYA 50.00 72.86 22.86

12 JUWITA AYU KUSUMA

YANTI 48.69 78.10 29.40

13 KARTIWI 44.40 71.31 26.90

14 LUFTI YAMANI 50.24 73.10 22.86

15 MAGHFIRA 41.43 70.60 29.17

16 MUH. IRSYAD 70.24 86.67 16.43

17 MUH. RADIT ADITIA

RAMADAN 43.81 61.55 17.74

18 MULIANA 59.76 72.86 13.10

19 NENENG SAPITRI 52.98 74.88 21.90

20 NI KETUT DARMIANI 42.86 71.55 28.69

21 NOPITA AULIA 45.60 86.43 40.83

22 NOVA INDRIANI 77.74 95.83 18.10

23 NURSAM 52.02 76.90 24.88

24 HASRUL 42.86 71.67 28.81

25 NURUL JANNAH 34.88 70.71 35.83

26 PUTRA 55.24 75.12 19.88

27 PUTRI 47.38 73.69 26.31

28 RAHMADANI 36.07 61.79 25.71

29 SERA REGINA 82.86 94.64 11.79

30 SITTI ARZILA 41.55 74.52 32.98

31 TESYA KALAK 56.79 73.69 16.90

Nilai Rata-rata 52.33 77.55 25.22

Berdasarkan nilai rata-rata peserta didik pada siklus I dan siklus II, dapat dinyatakan bahwa kemampuan menulis berita peserta didik meningkat dari 52,33%

(siklus I) menjadi 77,55% (siklus II) dengan persentase peningkatan 25,22%.

Meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada siklus II ini terjadi akibat adanya perbaikan pada siklus II dari refleksi pada siklus I dan masukan para peserta didik dari kegiatan wawancara dan jurnal. Tindakan perbaikan tersebut meliputi perubahan kelompok. Peneliti mengubah formasi kelompok karena banyak peserta didik yang kurang berkerja sama dengan teman kelompoknya pada siklus I. Pada siklus I, pembentukan kelompok dilakukan dengan cara berhitung 1 – 5 secara bergantian hingga peserta didik urutan terakhir. Peserta didik yang menyebut angka 1 bergabung menjadi satu kelompok, peserta didik yang menyebut angka 2 bergabung menjadi satu kelompok, demikian seterusnya. Pembentukan kelompok dengan cara ini menyebabkan adanya satu kelompok yang anggotanya terdiri atas peserta didik yang menonjol dan ada pula kelompok yang anggotanya terdiri atas peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja, sehingga komposisi anggota kelompok tidak merata.

Untuk mengatasi hal ini, pada siklus II peneliti membentuk kelompok kembali dengan cara menentukan 5 peserta didik yang peneliti anggap memiliki kemampuan yang baik dalam siklus I sebagai ketua kelompok, kemudian peserta didik tersebut menentukan sendiri anggotanya. Dengan cara itu komposisi anggota kelompok yang terbentuk merata, dan kelompok terbentuk secara heterogen. Upaya perbaikan ini merupakan hasil refleksi pada siklus I.

Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan dan suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung kurang kondusif, namun pada proses selanjutnya hasil yang dicapai sudah memuaskan dan suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif. Perubahan itu tidak lepas dari tindakan-tindakan yang peneliti lakukan dan pemberian motivasi kepada peserta didik untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada serta motivasi kepada peserta didik untuk memahami pentingnya kemampuan menulis berita dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini peneliti lakukan untuk memotivasi peserta didik agar mereka sadar dan mau berlatih menulis dengan sungguh-sungguh. Dengan bekal motivasi yang tinggi akan lebih mudah bagi peserta didik untuk menerima dan mengikuti proses pembelajaran.

Kondisi pembelajaran yang di dalamnya diwarnai dengan antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan bukti bahwa kelas tersebut hidup. Nilai rata-rata hasil belajar para peserta didik yang diperoleh telah menunjukkan peningkatan. Peningkatan kemampuan peserta didik tersebut meliputi peningkatan ketujuh aspek penilaian yaitu kemenarikan judul, kelengkapan unsur berita, ejaan dan tanda baca, kosakata dan gaya bahasa, keefektifan kalimat, keruntutuan pemaparan, dan kerapian tulisan.

Pada siklus I, kemampuan menulis berita peserta didik kurang memuaskan dan suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung kurang kondusif dengan adanya peserta didik yang lebih bergantung pada teman lain dan berbicara sendiri sehingga mengganggu peserta didik yang lain. Pembelajaran kemampuan menulis

berita melalui strategi ini masih dirasakan baru oleh peserta didik sehingga pola pembelajaran ini merupakan proses awal bagi peserta didik untuk menyesuaikan diri dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian, pada aspek kemenarikan judul pada kegiatan siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang hingga kategori cukup atau sudah dianggap di atas kriteria ketuntasan minimal. Pada aspek kelengkapan unsur berita pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori baik. Pada aspek ejaan dan tanda baca pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang.

Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori baik. Pada aspek kosakata dan gaya bahasa pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori cukup (melewati batas kriteria ketuntasan minimal). Pada aspek keefektifan kalimat pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori baik. Pada aspek keruntutan pemaparan pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori cukup (melewati batas kriteria ketuntasan

minimal). Pada aspek kerapian tulisan pada kegiatan pada siklus I rata-rata peserta didik masih dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan berdasarkan siklus I dan II, terjadi peningkatan dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik.

Suasana belajar pada siklus II ini lebih kondusif. Peserta didik senang mengikuti pembelajaran keterampilan menulis berita menggunakan foto peristiwa.

Peserta didik sangat antusias mengikuti pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga merasakan manfaat yang besar dari pembelajaran kemampuan menulis berita melalui strategi think talk write menggunakan foto peristiwa ini. Manfaat yang diperoleh itu antara lain peserta didik memperoleh pengalaman, pengetahuan maupun suasana baru dalam belajar. Peserta didik juga dapat mengukur tingkat kemampuan menulisnya dalam nenulis berita, dapat menjadikan pembelajaran ini sebagai sarana untuk melatih kemampuan menulis dan menggeluti dunia kepenulisan sehingga dapat mengarahkan minat siswa pada kegiatan positif yang produktif menerjemahkan ide gagasan dituangkan ke dalam karya tulisan. Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ini mampu menunjukkan peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik, dari nilai 52,33 (siklus I) menjadi 77,55 (siklus II) dengan persentase peningkatan 25,22%. Oleh karena itu, penelitian ini dianggap berhasil dan tidak diulang pada siklus berikutnya.

Penelitian ini sudah relevan dengan penelitian yang dijadikan relevansi yaitu penelitian oleh Suwarti, Marqhamah, & Sabardila (2011) dengan judul penelitian“Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Peserta didik Kelas VIII Pada SMP Negeri 1 Bringin Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Lingkungan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa minat dan kemampuan peserta didik meningkat saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui model pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan [ CITATION Suw11 \l 1033 ].

Selanjutnya, Andarwanti (2015) meneliti keterampilan menulis peserta didik kelas VIII SMPN 5 Satap Sukoharjo dengan judul penelitian “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Media Foto Berseri Pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 5 Satap Sukoharjo Kabupaten Wonosobo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis peserta didik dengan model problem based learning sudah cukup baik dalam artian mengalami peningkatan [ CITATION And15 \l 1033 ]. Kedua penelitian ini bersesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terjadi peningkatan aktivitas mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Lebih khusus pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan signifikan dari siklus I ke siklus II.

Penelitian ini sudah relevan pula dengan teori menulis yang disimpulkan penulis berdasarkan tinjauan beberapa pustaka yakni menulis adalah kemampuan berbahasa yang mendayagunakan penggunaan aspek kebahasaan dan pengolahan isi tulisan sebagai wujud pengekspresian ide dan gagasan melalui lambang tulisan. Serta menerapkan dengan baik 7 aspek kriteria penilaian kemampuan menulis berita peserta didik [ CITATION And15 \l 1033 ] yakni 1) Kemenarikan judul, 2) Kelengkapan unsur berita, 3) Ejaan dan tanda baca, 4) Kosakata dan gaya bahasa, 5) Keefektifan kalimat, 6) Keruntutan pemaparan, 7) Kerapian tulisan.

Penerapan strategi think talk write menggunakan foto peristiwa dalam upaya meningkatkan pembelajaran kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Karossa jika dikaitkan dengan ketuntasan belajar yakni 70 maka penelitian ini dikategorikan berhasil/efektif karena memperoleh ketuntasan belajar rata-rata 77,55.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan, penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Perencanaan pada pembelajaran kemampuan menulis berita direncanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, peneliti dan guru membuat pedoman observasi dan menyusun alat evaluasi. Pada tahap ini pula guru dan peserta didik membahas masalah atau kendala yang dialami peserta didik dalam pembelajaran menulis berita. Pada siklus II dirumuskan perencanaan yang tetap sama dengan asumsi memaksimalkan kekurangan pada siklus sebelumnya dan diusahakan guru memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran kemampuan menulis teks berita mengalami peningkatan pada saat proses pembelajaran. Pada siklus I peserta didik menunjukkan bahwa pada kegiatan awal pembelajaran peserta didik tampak aktif, akan tetapi masih ditemukan kurang aktif pada kegiatan menulis berita berdasarkan foto peristiwa. Begitupun dengan guru pada siklus I ini masih kurang maksimal melaksanakan pembelajaran walaupun sudah cukup baik pada saat awal pembelajaran namun kurang memberikan motivasi dan pengarahan kepada peserta didik. Selanjutnya pada siklus II kegiatan pembelajaran sudah berjalan secara maksimal ditandai dengan keantusiasan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sejalan dengan maksimalnya guru memberikan motivasi dan pengarahan kepada peserta didik.

3. Evaluasi pembelajaran kemampuan menulis berita dengan memperhatikan tujuh aspek penilaian meliputi kemenarikan judul, kelengkapan unsur berita, ejaan dan tanda baca, kosakata dan gaya bahasa, keefektifan kalimat,

keruntutan pemaparan, dan kerapian tulisan juga meningkat. Peningkatan itu terlihat dari perubahan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 25,22%.

Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik sebesar 52,33, sedangkan pada siklus II, hasil yang dicapai sebesar 77,55.

B. Saran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis berita dan mengatasi masalah-masalah yang dialami peserta didik. Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Kepada guru, agar dalam pembelajaran menulis berita menggunakan strategi ini karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis berita peserta didik.

Selain itu mampu mengubah perilaku peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta membuat pembelajaran lebih bervariasi.

2. Kepada peserta didik, disarankan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan selalu berlatih menulis berita; dan

3. Kepada peneliti, disarankan agar ada penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan teknik atau pun metode yang lain, untuk menambah khazanah ilmu bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Afgani, J., & Haji, S. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ahdar, M. (2022). Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Menulis Deskripsi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Model Picture and Picture pada Siswa. Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(1) , 74-82.

Alwi, A. M. (2004). Fotojurnalistik: Metode memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Andarwanti, W. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Problem Based Learning dengan Media Foto Berseri Pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 5 Satap SUkoharjo Kabupaten Wonosobo. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barus, S. W. (2010). Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Cahyadi, A. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur.

Serang: Penerbit Laksita Indonesia.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Fadilla, I. R., Bella, A., Khairunnisa, U., & Ningsih, Y. T. (2022). Pengaruh Pembelajaran Mind Mapping terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(6) , 6417-6420.

Graves, D. H. (1978). Balance the Basic: Let Them Write. Learning, 6(8) , 1-30.

Hamdayama, J. (2015). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Iru, L., & Arihi, L. O. (2012). Analisis penerapan pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Maulana, N. (2022). Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction. Jurnal Artikula, 5(1) , 21-28.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:

BPFE.

Perse, E. M., & Lambe, J. L. (2017). Media Effect and Society (Second Edition). New York: Routledge.

Rani, N. L. (2013). Persepsi Jurnalis dan Praktisi Humas terhadap Nilai Berita.

Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(1) , 93-94.

Ruang Guru. (2022, 11 15). Pengertian Teks Berita, Tujuan, Unsur, Struktur, Jenis &

Contoh. Retrieved 12 1, 2022, from ruangguru.com:

https://www.ruangguru.com/blog/ciri-ciri-dan-struktur-teks-berita

Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2011). Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Edisi 1, Cetakan Ke-15).

Jakarta: Rajawali Pers.

Saragih, M. Y. (2018). Media Massa dan Jurnalisme: Kajian Pemaknaan Antara Media Massa Cetak dan Jurnalistik. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 6(1) , 88.

Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2) , 166-178.

Siddiq, M. (2016). Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya. Malang: Tunggal Mandiri Publishing.

Sinaga, E. G., Sirait, J., Gusar, M. R., Frince, M., & Siregar, J. (2022). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Aktif MIKiR Terhadap Keterampilan Menulis Teks Persuasi. JBSI: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2) , 219-228.

Siregar, E., & Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran (Cetakan 3). Bogor:

Ghalia Indonesia.

Siswanto, W., & Ariani, D. (2016). Model Pembelajaran Menulis Cerita. Bandung:

Reflika Aditama.

Soehoet, A. H. (2003). Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP.

Sudarma, I. K. (2014). Fotografi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukirman. (2020). Tes Kemampuan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah. Jurnal Konsepsi, 9(2) , 72-81.

Suwarti, Marqhamah, & Sabardilla, A. (2011). Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII pada SMP Negeri 1 Bringin Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan. Jurnal Penelitian Humaniora, 12(1) , 74-90.

Syamsuddin, A., & Damaianti, V. S. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Cetakan Keenam). Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Sesuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa Bandung.

Trismanto. (2017). Keterampilan Menulis dan Permasalahannya. Bangun Rekaprima, 3(1) , 62-67.

Wahono, B. S. (2020). Rambu-Rambu Jurnalistik (Bagaimana Menulis Berita yang Layak Baca). Jakarta: Guepedia.

Wikipedia. (2022, July 15). Wikipedia. Retrieved Nopember 20, 2022, from wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Foto

Yosef, J. (2009). To be a Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yunaika, W. (2022). Pengaruh Kemampuan Bernalar dan Penguasaan Struktur Terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(1) , 4537-4546.

Zaenuddin, H. (2007). The Journalist : Buku Basic Wartawan, Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Lampiran 1

Dokumentasi Foto Penelitian SIKLUS I

Gambar I Gambar II SIKLUS II

Gambar VI Gambar VII

LAMPIRAN II (RPP SIKLUS I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Karossa Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas / Semester : VIII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2 pertemuan) Kompetensi Inti

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

Memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik Indikator

1. Mampu menemukan unsur-unsur teks berita dengan tepat 2. Mampu menuliskan teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah materi disajikan peserta didik diharapkan dapat:

1. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur berita dengan tepat melalui foto peristiwa.

2. Peserta didik mampu menuliskan teks berita dengan menggunakan foto peristiwa secara singkat, padat, dan jelas.

B. Materi Pembelajaran

 Pengertian Berita

 Jenis-Jenis Berita

 Unsur-Unsur Berita

 Teknik Penulisan Berita C. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Kooperatif

2. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Inkuiri 3. Strategi : Think Talk Write (TTW)

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan I

AKTIVITAS PERTEMUAN KE-1

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pada awal kegiatan ini

ada berapa hal yang perlu dilakukan, yakni:

1) memberi salam dan menertibkan kelas

1) Eksplorasi

a) Guru menyajikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis- jenis, dan unsur-unsur berita).

b) Guru membagi peserta

1) guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah berlangsung 2) guru bertanya kepada

peserta didik

2) melaksanakan apersepsi

3) memperkenalkan materi pelajaran

yang akan

disajikan 4) menjelaskan

tujuan yang ingin

dicapai dan

kompetensi dasar

yang akan

disajikan 5) memotivasi

peserta didik sehingga mereka tertarik untuk berperan aktif dalam belajar.

didik menjadi 6 kelompok (masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang).

c) Guru menjelaskan materi mengenai teks berita (pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur berita) melalui media presentasi power point, pemutaran video dan penampilan gambar.

2) Elaborasi

a) Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur berita.

b) Peserta didik

menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil simakan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.

c) Peserta didik

berinteraksi dan

berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide- ide tentang unsur-unsur berita dalam diskusi.

d) Peserta didik

mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman tentang unsur-

unsur berita dan

mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write).

e) Setiap kelompok

mengenai materi yang belum dimengerti peserta didik.

3) peserta didik dan guru merefleksi kegiatan

yang telah

berlangsung.

4) guru menutup

kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

Dokumen terkait