BAB III METODE PENELITIAN
B. Pembahasan Hasil Penelitian
68
Sedangkan pada saat post test pembelajaran menulis puisi setelah menggunakan media gambar bertema lingkungan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 14.
Perbandingan nilai pre-test dan post-test setelah menggunakan media gambar bertema lingkungan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat banyak siswa yang mengalami peningkatan dilihat dari nilai tertinggi sedangkan nilai terendah tidak lagi diperoleh siswa. Untuk perbandingan nilai pre-test dan post-test sebelum menggunakan media gambar bertema lingkungan diketahui bahwa masih terdapat banyak siswa yang memperoleh nilai rendah, sedangkan peningkatan dari segi nilai tinggi hanya terjadi pada beberapa siswa saja.
69
jelas karena dalam menyampaikan informasi bukan hanya menggunakan kata-kata saja, tetapi disertai gambar untuk memperjelas informasi.
Dengan kata lain, media gambar memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Senada dengan pendapat Kustandi dkk., Sanaky (2011: 72) juga mengemukakan adanya kelebihan sebuah media gambar, yaitu: “(1) sifatnya konkret, (2) gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, (3) dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera, (4) memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, (5) lebih murah harganya, mudah didapatkan, dan digunakan tanpa menggunakan peralatan khusus”.
Keefektifan tersebut dapat diketahui dengan cara menghubungkan kondisi awal dan kondisi akhir pembelajaran menulis puisi siswa yang diajar sebelum dan setelah menggunakan media gambar bertema lingkungan.
1. Deskripsi Kondisi Awal Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin III Kota Makassar
Pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mattoangin III Kota Makassar diawali dengan kegiatan pre-test yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Kegiatan pre-test dilakasanakan pada hari Rabu, 12 Maret 2014 pada jam pelajaran ke 4 dan 5 yang diadakan dalam bentuk praktek menulis puisi secara individu. Kegiatan siswa pada saat
70
mengerjakan soal Pre-Test dapat dilihat pada gambar yang ada pada lampiran.
Kesulitan paling menonjol yang dialami siswa terletak pada unsur gaya bahasa (pemajasan). Dari puisi-puisi yang dibuat, masih banyak yang tidak menggunakan unsur pemajasan. Kalaupun ada hanya beberapa siswa saja yang menggunakan unsur pemajasan, pemajasan yang banyak digunakan adalah majas personifikasi. Contoh penggunaan unsur pemajasan dalam puisi yang telah dibuat siswa adalah sebagai berikut:
Tak kau peduli asap knalpot membelai wajahmu
Tak kau peduli bisingnya kendaraan bersenandung di telingamu Kau tetap tengadahkan tangan
Hanya tuk sekeping recehan (PRT 30)
Selain menggunakan unsur pemajasan, terlihat pula bahwa puisi di atas menggunakan persajakan yang nampak pada setiap akhir larik yakni:
… wajahmu
… telingamu … tangan … recehan.
71
Setelah diadakan kegiatan pre-test , diperoleh rata-rata skor siswa sebesar 12,36.
2. Perbedaan Antara Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin III pada Pembelajaran Menulis Puisi Sebelum dan Setelah Menggunakan Media Gambar Bertema Lingkungan.
Hasil yang diperoleh siswa pada saat pre-test menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang, sehingga sangat dibutuhkan adanya inovasi ataupun alternatif yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Salah satu alternatif yang dapat diambil adalah dengan melalui media pembelajaran yang dalam hal ini berupa media gambar bertema lingkungan. Melalui media gambar bertema lingkungan ini, diharapkan siswa dapat menuangkan ide-ide kreatifnya dalam membuat sebuah puisi. Untuk mengetahui keefektifan media gambar bertema lingkungan dalam pembelajaran menulis puisi, maka diadakan penelitian dengan cara membandingkan hasil rata-rata skor siswa pada pembelajaran menulis puisi tanpa media gambar bertema lingkungan, dan hasil rata-rata skor siswa pada pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan.
Pembelajaran menulis puisi tanpa menggunakan media gambar bertema lingkungan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Sajian- sajian pembelajaran berupa teori-teori tentang bagaimana menulis sebuah puisi yang disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut untuk berpikir kreatif menemukan ide dan inspirasi sesuai dengan kreativitas masing-masing untuk menuliskan puisi.
72
Setelah tiga kali pertemuan, diadakanlah post-test pada pertemuan keempat dengan maksud mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran tanpa menggunakan media gambar bertema lingkungan.
Hasil rata-rata skor yang diperoleh siswa sebesar 14,00. Bila dibandingkan dengan hasil skor pre-test, sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,63.
Pembelajaran selanjutnya dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan. Pada pembelajaran ini, siswa mendapat perlakuan berupa pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan gambar bertema lingkungan sebagai medianya. Dengan bantuan media gambar tersebut, siswa tidak hanya tahu tentang cerita atau informasi tentang lingkungan yang dimaksud, tetapi siswa mendapatkan sesuatu yang konkret dari lingkungan walaupun tidak melihat wujud aslinya tetapi hanya melihat gambar. Dari gambar yang disajikan, siswa mencoba menemukan ide-ide dan menuangkannya dalam larik-larik puisi. Gambar yang disajikan pada saat perlakuan terdiri dari tiga gambar untuk tiga kali pertemuan dengan tema-tema lingkungan. Gambar pertama untuk pertemuan pertama berupa gambar seoarang anak mengemis di jalanan.
Gambar kedua untuk pertemuan kedua berupa gambar kemacetan lalu lintas di jalan raya, sedangkan gambar ketiga berupa gambar anak berseragam sekolah mengadakan tawuran. Dari gambar tersebut, siswa diminta untuk mengamati gambar, kemudian siswa diminta untuk memunculkan ide-idenya dari gambar yang dilihat dan dituangkan ke
73
dalam sebuah tulisan puisi. Langkah terakhir setelah mendapat perlakuan, diberikan post-test. Pemberian post-test dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa setelah diberi perlakuan.
Selain hal tersebut, kegiatan post-test pembelajaran menulis puisi bermanfaat untuk membandingkan skor awal dan skor akhir siswa.
Apakah hasil post-test siswa hasilnya sama dengan pre-test, lebih meningkat dibandingkan pre-test atau lebih rendah dibandingakn pre-test.
Nilai rata-rata post-test yang diperoleh siswa setelah pembelajaran dengan perlakuan berupa media gambar bertema alam sebesar 17,43.
Dibandingkan dengan nilai rata-rata pada saat pre-test, hasil post-test setelah pembelajaran dengan pengguaan media gambar bertema alam mengalami peningkatan sebesar 5,27.
Perbedaan pembelajaran menulis puisi sebelum dan setelah perlakuan berupa media gambar bertema lingkungan dapat dilihat dari hasil rata-rata skor pada saat post-test sebelum dan setelah perlakuan.
Skor tes akhir siswa setelah pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan skor tes akhir kemampuan menulis puisi siswa sebelum menggunakan media gambar bertema lingkungan mengalami peningkatan yang kecil. Rata-rata tes akhir siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan sebesar 17,43.
Rata-rata tes akhir siswa sebelum menggunakan media gambar bertema lingkungan sebesar 14,00. Data post-test pembelajaran menulis puisi
74
dengan perlakuan memiliki skor terendah 14 dan skor tertinggi 20, sedangkan pada saat post-test tanpa perlakuan diperoleh skor terendah 10 dan skor tertinggi 20. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan gambar bertema alam dengan kemampuan menulis puisi pada siswa sebelum menggunakan gambar bertema lingkungan. Dengan demikian, adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa media gambar bertema lingkungan lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mattoangin III Kota Makassar dibandingkan dengan metode konvensional yang biasa dipakai oleh guru.
Setelah diberi perlakuan dengan media gambar bertema lingkungan, siswa lebih mudah dalam menulis puisi. Mereka tidak lagi kebingungan dalam mencari ide untuk dituangkan dalam kata-kata. Berbeda dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan media gambar bertema lingkungan. Siswa cenderung pasif dan kebingungan untuk mencari ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Siswa hanya diam dan terlihat malas untuk memulai menulis puisi.
75 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Pembelajaran menulis puisi seringkali dihadapkan pada banyak kendala, seperti kemampuan guru mengajarkannya, kemampuan siswa, dan minat siswa terhadap puisi itu sendiri. Peran guru dalam hal ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan ataupun inovasi sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan cara berpikir siswa untuk lebih kreatif menemukan ide- ide dalam menulis puisi. Salah satu inovasi yang dilakukan dengan menitikberatkan pada medianya.
Media gambar bertema lingkungan dapat menghilangkan kejenuhan siswa terhadap materi-materi pembelajaran. Dengan melihat media gambar bertema lingkungan, siswa termotivasi menuangkan ide- idenya ke dalam bait-bait puisi, sehingga media gambar bertema lingkungan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi.
Keefektivan media gambar bertema lingkungan dalam pembelajaran menulis puisi terbukti dengan adanya perbedaan hasil yang diperoleh antara siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media gambar bertema lingkungan. Dari hasil penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Mattoangin III yang diajar menulis puisi dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan memperoleh skor lebih tinggi
76
dibandingkan dengan siswa kelas V SD Negeri Mattoangin III yang diajar menulis puisi tanpa menggunakan media gambar berema lingkungan.
Dengan demikian, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar bertema lingkungan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menulis puisi tanpa menggnakan media gambar bertema lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru SD Negeri Mattoangin III sebaiknya memanfaatkan media gambar, satu di antaranya media gambar bertema lingkungan dalam pembelajaran menulis puisi karena dengan media tersebut siswa terbukti dapat lebih mudah untuk memunculkan ide-ide untuk dituangkan dalam bait-bait puisi.
2. Dalam mengajarkan pembelajaran puisi, guru harus memperhatikan teori-teori tentang puisi itu sendiri dengan benar terutama pada unsur-unsur puisi sehingga siswa tidak hanya tahu tentang pemajasan saja.
3. Menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi, guru sebaiknya lebih memperhatikan gambar yang sesuai dengan konteks lingkungan sekolah sehingga siswa lebih mudah untuk memunculkan ide karena bukan lagi merupakan hal yang asing.
77
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alfiah. 2009. Pengajaran Puisi Sebuah Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Perss.
Asma, Nur. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi . Jakarta: Pustaka Pelajar.
Bugin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana.
Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasriani, M.S. 2010. Penggunaan Media Musik Instrumen Kitaro dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru. Tesis. Makassar: Jurusan PBSI PPS, UNISMUH.
Hastuti, Sri. 1982. Tulis - Menulis . Yogyakarta: Percetakan Lukman.
Hidayah, Amri. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi melalui Media Gambar Fotografi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII A SMPN 5 Depok. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi PBSI, FBS UNY
http://bektipatria.guru-indonesia.net/artikel_detail-31789.html (diakses, 5 Januari 2014)
http://bektipatria.guru-indonesia.net/artikel_detail-31789.html (diakses, 29 Desember 2014)
http://sastrahobiku.wordpress.com/2013/05/09/puisi-dan-teori-part-3/
(diakses, 4 Januari 2014)
http://wwwblogmyinspiration.blogspot.com/2009/06/bahasa-figurative- dalam-puisi.html (diakses, 4 Januari 2014)
78
Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jamaluddin. 2011. Pemanfaatan Media Gambar dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V SD Inpres Rappokalling I Kecamatan Tallo Kota Makassar. Tesis.
Makassar: Jurusan PBSI PPS, UNISMUH.
Jusni, Baini. 2005. Media Pengajaran PPKn SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kustandi, Cecep dkk. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital . Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra . Yogyakarta: BPFE.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rahman, Abdul. 2010. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Menulis Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Timbuseng Kabupaten Gowa. Tesis. Makassar: Jurusan PBSI PPS, UNISMUH.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra . Yogyakarta: Kanisius.
Rosita, Anita. 2009. Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SDN II Serang, Banten. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi PBSI, FBS UNY
Russeffendi. 1982. Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Tarsito.
Salam, Rosdiah.2009.Teori dan Apresiasi Sastra. Makassar. UNM Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran . Yogyakarta: Kaukaba.
Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi . Yogyakarta: Gama Media.
Situmorang, B.P. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa . Yogyakarta: Intan Pariwara
79
Suartini, Eni. 2007. Penggunaan Media Gambar Foto Seri dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMAN 10 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : : Program Studi PBSI, FBS UNY Sudjana, Nana. 2010. Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono, DR. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alvabet Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tiro, Muhammad Arif. 2009. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi . Jakarta: Erlangga.
Wahyuni, Citra.2007. “Keefektifan Penggunaan Metode Sumbang Saran Kosakata terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung”. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi PBSI, FBS UNY
80 Lampiran 1.
SKOR PEROLEHAN NILAI PRE-TEST SISWA
No. Nama Siswa
Aspek Penilaian
Total
Skor Nilai Struktur Fisik
Struktur Bathin
Diksi
Gaya
Bahasa Isi
Pesa n
1 PRT 1 2 2 3 2 9 45
2 PRT 2 2 2 2 2 8 40
3 PRT 3 2 2 3 3 10 50
4 PRT 4 3 3 4 4 14 70
5 PRT 5 3 2 4 3 12 60
6 PRT 6 3 2 3 3 11 55
7 PRT 7 4 3 5 5 17 85
8 PRT 8 4 3 3 3 13 65
9 PRT 9 3 2 3 3 11 55
10 PRT 10 2 2 2 2 8 40
11 PRT 11 4 3 4 3 14 70
12 PRT 12 3 2 3 3 11 55
13 PRT 13 4 4 5 4 17 85
14 PRT 14 4 4 5 5 18 90
15 PRT 15 2 2 3 2 9 45
16 PRT 16 3 2 3 3 11 55
17 PRT 17 3 3 4 3 13 65
81
18 PRT 18 3 3 4 3 13 65
19 PRT 19 3 2 3 3 11 55
20 PRT 20 4 3 5 5 17 85
21 PRT 21 3 3 4 3 13 65
22 PRT 22 3 3 4 4 14 70
23 PRT 23 2 2 3 3 10 50
24 PRT 24 2 2 3 3 10 50
25 PRT 25 2 2 3 3 10 50
26 PRT 26 4 4 4 4 16 80
27 PRT 27 2 2 2 2 8 40
28 PRT 28 3 2 3 3 11 55
29 PRT 29 3 2 3 3 11 55
30 PRT 30 5 4 5 5 19 95
31 PRT 31 4 4 4 3 15 75
32 PRT 32 2 2 2 2 8 40
33 PRT 33 4 3 4 5 16 80
Jumlah 408
2.04 0
Rata-rata 12.36
61.8 2
82 Lampiran 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI TANPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERTEMA LINGKUNGAN
Sekolah : SD NEGERI MATTOANGIN III Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester : V / II
Waktu : 6 X 35 menit (3 X pertemuan) A. Standar Kompetansi : Menulis
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
A. Kompetensi Dasar
8.3. Menulis puisi bebas dengan kata yang tepat B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami tentang puisi dan unsur-unsur puisi 2. Siswa dapat memilih dan mendata objek sendiri yang akan dijadikan bahan menulis puisi
3. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian(respect), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab (responsibility) Berani (courage) dan Ketulusan ( Honesty ) C. Materi Pokok
Puisi
D. Pengalaman Belajar Pertemuan I:
a. Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi :
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Memahami berbagai jenis puisi
83
Elaborasi
1. Penyajian materi tentang pengertian puisi dan menunjukkan contoh puisi
2. Menentukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman melalui kegiatan ceramah.
3. Menulis puisi berdasarkan gagasan pokok dengan menggunakan pilihan kata yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan.
Konfirmasi
1. Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
b. Kegiatan Penutup
1. Tanya jawab, diskusi, penugasan
2. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
3. Siswa diberi tugas untuk menulis puisi bebas.
Pertemuan II:
a. Kegiatan Awal : Apersepsi dan Motivasi :
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Memahami berbagai jenis puisi
Elaborasi
1. Penyajian materi tentang unsur-unsur puisi.
2. Menentukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman melalui kegiatan ceramah.
3. Menulis puisi berdasarkan gagasan pokok dengan menggunakan pilihan kata yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan.
Konfirmasi
1. Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
1. Tanya jawab, diskusi, penugasan
2. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
3. Siswa diberi tugas untuk menulis puisi bebas.
84 Pertemuan III:
a. Kegiatan Awal : Apersepsi dan Motivasi :
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Memahami berbagai jenis puisi
Elaborasi
1. Penyajian materi tentang cirri-ciri puisi dan langkah-langkah menulis puisi
2. Menentukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman melalui kegiatan ceramah.
3. Menulis puisi berdasarkan gagasan pokok dengan menggunakan pilihan kata yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan.
Konfirmasi
1. Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
1. Tanya jawab, diskusi, penugasan
2. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
3. Siswa diberi tugas untuk menulis puisi bebas.
F. Metode/Sumber Belajar :
1. Metode : Tanya jawab,diskusi,penugasan, /Multi metode 2. Sumber Belajar : Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 5 B, Naskah Puisi, Kurikulum 2006 KTSP
G. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Membaca contoh puisi
Menulis puisi
Lisan
Tertulis
Lembar penilaian Produk
Tentukan gagasan pokok berdasarkan pengalamanmu!
Tulislah puisi berdasarkan
gagasan pokok dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat!
85
Makassar, 17 Maret 2014 Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti
Dra. Hasminari Sitti Nurbaety Ahmad, S.Pd.
NIP : 19621209 198303 2 012 Nip : 19711015 200604 2 020
86 Lampiran 3.
MATERI PEMBELAJARAN PUISI
Pengertian
Puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh rima, irama, metrum serta penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan ide, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai suatu hal yang diungkapkan melalui rangkaian kata-kata yang indah.
Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin.
1. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari beberapa macam, yaitu:
(1) Diksi, yaitu: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
(2) Bahasa Figuratif, yaitu: bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
87
Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
(1) Tema/makna
Tema adalah pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar mengarang, menggubah/mengarang sajak, dsb). Media puisi adalah bahasa. Maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Amanat/tujuan/maksud
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
88 CIRI-CIRI PUISI
Puisi Lama:
1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui) 2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama 3. Merupakan kesusastraan lisan
4. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise 5. Isinya fantastis dan istanasentris Puisi Baru:
1. Pengarangnya diketahui
2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama 3. Berkembang secara lisan dan tertulis 4. Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah) 5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya LANGKAH-LANGKAH MENULIS PUISI
1. Tuangkan tema atau inspirasi apa yang akan dituangkan dalam tiap baris dan bait.
2. Mempersempit tema dengan memfokuskan pada objek tertentu.
3. Tentukan kata kunci yang akan dikembangkan dalam tiap baris.
89
4. Kembangkan kata kunci dengan memanfaatkan diksi dan majas.
5. Perhatikan koherensi (hubungan) antar bait dan sisipkan amanat yang akan disampaikan.
6. Susunlah menjadi suatu puisi yang utuh.
90 Lampiran 4.
LEMBAR PENILAIAN MENULIS PUISI
Aspek Puisi Indikator Skor
Fisik
Diksi
Sangat baik : pemilihan kata tepat, penggunaan kata efektif, bahasa yang dipakai padat, persajakan yang dipakai teratur.
5
Baik : pemilihan kata cukup tepat, penggunaan kata cukup efektif, bahasa yang dipakai cukup padat, persajakan yang dipakai cukup teratur.
4
Cukup/sedang : pemilihan kata kurang tepat, penggunaan kata kurang efektif, bahasa yang dipakai kurang padat, persajakan yang dipakai
kurang teratur.
3
Kurang : pemilihan kata tidak tepat, penggunaan kata tidak efektif, bahasa yang dipakai tidak padat, persajakan yang dipakai tidak teratur.
2
Gaya Bahasa
Sangat baik: penggunaan gaya bahasa indah, penggunaan gaya bahasa mampu menciptakan kekuatan ekspresi.
5 Baik : penggunaan gaya bahasa cukup indah, penggunaan gaya bahasa cukup mampu menciptakan kekuatan ekspresi.
4 Cukup/sedang : penggunaan gaya bahasa kurang indah, penggunaan gaya bahasa kurang mampu menciptakan kekuatan ekspresi.
3
Kurang : tidak terdapat penggunaan gaya bahasa.
2
Batin Isi/ Makna
Sangat baik : isi puisi sesuai dengan judul dan tema, terdapat 90nsure perasaan yang kuat pada puisi.
5 Baik : isi puisi cukup sesuai dengan judul dan tema, terdapat 90nsure perasaan yang cukup kuat pada puisi.
4 Cukup/sedang : isi puisi kurang sesuai dengan judul dan tema, terdapat 90nsure perasaan tetapi kurang kuat.
3