• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pembahasan Temuan

Proses pembelajaran umumnya berorientasi aplikatif atau sejalan dengan konsep life skill baik general life skill maupun spesific life skill.

Proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada dalam mengembangkan life skill siswa melalui pendidikan kewirausahaan. Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siswa wajib mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas maupun pembelajaran di lapangan. Program pembelajaran diharapkan dapat menjadi bekal keterampilan siswa sehingga mereka dapat memiliki daya saing yang tinggi dalam memasuki dunia kerja di era millenial.

Implementasi Nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan siswa dilaksanakan sesuai

90 Observasi, Situbondo, 03 Juli 2018.

dengan karakteristik siswa, berpusat pada siswa dan tujuan pembelajaran.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai seorang wirausaha atau calon wirausaha yaitu, menanamkan rasa percaya diri, memiliki semangat kemandirian, dapat mengambil resiko, berani memulai, memiliki jiwa kreatif dan inovasi yang tinggi serta pantang menyerah.91

Program life skill bukan hanya bersifat pada personal skill tetapi juga social skill, akademic skill, dan vocational skill. Di era millenial ini persaingan skill antar bangsa dalam berbagai bidang, sebagai bukti bahwa hanya bangsa yang memiliki skill dan unggul dalam bidang ekonomi serta penguasaan IPTEK saja yang mengambil manfaat besar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing dalam persaingan global, tersedianya SDM yang memiliki kualitas yang unggul perlu disiapkan secara dini, dan sebagai alat utamanya adalah penguasaan IPTEK dan keterampilan, termasuk sikap kewirausahaan.

Dalam implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada Desa Tlogosari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo, selain sumber daya alam yang mumpuni, punya lahan pertanian sendiri, memiliki unit usaha pemasaran sendiri, serta gudang pengelolaan kopi. Siswa juga dibekali kemampuan untuk

91 Taufik, Wawancara, Situbondo, 30 Mei 2018.

mengoperasikan komputer dan internet. Hal ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha yang baik serta memiliki kreativitas yang tinggi.92

Pengembangan kurikulum yang terpadu antara mata pelajaran umum dan mata pelajaran keagamaan, serta modifikasi untuk program keterampilan. Model kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada merupakan perpaduan antara di pondok dengan program keterampilan. Pola pembelajaran yang bernuansa masa depan melalui kajian pengetahuan keagamaan, pengetahuan umum, dan keterampilan.

Sekolah ini mengintegrasikan pendidikan keagamaan dengan pendidikan umum yang bertujuan menciptakan lulusan yang sesuai dengan tujuan yayasan masyarakat sekitar. Siswa dibekali dengan kemampuan berkhotbah, memimpin tahlil, dan mengurus jenazah, sehingga siswa bisa bermanfaat di masyarakat.93

Jika merujuk pada pendapat Kasmir menyatakan arti wirausahawan secara sederhana yaitu orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara sederhana.94 Sedangkan menurut Abdulhak (2000) dalam bukunya Anwar, mengatakan bahwa istilah strategi dalam hal ini adalah cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar,

92 Dulla Absori, Wawancara, Situbondo, 07 Juli 2018.

93 Ibid,.

94 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajagrafindo Perkasa, 2012), 19.

termasuk penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian proses serta hasil belajar.95

Kehadiran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada yang memadukan pendidikan Agama Islam dengan pendidikan umum termasuk pendidikan kewirausahaan telah ikut menjawab tantangan zaman termasuk dalam memasuki era millenial yang penuh dengan persaingan dan merupakan implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan. Pola pendidikan yang berlangsung di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada mengikuti sistem pendidikan nasional. Secara akademik siswa dapat nilai lebih pada aspek psikomotoriknya, karena kemampuan yang didapatkan oleh siswa secara kognitif sudah teraplikasikan dengan baik. Sehingga tingkat mengukur kemampuan akademiknya menjadi satu kesatuan yang komplit mulai dari kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Mengacu kepada kurikulum nasional, pendidikan kewirausahaan sudah diintegrasikan dikurikulum dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan sekolah. Kurikulum juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.96

Sebagai konsekuensinya, maka sekolah harus memodernisasi sistem pendidikan dan manajemen sesuai dengan arah kebijakan pemerintah dan arah pergerakan masyarakat dengan harapan dapat memenuhi peluang kerja dan jabatan tertentu. Munculnya berbagai tantangan di era millenial

95 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), (Bandung: Alfabeta, 2004), 108.

96 Sudaryanti, Wawancara, Situbondo, 31 Mei 2018.

ini harus menjadi pertimbangan tersendiri dalam melakukan penyesuaian seperti dapat membaca peluang pasar, memiliki orientasi tujuan masa depan, serta visi dan misi yang memiliki nuansa global yang sarat dengan persaingan.

Usaha yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada dalam mengembangkan life skill siswa, yaitu dengan mengikut sertakan siswa dalam kegiatan event-event besar, pameran- pameran produk, serta magang. Kegiatan di sekolah sendiri siswa banyak melakukan aktifitas di lahan pertanian. Siswa melakukan pembibitan, perawatan tanaman, panen, serta pemasaran produk. Produk kopi unggulan Argopuro telah menembus pasar nasional maupun internasional.97

Selain pendidikan kewirausahaan dalam mengembangkan life skill siswa, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada juga melakukan kegiatan pembelajaran keagamaan, seperti siswa diwajibkan sholat dhuha berjamaah sebelum jam pelajaran dimulai, membaca khotbah jum’at, memimpin tahlil, dan melakukan kegiatan kerja bakti. Diharapkan siswa dapat memiliki jiwa sosial dan menjadi seseorang yang memiliki akidah yang kuat, sehingga siswa dapat melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik.

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada terlihat sukses dalam beberapa tahun. Mengingat sekolah tersebut yang letaknya di

97 Ibid,.

daerah terpencil. Hal ini terlihat dari siswa yang sudah mampu bekerjasama dengan sekolah lain yang lebih maju. Contohnya bisa bersaing dalam hal pemasaran produk dan juga bisa mengikuti pameran- pameran yang kadang hanya diikuti oleh sekolah-sekolah maju. Sekolah sudah memiliki produk-produk unggulan hasil pertanian, seperti kopi.

Sekolah ini melalui pendidikan kewirausahaan mampu bersaing.98 Sekolah ini bekerja berorientasi pada tujuan yang jelas serta selalu berusaha mengantisipasi segala kemungkinan masalah yang akan dihadapi, seperti sadar akan adanya tantangan, peluang, maupun persaingan.99

Menurut Pearce dalam bukunya Suryana, mengemukakan karakteristik entrepreneur yang berhasil adalah:

1) Komitmen dan determinasi yang tiada batas

2) Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi 3) Orientasi ke arah peluang serta tujuan

4) Lokus pengendalian internal 5) Tolensi terhadap ambiguitas

6) Mempersiapkan diri untuk mengantisisapi problem yang mungkin timbul.

7) Meski kekuasaan dan status dapat diraih, tetapi tetap lebih memusatkan perhatian pada peluang, pelanggan, pasar, dan persaingan

8) Tidak terintimidasi dengan situasi sulit

98 Dulla Absori, Wawancara, Situbondo, 07 Juli 2018.

99 Sudaryanti, Wawancara, Situbondo, 31 Mei 2018.

9) Secara agresif mencari umpan balik yang memungkinkan mempercepat kemajuan secara efektifitas

10) Kemampuan menghadapi kegagalan dan memanfaatkannya sebagai suatu proses belajar.100

Adapun faktor pendukung implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada. Pertama, SDA (sumber daya alam) yang sangat mendukung, daya saing pasar tidak begitu rumit, prospek kedepan sangat menjanjikan, produk mampu bersaing dipasaran, indikatornya bisa diterima dipasar nasional bahkan internasional. Kedua, SDM (sumber daya manusia) lembaga bisa diandalkan meski jauh dari baik indikator bisa diandalkan hal ini bisa dilihat dari kemampuan SDM lembaga yang dapat mendukung yang lulusan dibidang pertanian ada tiga orang dan masih didukung oleh calon magister manajemen bisnis yang berpengalaman. Ketiga, peserta didiknya juga memiliki semangat yang tinggi dalam belajar berwirausaha, kreatif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan, serta memiliki semangat yang tinggi dalam belajar.101

Penghambat implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada, adalah tenaga pendidik yang kurang profesional. Banyak

100 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses (edisi revisi), (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 60.

101 Sudaryanti, Wawancara, Situbondo, 30 Mei 2018.

guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Akan tetapi para guru diikutkan pelatihan-pelatihan, seminar maupun studi lanjut. Jarak sekolah dengan pusat kota yang jauh menjadi salah satu faktor penghambat, materi kewirausahaan itu masih terpisah dengan mata pelajaran lain artinya masih menjadi materi sendiri tidak terintegrasikan pada setiap mata pelajaran. terus yang paling penting kerjasama dengan instansi/pengusaha yang masih kurang.102

Jika merujuk pada pendapat Dedi Purwana dan Agus Wibowo, mengatakan bahwa ada beberapa tantangan dalam mengembangkan model pendidikan kewirausahaan, sebagai berikut:103

a) Tenaga pendidik tidak memiliki kompetensi dan pengalaman sebagai entrepreneur sehingga konsep yang diajarkan terlalu fokus pada bagaimana merintis dan mengelola usaha – aspek kognitif. Seharusnya mereka memberikan porsi yang lebih besar pada pembimbingan peserta didik untuk mampu menggali potensi diri sebagai wirausaha. Revolusi mental diperlukan untuk mengubah mindset peserta didik dari mental pegawai menjadi wirausaha.

b) Pendidikan kewirausahaan tidak diajarkan secara integratif dan tematik. Artinya, mata pelajaran kewirausahaan

102 Dulla Absori, Wawancara, Situbondo, 07 Juli 2018.

103 Dedi Purwana dan Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), 3-4.

diajarkan secara terpisah. Seharusnya filosofinya dan nilai- nilai kewirausahaan diintegrasikan pada apapun mata pelajaran secara tematik sebagai bagian dari pendidikan karakter.

c) Pimpinan satuan pendidikan tidak selalu memberikan ruang gerak bagi suburnya benih-benih kewirausahaan. Mindset mereka sebagai birokrat sering kali menutup rapat potensi kreativitas dan inovasi peserta didik. Satuan pendidikan seharusnya menjadi hidden curriculum bagi pendidikan kewirausahaan.

d) Pendidikan kewirausahaan saat ini belum mampu dijadikan landasan bagi penguatan keterampilan hidup (life skill) bagi peserta didik. Melek finansial, misalnya masih dipandang bukan sebagai keterampilan hidup yang diperlukan sehingga tidak perlu diajarkan sejak usia dini. Orang tua atau pendidik sering kali menganggap tabu membicarakan segala sesuatu tentang uang kepada anak usia dini.

e) Pada jenjang Perguruan Tinggi masih minim jumlah perusahaan yang mau bermitra dengan lembaga pendidikan tinggi untuk mencetak wirausaha baru melalui pendirian inkubator bisnis.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian hasil penelitian dan analisis yang penulis kemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka dalam bab terakhir ini penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada, meliputi:

(a) aspek kecakapan pribadi meliputi kecakapan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yakni dengan keterampilan belajar pengelolaan kopi.

(b) aspek kecakapan sosial mencakup kecakapan komunikasi dengan konsumen dan masyarakat melalui kegiatan kerjasama maupun kegiatan keagamaan.

(c) aspek kecakapan akademik disebut juga kemampuan berpikir ilmiah yang meliputi penilaian diri pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa

(d) aspek kecakapan vokasional mencakup keterampilan pada proses pengelolaan dan pemasaran kopi serta keterampilan dibidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat.

2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada tahun pelajaran 2017-2018.

a. Faktor pendukung implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada, yaitu:

(1) sumber daya alam yang mendukung (2) memiliki semangat kerja

(3) memiliki lahan pertanian sendiri (4) memiliki unit usaha sendiri (5) transportasi yang mendukung

b. Faktor penghambat implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada, yaitu:

(1) masih ada 3 orang guru yang mengajar tidak sesuai dengan spesifikasi keilmuannya

(2) sarana dan prasarana minim (3) jauh dari pusat kota

(4) cuaca tak menentu

(5) materi kewirausahaan terpisah dengan mata pelajaran lain (6) terbatasnya kerjasama dengan pengusaha-pengusaha.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut.

Setiap sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya, termasuk usaha yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sabda Ria Nada dalam mengembangkan life skill siswa melalui pendidikan kewirausahaan. Untuk itu perlu kiranya penulis menyampaikan beberapa saran demi kemajuan dalam implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada, yaitu:

1. Kepala sekolah

Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dalam mengembangkan life skill siswa sudah terlihat sukses setelah sekolah tersebut beberapa tahun berdiri, terkait dengan pengadaan sarana prasarana perlu ditingkatkan agar sarana dan prasarana dapat memadai dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam praktikum (pengelolaan kopi), mengingat permintaan pasar yang lumayan komplek sehingga perlu menambah sarana dan prasarana baru.

Selain itu, kepala sekolah perlu memperhatikan kompetensi- kompetensi guru mata pelajaran, terkait dengan perekrutan perlu adanya manajemen yang baik sehingga guru yang mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Kepala sekolah perlu melakukan

pelatihan-pelatihan, mengikutkan seminar-seminar, bahkan study lanjut terhadap para guru yang sudah mengajar di sekolah tersebut.

2. Guru

Senantiasa bersungguh-sungguh, sabar, dan dapat istiqomah dalam mendidik siswa khususnya dalam implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan. Selain itu, diharapkan para guru selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menjawab tuntutan zaman di era millenial ini.

3. Peneliti selanjutnya

Bahwa dari hasil analisis tentang implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada Desa Tlogosari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo ini belum sepenuhnya bisa dikatakan sempurna, sebab tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan didalamnya sebab akibat dari keterbatasan waktu, sumber rujukan, metode serta pemahaman dan ketajaman analisis yang dimiliki, oleh karena itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti lebih lanjut tentang implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam mengembangkan life skill kewirausahaan atau yang mengkaji ulang dari hasil penelitian ini supaya lebih komprehensif dan kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wibowo,Dedi Purwana. 2017. Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Akhmad Rifqi Azis. 2010. Potret Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Wirausaha Muslim di Pondok Pesantren Sidogiri DS. Sidogiri Kec. Kraton Kab.

Pasuruan Tahun 2010. Jember : STAIN Jember.

Al-Qur’an, 04 : 9

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung : Alfabeta.

Astamun, Moko P. 2008. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Cresswell, John W. 2013. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim. 2009. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung:Pustaka Setia.

Depdiknas. 2014. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003.

Jakarta: Sinar Grafika.

Djoko Sudantoko, Pandji Anoraga. 2002. Koperasi, Kewirausahaan Dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta.

Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: GemaInsani Press.

Fathoni, Abdurahman. 2011. Metodologi Penelitian & Tehnik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

H.R. Muslim 4816 dari Abi Hurairah

Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa.

Moleong,J Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya..

Mundir. 2013. Metode Penelitian kualitatif dan Kuantitatif. Jember: STAIN Press.

Musyrif Kamal Jaaul Haq. 2015. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Life Skill Santri (Studi Kasus Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang). Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan R & D. Bandung:

Rineka Cipta.

Suherman, Eman . 2008. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung:

Alfabeta.

Sukarno. 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya:

elKAF.

Sumarsono, Sony. 2010. Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryana. 2013. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses (edisi revisi), Jakarta: Salemba Empat.

Tafsir, Ahmad. 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN Jember Press.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.

Umi Kulsum. 2006. Upaya Kepala Madrasah Dalam Membangun Jiwa

Kewirausahaan Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jember 3 Tahun Pelajaran 2005/2006. Jember : STAIN Jember.

Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam

Mengembangka n Life Skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada Desa Tlogosari Kec.

Sumbermalang Kab. Situbondo Tahun Pelajaran 2017-2018

Kewirausaha an

b. Life Skill siswa

Kewirausahaan b. Konsep

Pendidikan Kewirausahaan c. Nilai-nilai

Karakter Kewirausahaan

a. kecakapan pribadi

b. kecakapan sosial c. kecakapan akademik d. kecakapan vokasional

kewirausahaan dalam dunia usaha b. Konsep pendidikan kewirausahaan sebagai

kurikulum c. Nilai-nilai karakter kewirausahaan

a.kecakapan pribadi dalam dunia usaha dan pembelajaran b. kecakapan sosial dalam dunia usaha dan pembelajaran c. kecakapan akademik dalam pembelajaran d.kecakapan kerja dalam dunia usaha

- Kasek SMK - Guru PAI dan Kewirausahaan -Siswa

b. Dokumentasi

penelitian menggunakan Kualitatif Deskriptif b. Lokasi Penelitian:

SMK Sabda Ria Nada c. Metode

Pengumpulan Data - Observasi

- Interview - Dokumentasi d. Analisis Data Menggunakan Teknik analisis Deskriptif

implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam

mengembangkan life skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada Desa Tlogosari kec.

Sumbermalang Kab.

Situbondo Tahun Pelajaran 2017-2018 ? b. Apa faktor pendukung

dan penghambat

implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam

Mengembangkan Life Skill kewirausahaan di SMK Sabda Ria Nada Desa Tlogosari Kec.

Sumbermalang Kab.

Situbondo Tahun Pelajaran 2017-2018?

Siswa meracik kopi pada HUT Kecamatan Sumbermalang

Siswa praktikum di lahan pertanian SMK Sabda Ria Nada

Kegiatan pameran bersama Kepala Sekolah SMK Sabda Ria Nada

Melakukan wawancara bersama bapak Dulla Absori selaku guru prakarya dan kewirausahaan

Dokumen terkait