BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
ruang perpustakaan juga memberi kesempatan siswa untuk lebih mencintai dan membudayakan baca buku sebagai wawasan keilmuan. 102
Menurut Slamet P.H., sebagaimana dikutip oleh Ikbal Barlian, bahwa pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah (guru) agar dapat dilaksanakan secara optimal dibutuhkan kreatifitas kepala sekolah untuk melakukan upaya-upaya pemberdayaan terhadap stafnya baik staf akademik maupun staf administrasi.105
Di samping itu perlu didukung oleh komitmen. Menurut Priyadarma, sebagaimana dikutip oleh Ikbal Barlian bahwa: Komitmen adalah nilai yang kuat atau penuh kesungguhan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya atau dipercayakan kepadanya, suatu janji atau ucapan dari seseorang.106
Dari beberapa nara sumber primer maupun skunder melalui proses wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti mendeskripsikan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah dalam memberdayakan tenaga pendidik adalah cukup baik, namun seringkali tugas-tugas tertentu masih harus dibantu oleh personel di bawahnya.
Meskipun mampu berperan secara manajerial, namun kepala sekolah belum sepenuhnya menjadi problem solving secara kapasitas personal organisatoris. Namun demikian, kekurangan tersebut dapat diantisipasi dengan kerjasama personel yang saling bersinergi satu sama lain. Ini mungkin juga dilatarbelakangi oleh faktor kualifikasi akademik “sang kepala sekolah” yang belum bisa menerapkan manajemen secara maksimal, adapun kelebihan yang dimiliki oleh
105 Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, 14
106 Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, 18
kepala sekolah dalam peran manajerialnya di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini adalah mampu membuat perencanaan dan gebrakan program sekolah yang bisa mempertahankan eksistensi dan mutu sekolah yang tentunya harus didukung oleh semua warga sekolah. Sementara mengenai aspek evaluasi program sekolah ia masih harus lebih banyak belajar dan berkoordinasi serta mengandalkan pendelegasian wewenang bawahannya.
Idealnya kepala sekolah memiliki catatan kinerja atau track record setiap personel yang dipimpinnya. Namun tidak sepenuhnya dijalankan dengan maksimal. Sepanjang yang diketahui oleh peneliti melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi, disini kepala sekolah lebih menggunakan pola pendekatan personal.
Misalnya ketika bawahannya sedang menghadapi problem atau tidak merasa nyaman dengan pekerjaan yang ditekuninya, maka kepala sekolah segera memanggil secar personal untuk berdiskusi yang pada akhirnya akan dicarikan solusi pada agenda rapat struktural atau rapat koordinasi guru.
2) Peran manajerial kepala sekolah meningkatkan potensi dan profesi tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini
Menurut Andang, kepala sekolah selaku manajer harus bisa memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti halnya MGMP, in house training, pendidikan yang lebih tinggi, dan sebagainya.107
Sehingga hal tersebut akan benar-benar dirasakan asas manfaatnya bagi tenaga pendidik. Misalnya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada tenaga pendidik untuk aktif mengikuti kegiatan yang menunjang kompetensi dan potensi guru untuk lebih meningkatkan kualitas/mutu pendidikan, serta memberikan peluang kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui program beasiswa pendidikan.
Namun ada beberapa kendala internal yang masih dihadapi oleh SMP Al Qurnaini dalam upaya meningkatkan potensi dan profesi tenaga pendidik, di antaranya adalah kendala biaya. Namun demikian sekolah tetap memiliki program perencanaan yang sifatnya realistis, walaupun masih belum terlaksana maksimal. Secara umum, selama ini SMP Al Qurnaini sebagai lembaga pendidikan swasta lebih mengorientasikan dan memprioritaskan pengelolaan keuangan kepada kebutuhan vital sekolah seperti honorarium guru dan karyawan, perbaikan sarana prasarana sekolah, pembelian bahan habis pakai dan alat tulis kantor.
3) Peran manajerial kepala sekolah mengembangkan staf dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini
Menurut Mulyasa (2012), sebagaimana dikutip oleh Andang
107 Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, 169.
mengemukakan bahwa terdapat tiga hal yang dapat dilakukan untuk memberdayakan staf agar mereka “merasakan nyaman” di bidangnya yaitu:
(1). Memberikan apresiasi, yaitu pujian objektif kepada staf terhadap usaha yang telah dilakukan, (2). Melakukan pendekatan, berupa suntikan semangat kepada stafnya untuk menjalankan tugsanya dengan baik, (3). Memberikan perhatian, yaitu perhatian penuh terhadap apa yang dibicarakan dan apa yang menjadi kemauan dari pekerjaan mereka.
Dalam upaya pengembangan staf dalam hal ini oleh kepala sekolah memberi kesempatan pada personilnya melalui keikutsertaannya dalam agenda kegiatan workshop, diklat bermutu, yang tujuannya untuk peningkatan mutu kinerja terutama dalam hal pelayanan administrasi sekolah.
Namun demikian masih ada kekurangan dan kendala yang dihadapi, misalnya ada beberapa guru yang mengajar belum sesuai dengan kualifikasi akademiknya, tenaga tata usaha perlu memiliki dan menimba pengalaman yang lebih agar kinerjanya lebih profesional.
4) Peran manajerial kepala sekolah melibatkan stakeholder dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini
Rohmadi (1992) sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sagala, mengemukakan bahwa: kelompok masyarakat terdiri dari publik internal yaitu masyarakat atau warga yang menjadi bagian dari unit usaha, badan, sekolah atau instansi itu sendiri, dan publik eksternal yaitu orang luar atau publik umum. Dalam konteks sekolah, masyarakat sekolah adalah warga atau individu yang berada di sekolah
dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen sekolah. Masyarakat pendidikan adalah segenap komponen terkait yang memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan pengawasan terhadap program pendidikan, sehingga lazim muncul pernyataan tentang stakeholder sekolah atau pihak yang berkepentingan yang berkenan untuk melakukan tugas tersebut.108
Sebagaimana diungkapkan oleh Leslie (1980) dalam Mulyasa:
“school public relation is process of communication between the school and community for purpose for increasing citizen understanding of educational needs and practice and encouraging intelligent citizen and cooperation in the work of improving the school”.109
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek serta mendorong minat dan kerja sama dalam memperbaiki sekolah.
Partisipasi masyarakat dalam wadah komite sekolah, konsep partisipasi dan pemberdayaan (empowernment) masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam manajemen sekolah melalui suatu wadah dalam konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang merupakan komponen penting untuk menjalin hubungan yang interaktif dan positif dalam menyukseskan proses pembelajaran dan tujuan pendidikan yang diharapkan.
108 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 233-234.
109 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, 173
Peneliti menyimpulkan bahwasannya kepala sekolah dalam melibatkan stakeholder sekolah cukup baik, sekolah dan masyarakat merupakan dua komunitas yang saling melengkapi, ini dibuktikan oleh adanya partisipasi masyarakat yang turut serta berpartisipasi serta memberikan kontribusi baik tenaga maupun pemikiran, serta problem solving pada setiap acara kegiatan rutinan sekolah, misalnya kegiatan bakti sosial, haflatul imtihan, peringatan hari besar islam dan sebagainya. Walaupun di lain sisi ada kekurangan dan kelebihan merupakan hal yang wajar.
Keterlibatan antara stakeholder sekolah yang sifatnya internal dan eksternal idealnya harus bisa berjalan secara sinergis dan seimbang. Hal ini sangat perlu dilakukan agar terjalin harmonisasi dan rasa saling memiliki, keterikatan dan komitmen yang tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMP Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari - Jember
Ada beberapa nilai lebih dari peran manajerial kepala sekolah SMP Al Qurnaini yang perlu peneliti simpulkan dalam hal ini, di mana dalam memerankan dan melibatkan stakeholder sekolah di sini kepala sekolah sangatlah loyalitas dan mudah akrab dengan siapa saja.
Di samping itu, dalam berinteraksi baik itu guru maupun staf/karyawan ia memposisikan dirinya sebagai teman sejawat. Artinya tidak ada jarak pemisah ketika mendiskusikan dan mencari solusi permasalahan yang dihadapi guru dan karyawan. Oleh karena itu pola
dan kepemimpinan manajerialnya tidak cenderung bersikap otoriter.
Sementara itu beberapa program peningakatan mutu pendidikan baik dalam aspek guru maupun siswa yang ada di SMP Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember, adalah :
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada segenap dewan guru dan karyawannya untuk aktif dalam mengikuti MGMP, MKKS, dan program bermutu lainnya. Kemudian memberikan program bimbingan khusus untuk siswa yang ingin menguasai bahasa inggis maupun bahasa arab dengan membuka les privat secara terpadu dengan dibimbing oleh guru yang berkompetensi. Selain itu, mengenai penerapan kedisiplinan siswa sebagai pembiasaan setidaknya harus diawali oleh para guru agar bisa menjadi teladan, di samping itu juga perlu adanya kerjasama yang baik antara sekolah, waka humas, komite sekolah, orang tua/wali murid dan masyarakat untuk saling bersama- sama ikut memiliki sekolah sebagai bagian dari masyarakat. Serta menjadikan perpustakaan sekolah sebagai gudang ilmu pengetahuan.
Di samping itu, meskipun jumlah output/lulusan SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini bisa dikatakan sedikit, akan tetapi nilai kuantitas hasil ujian nasional juga cukup memuaskan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada fokus dan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember mencakup beberapa aspek sebagai berikut :
1. Peran manajerial kepala sekolah memberdayakan tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember
Pemberdayaan tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam peran manajerialnya di sini lebih menitikberatkan pada kemampuan personalitas, artinya kepala sekolah lebih selektif menentukan guru dan dipercayakan secara tepat akan dapat melakukan dan menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan baik dan tepat waktu, agar program sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien yang secara tidak langsung hal ini juga pasti akan berimplikasi terhadap mutu pendidikan itu sendiri
Misalnya: menyuruh guru untuk menghadiri rapat dinas ketika kepala sekolah berhalangan hadir serta tahu tugas dan tanggung jawab amanah itu, memilih waka kurikulum disesuaikan dengan karakter dan kedisiplinan, menentukan waka humas disesuaikan dengan karakter guru yang aktif berkomunikasi, memilih waka kesiswaan disesuaikan dengan guru yang akrab dan dekat dengan anak-anak, dan sebagainya. Sistem the
jumlah guru tapi tidak tepat pada tugas dan tempatnya.
2. Peran Manajerial kepala sekolah meningkatkan potensi dan profesi tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember
Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan upaya ini telah dilakukan dengan semaksimal mungkin dan diprogramkan secara periodik akan tetapi terkendala berbagai faktor internal maupun eksternal sekolah, sehingga harus menyesuaikan skala prioritas, agar tidak terjadi tumpang tindih antara kemauan dan kebutuhan sekolah.
3. Peran manajerial kepala sekolah mengembangkan staf dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember
Meskipun masih kurang maksimal pengembangan staf terus diupayakan dan dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka turut serta meningkatkan mutu pendidikan, akan tetapi hal tersebut harus dilakukan secara berkala sesuai dengan skala prioritas.
4. Peran manajerial kepala sekolah melibatkan stakeholder dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Sukorejo Bangsalsari Jember
Hal ini tampak terlihat dari beberapa aspek atau komponen pendukung dan stakeholder sekolah yang saling bersinergi. Selain itu, kehadiran SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini sebagai sekolah formal berbasis pondok pesantren turut serta menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat
SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini juga tidak terlepas dari partisipasi dan komitmen masyarakat.
B. Saran-saran
1. Bagi pengasuh dan pembina pondok pesantren Al Qurnaini
Konsep kepemimpinan kepala sekolah tidak terlepas dari peran manajerial kepala sekolah, berkaitan dengan ini setidaknya rekrutmen atau calon kepala sekolah dipilih dan diutamakan berdasarkan kompetensi kualifikasi akademik, tidak sekedar track record nya saja.
SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren, di mana masyarakat menaruh harapan besar agar kelak para alumni siswa/santrinya bisa menjadi kader-kader pemimpin islam di masa depan, minimal bisa memberi manfaat untuk diri sendiri dan orang lain dalam rangka menegakkan syiar agama islam dengan tetap mengedepankan akhlakul karimah ala ahlussunnah wal jama’ah, tafaqquh fiddin berdasarkan ajaran Al Qur’an dan Hadits.
2. Bagi Kepala Sekolah
Menjadi layaknya sebuah kewajiban dan syarat mutlak bahwasannya kualifikasi akademik adalah hal yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen sekolah, bagaimanapun seorang kepala sekolah dalam memimpin organisasi lembaga pendidikan menjadi figur pertama dan utama sekaligus sebagai citra terhadap sekolah yang dipimpinnya. Oleh karena itu, setidaknya kepala sekolah bisa dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Perlu adanya sinergisitas dalam mewujudkan visi misi dan tujuan sekolah secara bersama-sama, agar dapat menciptakan dan mempertahankan kualitas mutu sekolah khususnya di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini, memiliki komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dalam kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dewan guru dan karyawan harus diberikan kesempatan yang besar untuk bisa mengembangan potensi dan profesi sesuai dengan bidangnya, baik itu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, aktif mengikuti diklat, workshop dan MGMP, dan sebagainya.
Pendelegasian wewenang, tugas pokok dan fungsi jabatan dan kinerja harus diberikan kepada orang yang tepat agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan target program sekolah.
4. Bagi Wali Murid, tokoh masyarakat, dan komite sekolah
Turut serta sebagai daya dukung terhadap pengembangan dan peningkatan mutu program sekolah, sehingga kehadiran sekolah menjadi salah satu wujud nyata bagian dari kehidupan bermasyarakat dan bisa dirasakan asas manfaatnya secara bersama-sama.
5. Bagi siswa dan alumni siswa
Menjaga nama baik almamater sekolah, baik ketika masih menempuh ilmu di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini maupun ketika mereka sudah lulus. Menjadi lulusan siswa yang senantiasa mengutamakan iman, takwa dan akhlakul karimah.
Andang. 2014. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Barlian, Ikbal. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, Jakarta: esensi Erlangga Group.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: J- Art.
Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Gaza, Mamiq. 2012. Bijak Menghukum Siswa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Juni Priansa, Donni. Somad, Rismi. 2014. Manajemen Supervisi &
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Muslimin, Imam. 2015. Manajemen Staffing, Malang: UIN MALIKI Press.
Mustofa, Bisri. 2008. Metode Menulis Skripsi & Tesis. Yogyakarta:
Optimus
Sagala, Saiful. 2013. Manajemen Strategik dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun, 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember: IAIN Jember Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Sekolah. Jakarta: Multi Presindo.
Zahroh, Aminatul. 2014. Total Quality Management, Yogyakarta: Arruz Media.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufik, hidayah, dan nikmat-Nya, sehingga peneliti diizinkan untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada teladan kita, sang revolusioner, pembawa visi dan misi islam, Rasulullah Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada perkuliahan program S1 di IAIN Jember, namun perlu disadari bahwa mulai dari awal hingga akhir perkuliahan tidak luput dari banyak pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan motivasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM, selaku Rektor IAIN Jember 2. Dr. H. Abdullah, S.Ag, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
3. Khoirul Faizin, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga
4. Dr. H. Mundir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam
5. H. Mursalim, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
6. Rif’an Humaidi, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
7. Segenap dosen IAIN Jember yang telah mendidik dan membimbing penulis, semoga amal ibadah dan pahalanya ditetapkan oleh Allah SWT
8. Bapak Ach. Qosim AS, selaku kepala sekolah di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini Bangsalsari Jember
memberikan dukungan dan semangat, ayo “masuk bareng” kalau bisa juga “keluar bareng”.
11. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu demi terselesaikannya penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, saya memiliki harapan besar bahwa skripsi ini dapat menjadi sebuah kajian ilmiah khususnya untuk civitas akademika IAIN Jember serta bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Amiin...
Jember, 13 Januari 2017 Penulis
WARDA NIM. 084 128 028
“Kami Jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami” (QS.
As-Sajdah: 24).1
dan spiritual.
2. Suamiku tercinta Asis Wijaya dan putriku tersayang Zahrotus Sitta Wijaya yang selalu setia menemani, menjadi motivasi dan penyemangat hingga skripsi ini terselesaikan.