• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Peran Manajerial Kepala Sekolah

1) Peran manajerial kepala sekolah memberdayakan tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan

Dalam hal ini kepala sekolah memberikan penjelasan yaitu : Pemberdayaan tenaga pendidik di SMP Al-Qurnaini lebih menekankan pada kualifikasi akademik dan kompetensi individu, artinya ketika pekerjaan yang tepat harus dikerjakan oleh orang yang tepat pula (the right man and the right place), maka pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan fungsi dan target sehingga mendapatkan hasil yang optimal. misalnya: seorang guru bahasa indonesia tidak bisa dipaksa mengajar bahasa inggris, seorang tata usaha yang sudah mahirpun dalam hal tata administrasi sekolah tidak bisa dipaksa mengajar sebagai guru mata pelajaran tanpa prosedur tertentu sebagaimana prasyarat untuk menjadi tenaga pendidik.77

Hal senada juga disampaikan oleh waka kurikulum yaitu : Pemberdayaan tenaga pendidik juga terlihat dari adanya pendelegasian wewenang yang diupayakan agar bisa semaksimal mungkin menunjang program kegiatan sekolah dan berbagai kegiatan strukturalitas sekolah, contoh kepala sekolah memberikan wewenang/kepercayaan kepada bawahannya untuk mengikuti agenda rapat di tingkat kabupaten ketika kepala sekolah berhalangan hadir, kepala sekolah juga mendelegasikan wewenang kepada waka urusan kurikulum untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, sehingga dalam hal ini kepala sekolah bisa mengetahui sekaligus melakukan evaluasi terhadap tugas dan tanggung jawab wakil/stafnya termasuk tindak lanjut dari tugas tersebut.78

Program kegiatan sekolah di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini dilakukan melalui adanya rapat koordinasi tiap awal tahun

77 Achmad Qosim AS, wawancara , Jember, 10 Oktober 2016.

78 Asis Wijaya, wawancara, Jember, 15 Oktober 2016.

pelajaran/awal semester dan evaluasi pada tiap akhir tahun pelajaran/akhir semester yang biasanya bersamaan dengan rapat koordinasi yayasan pondok pesantren sekaligus dikemas dalam egenda anjangsana dan silaturrahmi guru yang bertempat di musholla pondok pesantren Al Qurnaini, adapun agenda yang dibahas adalah mengenai pemantapan program sekolah dan peningkatan mutu guru dan siswa. Program sekolah meliputi tata tertib sekolah, jam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan struktur kurikulum, pengembangan diri dan ekskul sekolah yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan sekolah disesuaikan dengan biaya anggaran, begitu pula dengan peningkatan potensi dan profesi guru.79

Sementara itu salah satu guru juga berpendapat sebagai berikut :

Pemberdayaan tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya kira sudah cukup bagus walau memang harus diakui masih banyak sisi kekurangannya. Menurut hemat saya, kepala sekolah harus lebih cenderung melakukan pendekatan personal, terjalinnya komunikasi dan keakraban dengan bawahannya sehingga tenaga pendidik memiliki semangat dan motivasi, ikut merasa memiliki amanah dalam pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.80

Hal tersebut juga direspon oleh guru yang lain dengan memberikan jawaban sebagai berikut :

Upaya pemberdayaan tenaga pendidik harus melalui prosedur yang tepat serta kepala sekolah harus lebih sering memberi pengarahan, contoh, evaluasi, termasuk memberikan apresiasi dan perhatian yang wajar, menurut saya merupakan tindakan yang responsif dan positif dalam perannya kepala sekolah

79 Dokumentasi, Jember, 17 Desember 2016.

80 Ganis Mega K, wawancara, Jember, 28 Oktober 2016.

sebagai manajer pendidikan, secara langsung maupun tidak apresiasi dan bentuk perhatian dari kepala sekolah kepada bawahannya akan menumbuhkan semangat dan motivasi kerja.81

Jawaban tersebut diperkuat oleh argumen sebagai berikut : Tidak terlepas dari fungsi dan peran manajerial kepala sekolah, salah satu asas penting yang kami terapkan adalah asas kesatuan, persatuan, dan keakraban. Dengan hal ini kepala sekolah dan segenap dewan guru akan memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas pokok dan fungsinya, rasa memiliki terhadap profesi atau pekerjaan yang ditekuninya. Yang terpenting adalah kepala sekolah memberikan apresiasi dan komitmen terhadap setiap kegiatan yang dilakukan bawahan.82

Selain itu waka kurikulum SMP 19 Al Qurnaini juga menambahkan argumen sebagai berikut :

Kepala sekolah melalui peran manajerialnya juga telah memberdayakan tenaga pendidik melalui program sekolah yang dirancang dalam tiga jenjang, yakni program jangka pendek, menengah dan program jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rapat struktural yang diagendakan setiap awal semester ganjil dan genap untuk menyusun rencana kegiatan dan program sekolah selama satu periode, selain juga juga menyusun perencanaan kegiatan administrasi sekolah, rencana kegiatan sekolah, rencana anggaran belanja sekolah. Rapat evaluasi kinerja struktural, dan supervisi pembelajaran minimal satu kali setiap semester yang semuanya dikoordinir, ada pengawasan dan pengendalian oleh kepala sekolah. Artinya guru maupun karyawan boleh diberi kebebasan untuk mengemukakan ide yang sifatnya konstruktif demi kemajuan sekolah kedepannya, mereka diberi hak untuk bisa mengambil keputusan yang tepat akan tetapi kepala sekolah tetap berperan sebagai penentu kebijakan organisasi namun tidak otoriter.83

81 Bahruddin, wawancara, Jember, 28 Oktober 2016.

82 Sofiatul Ilmiah, wawancara, Jember, 5 Nopember 2016.

83 Asis Wijaya, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

Salah satu adanya pendelegasian wewenang, dalam hal ini bendahara sekolah menjelaskan :

Peran manajerial kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan menurut saya bisa dilakukan dengan banyak hal, di antaranya ada pendelegasian wewenang kepada personil di bawahnya, artinya apa?. Betapapun pinternya kepala sekolah pekerjaan mohon untuk tidak dikuasai atau dikerjakan semampunya dan semaunya, sekedar contoh:

misalnya manajemen keuangan sekolah berupa pengelolaan biaya operasional sekolah, hal tersebut diberikan tanggung jawab penuh kepada bendahara sekolah dan tim manajemen BOS, di samping cukup transparansi dan akuntabilitas mutlak dilakukan, kami sebagai bendahara sekolah juga merasa bahwa pekerjaan tidak sekedar sebuah profesi yang sifatnya formalitas, tapi menuntut tanggung jawab, ibadah dan amanah, dan komitmen yang tinggi dengan tetap mengedepankan transparansi, kejujuran, keterbukaan baik itu kepada pihak lembaga pendidikan, rekan guru maupun kepala sekolah sendiri.84

Dalam melakukan pemberdayaan terhadap tenaga pendidik kepala sekolah juga perlu mengetahui catatan kinerja dari tenaga pendidik, dalam hal ini dijelaskan bahwa :

Setiap personel baik itu guru, staf tata usaha, dan karyawan di SMP Al Qurnaini memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus ditunjukkan dalam sebuah komitmen kinerja secara profesional dan membuat pelaporan pada waktu tertentu.

Contoh; kepala sekolah melakukan supervisi akademik dan pembelajaran terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Sekolah juga memiliki buku daftar hadir/absensi guru dan karyawan, memiliki buku bank data semua guru dan karyawan, dan sebagainya.85

Salah satu peran manajerial kepala sekolah yaitu melakukan pemberdayaan terhadap personelnya yang ada di bawah pengaruh

84 Masroruh Al Halimi, wawancara, Jember, 30 Oktober 2016.

85 Achmad Qosim AS, wawancara, Jember, 12 Oktober 2016.

kepemimpinannya dalam hal ini tenaga pendidik, pemberdayaan tersebut harus dilakukan berdasarkan rasa saling percaya untuk sedapat mungkin mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tupoksi, ini juga tampak terlihat di SMP Al-Qurnaini, misalnya: waka kesiswaan diberikan wewenang dan kebijakan untuk mengatur program atau merancang agenda sekolah selama satu periode.

Misalnya perencanaan kegiatan peringatan hari hari besar nasional dan hari hari besar islam, meminta guru untuk mendampingi siswa/delegasi sekolah untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan di luar sekolah, kemudian kepala sekolah juga melibatkan waka humas untuk saling berkoordinasi terutama dengan hal-hal yang berkaitan pengembangan sekolah, baik hubungannya dengan tokoh masyarakat, simpatisan, info sekolah, hubungan dengan wali murid dan sebagainya. Begitu pula dengan waka kurikulum diberi kewenangan untuk turut serta membantu kepala sekolah dalam hal progres kegiatan pembelajaran dan efektifitas waktu pembelajaran di kelas demi mewujudkan visi misi sekolah, yang tentunya berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dan para wali kelas.86

Di samping yang sudah dipaparkan di atas, sebagai lembaga pendidikan formal, SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini di bawah naungan pondok pesantren juga mengelola koperasi pesantren di mana koperasi yang dimiliki ini telah resmi mendapatkan izin dan memiliki

86 Observasi, Jember, 5 Oktober 2016.

akta pendirian koperasi. Di mana pembina yayasan beserta segenap dewan guru menaruh harapan besar bahwa keberadaan koperasi juga harus menjadi bagian dari “anak pondok” yang memberi pelajaran berharga, melatih para siswa/santri agar berjiwa entrepreneur, melatih kemandirian, berorganisasi dan bersosialisasi secara positif dengan orang lain.87

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami dan disimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki peran manajerial yang cukup signifikan terhadap adanya pemberdayaan kepada tenaga pendidik. Terutama jika dilihat dari model pendekatan kepala sekolah dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan dewan guru setiap agenda rapat struktural.

2) Peran manajerial kepala sekolah meningkatkan potensi dan profesi tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan

Dalam hal ini kepala Sekolah mengemukakan bahwa :

Tuntutan organisasi yang sifatnya kompleks seperti halnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dalam kaitannya dengan peningkatan mutu terhadap potensi dan profesi guru, telah diupayakan melalui berbagai kegiatan penunjang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan tenaga pendidik untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan potensi sumber daya manusia, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keahlian guru dan menggali kapasitas potensi kemampuan guru khususnya dalam menghadapi tuntutan dan tantangan baru dalam kinerjanya.88

87 Dokumentasi, Jember, 1 Oktober 2016.

88 Achmad Qosim AS, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

Selain itu salah satu dewan guru juga menambahkan jawaban sebagai berikut :

Program peningkatan mutu potensi dan profesi tenaga kependidikan dalam hal ini sudah dianggarkan pada program rencana kerja dan program sekolah dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi sekolah harus benar-benar merespon secara positif mana kegiatan dan program yang lebih berprioritas dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Artinya adanya pengembangan program peningkatan profesionalisme harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas personil sekolah. Hal ini dilakukan demi peningkatan kualitas sekolah.89

Salah satu dewan guru mengemukakan pendapat sebagai berikut :

Salah satu upaya yang seharusnya dilakukan kepala sekolah dalam pengembangan potensi dan profesi guru adalah dengan memfasilitasi program mutu sekolah yang seharusnya menjadi skala prioritas agar mutu sekolah juga semakin tampak, contoh sederhana: ketika ada siswa yang memiliki bakat hafal Al-Qur’an, bakat seni, cerdas matematikanya, hal ini harus dipupuk dan difasilitasi dengan program beasiswa, termasuk “ngopeni” guru pembimbingnya. Sayangnya hal tersebut masih minim mendapatkan perhatian. Termasuk masih terbatasnya fasilitas sekolah sehingga secara tidak langsung juga menjadi hambatan dan berdampak terhadap upaya peningkatan potensi dan kualitas guru terlebih lagi siswanya.90

Salah satu guru juga menambahkan jawaban sebagai berikut : Menurut saya, pemerintah maupun instansi swasta telah banyak memberikan kesempatan dan peluang yang besar kepada praktisi pendidikan terutama tenaga pendidik, program peningkatan potensi dan profesi tenaga pendidik saat ini telah ditawarkan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mematangkan potensi diri tenaga pendidik, contoh beasiswa pascasarjana yang ditawarkan oleh lembaga pengelola dana pendidikan dari Kementerian Keuangan, Beasiswa Prestasi, Beasiswa Keorganisasian dan berbagai

89 Moh. Hozin, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

90 Sumarwie, wawancara, Jember, 10 Oktober

peluang lainnya hanya saja kita terkendala waktu dan faktor kesibukan.91

Berdasarkan pada data observasi, dokumentasi, dan wawancara, tenaga pendidik di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini, sebenarnya telah diberikan keleluasaan dan kesempatan untuk meningkatkan potensi dan profesi, hanya saja ada berbagai kendala maupun faktor sehingga mereka kurang menggunakan kesempatan tersebut. Kendala tersebut bisa dari keuangan sekolah, kesibukan dan sebagainya.

3) Peran manajerial kepala sekolah mengembangkan staf dalam meningkatkan mutu pendidikan

Waka urusan kurikulum berpendapat sebagai berikut :

Program pengembangan staf setidaknya sudah diagendakan tiap semester minimal satu kali kegiatannya tergantung mana yang lebih dulu diprioritaskan. Adapun program pengembangan tersebut terlebih dahulu diidentifikasi, direncanakan dan dianggarkan. Adapun tujuan tujuan dari program kegiatan ini adalah untuk membantu para pegawai agar mau dan mampu mempelajari keahlian yang sifatnya spesifik, serta meningkatkan kinerja mereka.92

Selain itu, guru PAI juga mengemukakan mengenai peran manajerial kepala sekolah dalam hal mengembangkan staf, yaitu:

Salah satu upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peran manajerialnya, paling tidak harus mampu meminimalisir kinerja yang kurang maksimal dari beberapa personelnya. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan memulai dan memilih personil guru yang sesuai dengan kapasitas kinerja dan spesifikasi kompetensi/keahlian yang dimilikinya. Sehingga ketika guru diikutsertakan untuk

91 Bahruddin, wawancara, Jember, 11 Oktober 2016.

92 Asis Wijaya, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

mengikuti program kegiatan pengembangan mutu, sudah dipastikan benar-benar siap dengan apa yang ia hadapi.93 Sementara itu waka kurikulum menghimbau sebagai berikut : Pemberian reward dan punishment merupakan hal umum yang diberlakukan pada setiap lembaga pendidikan. Tujuan reward adalah sebagai upaya dan langkah tindakan positif untuk memotivasi kinerja guru dan karyawan agar memiliki semangat dan “rasa memiliki” dan “cinta” terhadap pekerjaan yang sudah semestinya menjadi tanggung jawab dan komitmennya. Sementara itu punishmentdiberlakukan dengan maksud dan tujuan untuk memberikan evaluasi dan peringatan bagi personel yang kinerjanya kurang maksimal, dan kurang memiliki “rasa cinta” terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Punishment diberlakukan bukan bermaksud mem”vonis” bawahan, akan tetapi sebagai langkah dan tindakan “memperbaiki diri” agar seorang bawahan lebih bisa meningkatkan komitmen dan tanggung jawabnya di kemudian hari.94

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dipahami dan disimpulkan bahwasannya tenaga staf merupakan komponen vital dalam lingkup struktural organisasi di sekolah, maka sudah sewajarnya jika pelayanan pengembangan staf perlu dilakukan dan mendapatkan skala prioritas. Contoh sederhana saja: jika tenaga tata usaha dan operator sekolah merupakan personel sekolah yang dianggap berperan penting terhadap dinamika dan mutu pendidikan di sekolah tersebut, sudahkah kiranya kepala sekolah memperhatikan

“kelayakan” mereka sesuai dengan kinerjanya, ataukan malah mengabaikan peran dan fungsinya, maka sangat penting kiranya memberika “apresiasi yang wajar” terhadap kinerja staf dalam

93 Sumarwi, wawancara, Jember, 14 Oktober 2016.

94 Asis Wijaya, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

konteks peningkatan mutu pendidikan.

4) Peran manajerial kepala sekolah melibatkan stakeholder dalam meningkatkan mutu pendidikan

Ada beberapa persepsi dari sekian stakeholder sekolah mengenai peran manajerial kepala sekolah tentang keterlibatan stakeholder sekolah. Salah satu wali murid yang putra/putrinya sedang menempuh pendidikan di SMP Al Qurnaini Kelas VI - VIII, mengemukakan sebagai berikut :

Keterlibatan stakeholder sekolah di SMP Al Qurnaini belum berfungsi secara maksimal, ini juga disebabkan oleh banyak faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya bisa berupa struktur organisasi yang masih kaku, monoton dan melibatkan orang itu-itu saja. Sedangkan faktor eksternalnya masih minimnya koordinasi, beberapa pihak ada yang kurang atau enggan jika diminta urun rembuk tentang masalah pendidikan khususnya di SMP Al Qurnaini.95

Sementara itu wali murid yang lain menanggapi sebagai berikut :

Kalau saya melihat dari pelayanan administrasi sekolah sudah termasuk bagus, minimal masyarakat terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah bisa sedikit terbantu dan memberikan kesempatan untuk anak-anak kami agar bisa merasakan dan mengenyam pendidikan formal dalam rangka mencerdaskan generasi penerus bangsa. Mengenai keterlibatan stakeholder sekolah terutama kami sebagai wali murid merasa dilibatkan terutama mengenai transparansi program kegiatan sekolah. 96

95 Mistam, wawancara, Jember, 15 Oktober 2016.

96 Ahmad Rifai, wawancara, Jember, 15 Oktober 2016.

Di samping itu wali murid yang lain menghimbau pendapat sebagai berikut :

Keberadaan SMP Al-Qurnaini sejak pertama berdiri, saya merasa bahwa lembaga pondok pesantren dan sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Di mana ilmu agama dan umum ditanamkan sejak dini, memfilter pengaruh budaya dan teknologi asing yang kian tak terbendung canggihnya.

Minimal lulusannya berakhlakul karimah dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam, pondok pesantren menerapkan dan mendidik siswa/santri agar berjiwa mandiri. Wali murid juga merasa dilibatkan dengan kegiatan istighosah dan pengajian rutin yang diselenggarakan pihak lembaga pendidikan maupun pondok pesantren.97

Wali murid yang lainnya mengemukakan pendapat sebagai berikut :

Masyarakat di sekitar lingkungan pondok/sekolah merupakan orang-orang yang memiliki hubungan langsung baik secara emosional maupun sosial. Tentunya menjadi bagian penting dari aktifitas di sekolah itu sendiri. Kami sebagai wali murid juga ikut bersama dan merasa memiliki bahwa sekolah merupakan lingkungan penting demi mengembangkan potensi dan kreasi anak, terlebih lagi menjadi bekal masa depannya kelak. Kami selaku wali murid dilibatkan diri dalam berbagai agenda kegiatan penting. Misalnya, musyawarah dan rapat pembentukan panitia kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan sekolah dan pondok pesantren, dan sebagainya.98

97 Hartono, wawancara , Jember, 7 Nopember 2016.

98 Muhammad, wawancara, Jember, 15 Oktober 2016.

2. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan a. Aktivasi kegiatan MGMP di sekolah

Guru PAI menjelaskan sebagai berikut :

Ada beberapa guru yang mengikuti agenda rutin tiap seminggu sekali, misalnya MGMP PAI, yang diselenggarakan tiap hari Rabu dan bergilir dari SMP Negeri hingga ke SMP Swasta dalam lingkup beberapa kecamatan, triwulan sekali atau minimal satu semester 1 kali rapat di MGMP PAI Kabupaten, dalam agendanya MGMP banyak sekali yang dibahas dan banyak manfaat maupun informasi seputar pendidikan dan peningkatan potensi dan mutu guru. Misalnya update data dan info guru sertifikasi, tunjangan kinerja guru, dan sebagainya.

Termasuk merancang dan menyusun program pembelajaran selama satu periode.99

Kegiatan rutinitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan kegiatan lainnya yang menyangkut pengembangan lembaga pendidikan dilaksanakan secara berkala memiliki banyak tujuan dan manfaat selain sebagai ajang silaturrahmi guru.

b. Pembentukan kelompok diskusi terbimbing

Guru Bahasa Inggris menjelaskan sebagai berikut:

Untuk program di SMP 19 Ma’arif Al Qurnaini yang menyangkut tentang siswa, kami membuka kesempatan bagi mereka yang memiliki potensi tertentu khususnya jika ingin menguasai bahasa asing, dan kami menyediakan les privat terpadu meskipun hal ini kurang berjalan dengan optimal.100

99 Sumarwi, wawancara, Jember, 20 Oktober 2016.

100 Asis Wijaya, wawancara, Jember, 10 Oktober 2016.

Untuk mengetahui bakat dan minat siswa di bidang tertentu, khususnya dalam penguasaan bahasa asing, sekolah memfasilitasi siswa dengan diberikannya kesempatan mengikuti kelompok dan bimbingan belajar di sekolah, namun sampai saat ini belum berjalan dengan efektif karena adanya berbagai kendala seperti rutinitas kegiatan siswa sekaligus sebagai santri pondok, jadwal yang seringkali berbenturan dengan kegiatan siswa di luar sekolah dan pondok, faktor teman dan keluarga, dan sebagainya.

c. Peningkatan disiplin para peserta didik

Dalam kaitannya dengan peningkatan disiplin pada peserta didik, kepala sekolah mengemukakan sebagai berikut :

Dalam hal ini sekolah bekerja sama memberdayakan komite sekolah dengan tokoh masyarakat, seperti halnya diberlakukannya peraturan dilarang keluar dari komplek atau area sekolah sebelum jam pelajaran berakhir/ waktunya pulang sekolah. Kecuali atas izin dari guru/wali kelas dengan alasan yang bisa dipertanggung jawabkan. Untuk melatih kemandirian dan kediplinan siswa juga dibiasakan untuk sholat duha bejamaah dan mengaji Al Qur’an sebelum jam pelajaran dimulai, begitu pula setelah jam pelajaran selesai para siswa dibiasakan sholat dzuhur berjamaah.101

d. Peningkatan kualitas layanan perpustakaan dan pengadaan buku Sementara itu mengenai layanan perpustakaan dan pengadaan buku, salah satu guru mengemukakan :

Pada tahun 2013 SMP Al Qurnaini telah resmi memiliki ruang khusus perpustakaan yang baru, mendapatkan bantuan gedung perpustakaan dari direktorat kemendikbud RI, di samping sebagai pusat sumber belajar, diharapkan

101 Ahmad Qosim AS, wawancara, Jember, 16 Oktober 2016.

ruang perpustakaan juga memberi kesempatan siswa untuk lebih mencintai dan membudayakan baca buku sebagai wawasan keilmuan. 102

Dokumen terkait