• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pembahasan

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

Uji Analisis Sig

Hipotesis Independent Sample T- test 0,000

Tingkat Sig (a) 0,05

Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan data tabel 4.16, hasil uji hipotesis mengunakan uji Independent Sample T- test hasil belajar siswa didapatkan nilai signifikasi 0,000<0,05 untuk hasil belajar siswa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi Fungi kelas X IPA 1 SMA Negeri 2 selayar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Discovery Learning lebih baik dibanding siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

perbedaan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena pada saat mengisi soal Postest siswa pada kelas kontrol kurang serius dan kesan seperti bermain main. Berbeda dengan siswa pada kelas eksperimen mereka lebih teliti dalam membaca soal sehingga rata-rata nilai Postestnya lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa nilai postest pada kelas eksperimen jauh lebih meningkat dibandingkan dengan nilai postest kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

Penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan menerima hipotesis, hal ini dapat dikatahui dari analisis data secara statistik inferensial dengan beberapa uji yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pada uji hipotesis dengan menggunakan Uji N-Gain Independent Sample t-test, diperoleh nilai sig.(2-tailed) yang lebih kecil dari nilai α. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini dikarenakan tahap-tahap pembelajaran Discovery learning dapat mengembangkan hasil belajar siswa.

Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran, siswa diajarkan untuk melakukan pemberian rangsangan dengan uraian yang memuat tentang permasalahan-permasalahan, untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan tersebut yang dipiih dengan menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Selanjutnya dirumuskan dengan pertanyaan atau hipotesis yaitu jawaban sementara. Untuk menjawab benar tidaknya hipotesis itu, siswa diberikan kesempatan untuk mengumpukan data dengan berbagai informasi yang relevan, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Jauhar (2011: 80), bahwa interaksi dengan lingkungan dapat memperbaiki pemahaman dan memperkaya pengetahuan. Diskusi dapat meningkatkan pemahaman juga disampaikan oleh Slameto (2010), bahwa dengan belajar bersama dengan siswa lain meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berpikir.

Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning memiiki hasil belajar yang baik. Daam proses ini, terlihat jelas bahwa adanya kelebihan pada model pembelajaran Discovery Learning pada saat di kelas yaitu mampu membiasakan siswa lebih aktif bekerjasama, memiiki rasa tanggung jawab antar kelompoknya, berani mengeluarkan pendapat sebab mereka harus siap jika guru meminta mereka untuk bertanya dan menjawab.

Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin (2008), pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih bermakna.

Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Suksesnya penerapan model pembelajaran Discovery Learning karena adanya faktor guru dan siswa itu sendiri. Jadi guru sangat berperan penting dalam penguasaan kelas, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menarik dan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif daam proses pembeajaran

serta mampu mengembangkan potensi yang semaksimal sehingga keberhasilan belajar diperoleh siswa dan semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal Ini sesuai dengan pendapat Istarani (2012) bahwa keberhasilan model pembelajaran Discovery Learning di sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda dengan model konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa kurang aktif dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas, pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.

Model pembelajaran Discovery learning yang diterapkan pada penelitian yang dilakukan oleh Subari (2011) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar dan persentase ketuntasan belajar IPA siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran Discovery learning secara umum memperoleh hasil yang sejalan.

Model pembelajaran Discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar mulai dari yang terendah 9% sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata 17,8%. Merujuk dari data diatas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan bahwa model pembelajaran Discovery learning bermanfaat untuk peningkatan potensi intelektual siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning pada proses pembelajaran menimbulkan daya tarik bagi siswa. Model pembelajaran Discovery Learning sangat banyak

memberikan perubahan kepada siswa, sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan memiliki respon baik terhadap penerapan model pembelajaran tersebut.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga pada akhirnya akan mewujudkan kondisi siswa yang aktif dalam kegiatan belajar, meningkatkan aktivitas guru selama pembelajaran, juga bisa melatih keterampilan guru agar mengubah dari centered learning menjadi student centered, dan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan reaksi siswa terhadap penjelasan guru, memungkinkan siswa untuk menyentuh objek kajian pelajaran, mengkonkretkan konsep yang abstrak, serta dapat mendeskripsikan masalah sehingga dapat di katakan bahwa pembelajaran Discovery Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari pada model yang diterapkan secara konvensional.

BAB V

Dokumen terkait