Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar materi biologi jamur pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Selayar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar materi biologi jamur pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Selayar. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Discovery Learning terhadap hasil belajar materi biologi jamur siswa kelas X SMA Negeri 2 Selayar.
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lembar Validasi Instrumen Penelitian
Lembar Kegiatan Siswa
Dokumentasi Penelitian
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan jurnal penelitian Kristin (2016) dengan judul analisis model pembelajaran Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar siswa dapat meningkat mulai dari angka terendah 9%. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berinovasi untuk mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan pembelajaran penemuan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berencana untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Jamur Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
- Model Pembelajaran Discovery learning
- Hasil Belajar
- Penelitian Yang Relevan
- Materi Ajar
- Struktur Tubuh Fungi
- Ciri – Ciri Fungi
- Sifat-Sifat Fungi
- Klasifikasi Fungi
- Pertumbuhan Dan Reproduksi Jamur
- Peranan jamur
Fitri (2015) menyatakan hasil penelitiannya adalah pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran suhu. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran suhu dan kalor menurut model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Putrayasa dkk (2014) menemukan bahwa dampak model pembelajaran Discovery Learning memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa.
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Rancangan Penelitian
Mengacu pada jenis Quasi-Experimental Design yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan acak dan menggunakan kelompok yang ada sebagai sampel, peneliti tidak mengambil sampel dan anggota populasi secara individu, melainkan dalam bentuk kelas. Teknik simple random sampling digunakan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 siswa yang dibagi menjadi dua paralel yaitu siswa kelas X MIA 1 yang berjumlah 33 siswa dan X MIA 2 yang berjumlah 33 siswa.
Variabel Penelitian
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda permasalahan yang berkaitan dengan mata pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar atau tidak. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, kaidah atau makna melalui contoh-contoh yang ditemukannya.
Definisi Operasional
Proses pembentukan kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku pada semua kejadian atau permasalahan yang sama, dengan memperhatikan hasil pemeriksaan. Hasil belajar merupakan salah satu indikator tercapai atau tidaknya proses pembelajaran, jika kita melihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar merupakan tinjauan terhadap hasil tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran suatu konsep tertentu yang telah dicapai.
Instrumen Penelitian
Lembar kerja siswa merupakan sumber belajar pendukung yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang perlu dikuasainya.
Teknik Pengumpulan Data
Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya RPP, buku tugas siswa, peraturan sekolah, foto dan lain-lain.
Teknik Analisis Data
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menyajikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan umum atau generalisasi.Untuk memperoleh data deskriptif diperlukan statistik deskriptif sebagai berikut. Teknik analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis uji t independen menggunakan SPSS versi 20. Uji normalitas ini dilakukan terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi kelas dengan menerapkan model Discovery learning.
Pengujian normalitas data hasil belajar biologi menggunakan SPSS versi 20, dengan kriteria pengujian sampel penelitian dikatakan berdistribusi normal apabila diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) > α = 5%. Sebaliknya jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) yang diperoleh < α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian tidak berdistribusi normal. Uji homogenitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.
Uji homogenitas data hasil belajar biologi menggunakan SPSS versi 20 dengan kriteria pengujian signifikansi yang diperoleh > α = 5%, maka variansi kelompok data adalah sama (homogen) jika signifikansi yang diperoleh < α. Untuk mengetahui pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa maka dilakukan dua kali uji hipotesis yaitu variabel respon dan untuk mengetahui pengaruh perlakuan kategori berbeda terhadap variabel. default di SSPS adalah SS tipe III). Untuk mengetahui pengujian hipotesis data penelitian menggunakan uji t independen pada program statistik SPSS versi 20.0.
Mengenai analisis program SPSS mempunyai tingkat sig α = 0,05 artinya jika nilai analisis data berada di tempat uji hipotesis.
Hasil Penelitian
- Statistik Deskriptif
- Statistik Inferensial
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat terlihat dengan jelas nilai hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum menggunakan model Discovery Learning. Distribusi dan frekuensi hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa siswa dengan hasil belajar mencapai rata-rata skor pre-test kelas eksperimen dengan skor sebesar 33,15, sedangkan rata-rata skor post-test sebesar 82,03, dengan peningkatan skor tertinggi dari 53 ke 97.
Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat pada diagram gambar 4.1 di bawah ini. Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat jelas nilai hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum diterapkan model konvensional. Berdasarkan Tabel 4.6 diatas terlihat bahwa siswa dengan hasil belajar mencapai rata-rata nilai pre-test kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 36,82, sedangkan rata-rata nilai post-test sebesar 75,15 dengan nilai tertinggi dari 60 meningkat menjadi 90 .
Berdasarkan tabel diatas terlihat kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretest dan posttest adalah. Untuk melihat perubahan hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat pada diagram gambar 4.2 di bawah ini. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Independent Sample T-test untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antar kelas.
Pembahasan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi kelas X IPA 1 Jamur di SMA Negeri 2 Selayar. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode Discovery Learning lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih unggul dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning mempunyai hasil belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Syarif (2015), model Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam menemukan beberapa konsep dan prinsip yang dipelajari. Model pembelajaran Discovery learning yang diterapkan pada penelitian yang dilakukan Subari (2011) terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dan persentase ketuntasan belajar IPA siswa.
Begitu pula dengan hasil penelitian lain terkait pembelajaran penemuan secara umum, sehingga memperoleh hasil yang sejalan. Model pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar mulai dari terendah 9% hingga tertinggi 27% dengan rata-rata 17,8%. Mengacu pada data di atas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam Wicaksono) yang mengatakan bahwa model pembelajaran Discovery bermanfaat dalam meningkatkan potensi intelektual siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran menimbulkan daya tarik bagi siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Selain itu, model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Discovery Learning : Dikembangkan untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran dan inovasi pendidikan ilmu sosial. Pengaruh model pembelajaran Discovery Leraning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran suhu dan kalor.Jurnal Inpafi.
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kinerja Pembelajaran Larutan Buffer Pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Standar Kompetensi Instalasi Sound System Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 3(1). Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning dan minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Pengaruh model Discovery learning terhadap motivasi belajar dan hasil belajar fisika siswa MAN Bondowoso Jurnal Pembelajaran Fisika. Pengaruh model pembelajaran Discovery learning disertai mind map terhadap hasil belajar siswa pada materi sel di SMA. Jurnal Pendidikan Sains Unnes. Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap keterampilan sains dan hasil belajar sains siswa kelas VIII di SMP Advaut Palu.
Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik
Langkah-langkah Pembelajaran Langkah
Guru meminta salah satu siswa/ketua kelas berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam pembelajaran. Guru memberikan motivasi atau rangsangan untuk menarik perhatian pada mata pelajaran Ciri-ciri kelompok jamur: morfologi, cara memperoleh nutrisi, reproduksi. Guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang belum dipahami, berdasarkan hasil observasi dari buku teks yang didiskusikan bersama kelompok.
Siswa yang mengerjakan proyek dengan benar akan diberikan inisial dan nomor peringkat, sesuai kebijaksanaan proyek.
Teknik Penilaian
- Kompetensi Inti
Beri tanda (✓) pada kolom skor sesuai dengan sikap spiritual yang ditampilkan siswa, dengan kriteria sebagai berikut. Beri tanda centang () pada kolom poin sesuai dengan sikap disiplin yang ditunjukkan siswa, dengan kriteria sebagai berikut. 2 Mengumpulkan tugas tepat waktu 3 Mengenakan seragam sesuai aturan 4 Melaksanakan tugas yang diberikan 5 Teratur dalam mengikuti pelajaran 6 Mengikuti latihan sesuai.
Kompetensi sikap spiritual yang dikembangkan melalui keteladanan, adat istiadat, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yang berkaitan dengan kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran guru. agama yang mereka anut. Sedangkan Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, bertanggung jawab (kritis), proaktif (kreatif) dan percaya diri serta mampu berkomunikasi dengan baik.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik
Langkah-langkah Pembelajaran Langkah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan/masalah/hal yang ingin diketahuinya dari kartu yang diterimanya.
Data collection
Data processing
- Teknik Penilaian
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
- Tujuan Pembelajaran
- Materi Pembelajaran
- Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik
- Langkah-langkah Pembelajaran Langkah
- Teknik Penilaian
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Penilaian observasional didasarkan pada pengamatan terhadap sikap dan perilaku siswa sehari-hari, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun secara umum. AI 4: Pengolahan, penalaran dan penyajian dalam bidang ranah konkrit dan abstrak berkaitan dengan pengembangan apa yang dipelajari di sekolah, bertindak mandiri, bertindak efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah ilmiah. Siswa mendiskusikan hasil observasinya dan memverifikasi hasil observasinya dengan data atau teori yang ada di buku sumber.
Siswa yang mengerjakan proyek dengan benar diberi inisial dan nomor rangking. AI 4: Mengolah, menalar dan menyajikan dalam bidang ranah konkrit dan abstrak berkaitan dengan pengembangan mandiri apa yang dipelajari di sekolah, bertindak dan mampu memanfaatkannya secara efektif dan kreatif. Guru membimbing siswa dalam mengamati peranan jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru merangsang siswa untuk bertanya terkait peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan/masalah/hal sebanyak-banyaknya.
KINGDOM FUNGI/JAMUR
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS KONTROL X IPA 2
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN X IPA 1
Awal
Inti
Akhir