• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN

A. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

aktivitas siswa terdiri dari sembilan aspek observasi, observasi dilakukan berdasarkan petunjuk pada instrumen pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan. Data hasil pengamatan aktivitas siswa sajikan dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Pesentase Dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas

Pertemuan Persentase % Kriteria

II 75,56 Cukup Aktif

III 78,78 Aktif

IV 81,62 Aktif

V 81,34 Aktif

Rata-rata 79,32 Aktif

Sumber : Data Lampiran D

Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu 75,56 % berada pada kategori cukup aktif dikarenakan siswa yang hadir saat mata pelajaran tersebut ada yang tidak hadir, dan siswa kurang mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Pertemuan ketiga, yaitu 78,78 berada pada kategori aktif dan persentase mengalami kenaikan dikarenakan siswa sudah ikut berpartispasi pada beberapa indicator aktivitas siswa. Pada pertemuan keempat yaitu 81,62 berada pada kategori aktif dikarenakan siswa sangat berpartisipasi pada beberapa indikator aktifitas siswa dan pada pertemuan kelima yaitu, 81,81 berada pada kategori aktif dan persentase aktifitas siswa mengalami kenaikan sedikit dari pertemuan sebeumnya dikarenakan siswa sudah sangat berpartisipasi selama proses pembeajaran. Kriteria keaktifan siswa pada pertemuan kedua sampai kelima dikatakan aktif dalam proses pembelajaran

jika murid yang aktif > 60% baik untuk siswa perindikator maupun rata-rata aktivitas siswa. Dari hasi pengmatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA yaitu mencapai 79,32, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pembeajaran IPA dengan menggunakan model Discovery learning dengan materi fungi sebagai sumber belajar telah mencapai kriteria aktif.

b. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan posttets Kelas Eksperimen.

Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 1 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan berupa model pembelajaran Discovery Learning. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 1 No Interval

Pretest Postest

keteran gan Frekuensi

kelas eksperimen

Pers entas

e (%)

Frekuensi kelas eksperimen

Pers entas

e (%)

1 93-100 0 0 7 21,3 Sangat

Baik

2 84-92 0 0 6 18,1 Baik

3 75-83 0 0 13 39,3 Cukup

4 0-74 33 100 7 21,3 Kurang

Jumlah 33 100 33 100

Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel 4.2 di atas nilai hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum diterapkan model Discovery Learning dapat dilihat dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap postest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup mencapai 13 orang dengan persentase 39,3%. Adapun distribusi dan frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat ditunjukkan pada tabel berikut 4.3

Tabel 4.3 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 1

Statistik Pretest eksperimen Posttest eksperimen

Jumlah sampel 33 33

Nilai terendah 20 60

Nilai tertinggi 53 97

Rata - rata 33,15 82,03

Standar deviasi 9,063 9.442

Sumber : Data dari lampiran C (sumber : Nuraini dkk 2018)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen memperoleh nilai 33,15 sedangkan nilai rata-rata posttest 82,03 dengan nilai tertinggi dari 53 meningkat menjadi 97. Untuk lebih mengetahui mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan postest Kelas eksperimen

Nilai Hasil Belajar

Kategori

Frekuensi Pretes Persentase

%

Postest Persentase

%

˂ 75 Tidak tuntas

33 100 6 18.18

≥ 75 Tuntas 0 0 27 81.82

Jumlah 33 100 33 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretes dan postest yang diakukan peneliti, tidak ada siswa yang mencapai kriteria tuntas pada hasil pretes, sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria tuntas sebanyak 27 siswa.

c. Perbedaan Hasil Belajar Pretes Dan Postest kelas eksperimen kelas X IPA 1

Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1 diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Perbandingan data hasil Pretes-Postest kelas eksperimen

0 10 20 30 40

Pre-Test Post-Test

Kategori Nilai Hasil Belajar Frekuensi

Cukup Kurang Baik

Sangat Baik

d. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan postets Kelas Kontrol

Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 2 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol dengan perlakuan berupa model pembelajaran Konvensional. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 2 No Interval

Pretest Postest

keteran gan Frekuensi

kelas kontrol

Perse ntase

(%)

Frekuensi kelas kontrol

Perse ntase

(%)

1 93-100 0 0 0 0 Sangat

Baik

2 84-92 0 0 7 21,22 Baik

3 75-83 0 0 12 36,36 Cukup

4 0-74 33 100 14 42,42 Kurang

Jumlah 33 100 33 100

Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel 4.5 di atas nilai hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum diterapkan model Konvensional dapat dilihat dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap posttest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup mencapai 12 orang dengan persentase 36.36%, Adapaun distribusi dan frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat ditunjukkan pada tabel berikut 4.6

Tabel 4.6 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 2

Statistik Pretest kontrol Posttest kontrol

Jumlah siswa 33 33

Nilai terendah 20 50

Nilai tertinggi 60 90

Rata - rata 36.82 75.15

Standar deviasi 10,95 11,37

Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas kontrol memperoleh nilai 36.82 sedangkan nilai rata-rata postest 75.15 dengan nilai tertinggi dari 60 meningkat menjadi 90. Untuk lebih mengetahui mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan postest Kelas kontrol

Nilai Hasil Belajar

Kategori

Frekuensi Pretest Persent

ase %

Postest Persent ase %

˂ 75 Tidak tuntas 33 100 14 42,42

≥ 75 Tuntas 0 0 19 57,58

Jumlah 33 100 33 100

Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretest dan postest yang

diakukan peneliti, pada pretes yaitu seluruh siswa masuk dalam kategori tidak tuntas, sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria tuntas sebanyak 19 siswa.

e. Perbedaan Hasil Belajar Pretest Dan Postest kelas kontrol kelas X IPA 2

Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.2 diagram di bawah ini.

Gambar 4.2 Perbandingan hasil belajar Pretes-Postes kelas kontrol

f. Uji N-Gain

Uji N-Gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara nilai pretes dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun perhitungan N-Gain sebagai berikut :

0 5 10 15 20 25 30 35

Pre-Test Post-Test

Frekuensi

Cukup Kurang Baik

Sangat Baik

Kategori Nilai Hasil Belajar

Tabel 4.8 Hasil Uji N-Gain

Kelas Nilai Rata-rata Kategori

Eksperimen 0,73 Tinggi

Kontrol 0,61 Sedang

Sumber : Data Lampiran C

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata nilai uji N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan tinggi, sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61 yang dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata nilai uji N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan tinggi, sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61 yang dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Peningkatan Pretes ke Postest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Nilai Rata-rata (Selisih)

Eksperimen 48,88

Kontrol 38,33

Sumber : Data Lampiran C

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa hasil nilai rata- rata selisih peningkatan pretes ke postest kelas eksperimen yaitu 48,88 dimana lebih tinggi di bandingkan kelas kontrol yaitu 38,33.

Dokumen terkait