• Tidak ada hasil yang ditemukan

kesehatan dengan media video. Diperoleh sebanyak 9 orang dari 16 orang (56,2%) responden kelompok yang memiliki motivasi tinggi mengikuti senam hamil setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet. Jumlah responden yang mengalami perubahan motivasi menjadi tinggi setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi lebih besar dari kelompok kontrol.

Hasil uji statistik Fisher's Exact Ha diterima dengan p value

= 0,019 < nilai α 0,05 yang berarti ada perbedaan signifikan antara media video dan leaflet tentang senam hamil terhadap motivasi melakukan senam hamil di Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda.

komplikasi kehamilan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA pada kelompok intervensi sebanyak 10 orang (62,5%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 orang (56,3%).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nilgia (2012) yang mendapatkan sebagian besar berpendidikan menengah.

Latar belakang pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang. Latar belakang pendidikan akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk membentuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatan (Perry and Potter, 2005).

Peneliti berpendapat bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga pada kelompok intervensi sebanyak 12 orang (75%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 orang (56,3%).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nilgia (2012) yang mendapatkan sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga.

Peneliti berpendapat bahwa pekerjaan mempengaruhi partisipasi ibu hamil dalam melakukan senam hamil. Selain itu, berdasarkan

wawancara dengan ibu hamil, didapatkan data bahwa menurut ibu hamil pekerjaan sangat mempengaruhi motivasi ibu untuk melakukan senam hamil karena waktu yang dimiliki ibu hamil yang tidak bekerja lebih banyak daripada ibu hamil yang bekerja.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa umur kehamilan sebagian besar merupakan kehamilan trimester 2 (umur 14-27 bulan) pada kelompok intervensi sebanyak 11 orang (68,8%) dan kelompok kontrol sebanyak 10 orang (62,5%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nilgia (2012) yang mendapatkan sebagian besar responden merupakan kehamilan trimester 2.

Peneliti berpendapat senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam kandungan telah berusia lebih dari 3 bulan (trimester 2) karena sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan pelekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat yang dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus.

2. Perbedaan Motivasi Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok intervensi

Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa motivasi responden kelompok intervensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media video memiliki porsi yang sama antara motivasi rendah dan tinggi yaitu masing-masing sebanyak 8 orang (50%). Sedangkan motivasi responden kelompok intervensi sesudah diberikan pendidikan kesehatan

dengan media video sebagian besar motivasi tinggi yaitu sebanyak 15 orang (93,8%).

Berdasarkan hasil analisis perbedaan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi diperoleh bahwa ada sebanyak 8 orang (100%) responden yang mengalami perubahan motivasi dari kurang menjadi tinggi. Hasil uji statistik McNemar diperoleh nilai p=0,039 yang berarti ada perbedaan signifikan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dengan media video.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nilgia (2012) yang mendapatkan terjadi peningkatan rata-rata motivasi ibu hamil dalam melakukan senam hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang senam hamil (postest) pada kelompok eksperimen.

Peningkatan motivasi ini juga didukung oleh karakteristik responden, dimana sebagian responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki banyak waktu untuk melakukan senam hamil. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Perry dan Potter (2005) bahwa pendidikan kesehatan seringkali melibatkan perubahan sikap dan nilai sehingga dapat menimbulkan keyakinan yang memotivasi seseorang untuk belajar dan mengaplikasikan pendidikan tentang fakta yang diberikan.

3. Perbedaan Motivasi Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok kontrol

Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa motivasi responden kelompok kontrol diperoleh bahwa motivasi responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet sebagian besar motivasi rendah yaitu sebanyak 12 orang (75%). Sedangkan motivasi responden kelompok kontrol sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet sebagian besar motivasi tinggi yaitu sebanyak 9 orang (56,3%).

Berdasarkan hasil analisis perbedaan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol diperoleh bahwa ada sebanyak 5 orang (41,7%) responden yang mengalami perubahan motivasi dari kurang menjadi tinggi. Hasil uji statistik McNemar diperoleh nilai p=0,063 yang berarti tidak ada perbedaan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dengan media leaflet.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nilgia (2012) yang mendapatkan terjadi penurunan rata-rata motivasi (postest) tanpa diberikan pendidikan kesehatan tentang senam hamil. Penurunan motivasi ini juga didukung Perry dan Potter (2005) bahwa pendidikan kesehatan seringkali melibatkan perubahan sikap dan nilai sehingga dapat menimbulkan keyakinan yang memotivasi seseorang untuk belajar dan mengaplikasikan pendidikan tentang fakta yang diberikan.

4. Perbandingan media video dan leaflet senam hamil terhadap motivasi melakukan senam hamil

Berdasarkan hasil analisis perbandingan media video dan leaflet tentang senam hamil terhadap motivasi melakukan senam hamil diperoleh bahwa jumlah responden yang mengalami perubahan motivasi menjadi tinggi setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi lebih besar dari kelompok kontrol. Hasil uji statistik Fisher's Exact diperoleh nilai p=0,019 yang berarti ada perbedaan signifikan antara media video dan leaflet tentang senam hamil terhadap motivasi melakukan senam hamil di Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda.

Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat meyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan orang lain (Notoadmojo, 2007). Media video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fitria dan Sulastri (2015) tentang efektifitas edukasi dalam meningkatkan motivasi dan kepatuhan five moment for hand hygiene di ruang perawatan intensif, pendidikan kesehatan dilakukan dengan menggunakan media video, hasilnya terdapat perbedaan yang bermakna nilai motivasi dan nilai kepatuhan sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan media video.

Penelitian lainya yang dilakukan oleh Larasati, dkk. (2016) yang meneliti efektifitas pengaruh media promosi kesehatan video yoga dalam meningkatkan motivasi kesehatan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksinya, hasilnya penggunaan media promosi kesehatan video yoga efektif dalam meningkatkan motivasi kesehatan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksinya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang baik itu faktor intrinsik yaitu adanya kebutuhan dan harapan dari diri individu maupun faktor ekstrinsik berupa dorongan keluarga, dukungan sosial, adanya media yang menyediakan informasi yang diperlukan dilingkungan individu, serta keterpaparan informasi sebelumnya yang pernah diterima responden.

Notoatmodjo (2012) menjelaskan pemilihan media yang tepat sangat penting dalam menyampaikan informasi. Penggunaan media yang melibatkan banyak indera akan semakin meningkatkan pemahaman terhadap suatu informasi, sehingga penggunaan media audio visual (video) berupa gambar dan video bergerak yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran akan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas dan mempermudah dalam memahami informasi yang didapatkan. Penggunaan media video dirasa lebih efektif dan menarik bagi klien sehingga ketercapaian tujuan pendidikan kesehatan akan lebih optimal.

Peneliti berasumsi motivasi responden kelompok intervensi sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media video menjadi meningkat disebabkan karena responden ibu hamil lebih senang melihat tayangan berupa video dan leaflet terlihat lebih memperhatikan pemberian informasi tersebut. Hal ini menandakan penggunaan media dalam proses pembelajaran mempermudah responden dalam menerima pengetahuan baru.

Peneliti berasumsi hal yang menyebabkan motivasi sesudah diberikan pendidikan kesehatan baik media video maupun media leaflet adalah faktor pengetahuan responden tentang pentingnya senam hamil yang sudah ada dimiliki berasal dari pemberian himbauan dan informasi yang rutin diberikan petugas Puskesmas saat ibu hamil berkunjung.

Dasar pengetahuan yang sudah ada ini memudahkan ibu dalam memahami isi dari pendidikan kesehatan yang diberikan dalam penelitian ini dan motivasi mereka menjadi bertambah.

Peneliti juga berpendapat adanya sikap ibu hamil selama berlangsungnya pendidikan kesehatan oleh peneliti menunjukkan sikap terbuka, kooperatif dan memperhatikan dengan baik. Hal ini dapat pula meningkatkan motivasi mereka setelah pendidikan kesehatan diberikan.

Peneliti berpendapat adanya perbedaan signifikan antara media video dan leaflet tentang senam hamil terhadap motivasi ibu melakukan senam hamil, disebabkan karena faktor media video yang memiliki kelebihan dibanding leaflet. Menurut Daryanto (2011), beberapa

kelebihan penggunaan media video, antara lain video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran, video menyajikan gambar bergerak kepada siswa disamping suara yang menyertainya. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara nyata.

70 BAB V

Dokumen terkait