BAB V PENUTUP
A. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial orangtua memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap variabel efikasi diri berwirausaha.
Hasil uji coba hipotesis menunjukkan angka korelasi 0,507 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi pula efikasi diri berwirausaha. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin rendah pula efikasi diri berwirausaha. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa teori yang mendukung hubungan positif antara dukungan sosial orangtua berhubungan dengan efikasi
diri berwirausaha. Efikasi diri berwirausaha adalah keyakinan pada individu bahwa ia mampu melakukan aktivitas-aktivitas wirausaha (De Noble, Jung, &
Ehrlich, 1999). Efikasi diri pada suatu individu tentu tidak langsung tumbuh dari dalam diri individu, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keberhasilan dan kegagalan individu lain, pesan dari individu lain, kesuksesan dan kegagalan individu lain, serta kesuksesan dan kegagalan kelompok lain (Omrod, 2009). Menurut Omrod (2009) pesan dari individu lain dilakukan dengan cara menunjukkan dukungan-dukungan yang dapat mendorong individu untuk lebih baik ke depannya. Dukungan yang diberikan kepada individu dapat berupa dukungan informasi, dukungan materiil yang berupa barang atau jasa, dukungan emosional, dan dukungan penghargaan (Sarafino & Smith, 2012). Penelitian Uchino, dkk (dalam Wang & Gruenewald, 2017) membuktikan bahwa dukungan sosial berdampak positif pada kesehatan fisik dan psikis individu yang menerimanya, artinya individu dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat stres dan depresi yang rendah, dengan begitu individu memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kimura dan Masykur (2017), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kewirausahaan. Gottlieb (dalam Tumanggor, Ridho, & Nurochim, 2010) mendefinisikan dukungan sosial sebagai bantuan yang nyata baik berupa barang maupun jasa, informasi verbal ataupun nonton verbal yang diberikan oleh orang terdekat dari individu di dalam lingkungan sosialnya, misalnya anggota keluarga dan teman sebaya, dimana
dukungan tersebut dapat memberikan keuntungan secara emosional dan berpengaruh pada tingkah laku individu yang menerimanya. Pada penelitian ini berfokus pada dukungan sosial yang diberikan orangtua sebagai salah satu anggota keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua yang dirasakan oleh kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur berada pada kategori sangat rendah 0 %, kategori rendah 0,64%, kategori tinggi 50,96% dan kategori sangat tinggi 48,38%. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua dirasakan sebanyak 79 mahasiswa dan berada pada kategori tinggi (50,96%). Sedangkan, efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa wirausaha Undip berada pada kategori sangat rendah 0%, kategori rendah 5,80%, kategori tinggi 76,12%, dan kategori sangat tinggi 18,06%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 118 mahasiswa Undip Young Entrepreneur memiliki tingkat efikasi diri berwirausaha pada kategori yang tinggi yaitu 76,12%.
Hasil kategorisasi tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa UYE. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa walaupun orangtua mahasiswa UYE rata-rata berprofesi sebagai pegawai (non wirausaha), namun orangtua tetap mendukung pilihan anak untuk berwirausaha.
Dukungan yang paling dirasakan subjek adalah guidance (bimbingan) yang berupa pemberian informasi dalam bentuk diskusi dan konsultasi mengenai apa saja yang perlu disiapkan untuk berwirausaha dan menanyakan pendapat atau saran atas keinginan subjek untuk berwirausaha. Hal ini senada dengan penelitian Maslihah (2011) yang menunjukkan bahwa aspek guidance (bimbingan) memiliki
hubungan yang positif dengan prestasi akademik siswa. Artinya, siswa merasa tidak cukup mendapatkan dukungan sosial yang bersifat emosional saja, namun siswa juga membutuhkan dukungan sosial dalam bentuk nasihat atau bimbingan yang secara langsung dapat membantu siswa menghadapi masalah. Sedangkan, dukungan sosial yang kurang dirasakan subjek yaitu opportunity for nurturance (kesempatan untuk menolong).
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh dalam perkembangan efikasi diri pada individu. Dukungan tersebut berpengaruh dalam mengembangkan kepercayaan diri individu dalam berwirausaha (Kimura &
Masykur, 2017). Ketika individu memiliki kepercayaan diri dan keyakinan atas kemampuannya dalam hal berwirausaha, maka ia akan berhasil dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam wirausaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Aisyah, Frieda, dan Mujiasih (2013) yang menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang baik, ketika memiliki masalah dalam berwirausaha, maka ia akan melakukan suatu usaha dalam mengatasi masalah tersebut.
Kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur memiliki efikasi diri berwirausaha yang berada pada kategori tinggi yaitu 76,12% seperti yang telah dipaparkan di atas. Hasil analisis tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa UYE. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa mahasiswa UYE memiliki kesadaran akan pentingnya berwirausaha. Menurut mahasiswa UYE, berwirausaha merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan minat, selain itu berwirausaha juga melatih
mahasiswa dalam hal finansial, komunikasi, tanggungjawab, dan kemandirian.
Dengan berwirausaha, mahasiswa turut membantu mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia karena wirausaha menyediakan lapangan pekerjaan bagi individu yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Omrod (2009) bahwa ciri-ciri individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi adalah memilih aktivitas yang diyakini akan berhasil serta mampu menetapkan tujuan dalam bidang tertentu dimana pada penelitian ini adalah bidang kewirausahaan.
Berdasarkan analisis data tambahan, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara variabel efikasi diri berwirausaha dengan variabel jenis kelamin. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, uji beda yang dilakukan jika terdiri dari dua kelompok dan data tidak normal yaitu menggunakan teknik Mann-Whitney Test dengan bantuan SPSS versi 23.0. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan.
Pada uji beda efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin dengan menggunakan Mann-Whitney Test, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,033 dimana < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin antara kelompok 1 (perempuan) dan kelompok 2 (laki-laki). Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa laki-laki memiliki rata-rata efikasi diri berwirausaha yang secara signifikan lebih tinggi daripada perempuan.
Hasil analisis data tambahan tersebut didukung oleh hasil wawancara kepada mahasiswa perempuan yang menyebutkan bahwa mahasiswa tidak
memiliki harapan atas usaha yang sedang dijalankan, sehingga tidak memiliki arah tujuan dari usaha yang sedang dilakukannya. Menurut Omrod (2009), salah satu ciri individu yang memiliki efikasi diri rendah adalah tidak mampu untuk menyusun rencana dalam mencapai tujuan. Selain itu, teori lain yang mendukung hasil penelitian ini berasal dari Bandura (dalam Wilson, dkk, 2009) yang menyebutkan bahwa perempuan membatasi keinginan dan minat mereka terhadap karir karena perempuan kurang percaya pada kemampuan yang dimilikinya.
Selain itu, Eccles (dalam Wilson, dkk, 2009) menjelaskan bahwa perempuan memiliki ekspektasi dari hasil perilaku (outcome expectation) yang rendah dalam berbagai pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wilson, dkk (2009) yang menemukan bahwa remaja perempuan memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah pada bidang matematika dan finansial, serta dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Selain itu, pada penelitian Dempsey dan Jennings (2014) menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat efikasi diri berwirausaha lebih rendah daripada laki-laki. Pada penelitiannya, Dempsey dan Jennings (2014) menjelaskan bahwa karir kewirausahaan menghasilkan kecemasan pada perempuan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua memiliki hubungan positif yang signifikan dengan efikasi diri berwirausaha. Semakin tinggi dukungan sosial orangtua, semakin tinggi pula efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua, semakin rendah pula efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur.