• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

E. Analisis dan Interpretasi

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel Dukungan Sosial Orangtua dengan Efikasi Diri Berwirausaha. Teknik uji hipotesis yang digunakan adalah teknik korelasi non parametik Spearman’s Rho dengan bantuan SPSS versi 23.0. Hal ini dilakukan karena tidak terpenuhinya uji asumsi, dimana sebaran data kedua variabel tidak normal. Hasil dari uji hipotesis akan menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan peneliti diterima atau tidak. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r𝑥𝑦 = 0,507) dengan nilai signifikansi = 0,000 (p < 0,05), menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang telah peneliti ajukan sebelumnya yang berbunyi terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha diterima.

3. Analisis Data Deskripsi

Berdasarkan skor yang diperoleh, gambaran umum mengenai Dukungan Sosial Orangtua dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19

Gambaran Umum Skor Variabel Dukungan Sosial Orangtua

Statistik Hipotetik Empirik

Skor Minimal 45 110

Skor Maksimal 180 180

Mean 112,5 147,43

Standar Deviasi 22,5 15,654

Gambaran umum mengenai Efikasi Diri Berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20

Gambaran Umum Skor Variabel Efikasi Diri Berwirausaha

Statistik Hipotetik Empirik

Skor Minimal 40 80

Skor Maksimal 160 160

Mean 100 119,78

Standar Deviasi 20 15,344

Hasil dari skor-skor tersebut dibuat kategorisasi yang terbagi ke dalam empat kategori. Menurut Azwar (2016), kategorisasi dibuat untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Penetapan kategorisasi didasarkan pada deviasi standar dengan rentang angka minimum dan maksimum secara hipotetik.

a. Dukungan Sosial Orangtua

Kategorisasi dukungan sosial orangtua dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Dasar

perhitungan kategorisasi sesuai dengan pembagian interval kelas yang dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21

Interval Kelas Kategorisasi Dukungan Sosial Orangtua

No Nilai Interval Rentang Nilai Kategori

1. -3SD < X  -1,5SD 45 < X  78,75 Sangat Rendah 2. -1,5SD < X   78,75 < X  112,5 Rendah 3.  < X  +1,5SD 112,5 < X  146,25 Tinggi 4. +1,5SD < X  +3SD 146,25 < X  180 Sangat Tinggi

Keterangan:

= Mean Hipotetik

SD = Standar Deviasi Hipotetik X = Skor Subjek

Berdasarkan interval kelas kategorisasi tersebut, maka gambaran mengenai Dukungan Sosial Orangtua dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 22.

Tabel 22

Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Sosial Orangtua Sangat

Rendah

Rendah Tinggi Sangat Tinggi 0 subjek 1 subjek 79 subjek 75 subjek

0 % 0,64 % 50,96 % 48,38 %

Berdasarkan kategorisasi Dukungan Sosial Orangtua, subjek penelitian berada pada kategori tinggi dengan jumlah subjek sebanyak 79 (50,96%) sehingga dapat disimpulkan dukungan sosial orangtua yang dirasakan oleh mahasiswa berwirausaha Undip tegolong tinggi.

b. Efikasi Diri Berwirausaha

Kategorisasi efikasi diri berwirausaha dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Dasar perhitungan kategorisasi sesuai dengan pembagian interval kelas yang dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23

Interval Kelas Kategorisasi Efikasi Diri Berwirausaha

No Nilai Interval Rentang Nilai Kategori

1. -3SD < X  -1,5SD 40 < X  70 Sangat Rendah 2. -1,5SD < X   70 < X  100 Rendah 3.  < X  +1,5SD 100 < X  130 Tinggi 4. +1,5SD < X  +3SD 130 < X  160 Sangat Tinggi

Keterangan:

= Mean Hipotetik

SD = Standar Deviasi Hipotetik X = Skor Subjek

Berdasarkan interval kelas kategorisasi tersebut, maka gambaran mengenai Efikasi Diri Berwirausaha dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 24.

Tabel 24

Distribusi Frekuensi Variabel Efikasi Diri Berwirausaha Sangat

Rendah

Rendah Tinggi Sangat Tinggi 0 subjek 9 subjek 118 subjek 28 subjek

0 % 5,80 % 76,12 % 18,06 %

Berdasarkan kategorisasi Efikasi Diri Berwirausaha, subjek penelitian berada pada kategori tinggi dengan jumlah subjek sebanyak 118 (76,12%) sehingga dapat disimpulkan efikasi diri berwirausaha mahasiswa berwirausaha Undip tergolong tinggi.

F. Analisis Data Tambahan

Uji beda yang dilakukan untuk dua kelompok yaitu menggunakan teknik Mann-Whitney Test dengan bantuan SPSS versi 23.0. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan.

1. Uji Beda Efikasi Diri Berwirausaha Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin Uji beda yang dilakukan yaitu menggunakan teknik analisis Mann- Whitney Test dengan bantuan SPSS versi 23.0. Hasil uji beda efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25

Uji Beda Efikasi Diri Berwirausaha Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin

Kelompok Jenis Kelamin N Mean Sig

Kelompok 1 Perempuan 98 72,15

0,033

Kelompok 2 Laki-Laki 57 88,06

Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,033 dimana <

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin antara kelompok 1 dan kelompok 2, dimana kelompok 1 adalah mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dan kelompok 2 adalah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki memiliki rata-rata efikasi diri berwirausaha yang secara signifikan lebih tinggi daripada perempuan.

71 BAB V PENUTUP

A. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial orangtua memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap variabel efikasi diri berwirausaha.

Hasil uji coba hipotesis menunjukkan angka korelasi 0,507 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi pula efikasi diri berwirausaha. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin rendah pula efikasi diri berwirausaha. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur dapat diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa teori yang mendukung hubungan positif antara dukungan sosial orangtua berhubungan dengan efikasi

diri berwirausaha. Efikasi diri berwirausaha adalah keyakinan pada individu bahwa ia mampu melakukan aktivitas-aktivitas wirausaha (De Noble, Jung, &

Ehrlich, 1999). Efikasi diri pada suatu individu tentu tidak langsung tumbuh dari dalam diri individu, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keberhasilan dan kegagalan individu lain, pesan dari individu lain, kesuksesan dan kegagalan individu lain, serta kesuksesan dan kegagalan kelompok lain (Omrod, 2009). Menurut Omrod (2009) pesan dari individu lain dilakukan dengan cara menunjukkan dukungan-dukungan yang dapat mendorong individu untuk lebih baik ke depannya. Dukungan yang diberikan kepada individu dapat berupa dukungan informasi, dukungan materiil yang berupa barang atau jasa, dukungan emosional, dan dukungan penghargaan (Sarafino & Smith, 2012). Penelitian Uchino, dkk (dalam Wang & Gruenewald, 2017) membuktikan bahwa dukungan sosial berdampak positif pada kesehatan fisik dan psikis individu yang menerimanya, artinya individu dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat stres dan depresi yang rendah, dengan begitu individu memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kimura dan Masykur (2017), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kewirausahaan. Gottlieb (dalam Tumanggor, Ridho, & Nurochim, 2010) mendefinisikan dukungan sosial sebagai bantuan yang nyata baik berupa barang maupun jasa, informasi verbal ataupun nonton verbal yang diberikan oleh orang terdekat dari individu di dalam lingkungan sosialnya, misalnya anggota keluarga dan teman sebaya, dimana

dukungan tersebut dapat memberikan keuntungan secara emosional dan berpengaruh pada tingkah laku individu yang menerimanya. Pada penelitian ini berfokus pada dukungan sosial yang diberikan orangtua sebagai salah satu anggota keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua yang dirasakan oleh kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur berada pada kategori sangat rendah 0 %, kategori rendah 0,64%, kategori tinggi 50,96% dan kategori sangat tinggi 48,38%. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua dirasakan sebanyak 79 mahasiswa dan berada pada kategori tinggi (50,96%). Sedangkan, efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa wirausaha Undip berada pada kategori sangat rendah 0%, kategori rendah 5,80%, kategori tinggi 76,12%, dan kategori sangat tinggi 18,06%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 118 mahasiswa Undip Young Entrepreneur memiliki tingkat efikasi diri berwirausaha pada kategori yang tinggi yaitu 76,12%.

Hasil kategorisasi tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa UYE. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa walaupun orangtua mahasiswa UYE rata-rata berprofesi sebagai pegawai (non wirausaha), namun orangtua tetap mendukung pilihan anak untuk berwirausaha.

Dukungan yang paling dirasakan subjek adalah guidance (bimbingan) yang berupa pemberian informasi dalam bentuk diskusi dan konsultasi mengenai apa saja yang perlu disiapkan untuk berwirausaha dan menanyakan pendapat atau saran atas keinginan subjek untuk berwirausaha. Hal ini senada dengan penelitian Maslihah (2011) yang menunjukkan bahwa aspek guidance (bimbingan) memiliki

hubungan yang positif dengan prestasi akademik siswa. Artinya, siswa merasa tidak cukup mendapatkan dukungan sosial yang bersifat emosional saja, namun siswa juga membutuhkan dukungan sosial dalam bentuk nasihat atau bimbingan yang secara langsung dapat membantu siswa menghadapi masalah. Sedangkan, dukungan sosial yang kurang dirasakan subjek yaitu opportunity for nurturance (kesempatan untuk menolong).

Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh dalam perkembangan efikasi diri pada individu. Dukungan tersebut berpengaruh dalam mengembangkan kepercayaan diri individu dalam berwirausaha (Kimura &

Masykur, 2017). Ketika individu memiliki kepercayaan diri dan keyakinan atas kemampuannya dalam hal berwirausaha, maka ia akan berhasil dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam wirausaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Aisyah, Frieda, dan Mujiasih (2013) yang menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang baik, ketika memiliki masalah dalam berwirausaha, maka ia akan melakukan suatu usaha dalam mengatasi masalah tersebut.

Kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur memiliki efikasi diri berwirausaha yang berada pada kategori tinggi yaitu 76,12% seperti yang telah dipaparkan di atas. Hasil analisis tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa UYE. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa mahasiswa UYE memiliki kesadaran akan pentingnya berwirausaha. Menurut mahasiswa UYE, berwirausaha merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan minat, selain itu berwirausaha juga melatih

mahasiswa dalam hal finansial, komunikasi, tanggungjawab, dan kemandirian.

Dengan berwirausaha, mahasiswa turut membantu mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia karena wirausaha menyediakan lapangan pekerjaan bagi individu yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Omrod (2009) bahwa ciri-ciri individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi adalah memilih aktivitas yang diyakini akan berhasil serta mampu menetapkan tujuan dalam bidang tertentu dimana pada penelitian ini adalah bidang kewirausahaan.

Berdasarkan analisis data tambahan, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara variabel efikasi diri berwirausaha dengan variabel jenis kelamin. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, uji beda yang dilakukan jika terdiri dari dua kelompok dan data tidak normal yaitu menggunakan teknik Mann-Whitney Test dengan bantuan SPSS versi 23.0. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan.

Pada uji beda efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin dengan menggunakan Mann-Whitney Test, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,033 dimana < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efikasi diri berwirausaha berdasarkan faktor jenis kelamin antara kelompok 1 (perempuan) dan kelompok 2 (laki-laki). Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa laki-laki memiliki rata-rata efikasi diri berwirausaha yang secara signifikan lebih tinggi daripada perempuan.

Hasil analisis data tambahan tersebut didukung oleh hasil wawancara kepada mahasiswa perempuan yang menyebutkan bahwa mahasiswa tidak

memiliki harapan atas usaha yang sedang dijalankan, sehingga tidak memiliki arah tujuan dari usaha yang sedang dilakukannya. Menurut Omrod (2009), salah satu ciri individu yang memiliki efikasi diri rendah adalah tidak mampu untuk menyusun rencana dalam mencapai tujuan. Selain itu, teori lain yang mendukung hasil penelitian ini berasal dari Bandura (dalam Wilson, dkk, 2009) yang menyebutkan bahwa perempuan membatasi keinginan dan minat mereka terhadap karir karena perempuan kurang percaya pada kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, Eccles (dalam Wilson, dkk, 2009) menjelaskan bahwa perempuan memiliki ekspektasi dari hasil perilaku (outcome expectation) yang rendah dalam berbagai pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wilson, dkk (2009) yang menemukan bahwa remaja perempuan memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah pada bidang matematika dan finansial, serta dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Selain itu, pada penelitian Dempsey dan Jennings (2014) menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat efikasi diri berwirausaha lebih rendah daripada laki-laki. Pada penelitiannya, Dempsey dan Jennings (2014) menjelaskan bahwa karir kewirausahaan menghasilkan kecemasan pada perempuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua memiliki hubungan positif yang signifikan dengan efikasi diri berwirausaha. Semakin tinggi dukungan sosial orangtua, semakin tinggi pula efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua, semakin rendah pula efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini adalah:

1. Desain penelitian korelasional hanya mampu menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel, namun tidak mampu menjelaskan pengaruh antar variabel seperti dalam penelitian eksperimental.

2. Peneliti menggunakan pedoman data mahasiswa wirausaha Undip pada tahun 2018, sehingga pada saat penelitian berlangsung pada tahun 2019 ada beberapa subjek penelitian yang belum terdata oleh Bidang Ekonomi Kreatif BEM Undip.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri berwirausaha. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial orangtua, maka semakin tinggi pula efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur. Sebaliknya, semakin rendah tingkat dukungan sosial orangtua, semakin rendah pula efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran-saran yang dapat disampaikan peneliti yaitu:

1. Bagi Subjek Penelitian

Penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri berwirausaha pada kelompok mahasiswa Undip Young Entrepreneur tergolong tinggi, sehingga mahasiswa wirausaha Undip diharapkan untuk tetap mempertahakan serta terus menggali kemampuannya dalam hal berwirausaha dengan cara banyak mengeksplorasi bidang wirausaha agar peluang mendapatkan pengamalan berhasil (performace accomplishment) semakin besar, mengikuti pelatihan atau seminar wirausaha agar banyak mendapatkan paparan dan pengalaman dari role model (vicarious experience), menjalin network dengan komunitas wirausaha agar dapat memperoleh dukungan yang relevan (verbal persuasion), dan banyak terjun langsung dalam kewirausahaan agar tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi tantangan (low anxiety).

2. Bagi Orangtua

Anak merupakan aset penting bagi orangtua, sehingga orangtua memegang peranan penting dalam perkembangan karir anak. Ketika anak mengkomunikasikan keinginannya untuk berwirausaha, orangtua diharapkan mampu memberikan dukungan yang dapat menjadi sumber anak untuk memiliki efikasi diri berwirausaha yang tinggi, misalnya

berupa kesempatan mencoba, persuasi secara verbal, menjadi contoh atau mencarikan role model, dan tidak mudah menyalahkan anak ketika mengalami kegagalan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang akan meneliti terkait variabel yang sama dengan penelitian ini, khususnya efikasi diri berwirausaha diharapkan dapat menguji variabel-variabel anteseden lainnya yang dapat menjadi sumber efikasi diri berwirausaha, baik variabel langsung terkait dengan bidang wirausaha, seperti peran orangtua sebagai role model wirausaha, maupun dukungan yang tidak langsung, seperti secure attachment, status sosial ekonomi, dan pola asuh.

DAFTAR PUSTAKA

(2018). 2018, Jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Diunduh dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah- penduduk-indonesia-mencapai-265-juta-jiwa.

Aisyah, Z., Frieda, N. R. H., & Mujiasih, E. (2013). Hubungan antara self efficacy dengan intensi berwirausaha pada siswa kelas xi smk negeri 3 jepara. Jurnal Empati, 2, 602-612.

Alwisol. (2010). Psikologi kepribadian. (ed. revisi). Malang: UMM Press.

Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

BarNir, A., Watson, W. E., & Hutchins, H. M. (2011). Mediation and moderated mediation in the relationship among role models, self-efficacy, entrepreneurial career intention, and gender. Journal of Applied Social Psychology, 41, 270–297.

Chen, C.C., Greene, P.G., & Crick, A. (1998). Does entrepreneurial self efficacy distunguish entrepreneurs from managers?. Journal of Business Venturing, 13, 295-316.

Chen, Y., & He, Y. (2011). The impact of strong ties on entrepreneurial intention.

Journal of Chinese Entrepreneurship, 3, 147–158. Doi:

10.1108/17561391111144573.

De Noble, A., Jung, D., & Ehrlich, S. (1999). Entrepreneurial self-efficacy: The development of a measure and its relationship to entrepreneurial action. In P. D. Reynolds (Ed.). Frontiers of entrepreneurship research (pp. 73–87).

Stanford, CA: Center for Entrepreneurial Studies.

Dempsey, D., & Jennings, J. (2014). Gender and entrepreneurial self-efficacy: A learning perspective. International Journal of Gender and Entrepreneurship, 6, 28–49. Doi: 10.1108/IJGE-02-2013-0013.

Douglas, E. J. (2013). Reconstructing entrepreneurial intentions to identify predisposition for growth. Journal of Business Venturing, 28, 633-651.

Drnovsek, M., Wincent, J., & Cardon, M. S. (2010). Entrepreneurial self-efficacy and business start-up: developing a multi-dimensional definition. International Journal of Entrepreneurial Behavior &

Research, 16, 329-348. Doi: 10.1108/13552551011054516.

Evaliana, Y. (2015). Pengaruh efikasi diri dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, 1, 53-60.

Faza, W., & Kustanti, E.R. (2018). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal alquran pada santri hafidz di pondok pesantren modern alquran dan raudlotul huffadz. Jurnal Empati, 7, 256- 262.

Feist, Feist, dan Robert, J., Feist, Feist, dan Robert, G.J., & Roberts, T.A. (2013).

Theories of personality. (8th ed.). Singapore.

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. (2012). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan: Panduan bagi mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Herath, & Mahmood, R. (2014). Dimensions of entrepreneurial self-efficacy and firm performance. Global Journal of Management and Business Research:

A Administration and Management, 14, 22-30.

Hopp, C., & Stephan, U. (2012). The influence of socio-cultural environments on the performance of nascent entrepreneurs: Community culture, motivation, self-efficacy and start-up success. Entrepreneurship & Regional Development, 24, 917-945.

Jain, R., & Ali, S. W. (2013). Self-efficacy beliefs, marketing orientation and attitude orientation of Indian entrepreneurs. The Journal of Entrepreneurship, 22, 71-95.

Kerrick, S., Cumberland, D., & Choi, N. (2016). Comparing military veterans and civilians response to an entrepreneurship education program. Journal of Entrepreneurship Education, 19, 9–23.

Kimura, O.N., & Masykur, A.M. (2017). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kewirausahaan pada mahasiswa ukm research n business universitas diponegoro. Jurnal Empati, 6, 322-326.

Lee, C., Hallak, R., & Sardeshmukh, S. (2016). Innovation, entrepreneurship, and restaurant performance: A higher-order structural model. Tourism Management, 53, 215–228.

Luthans, F., & Ibrayeva, E. S. (2005). Entrepreneurial self-efficacy in Central Asian transition economies: Quantitative and qualitative analyses. Journal of International Business Studies, 37, 92–110. Doi:

10.1057/palgrave.jibs.8400173.

Maslihah, S. (2011). Studi tentang hubungan dukungan sosial, penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dan prestasi akademik siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi, 10, 103-114.

Muchson, M. (2017). Entrepreneurship (Kewirausahaan). Diunduh dari https://books.google.co.id/books?id=Cpc-

DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+kewirausahaan&hl=en&sa

=X&ved=0ahUKEwjKn4_56P7hAhWaTX0KHe5KDdUQ6AEIKDAA#v

=onepage&q=buku%20kewirausahaan&f=false.

Newman, A., Obschonka, M., Schwarz, S., Cohen, M., & Nielsen, I. (2018).

Entrepreneurial self-efficacy: A systematic review of the literature on its antecedents and outcomes, and an agenda for future research. Journal of Vocational Behavior, 1-17. Doi: 10.1016/j.jvb.2018.05.012.

Omrod, J. E. (2009). Psikologi pendidikan. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Periantalo, J. (2016). Penelitian kuantitatif untuk psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rachmawan, A., Lizar, A. A., & Mangundjaya, W. L. (2015). The role of parent's influence and self-efficacy on entrepreneurial intention. The Journal of Developing Areas, 49, 417-430.

Rahayu, N. (2018, 6 Maret). Kemenkop UKM luncurkan gerakan mahasiswa pengusaha. Warta Ekonomi.co.id. Diunduh dari https://www.wartaekonomi.co.id/read172702/kemenkop-ukm-luncurkan- gerakan-mahasiswa-pengusaha.html.

Santrock, J. W. (2012). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock, J. W. (2014). Psikologi pendidikan: Educational psychology. Jakarta:

Salemba Humanika.

Sarafino, E.P., & Smith, T. W. (2012). Health psychology: Biopsychosocial interaction (7th ed.). New York, NY: Wiley.

Sekarina, D.P., & Indriana, Y. (2018). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas xii SMK Yudya Karya Magelang. Jurnal Empati, 7, 381-386.

Setiawan, J.L. (2014). Examining entrepreneurial self-efficacy among students.

Procedia-Social and Behavioral Sciences, 115, 235-242. Doi:

10.1016/j.sbspro.2014.02.431.

Sicca, P. S. (2018, 7 Mei). BPS: Pengangguran lulusan universitas naik 1,13 persen. Tirto.id. Diunduh dari https://tirto.id/bps-pengangguran-lulusan- universitas-naik-113-persen-cJ3h.

Sinaga, D.H., & Kustanti, E.R. (2017). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan efikasi diri wirausaha pada mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas diponegoro. Jurnal Empati, 6, 74-79.

Snell, L., Sok, P., & Danaher, T. (2015). Achieving growth-quality of work life ambidexterity in small firms. Journal of Service Theory and Practice, 25, 529–550. Doi: 10.1108/JSTP-04-2014-0064.

Sobur, A. (2016). Kamus psikologi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, Nugroho, A., Purwanto, & Faturohman, M. (2012). Kewirausahaan:

Membangun usaha sejak usia muda. Jakarta: Salemba Empat.

Taylor, S.E. (2012). Health psychology. (8th ed.). New York, NY: McGraw Hill.

Triningtyas, D.A. (2016). Dasar-dasar kewirausahaan. Diunduh dari https://books.google.co.id/books?id=Lo5yDwAAQBAJ&printsec=frontco ver&dq=dasar-

dasar+kewirausahaan+triningtyas&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiovripxP _hAhVEWK0KHV2zBzUQ6AEIKDAA#v=onepage&q=dasar-

dasar%20kewirausahaan%20triningtyas&f=false.

Tumanggor, R., Ridho, K., & Nurochim. (2010). Ilmu sosial dan budaya dasar.

Jakarta: Prenadamedia Group.

UKM R’nB Undip Right Solusion to be the Birght Nation. Diunduh dari http://rnb.undip.ac.id/profil/sejarah/.

Visi Misi Universitas Diponegoro. Diunduh dari

https://www.undip.ac.id/language/id/visi-misi.

Wang, D., & Gruenewald, T. (2017). The psychological costs of social imbalance:

Variation across relationship context and age. Journal of Health Psychology, 1-11. Doi: 10.1177/1359105317692854.

Wilson, F., Kickul, J., Marlino, D., Barbosa, S. D., & Griffiths, M. D. (2009). An analysis of the role of gender and self-efficacy in developing female entrepreneurial interest and behavior. Journal of developmental Entrepreneurship, 14, 105-119.

Yasin, A.S., & Dzulkifli, M.A. (2010). The relationship between social support and psychological problem among students. International Journal of Business and Social Science, 1, 110-116.

Young, R. A., Marshall, S., Domene, J. F., Arato-Bolivar, J., Hayoun, R., Marshall, E., & Valach, L. (2006). Relationships, communication, and career in the parent–adolescent projects of families with and without challenges. Journal of Vocational Behavior, 68, 1-23.

Dokumen terkait