• Tidak ada hasil yang ditemukan

Learning ? 3. Sudah layak karena setiap aplikasi pasti ada plus minusnya dan aplikasi Google Classroom ini sangat membantu kami 4. 95% layak digunakan

5. Kelayakan dari segi media aplikasi Google Classroom ini sudah cukup layak, namun jika kelayakan dalam pemahaman materi Google Classroom saya masih kurang paham tapi selebihnya Google Classroom bagus untuk diterapkan

6. Sistem dari Google Classroom sebagai penunjang pembelajaran sudah layak dan juga aplikasi ini lebih efisiensi dari aplikasi lain.

7. Kelayakan aplikasi Google Classroom ini sudah cukup bagus, karena disaat era pandemi aplikasi ini salah satu aplikasi penyelamat bagi mahasiswa untuk dapat tetap menjalankan proses perkuliahan

57

Hasil penelitian yang diperoleh oleh responden mahasiswa pendidikan kimia dapat dkatakan bahwa mahasiswa pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah memberikan analisa jawaban yang bervariasi tehadap lima aspek yang ditetapkan sebagai batasan pada instrumen penelitian.

Pembahasan tersebut mencakup beberapa aspek antara lain, aspek kemudahan dalam mengakses, merasakan keegunaan, kepuasan mahasiswa, keterampilan metakognitif dan self efficacy dalam memanfaatkan aplikasi Google Classroom. Berdasarkan hasil analisis data menyatakan bahwa analisa jawaban yang diberikan mahasiswa pendidikan kimia terhadap pemanfaatan aplikasi Google Classroom dipengaruhi oleh faktor, seperti yang pada ulasan dibawah ini.

Berikut adalah penjelasan dari hasil data kuesioner dan hasil data wawancara yang diperoleh berdasarkan kajian penelitian yang relevan yang terkait dengan hasil penelitian.

1. Kemudahan dalam Mengakses

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa mayoritas responden 87,1 % dengan kriteria sangat baik. Secara kemudahan, aplikasi Google Classroom ini dapat dengan mudah untuk Login oleh setiap mahasiswa yang tentunya dapat mengakses pembelajaran dimana saja. Hal ini sejalan dengan penelitian Fauzhan dan Arifin (2019) bahwa Penggunaan media pembelajaran Google Classroom sangat praktis dan efisien karena bisa digunakan kapanpun dan dimanapun, sehingga siswa tidak bisa beralasan lagi jika terlambat dalam pengumpulan tugas.

Selain itu, menurut Hapsari dan Pamungkas (2019) Akses aplikasi Google Classroom ini sangat mudah dan membantu para dosen dalam mengoptimalkan pembelajaran, salah satu aksesnya memudahkan proses E-Learning menjadi lebih mudah karena dapat merespon penggunaan aplikasi sebagai penunjang perkuliahan dengan respon positif, bahwa memanfaatkan Google Classroom sebagai media baru untuk memudahkan mahasiswa belajar mengajar mendapat apresiasi nilai yang positif terutama

waktu yang fleksibel dan menguntungkan bagi mahasiswa. Karena media Google Classroom ini menunjukkan respon positif aplikasi Google Classroom layak diterapkan karena media ini dapat dijangkau pendidik dan peserta didik serta memudahkan dalam berinteraksi terhadap materi yang diajarkan (Hidayat dan Sudibyo, 2018).

Untuk 4 pernyataan indikator yang lain memiliki kriteria respon baik dan cukup. Dengan ini terlihatlah persentase rata-rata dari total indikator berdasarkan Aspek kemudahan dalam mengakses yang memiliki nilai sebesar 66 %. Febrilia, dkk (2020) berpendapat bahwa keterlibatan mahasiswa dalam proses perkuliahan menggunakan media pembelajaran Google Classroom cukup baik, dapat dilihat dari antusiasnya mahasiswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dosen serta menyerahkan tugas sesuai tenggang waktu yang diberikan, aktif dalam grup diskusi sesama mahasiswa dan juga dengan dosen pengampu. Hasil dari wawancara terhadap dua belas responden, merka mengungkapkan bahwa Google Classroom memiliki manfaat dalam proses pembelajaran Distance Learning, yaitu menjadi pengingat bagi mahasiswa akan tugas yang diberikan oleh dosen, karena aplikasi Google Classroom akan memberikan notifikasi tugas atau materi baru yang dibagikan oleh dosen. Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

Menurut saya manfaat media Google Classroom dinilai sangat bermanfaat karena bisa mengingat tugas-tugas dengan mudah, dan mengajarkan kita disiplin waktu, karena di Google Classroom kita bisa tahu apakah ita terlambat dalam mengumpulkan tugas atau tidak” (MB, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Responden menyampaikan jawaban lain mengenai kemudahan dalam mengakses Google Classroom, yang dapat diamati pada Tabel 4.3.

pada Tabel 4.3 terlihat bahwa jawaban terbanyak kedua responden (73,1

%) beranggapan bahwa secara teknik, aplikasi Google Classroom mampu mengakses materi khusus. Hal ini sesuai dengan penjelasan Maharani (2019) Selama perkuliahan Online menggunakan aplikasi Google

59

Classroom terbukti efektif karena mahasiswa-mahasiswa secara umum mahasiswa mendapatkan materi perkuliahan yang sudah diunggah oleh dosen di Goole Classroom dan lebih menarik lagi, materi tersebut didukung karena adanya video pembelajaran yang membahas materi sekaligus dengan contoh soal. Mahasiswa juga dapat mengunduh materi tersebut dilayanan fitur yang tersedia di Google Classroom sekaligus menanyaan kembali jika ada materi yang masih belum dipahami. Dalam fitur inipun mahasiswa juga dapat berdiskusi terkait penjabaran materi yang disampaikan oleh dosen dengan sesama mahasiswa maupun kepada dosen pengampu secara langsung. Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

“Manfaat dari Google Classroom adalah kita bisa mendapatkan materi yang di share oleh dosen dan teman-teman dan tentunya menambah wawasan dan pengetahuan baru melalui diskusi di Google Classroom” (AL, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Sebagai upaya melancarkan pelaksanaan pembelajaran mahasiswa, terdapat fitur-fitur yang ada pada Google Classroom secara efektif digunakan oleh dosen sebagai penunjang pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran Distance Learning (Lestari dan Marhamah, 2021). Pada indiktor keempat tentang kemudahan dalam mengakses Google Classroom terhadap mengetahui cara menavigasi sistem Google Classroom dapat dilihat pada tabel 4.3. pada tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar responden (47,3%) memberi ulasan bahwa untuk menjalankan Google Classroom sebagian besar mahasiswa sudah cukup paham dan mengerti dalam fitur navigasi yang ada pada Google Classroom yang dapat menambah wawasan dan memotivasi untuk kreatif dalam mengerjakan tugas walaupun harus dilakukan secara Distance Learning. Penjelasan ini diperkuat oleh Suhada dkk (2020) Google Classroom memiliki beberapa fitur yang dapat menampilkan tugas mahasiswa, penyusunan kelas, penyimpanan data di google drive, dan

dapat diakses melalui smartphone, selain itu dapat menyimpan semua jenis file, kemudian terdapat pula fitur lain yang digunakan oleh dosen dalam mengembangkan materi pembelajaran yaitu reuse post, create question, create assignment, dan create topic Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

“Terdapat fitur due date sebagai pengingat karena setiap ada tugas atau materi, selalu diiringi dengan notifikasi dari aplikasi Google Classroom. Dan juga kita bisa mengupload tugas yang akan kita kumpulkan berupa document, ppt, ataupun video” (AA, Wawancara pada tanggal 30 Oktober 2022).

Pada indikator kelima pada tabel 4.3 dari aspek kemudahan dalam mengakses Google Classroom sebanyak (65,5 %) responden menjawab proses pembelajaran Distance Learning dengan media Google Classroom sudah berjalan dengan baik, karena sudah mengerti dengan sistem Google Classroom dan tentunya dapat mudah digunakan untuk mengupload materi, dosen terkadang sering mengupload tugas di Google Classroom, dan pada saat kita hendak mengupload jawaban jauh lebih mudah, nilaipun juga langsung terlihat di Google Classroom. Hal ini sejalan dengan pernyataan Senjaya (2021) yang menyebutkan bahwa Google Classroom merupakan media e-Learning berguna dalam pembelajaran jarak jauh yang bersifat undirectly karena memiliki sistem aplikasi yang dapat memudahkan mahasiswa mengakses materi, menyimpan, mengumpulkan tugas, memperoleh umpan balik dari guru, ekonomis, dan efisiensi waktu.

Menurut Pratidiana dan Rosdianwinata (2021) Google Classroom tidak semata-mata tertumpu pada pembelajaran tatap muka, juga dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun tanpa harus dilakukan dikelas selagi mahasiswa dan dosen saling terhubung dengan sinyal internet dan mahasiswa menjadi lebih antusias dalam menelaah materi pelajaran yang telah di bagikan dosen di aplikasi Google Classroom. Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

61

“Pastinya sangat membantu sekali karena, media apapun itu sangat dibutuhkan, karena dengan cara apalagi kita dan dosen bisa saling berinterksi dan berdiskusi pembelajaran, dan Google Classroom ini juga mudah untuk dipahami, jadi sangat membantu saya dalam belajar” (MB, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Sehubungan dengan pembelajaran Distance Learning, Solihin,dkk (2021) berpendapat bahwa dengan memanfaatkan media yang benar, sekalipun pembelajaran tersebut dilakukan dengan jarak jauh, hubungan yang baik harus senantiasa terjalin agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar (Sari & Amrozi, 2020). Dosen dapat mengawasi progres setiap mahasiswa, setelah diberikan penilaian, dosen dapat memberikan revisi dari hasil jawaban mahasiswa agar mahasiswa dapat memperbaiki tugas tersebut (Heryati, 2022). Oleh karena itu dosen harus terus melakukan inovasi ataupun perancangan desain pembelajaran yang baik dalam menyiapkan sistem perkuliahan yang tepat bagi mahasiswa ketika pembelajaran daring (Solikah & Nurhanurawati, 2021).

2. Merasakan Kegunaan

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa Aspek Merasakan Kegunaan item pernyataan mengenai Mengakui kebutuhan Google Classroom sebagai Pengingat akan tugas memperoleh respon persentase tertinggi yaitu 58,1 % dengan kriteria Cukup. Disamping dosen juga dapat membuat tugas yang harus dikerjakan para mahasiswa, bersamaan dengan tugas itu pula terdapat batas waktu yang sudah di atur sedemikian rupa, membuat mahasiswa tidak dapat mengumpulkan tugas jika melewati batas waktu yang ditelah ditetapkan (Hakim, 2016). Seperti terlihat pada kutipan berikut :

“Media Google Classroom adalah aplikasi ini cukup efisien dalam menerima dan mengumpulkan tugas kepada dosen dan juga

ada waktu pengingat kapan batas waktu pengumpulan tugas”

(HQ, Wawancara pada tanggal 05 November 2022).

Selain itu, menurut (Handayani, 2021) dalam menggunakan Google Classroom para dosen sering mencantumkan fitur due date yang berfungsi pengingat untuk mahasiswa akan tenggang waktu tugas yang diberikan oleh dosen, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan sikap disiplin mahasiswa dalam mengumpulkan tugas. Pada indiktor kelima tentang merasakan kegunaan Google Classroom terhadap mengamati Google Classroom dalam memantau kinerja belajar dapat dilihat pada tabel 4.4. pada tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden (46,2%).

Pada tahap ini dosen memberikan topik perkuliahan akan disampaikan secara virtual sehingga mahasiswapun dapat berpartisipasi dalam mendiskusikan topik yang diberikan dosen (Sukmawati, 2020). Sembari mahasiswa melakukan diskusi, Heryati (2022) menyatakan bahwa dosen dapat mengawasi progres setiap mahasiswa, setelah diberikan penilaian, dosen dapat memberikan revisi dari hasil jawaban mahasiswa agar mahasiswa dapat memperbaiki tugas tersebut Heryati (2022).

Setelah diberikannya penilaian oleh dosen saatnya mahasiswa mengevaluasi kualitas belajar dengan Google Classroom. Pada indikator ini terlihat pada tabel 4.4 responden yang menjawab sebanyak (45,2%) dan dikategorikan kedalam cukup. Menurut Wulandari dkk, (2020) siswa belajar untuk mengumpulkan informasi dengan strategi ilmiah, menangkap peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar dan menghubungkannya dengan apa yang dipelajari. Selain itu, menurut Aulia,dkk (2022) Persepsi siswa dan juga guru merasa senang karena aplikasi Google Classroom ini fleksibel dan mudah diakses dimanapun dan kapanpun sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar melalui perencanaan, proses, hasil dan evaluasi belajar siswa. Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

Menurut saya hasil belajar saya selama menggunakan Google Classroom sudah cukup baik, karena saat

63

menggunakan Google Classroom kadang sudah lebih baik dalam mengerjakan tugas dan ada poin-poinnya jadi kita bisa lebih tau bagaimana hasil yang kita dapatkan” (NN, Wawancara pada tanggal 03 November 2022).

Pada indikator mengakui kebutuhan akan Google Classroom dalam pembelajaran Distance Learning terlihat pada tabel 4.4. pada tabel 4.4 mayoritas responden memberikan ulasan 57% bahwa dari segi biaya, Google Classroom dapat meringankan biaya pencetakan tugas yang akan dikumpulkan kepada dosen, jadi mahasiswa hanya tinggal mengirimkan tugas dalam bentuk softfile. Hal serupa juga sampaikan Fauziah dkk (2019) bahwa penggunaan dari aplikasi Google Classroom ini, guru dapat lebih mudah untuk mengelola kelas, lebih hemat waktu dan hemat biaya karena dapat mengurangi penggunaan kertas. Seperti terlihat pada kutipan wawancara berikut :

“Manfaat yang didapat menurut saya yaitu lebih menghemat uang karenakan dengan kita sudah menupload tugas di Google Classroom dosen sudah tau dan melihat jawaban kita tanpa kita harus datang kekamppus, karena sekarang lembar jawaban dapat dikirim melalui softfile” (SP, Wawancara pada tanggal 30 Oktober 2022).

Kutipan tersebut sejalan dengan penyampaian Rozak & Albantani (2018) bahwa dalam pembelajaran berbasis Google Classroom ratis tanpa dipungut biaya dan memberikan kemudahan dalam proses beajar mengajar bagi para dosen dan mahasiswa diluar jam perkuliahan resmi.

Pada inikator keempat dalam tabel 4.4 terkait membantu dan mengevaluasi ide-ide baru mayoritas (50,5%) responden memberikan ulasan bahwa mahasiswa juga dapat memberikan argumen saat berdiskusi terkait penjabaran materi yang disampaikan oleh dosen dengan sesama mahasiswa maupun kepada dosen pengampu secara langsung, dosen mata perkuliahan dapat mengirim tugas secara Distance kepada mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Fauzan dan Arifin

(2019) bahwa Google Classroom memberikan ruang kepada mahasiswa untuk menyalurkan aspirasinya kepada dosen untuk aktif dalam forum diskusi, sehingga mahasiswa tetap mendapat perhatian lebih dari dosen dan hal itu menumbuhkan minat belajar bagi mahasiswa.

Berkitan dengan interaksi dalam pembelajran Hammi (2017) mengungkapkan bahwa, disamping e-Learning kerap dianggap serupa atau bahkan lebih efisien daripada pembelajaran langsung, interaksi dilihat penting untuk keberhasilannya pembelajaran e-Learning. Seperti terlihat pada kutipan berikut :

“Fitur-fitur yang ada pada aplikasi Google Classroom ini mudah dipahami sehingga mahasiswa dan dosen mudah dalam interaksi”

(MB, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Responden menyebutkan alasan lain mengenai interaksi dalam pembelajaran distance learning terlihat pada tabel 4.4 indikator kelima terkait terjalinnya umpan balik antara dosen dan mahasiswa sebesar (48,4%). Hal ini diperkuat dengan denga pernyataan Misnan (2021) mengungkapkan bahwa peran dosen dalam memberikan feedback kepada mahasiswa sangat lah penting agar pembelajaran berjalan secara dua arah dan secara tidak langsung berpengaruh pada daya serap mahasiswa dan perlunya kerjasama dengan wali murid agar meningkatnya taraf keberhasilannya. Dengan demikian diharapkannya untuk para dosen memberikan dorongan positif agar para mahasiswa merespon materi maupun tugas yang diberikan dengan baik, namun jika dorongan tidak berhasil, maka kecenderungan mahasiswa akan menunjukan perilaku yang negatif seperti tidak mengerti akan materi ajar serta cenderung pasif dalam belajar (Maulidin, 2021).

Pada indikator ketujuh terkait mengetahui tujuan subjek, penilaian dan konten konsisten dengan bantuan Google Classroom dapat terlihat pada tabel 4.4. pada tabel 4.4 sebesar (40,9%). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Alfina (2020) bahwa dalam kategori cukup. Google Classroom dalam pembelajaran berkontribusi nyata membantu

65

mahasiswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan memahami subjek perkuliahan secara mandiri dan sistematis. Menurut Veronica,dkk (2022) adanya aplikasi Google Classroom dapat mempermudah proses pembelajaran jarak jauh serta dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, sebab aplikasi ini terhubung dengan jarngan internet. Seperti terlihat pada kutipan berikut :

Menurut saya Googe Classroom sudah layak untuk digunakan seterusnya, karena Pemberian tugas yang menggunakan aplikasi Google Classroom ini seperti pembuatan video pun menambah wawasan dan memotivasi saya untuk kreatif dalam mengerjakan tugas walaupun harus dilakukan secara Distance Lerning” (SW, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Berkaitan dengan kelayakannya aplikasi Google Classroom, Ashoumi dan Shobirin (2019) berpendapat bahwa respon mahasiswa terhadap penerapan aplikasi Google Classroom dikelas dinilai Sangat Baik yang berarti media ini sangat menarik untuk digunakan oleh mahasiswa. Diikuti oleh keenam item yang lain memperoleh kriteria yang tergolong Cukup. Selain itu Zahra & Pujiastuti (2021) Juga menambahkan, disamping fasilitas yang memadai, Google Classroom juga memberikan dampak positif untuk penggunanya, dengan demikian media ini sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran distance learning pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Seperti terlihat dalam kutipan jawaban wawancara mahasiswa berikut:

“Kelayakannya sudah cukup bagus, karena saat diera pandemi saat ini Google Classroom itu sebagai salah satu aplikasi penyelamat bagi mahasiswa untuk dapat tetap menjalankan proses perkuliahan jadi cukup terbantu walaupun tidak bisa tatap muka namun dengan adanya Google Classroom ini dapat membantu untuk kita sebagai mahasiswa agar tetap bisa belajar” (NN, Wawancara pada tanggal 03 November 2022).

3. Kepuasan mahasiswa

Berdasarkan tabel 4.5 pada indikator mengakui fleksibel dalam berbicara melalui media Google Classroom sebanya (40,9%) responden memberi ulasan jawaban merasa lebih fleksibel dalam berpartisipasi didalam Google Classroom dan lebih paham lagi dengan teknologi.

Karena aplikasi Google Classroom ini fleksibel dan mudah diakses dimanapun dan kapanpun sehingga dapat meningkatkan hasil belajar melalui perencanaan, proses, hasil dan evaluasi belajar (Aulia dkk, 2022).

Selain itu menurut Munasiah dkk (2021) argumen tersebut didukung dengan data surveinya yang memperlihatkan hasil pendidik mengungkapkan bahwa Googe Classroom terbukti fleksibel untuk digunakan sebagai media pembelajaran distance learning. Pernyataan ini juga didukung oleh kutipan wawancara dari responden berikut :

“Menurut saya proses pembelajaran Distance Learning dengan media Google Classroom sudah berjalan dengan baik, karena lebih mudah digunakan, untuk mengupload materi, dosen kadang suka mengupload tugas diGoogle Classroom itu lebih simpel, dan pada saat kita ingin mengupload jawaban jauh lebih mudah, nilai pun juga langsung terlihat di Google Classroom (SP, Wawancara pada tanggal 30 Oktober 2022).

Responden mengemukakan jawaban lain mengenai kinerja dosen saat mengamati dan membantu mahasiswa dalam berpartisipasi saat diskusi produktif dalam pembelajaran Distance Learning menggunakan aplikasi Google Classrroom yang dapat diamati pada tabel 4.5. pada tabel 4.5 terlihat responden (48,4%) berpendapat lain, bahwa Google Classroom sulit untuk diadakannya diskusi, karena pada saat diskusi mahasiswa yang aktif dalam forum diskusi tidak seluruhnya aktif dan dosen berkemungkinan tidak menyadari siapa mahasiswa yang telah bergabung dalam Google Classroom atau yang belum. Hal ini didukung dengan kutipan pernyataan responden saat wawancara berikut :

67

“Mahasiswa hanya bisa aktif dikolom komentar yang tersedia difitur komentar, dan dosen hanya tau mahasiswa yang aktif berdasarkan komentar yang diberikan, tanpa tau bahwa ada mahasiswa yang tidak ikut berdiskusi” (SW, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Asari dkk (2021) menyatakan pendapatnya bahwa sebenarnya dosen leluasa dalam hal waktu ketika memaparkan materi perkuliahan serta menginstruksikan kepada mahasiswa dalam pengerjaan tugas secara mandiri maupun berkelompok. Oleh sebab itu Pentingnya bagi dosen agar memberikan penyampaian yang jelas agar para mahasiswa dapat memahami materi yang diajarkan selama pembelajaran distance learning menggunakan media Google Classroom (Wulandari & Panduwinata, 2021).

Berkaitan dengan proses keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan jarak jauh dengan menggunakan Google Classroom Febrilia dkk (2020) mengemukakan bahwa disisi lain mahasiswa juga menunjukan sikap, bertanggung jawab, mandiri, motivasis dan tingkat kepercayaan yang tinggi walaupun masih ditemukannya beberapa mahasiswa yang relatif pasif selama proses perkuliahan daring berlangsung karena belum siapnya perencanaan perkuliahan darn dan penerapan secara tiba-tiba menyebabkan mental mahasiswa sendiri juga belum siap untuk menerima materi perkuliahan.

Responden memberikan alasan lain mengenai fleksibelitas dalam berinterksi dengan sesama teman mahasiswa yang dapat dilihat pada tabel 4.5. Sebesar 39,8% responden mengatakan bahwa kesulitan yang dirasakan ketika tidak mengerti dengan materi namun tidak berani untuk bertanya kepada dosen dan mencoba bertanya kepada teman namun seringkali tidak ditanggapi dan masih kurang paham saat dijelaskan oleh teman sesama mahasiswa. Seperti yang disampaikan oleh responden pada kutipan wawancara berikut :

Menurut saya kesulitannya dengan pembelajaran Distance Learning adalah ketika saya tidak mengerti dengan materi dn untuk bertanya kepada teman kadang direspon kadang tidak, dan kalau bertanya kepada dosennya agak kurang percaya diri karena tidak mengerti dengan materi, dan seketika perasaan sedih itu muncul karena saya tidak punya teman untuk belajar bersama”

(SW, Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2022).

Selain itu, Nurdin dkk (2022) mengemukakan bahwa sebagian besar mahasiswa mengeluh akan pembelajaran Distance Learning dengan menggunakan Google Classroom karena dosen lebih banyak memberikan penugasan secara mandiri, sehingga kurangnya interaksi sesama mahasiswa dalam bertukar pikiran saat mengerjakan tugas.

Kemudian dibandingkan penjelasan materi pembelajaran terkait tugas, namun ada juga sebagian mahasiswa yang beranggapan bahwa belajar mandiri dengan sitem distance learning dapat melatih daya ingin tahu mahasiswa menjadi kuat.

Berkaitan dari segi pengetahuan Muris (2021) mengungkapkan masing-masing mahasiswa dapat mengakses internet dalam memahami materi sebagai bentuk memanfaatkan teknologi untuk memperoleh informasi dalam belajar.

Responden mengemukakan jawaban lain mengenai sudut pandang mahasiswa dalam pembelajaran Distance Learning menggunakan aplikasi Google Classrroom yang dapat diamati pada tabel 4.5. pada tabel 4.5 terlihat responden (47,3%) bahwa aplikasi Googe Classroom sudah layak untuk digunakan seterusnya, karena dapat menambah wawasan dan memotivasi untuk kreatif dalam mengerjakan tugas walaupun harus dilakukan secara Distance Lerning. Menurut Rosdiana dkk (2020) menyatakan bahwa dengan adanya Google Classroom sebagai media untuk penunjang pendidikan terkait belajar mengajar, disamping praktis dan hemat waktu, Google Classroom dapat membantu para dosen dan mahasiswa menciptakan ruang belajar online

69

yang menyenangkan. Selain itu, Karim dkk (2021) menambahkan bahwa dilihat dari aspek usability pedagogis berkaitan dengan tipe bahan ajar yang menjelaskan penggunaan Google Classroom sebagai penunjang belajar dan sesuai untuk diterapkan oleh mahasiswa untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Seperti yang disampaikan oleh responden pada kutipan wawancara berikut :

“Untuk kelayakan Google Classroom sendiri sudah benar-benar baik, maksudnya kalu hendak mengerjakan tugas, mau ada kelas online bisa langsung join, dan kalau mau absen bisa langsung tulis dikolom komentar, serta kalau mau mengirimkan tugas bisa langsung klik send assignment” (LA, Wawancara pada tanggal 30 Oktober 2022).

Responden mengemukakan jawaban lain mengenai mengamati antusias dosen dalam mengajar dan menjelaskan dalam pembelajaran Distance Learning menggunakan aplikasi Google Classrroom yang dapat diamati pada tabel 4.5. Pada tabel 4.5 terlihat responden (38,7%) kurang maksimal, karena ada dosen yang mengumpulkan tugas via Google Classroom dan dosen tersebut tidak memeriksa dan tidak tahu bagaimana penilaiannya dikelas seperti apa. Disamping itu, menurut Simanjuntak dkk (2021) berpedapat bahwa penerapan media yang masih kurang berjalan dengan baik dikarenakan penyajian media yang monoton sehingga mahasiswa terkesan bosan dengan pelajaran yang membuat rasa malas muncul dan berdampak mahasiswa menjadi aktif dan tidak bisa memahami materi dengan baik. Pernyataan ini juga sejalan dengan pendapat Kartika & Marnoko (2022) bahwa semasa pandemi covid-19, perkuliahan yang dilaksanakan secara jarak jauh diterapkan dosen dan mahasiswa dengan bantuan media pembelajaran aplikasi Google Classroom, hal ini mendapati sebagian mahasiswa masih ada pasif, malas untuk berpartisipasi, kurangnya minat dlam pembelajaran sehingga proses pembelajaran berujung tidak efektif. Seperti yang disampaikan oleh responden pada kutipan wawancara berikut :

Dokumen terkait