• Tidak ada hasil yang ditemukan

58 BAB III

59

tersebutmengakibatkan kondisi umum Pedagang Kaki Lima mengalami produktivitas dan daya saing yang relatif rendah.

Keberadaan pedagang kaki lima membawa pengaruh dampak positif maupun negatif karena dalam dampak positif bagi pedagang kaki lima sangat terbantu dalam mengatasi masalah pengangguran dan dapat meningkatkan kebutuhan perekonomian keluarga dan dapat melayani kebutuhan masyarakat ekonomi menengah kebawah, sedangkan, pada dampak negatifnya terhadap keberadaan pedagang kaki lima tersebut menimbulkan sejumlah permasalahan dalam pengembangan tata ruang kota seperti mengganggu ketertiban umum dan ketertiban, kenyamanan dan keindahan, akibatnya sangat sulit mengendalikan perkembangan sektor informal.

Berdasarkan paparan data dan temuan yang sudah diungkapkan pada bab sebelumnya, peneliti mencoba menggambarkan dan mencocokkan data yang ada, selain itu peneliti mengemukakan bagaimana strategi yang dilakukan pedagang kaki lima dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga di taman kota selong. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pihak-pihak pedagang kaki lima di taman kota selong, yaitu sebagai berikut:

4. Menjaga kualitas produk

Kualitas produk adalah elemen utama yang perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha. Khususnya bagi mereka yang memang ingin mempertahankan bisnisnya di tengah sengitnya persaingan dan bahkan

60

membuat bisnis tersebut semakin maju dan berkembang. Namun, tentu saja ini bukanlah perkara yang mudah.

Pengertian kualitas produk yang baik harus terlebih dahulu dipahami, sehingga pelaku usaha mengerti kualitas seperti apa yang bisa dibilang baik, bagaimana mencapainya, apa saja yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tingkat kualitas tersebut, dan apa yang akan terjadi jika menemui kegagalan dalam upaya-upaya tersebut. Meski mungkin terdengar merepotkan dan seolah membutuhkan usaha yang besar, menjaga kualitas dari setiap produk atau jasa yang coba dipasarkan akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi operasional serta pengembangan bisnis.

Pedagang yang ada di taman kota selong pun menjaga dan mempertahankan kualitas produk mereka walaupun mereka dagang 1 jenis produk misalnya bakso, cara mereka mempertahankan kualitas produknya dengan memiliki citra rasa yang berbeda. Kualitas produk yang tinggi membuat para konsumen menjadi percaya dengan yang mereka konsumsi sehingga dapat menambah loyalitas pelanggan.

5. Penetapan harga

Penetapan harga adalah proses menetapkan nilai yang akan diterima produsen dalam pertukaran jasa dan barang.

Metode pricing dilakukan untuk menyesuaikan biaya yang ditawarkan produsen yang sesuai dengan produsen dan pelanggan.

61 Tujuan Penetapan Harga

a. Bertahan

Tujuan penetapan harga bagi perusahaan mana pun adalah untuk menetapkan harga yang masuk akal bagi konsumen dan juga agar produsen dapat bertahan di pasar.

Setiap perusahaan berada dalam bahaya tersisih dari pasar karena persaingan yang ketat, perubahan preferensi dan selera pelanggan.

Oleh karena itu, saat menentukan biaya produk, semua variabel dan biaya tetap harus dipertimbangkan. Setelah fase bertahan hidup selesai, perusahaan dapat mengupayakan keuntungan ekstra.

b. Meningkatkan laba saat ini

Sebagian besar perusahaan mencoba memperbesar margin laba dengan mengevaluasi permintaan dan penawaran jasa dan barang di pasar. Jadi harga ditetapkan sesuai dengan permintaan produk dan pengganti produk tersebut. Jika permintaan tinggi, harga juga akan tinggi.

c. Penguasaan pasar

Perusahaan memberlakukan angka rendah untuk barang dan jasa untuk mendapatkan ukuran pasar yang besar. Teknik ini

62

membantu meningkatkan penjualan dengan meningkatkan permintaan dan menurunkan biaya produksi.

d. Pasar untuk ide inovatif

Di sini, perusahaan menetapkan harga tinggi untuk produk dan layanan mereka yang sangat inovatif dan menggunakan teknologi mutakhir.

6. Melakukan promosi

Promosi merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Disini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.82

Dengan adanya prilaku jujur maka Allah Yang Maha Kuasa, akan lebih mengetahui dan akan menambah rizki orang yang bersangkutan.

Terkhusus lagi, terdapat perintah khusus untuk jujur bagi para pelaku bisnis karena memang kebiasaan mereka adalah melakukan penipuan dan menempuh segala cara demi melariskan barang dagangan. Oleh karena itu, ketika melakukan promosi harus dibarengi dengan kejujuran. Dimana

82Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, ( Bandung: Alfabeta, 2016), hal.179

63

dengan adanya sikap jujur ini, maka apapun usaha yang kita kerjakan senantiasa akan mendapatkan keberkahan.

Dapat di simpulkan bahwa memperluas promosi merupakan suatu langkah dalam memberikan informasi kedapa masyarakat berupa menawarkan atau berupa iklan sebagai daya tarik konsumen terhadap produk yang di jual sehingga dapat memperluas daerah pengetahuan tentang strategi pedagang kaki lima dalam meningkatkan penghasilan.

7. Lokasi yang strategis

Lokasi adalah tempat dimana orang-orang biasa berkunjung.

Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan atau suatu stand atau counter bar di dalam maupun di luar gedung.

Lokasi yang strategis mampengaruhi seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian karena lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa bisa menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau

64

manufaktur perlu lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu lebih dekat dengan pelanggan.83

Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan investasi yang memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah akses kepada pelanggan. Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemilik usaha, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai.84

Penempatan lokasi pedagang kaki lima merupakan hal yang harus diperhatikan bagi para pedagang karena lokasi yang strategis berpengaruh terhadap adanya pelanggan, seperti di taman kota selong yang menjadi tempat pusat kuliner lombok timur.

Pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi umum.

b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

c. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

1) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang serin terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

83Render dan Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta:Salemba Empat, 2001) hlm.33.

84Fandy Tjiptono,Pemasaran Jasa, (Malang :Bayumedia Publishing, 2007) hlm. 123.

65

2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

d. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di kemudian hari.

e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.

8. Memberikan pelayanan yang baik

Pelayanan konsumen adalah suatu perilaku yang ditunjukkan oleh penjual sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Semakin baik pelayanan yang diberikan akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Begitupun dengan pedagang kaki lima yang ada di taman kota selong mereka akan meberikan pelayanan yang terbaik seperti memberikan tempat yang bersih menyediakan tempat duduk dan yang pasti harus ramah terhadap pembeli.

B. Kendala yang dihadapi oleh pedagang kaki lima dalam meningkkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga di taman kota selong

Adapun kendala yang dihadapi oleh pedagang kaki lima dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga di taman kota selong dapat dilihat dari 2 faktor yaitu internal dan eksternal. Adapun aspek internal adalah; lokasi usaha dan modal usaha sedangkan aspek eksternal adalah;

musim hujan

66 1. Lokasi usaha

Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh pedagang kaki lima dalam menjalankan usahanya adalah tempat atau lokasi usaha, yang dimana tempat usaha ini menjadi faktor penentu apakah pedagang kaki lima ini mampu bertahan lama atau tidak. Pemilihantempat usaha di keramaian, di pusat perkotaan, memungkinkan usaha tersebut mampu bertahan lama.

Lokasi adalah tempat suatu usaha atau aktivitas perusahaan beroperasi dan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang, jasa atau tempat konsumen untuk datang dan berbelanja. Pemilihan dan penentuan lokasi merupakan ilmu penyelidikan tata ruang (spartial order) suatu kegiatan ekonomi. Pemilihan suatu lokasi usaha yang strategis dan tepat sangat menentukan keberhasilan suatu usaha di masa yang akan datang dan lokasi usaha merupakan hal utama yang perlu dipertimbangkan.

Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha adalah aset jangka panjang dan akan berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri.

Walaupun di taman kota selong tempatnya sangat strategis akan tetapi ada saja pedagang yang tidak mendapatkan tempat yang tidak sesuai, sehingga kadang tempatnya dagang di gusur oleh pihak yang

67

berwajib karena lokasi tempatnya dagang tidak di perbolehkan untuk dagang disana.

2. Modal usaha

Modal adalah suatu yang sangat dibutuhkan di dalam sebuah usaha. Tanpa modal, suatu usaha susah untuk menghadapi persaingan, karena dengan adanya modal usaha tersebut mampu memberikan inovasi produksi hasil usaha.

Modal adalah sejumlah kekayaan yang bisa saja berupa assets ataupun intangible assets, yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu kekayaan. Dalam Islam, modal suatu usaha haruslah bebas dari riba.

Dalam beberapa cara perolehan modal, Islam mengatur suatu sistem yang lebih baik, dengan cara kerjasama mudharabah atau musyarakah. Hal ini untuk menjaga hak produsen dan juga hak pemilik modal, agar tercapai suatu kebaikan dalam suatu aktivitas produksi yang akhirnya akan berimplikasi pada adanya suatu maslahah dalam suatu kerjasama yang dilakukan oleh masing-masing pihak.85

Modal usaha dapat diartikan sebagai dana yang digunakan untuk menjalankan usaha agar tetap berjalan. Modal usaha juga dapat diartikan dari berbagai segi yaitu modal pertama kali membuka usaha, modal untuk

85Ika YuniaFauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al- Syari’ah Edisi pertama, hlm 120.

68

melakukan perluasan usaha, dan modal untuk menjalankan usaha sehari- hari.86

3. Musim hujan

Secara sederhana, musim hujan dapat diartikan sebagai rentang waktu yang banyak terjadi hujan. Sedangkan menurut Bayong dalam Dedi Sucahyono S. dan Kukuh Ribudiyanto, mendefinisikan musim hujan sebagai musim yang ditandai oleh jumlah curah hujan yang berlimpah.

Dari penjelasan diiatas, maka dapat disimpulkan bahwa musim hujan adalah kondisi meningkatnya jumlah curah hujan disuatu wilayah (hujan secara terus menerus) dalam jangka waktu tertentu.

Sehingga dapat diketahui jika terjadi hujan maka para pedagang kaki lima taman kota selong kesusahan dalam memberikan tempat yang nyaman untuk pelanggan karena tempat untuk mereka duduk basah, sehingga jika musim hujan tiba maka sedikit pelanggan yang berdatangan

86Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero, 2009) Hlm. 4

69 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan pedagang kaki lima dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga di taman kota selong yaitu;

a. Menjaga kualitas produk b. Penetapan harga

c. Melakukan promosi

d. Pemilihan lokasi yang strategis e. Memberikan layanan yang baik

2. Adapun kendala yang dihadapi oleh pedagang kaki lima dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga di taman kota selong dapat dilihat dari 2 faktor yaitu internal dan eksternal. Adapun aspek internal adalah; lokasi usaha dan modal usaha sedangkan aspek eksternal adalah; musim hujan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi yang dilakukan pedagang kaki lima (PKL) dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga. Adapun saransaran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

70

1. Bagi Pedagang kaki lima (PKL) diharapkan untuk selalu mengikuti peraturan yang sudah berlaku, demi kenyamanan bersama.

2. Bagi Pemerintah diharapkan untuk selalu mengkoordinir dan menjaga keamanan lapak pedagang agar para pedagang menjadi merasa aman dan nyaman dalam melakukan usahanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menemukan permasalahan dan solusi lain mengenai strategi pedagang kaki lima (PKL) dalam meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan keluarga.

71

DAFTAR PUSTAKA

AgusWinoto, dkk, Jurnal, “Kajian Karakteristik Dan Faktor Pemilihan Lokasi Pedagang Kaki Lima Di Kota Yogyakarta”.Vol.16, Nomor 2, Desember 2015.

Arikuntono, Suharsimi, ManajemenPenelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 2013.

Armstrong,Philip Kotlerdan Gary, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ke-12, Yogyakarta: Erlangga, 2008.

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Celaban Timur: Pustaka Pelajar, 2010.

Christina Menuk S, JurnalFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima Studi Kasus Pkl Di Surabaya, Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411- 9501 _Vol. XXI No. 2 Des 2016, hlm 286-294.

Damsar, SosiologiEkonomi, Ed.1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Diana, SariWijayanti,Irine, Manajemen, Yogyakarta: Nuha Medika, 2012.

Djam’an Satori, dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-17, Bandung:

Penerbit Alfabeta,2017.

Edi suharto ,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:

RefikaAditama, 2005.

EmhaQurrotuainMusyaffa, SkripsiStrategiPemberdayaan Komunitas Persatuan Pedagang Majlis Nurul Mustofa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Di Jakarta Selatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Hendryadi, Suryani, Metode Riset Kuantitatif, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015.

I Gede Cahyadi Putra, dkk,Jurnal, “Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berpengaruh Pada Pendapatan Pedagang Pasar Seni SukawatiSetelah Berkembangnya Pasar Oleh-Oleh Modern Di Kabupaten Gianyar”, Jurnal Riset Akuntansi Juara,Vol.6 No.1, Februari 2016.

Ifany Damayanti, Skripsi, “Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPendapatan Pedagang Di Pasar Gede Kota Surakarta”, Universitas Sebelas Maret, 2011.

Informasi Terkini, “BPS PROV. NTB: Sebanyak 84 ribu orang NTB Pengangguran”, dalamhttps://disnakertrans.ntbprov. go.id/bps-prov-ntb-

72

sebanyak-84-ribu-orang-ntb-pengangguran/, diakses pada tanggal 11 Desember 2020 pukul 10.18.

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan ilmu Sosial lainnya), Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Ismail Solihin, PengantarBisnis, Yogyakarta: Erlangga, 2014.

IswanKaputra, dkk, “DampakOtonomi Daerah Di Indonesia: MerangkaiSejarah Politik Dan Pemerintahan Indonesia, Edisi 1, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013.

Jumhur, “Model PengembanganPedagang Kaki Lima (PKL) Kuliner di Kota Singkawang”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 1, 2015.

Kaelen, MetodePenelitian kualitatif Interdispliner, Ed. Pertama, Yogyakarta:

Paradigma, 2012.

KhairinaAfrianiCandraDewi, Skripsi, “StrategiBisnis Pada Pedagang KakiLima (Pkl) Di Taman BungkulSurabaya (Studi Kasus PedagangKaki Lima (PKL) Di Taman Bungkul, Surabaya)”,UniversitasPembangunanNasional

“Veteran” Jawa Timur, 2014.

Lexy J. Moleonn, MetodologiPenelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010.

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, Malang: UIN Maliki, 2010.

Muhajir, Noen, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin, 1996.

MulyadiS, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indo, 2005.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Persada Media Group, 2011.

Peraturan Daerah Kota Mataram No. 10 tahun 2015 tentang Pedagang Kaki Lima Pasal 3.

Philip Kotlerdan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke-12, Erlangga, 2008

R.WSuparyanto, KewirausahaanKonsepdanRealitapada Usaha Kecil, Bandung, Alfabeta, 2016

Rachmat, ManajemenStrategik, Surabaya: PustakaSetia, 2014.

73

Rivai, Abdul, dkk, ManajemenStrategis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015.

Ronald JEbert, PengantarBisnisEdisiKesepuluh, Erlangga, 2014

Ronald Nangoi, MenentukanStrategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero, 2009) Hlm. 4

Sugiyono, MetodePenelitianKualitatif, Bandung, Alfabeta, 2017.

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.

Sunarso, Skripsi, “Strategi Survival Keluarga Pedagang Kaki Lima Di Pasar Beringharjo Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar”, Universitas IslamNegeri Sunan KalijagaYogyakarta, 2018.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1987.

Sutopo, HB, Metodologi Penelitian Kuantitatife, Kualitatif ,Surakarta: UNS Press, 2006.

Sutrisno Hadi, Metode Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Tedi Syofyan, Skripsi,“Strategi Berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) Di Kawasan Anjung Cahaya Tepi Laut Kota TanjungPinang”, Universitas Maritim Raja Ali Haji TanjungPinang, 2017.

Wibowo, Dimas Hendika, dkk, “AnalisisStrategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing Umkm (Studi pada Batik Diajeng Solo)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 29, No.1, Desember 2015.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran Tabel1

DAFTAR TABEL PEDAGANG DI LAPAK TAMAN KOTA SELONG

No. Nama Lokasi

1 Elvianto Taman rinjani (timur)

2 L.m.ruslan zailani Taman rinjani (timur)

3 Adenah Taman rinjani (timur)

4 Nurul hamidah Taman rinjani (timur)

5 Iswandi Taman rinjani (timur)

6 Marahamah Taman rinjani (timur)

7 Nahdiah Taman rinjani (timur)

8 Rulaini Taman rinjani (timur)

9 Amaq agil Taman rinjani (timur)

10 Hayani Taman rinjani (timur)

11 Asri hadi Taman rinjani (timur) 12 Rohmi yatulaeli Taman rinjani (timur)

13 Husnai Taman rinjani (timur)

14 Husnul Taman rinjani (timur)

15 M. Khairil Taman rinjani (timur)

16 Risma Taman rinjani (timur)

17 Awaludin Taman rinjani (timur) 18 H. Juhriatun Taman rinjani (timur) 19 Erni susanti Taman rinjani (timur) 20 Abdul muis Taman rinjani (timur)

21 Zulhan Taman rinjani (timur)

22 L. Muhdin Taman rinjani (timur)

23 Faizah Taman rinjani (timur)

24 Rizal watoni Taman rinjani (timur) 25 Apipudin adnan Taman rinjani (timur)

26 Zainiah Taman rinjani (timur)

27 Nurul hidayah Taman rinjani (timur) 28 Husniati Taman rinjani (timur)

29 Sanusi Taman rinjani (timur)

30 Zumrotul aini

bt.saparudin Taman rinjani (timur)

31 Pitri Taman rinjani (timur)

32 Rizal Taman rinjani (timur)

33 Heri setiawan Taman rinjani (timur)

34 Anah Taman rinjani (timur)

35 Surpaiyah Taman rinjani (timur)

36 Masriah Taman rinjani (timur)

37 Nurdin Taman rinjani (timur)

38 Dita novita sari Taman rinjani (timur) 39 Putra wedi Taman rinjani (timur) 40 Baiturrahman Taman rinjani (timur) 41 Inaq wardani Taman rinjani (timur)

42 Rusdin Taman rinjani (timur)

43 Mar aini Taman rinjani (timur)

44 Sifa Taman rinjani (timur)

45 Upik Taman rinjani (timur)

46 Sunardi Taman rinjani (timur)

47 Ahmad yani Taman rinjani (timur) 48 Ahmad baidowi Taman rinjani (timur)

49 Ozik Taman rinjani (timur)

50 Wario Taman rinjani (timur)

51 Nurul haerani Taman rinjani (timur) 52 Nurjannah Taman rinjani (timur)

53 Seprian Taman rinjani (timur)

54 Akhirudin Taman rinjani (timur) 55 Mamnunah Taman rinjani (timur)

56 Ruhsan Taman rinjani (timur)

57 Masrah Taman rinjani (timur)

58 Hidayati Taman rinjani (timur)

59 Selamah Taman rinjani (timur)

60 Masnah Taman rinjani (timur)

61 Miskiah Taman rinjani (timur)

62 Zuhrotul jannah Taman rinjani (timur) 63 Yusufuddin Taman rinjani (timur) 64 Nurul fatmawati Taman rinjani (timur)

Lampiran Tabel 2

DAFTAR TABEL PEDAGANG YANG DIWAWANCARAI

No. Nama Pedagang Jenis Dagangan Jumlah

Penghasilan

1. Masnah

Bakso, soto, nasi goreng, nasi cmpur, es kelapa muda, dan air

Rp. 1.500.000

2. Hj. Zuhratun

Bakso, soto, nasi goreng, nasi cmpur, es kelapa muda, dan air

Rp.2.000.000

3. Heri Es, nasi bungkus Rp. 900.000

4. Fahmi Mainan Rp. 400.000

5. Tufiq Sate dn gulai Rp. 3.000.000

6. Juhaeriah Gorengan Rp. 1.200.000

7. Dina Cilok Rp. 1.500.000

8. Samsulhadi Rujak Rp. 1.200.000

9. Hadijah Sosis bakar, bako bakar, pop

ice, nutrisari Rp. 1.400.000

10. Heri Batagor Rp. 800.000

Lampiran Tabel 3

Data pedagang kaki lima yang menerima bantuan covid-19

No. Nama Alamat Jenis Usaha

1 Sanifudin Peresak Warung Lalapan

2 Sulis Masbagik Pedagang

3 Moh. Zithoul Akbar Pancor Es Campur dan Jus 4 Hardiansyah Guswandi Selong Sosis Bakar

5 Pajrin Pancor Es Kelapa Muda

6 Seprian Hadi Pratama Selong Es kelapa, Batagor

7 Awaluddin Majidi Es Kelapa, Cilok

8 Munawarah Pancor Jagung Bakar

9 Hamdah Pancor Es Kelapa Muda

10 M. Zainuddin Pancor Jagung Bakar

11 Saiful Sulawesi Tengah Gulali

12 Patimah Pancor Warung Lalapan

13 Bahroni Sleman Rokok, Snack

14 Tajuddin Pancor Warung Taliwang

15 Wardani Pancor Es Campur dan Es Kelapa

16 Lidia Karuniawati Selong Sate, Soto

17 Tasmiati Rizqi Pancor Es Boba

18 Doy Sara Lenting Rokok, sembako

19 M. Alfian Sopiyandi Selong Warung Lalapan

20 Zamroni Pancor Gorengan

21 Siti Saadah Pancor Warung Lalapan

22 Yan Kurniawan Pancor Sosis dan Es

23 Nasarudin Pancor Gorengan

24 Dinda ika Pratiwi Selong Sosis Bakar

25 Juhairiah Pancor Gorengan

26 Fristian Adji Mahendra Kediri Cilok

27 Mirhan Masbagik Urapan

28 Muh. Sapi'udin Bangkalan Sate Gule Kambing

29 Zuardi Laela Pancor Rujak Dorong

30 Sarbini Majidi Cilok

31 Sri Ekawati Masbagik Sosis Bakar

32 Mahyudin Sekarteja Cilok

33 Samsul Hadi Rempung Rujak Dorong

34 Mahrim Selong Cilok, Es

35 Misriah Bagek Longgek Gorengan

36 Aunu Rofieq Pancor Nasi Lalapan

37 Sakyah Pancor Sanggeng Kripik Singkong

38 Edwin Iskandar Pranata

Yuda Selong Sosis, Es Kelapa

39 Mahsun Roni Pancor Gorengan

Daftar pertanyaan wawancara dengan pedagang kaki lima 1. Sejak kapan anda berjualan di taman kota selong?

2. Dari jam berapa sampai jam berapa anda dagang di taman kota selong?

3. Mengapa anda tertarik berjualan di taman kota selong?

4. Berapa rata-rata penghasilan anda dari berdagang di taman kota selong ini?

5. Apakah pendpatan anda mencukupi kehidupan keluarga?

6. Apakah ada pungutan atau biaya lain selain reitibusi?

7. Apakah ada pekerjaan lain selain berdagang?

8. Apa kendala yang dihadapi saat berdagang di taman kota selong?

9. Apakah ada strategi yang anda gunakan untuk meningkatkan penghasilan?

Dokumen terkait