• Tidak ada hasil yang ditemukan

65 BAB III

Dalam penerapan strategi pemasaran produk tabungan untuk meningkatkan jumlah nasabah penabung, pihak BMT Al-Iqtishady menggunakan sistem membagikan brosur kepada masyarakat dengan mendatangi langsung rumah-rumah, serta dengan memberikan pengarahan untuk calon nasabah baru. Dan pada brosur diberi nama marketing sekaligus nomer telepon yang dimungkinkan jika sewaktu-waktu nasabah berminat.

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses dimana BMT Al-Iqtishady memberikan sejumlah nilai kepada anggota agar mampu bertahan menjadi anggota, dan calon anggota supaya tertarik untuk menjadi nasabah BMT Al-Iqtishady yaitu memberikan pelayanan prima, dengan memberikan pelayanan prima kepada para nasabah, dimungkinkan nasabah akan dapat terus menggunakan jasa BMT Al-Iqtishady dan dari para nasabah yang loyal tersebut, dimungkinkan akan dapat mendatangkan calon nasabah baru di BMT Al-Iqtishady. Karena biasanya nasabah yang sudah loyal pada satu tempat, secara tidak langsung akan memberikan promosi pada orang lain tanpa dari pihak BMT memintanya untuk menggunakan jasa BMT Al-Iqtishady. Setelah mendatangkan calon nasabah baru, dan pihak BMT memberikan pelayanan yang baik ketika memberikan pengarahan serta penjelasan terhadap produk-produk yang ditawarkan, dapat dimungkinkan calon nasabah akan tertarik dan segera menggunakan jasa BMT untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari calon anggota nasabah.

Untuk menjadi calon nasabah penabung di BMT Al-Iqtishady sangat mudah, cukup dengan membawa fotocopy KTP, kemudian mengisi blanko yang telah disediakan. Setelah proses selesai nasabah akan mendapat buku tabungan dengan jumlah saldo awal minimal Rp. 30.000.

Hal ini sejalan dengan Tjiptono yang menyatakan bahwa produk merupakan bentuk penawaran perusahaan berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk mencapai tujuan perusahaan. Produk dapat berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.66

Strategi produk yang dimaksud dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju sehingga para konsumen mendapatkan kepuasan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan melalui peningkatan penjualan. Menurut Sunyoto, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam perencanaan strategi produk, diantaranya adalah mutu atau kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk, pengemasan, ukuran, jenis, jaminan, dan pelayanan 67.

Adapun BMT menghasilkan produk berupa jasa. Jasa yang dihasilkan BMT berpegang pada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-Quran. Strategi yang dilakukan BMT untuk

66Ibid.,hlm.42.

67Al arif, M. Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 146.

menarik minat konsumen terhadap jasa yang dihasilkan adalah dengan cara melakukan diferensiasi atau diverifikasi secara rutin atas produk yang dihasilkan. Selain itu, produk yang dihasilkan harus berbeda dengan produk bank atau BMT lain. Produk yang dihasilkan mempunyai kelebihan atau keistimewaan tersendiri yang menjadi daya tarik konsumen sehingga mereka beralih dan mulai menggunakan jasa BMT tersebut.68 Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka tujuan strategi produk dapat terlaksana dan mencapai sasaran pasar yang dituju sehingga meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.

2. Harga.

Pada Marketing Mix, Harga merupakan satu-satunya elemen penting dalam pendapatan. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.69

Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Harga dikatakan mahal, murah, atau biasa-biasa saja bagi setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan

68Danupranata, Gita, Buku Ajar Manajemen Perbankkan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat), hlm.41.

69 Lupiyoladi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Teori Praktik, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001),hlm.58.

harganya secara tepat. Harga sangat penting karena menentukan keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Penentuan harga memiliki dampak pada penyesuaian strategi pemasaran yang diambil. Ada tiga indikator yang mencirikan harga yaitu:70

a. Keterjangkauan harga.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

c. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Penetapan harga atau bagi hasil pada nasabah penabung BMT Al- Iqtishady yaitu disesuaikan dengan pendapatan kantor, yang berarti jika pendapatan kantor naik dimungkinkan jumlah bagi hasil yang didapat nasabah akan ikut naik. Pada variabel harga hampir disetiap lembaga keuangan syariah memberikan jumlah bagi hasil sesuai dengan pendapatan yang diperoleh dari kantor.71 yaitu: ketika telah menjadi nasabah penabung, akan dibebaskan dari biaya atau uang administrasi untuk pemeliharaan rekening setiap bulannya.

70stanton, Wiliam J, Prinsip Pemasaran. diterj:Yohannes Lamarto, (Jakarta: Penerbit Erlangga.1996), hlm. 84

71Kartika Ayundari, Pelaksanaan Strategi Pemasaran Bank Sumut Syariah Multatuli dalam Upaya Meningkatkan Nasabah, (Medan, Skripsi tidak diterbitkan, 2018), hlm. 47

3. Tempat

Tempat adalah hal yang penting bagi para anggota. BMT berlomba-lomba dalam mendapatkan tempat yang strategis yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Lokasi berarti tempat di mana BMT Al- Iqtishady harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

Sehingga calon anggota dan anggota mudah menjangkaunya. Untuk itulah BMT Al-Iqtishady memilih lokasi yang se-strategis mungkin, yaitu:

a. Dekat dengan jalan raya. BMT Al-Iqtishady memang memiliki lokasi yang sangat strategis dan bisa dijangkau dari arah mana saja sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

b. BMT Al-Iqtishady dekat dengan pasar. Lokasi BMT sangat dekat dengan pasar, yaitu pasar Pagasangan. Hal ini sangat menguntungkan, karena jika pihak marketing terjun dan mempromosikan langsung ke pasar Pagasangan dimungkinkan akan banyak para pedagang yang tertarik dan melakukan pembiayaan atau menabung di BMT Al- Iqtishady. Semakin banyak para pedagang yang mengetahui lokasi BMT dan mengetahui keuntungan menggunakan jasa BMT maka akan semakin meningkat pula jumlah anggota nasabah.

c. Dekat dengan perumahan/masyarakat. BMT Al-Iqtishady tentunya berada di lingkungan yang ditempati banyak kepala keluarga atau bisa dikatakan ramai penduduk. Karena jika dilihat arah ke Timur dan ke Barat hampir tidak ada lahan yang kosong, karena semuanya sudah

dibangun rumah dan ditempati warga. Dan tidak sedikitpula warga sekitar yang menggunakan jasa BMT karena dirasa lebih dekat.

d. dekat kawasan pertokoan, pada sebelah timur, utara dan selatan BMT Al-Iqtishady didapati banyak pertokoan, seperti toko baju, toko elektronik, bengekel motor dan counter HP yang berada di sekitar BMT Al-Iqtishady. Hal itu dapat dimanfaatkan oleh pihak marketing untuk menawarkan jasa pembiayaan dengan system bagi hasil.

Dari keempat pemilihan lokasi tersebut, sesuai dengan teori yang diungkapkan Kasmir dalam bukunya,72 yang menyatakan:

Penetuan lokasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan berbagai faktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah sebagai berikut:

a. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik.

b. Dekat denganpasar.

c. Dekat denganmasyarakat.

d. Dekat denganperkantoran.

4. Promosi.

Strategi promosi adalah suatu rencana untuk penggunaan yang optimal atas sejumlah elemen-elemen promosi. Strategi promosi yang dilakukan BMT Al-Iqtishady adalah dengan mendatangi langsung masyarakat. BMT Al-Iqtishady terjun kemasyarakat dengan

72 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta:Kencana,2005), hlm. 166

menginformasikan tentang produk di BMT dan berusaha menarik calon anggota yang baru. Pomosi penjualan BMT di lakukan dengan pemberian brosur kepada masyarakat sekitar, serta penjualan pribadi oleh costumer service. Dalam hal ini karyawan langsung datang ke masyarakat dengan membawa brosur dan menjelaskan tentang produk di BMT Al-Iqtishady guna menarik, menginformasikan, dan mempengaruhi calon anggotanya, membujuk calon anggota untuk menjadi anggota pada produk tersebut dan menjelaskan kembali kepada calon anggota mengenai keunggulan dan manfaat menggunakan jasa BMT Al-Iqtishady.

Hasil penelitian ini sesuai menurut Simamora “Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga”73

Salah satu alasan perusahaan atau lembaga keuangan mengalami kesulitan dalam mengembangkan rencana pemasaran adalah tidak adanya arahan dalam sebuah manajemen. Bagaimana proses tersebut harus dikelola, mulai dari tinjauan ulang, kemudian tujuan, strategi, program, anggaran dan kembali lagi hingga suatu kesepakatan dapat dicapai diantara apa yang diinginkan dan apa yang diperkirakan dengan memperhatikan faktor-faktor penghambat yang dimiliki masing-masing perusahaan.

73 Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia , (Yogyakarta: STIE, 1997), hlm. 285

Alasan lainnya adalah bahwa sistem perencanaan itu sendiri merupakan suatu pendekatan yang terstruktur terhadap proses yang baru dijelaskan. Karena adanya perbedaan ukuran, kerumitan, karakter, dan keragaman operasi perusahaan. Sejauh mana perusahaan dapat mengembangkan rencana yang terintegrasi dan terkoordinasi, dan tergantung pada pemahaman proses perencanaan itu sendiri sebagai suatu cara mempertajam fokus bagi semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi.74

Strategi pemasaran yang terarah dapat menentukan target pasar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan Cannon yang menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah menentukan pasar target serta bauran pemasaran, gambaran umum yang akan dilakukan suatu perusahaan di suatu pasar.75

Oleh karena itu, analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dari lingkungannya menjadi dasar dalam penentuan strategi pemasaran. Disamping itu, strategi pemasaran harus dinilai kembali, apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini.

74Ibid 31-32.

75Cannon, j. Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global, (Jakarta: salemba Empat), hlm.40.

Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu dirubah, sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan untuk masa yang akan datang.76

B. kendala yang dihadapi BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram dalam penerapan strategi pemasaran.

Setiap perusahaan menghadapi tantangan yang berbeda. Meskipun tujuan setiap bisnis sama, namun ada tim marketing yang kesulitan mendapatkan respon masyarakat, sementara yang lainnya mengalami kendala terkait teknologi untuk memenuhi kebutuhan pemasaran mereka. Apapun kondisinya, selalu ada minimal satu bidang yang bisa Anda optimalkan.

Dengan kata lain, selalu ada kesempatan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran, serta mengubahnya menjadi cara yang lebih efektif dalam menghasilkan sesuatu yang baik bagi perusahaan.

Kendala sebenarnya yang paling utama adalah masih kurangnya pemahaman mengenai apa itu BMT kemudian kurang pahamnya system operasional yang ada didalam BMT itu sendiri yang menyebabkan masih kurangnya minat para masyarakat untuk melakukan transaksi baik menabung maupun melakukan pembiayaan pada BMT.

Dalam menghadapi kendala-kendala tersebut dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Mungkin ketika pihak BMT membagikan

76Sunyoto, Danang, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Konsep, kasus, dan Psikologi Bisnis, (Yogyakarta: CAPS), hlm.55.

brosur kepada warga sekitar, tidak hanya sekedar membagikan saja, tetapi juga dengan menjelaskan bahwa BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram menjalankan dengan prinsip-prinsip syariah dan dengan system bagi hasil bukan bunga. Dan ketika menggunakan jasa tabungan, para nasabah akan memperoleh bagi hasil sesuai dengan pendapatan kantor. Mungkin dengan diberi sedikit pengaraha seperti itu masyarakat akan mulai memahami seperti apa itu BMT dan akan beralih segera menggunakan jasa BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram.

76 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab III dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai peran perencanaan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah penabung pada BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam peran perencanaan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah penabung menggunakan strategi pemasaran pada umumnya yang meliputi (produk, harga, tempat dan promosi). Untuk proses pemasaran BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram masih berfokus pada sistem jemput bola, dengan memberikan brosur dan pengarahan mengenai produk-produk BMT secara langsung kepada masyarakat yang didatangi. Upaya mendapatkan nasabah BMT Al- Iqtishady Pagesangan Mataram meliputi: pelayanan yang baik terhadap anggota ataupun calon anggota, lokasi yang mudah dijangkau seperti dekat dengan jalan, dekat pasar, dan bisa dituju dari sebelah timur barat selatan ataupun utara, kemudian yang terpenting adalah lokasi BMT berada ditengah-tengah masyarakat.

2. Kendala yang dihadapi BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram adalah diantaranya masih kurangnya mensosialisasikan ke masyarakat pedesaan untuk mengenalkan mengenai bank syariah maupun Baitul Mal Wa Tamwil beserta produk-produk yang ditawarkan di BMT,

salah satunya diBMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram. Serta kurangnya inovasi dalam promosi.

B. Saran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi strategi marketing dalam target pencapaian jumlah dana simpanan dan penyaluran pembiayaan di BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram. Pada kesimpulan di atas, maka dapat diambil beberapa saran yang dapat diungkapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga BMT Al-Iqtishady Pagesangan Mataram harus meningkatkan dan lebih gencar dalam memasarkan dan mempromosikan keberadaan BMT dengan strategi-strategi marketing yang baru dan berbeda dengan para pesaing, seperti memanfaatkan media sosial sebagai media promosi agar banyak masyarakat yang tertarik dan berminat untuk bergabung menjadi anggota BMT Al- Iqtishady Pagesangan Mataram baik menjadi nasabah atau anggota penabung maupaun nasabah atau anggota pembiayaan.

2. Bagi penelitian selanjutnya apabila ingin memperdalam penelitian mengenai perencanaan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah penabung sebaiknya menambahkan variabel penelitian jika akan meneliti dengan topik yang sama, yakni dari yang peneliti lakukan yang berkaitan dengan perencanaan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah penabung pada BMT

Al-Iqtishady Pagesangan Mataram sehingga dapat menambah informasi yang penting untuk eksistensi BMT di seluruh Indonesia.

3. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dokumentasi bagi pihak kampus dan digunakan sebagai tambahan koleksi penelitian dalam bidang perbankan syariah, khususnya perencanaan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah penabung.

79

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Sukse Offsed, 2009.

Al arif, M. Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:

Alfabeta, 2012.

Cannon. J, Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global, Jakarta:

salemba Empat.

Carl Mc Daniel, Roger Gate, Riset Pemasaran Kontemporer, Jakarta:

Salemba Empat, 2001.

Danupranata, Gita, Buku Ajar Manajemen Perbankkan Syariah, Jakarta:

Salemba Empat.

Didin Fatihudin, Metode Penelitian Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi, Sidoarjo : Zifatama Publisher, 2015.

Euis,Amalia. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009.

Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor : Ghalia Indonesia, 2002.

Karim, Adiwarman A, Bank Islam analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Karnaeen Perwataatmadja, Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bakti prima, 1999.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Kasmir, pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Lupiyoladi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Teori Praktik, Jakarta:

Penerbit Salemba Empat, 2001.

Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000.

Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil, Yogyakarta, Jakarta: UII Press.

Sudarsono, Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta:

Ekonisia.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2016.

Suharwadi K, Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Sunyoto, Danang, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Konsep, kasus, dan Psikologi Bisnis, Yogyakarta: CAPS.

Suryani, Hendriyani, Metode Riset Kuantitatif, Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.

Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian, Yogyakarta: Andi,2014.

Wiens, Anorga, Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia, Penerbit M2s, Bandung, 1993.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dokumen terkait