• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Akidah Akhlak

BAB I PENDAHULUAN

G. Kerangka Teori

3. Pembelajaran Akidah Akhlak

a. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Menurut Winkel pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian interal yang berlangsung di dalam diri peserta didik. Dimyati dan Mudjiono mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan siswa.

34Ibid, h.112-113

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada siswa.35

Menurut aliran Behavioristik pembelajar adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyiadakan lingkungan yang stimulus. Aliran kongnitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.36

Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainsifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, dan peristiwa, dan informasi dan sekitarnya.Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam wujud semata.dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya dalam rangka mengkontruksi interperensi pribadi serta makna- maknanya.Makna di bangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberikan kesempatan kepada siswa menemukan dan

35Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica Lombok,2015), h.31-32

36Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 23

menerapkan idenya sendiri.Untuk membangun makna tersebut, proses belajar mengajar berpusat pada siswa.37

Akidah dan akhlak keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat.Akidah adalah akar atau pokok agama.Sedangkan akhlak merupakan sikap hidup kepribadian manusia dalam menjalankan sistem kehidupan yang dilandasi akidah yang kokoh. Dengan kata lain akhlak merupakan manifistasi dari keimanan yaitu akidah.

Akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari “akhlaqa” yang merupakan mufrad dari kata “khuluq” yang berarti pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan muncul secara spontan jika diperlukan tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikirin terlebih dahulu.38

Ibnu Miskawih yang dikenal sebagai pakar akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu Imam Al-Ghazali yang dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela Islam), mengatakan akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.39

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran akidah akhlak adalah upaya yang terencana yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengenal, memahami, dan mengimani Allah SWT, serta merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia, dalam kehidupan sehari-hari melalui

37Ibid, h. 23

38http;//http://jurnal.blogspot.com/skripsi-penanaman-nilai-nilai-pendidikan-karakter, html.

Di unggah pada tanggal 27 januari 2017

39Rosihan Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia,2008),h.13

kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.

Adapun kurikulum yang digunakan di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong terutama mata pelajaran Akidah Akhlak adalah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)40 yang berbasis kompetensi tujuannya adalah untuk mempersapkan bangsa Indonesia Agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dsn efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Akidah akhlak harus menjadi pedoman bagi umat setiapmuslim.Artinya setiap umat Islam harus menyakini pokok- pokok kandungan akidah akhlak tersebut. Adapun tujuan akidah akhlak kelas VIII ini antara lain sebagai berikut yaitu setelah melakukan pembelajaran siswa diharpkan mampu:

1) Memupuk dan mengembangakan dasar ketuhanan sejak lahir.

Manusia adalah makhluk yang berkebutuhan. Sejak lahir manusia terdorong mengakui adanya Tuhan.

2) Akidah akhlak bertujuan pula untuk membentuk pribadi manusia yang luhur dan mulia.seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa berakhlak terpuji, baik ketika berhubungan dengan

40 Rahmawati S.Pdi, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,Wawancara, 20 Januari 2017

Tuhan dan sesama manusia, makhluk lainnya serta lingkungan.

Oleh karena itu perbujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata yang menjadi tujuan akidah akhlak.

3) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.

Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran.Pendapat yang semata-semata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesetkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu akal pikiran perlu bimbingan oleh akidah akhlak. Agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.41 Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII A ini antara lain sebagai berikut yaitu setelah melakukan pembelajaran siswa diharapkan mampu:

(a) Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT

(b) Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul-Rasul Allah SWT

(c) Menguraikan sifat-sifat Rasul-Rasul Allah SWT

(d) Menampilkan Prilaku yang mencerminkan beriman keada Rasul-Rasul Allah dan Mencintai Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan

(e) Menjelaskan pengertian mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karomah,maunah, dan irhash)

41http://jurnal.blogspot.com/skripsi-penanaman-nilai-nilai-pendidikan-karakter, html. Di unggah pada tanggal 27 januari 2017

(f) Menunjukkan hikmah adanya mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karomah, maunah, dan irhash) agi rasul- rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah

(g) Menjelaskna pengertian dan pentingnya husnudz dzon, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun

(h) Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku husnudzon, tawadhu, tasamuh dan ta’awun

(i) Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzon, tawadhu, tasamuh dan ta’awun dalam fenomena kehidupan

(j) Mebiasakan perilaku husnudzon, tawadhu, tasamuh dan ta’awun

(k) Menjelaskan pengertian hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah

(l) Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah

(m) Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah

(n) Membiasakn diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah42 Dari sini dapat dilihat bahwa setelah guru melaksanakan pembelajaran dalam kelas yang akan di dapatkan oleh siswa adalah seperti yang telah di jelaskan di atas itulah yang akan

42 Silabus Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

dicapai oleh siswa setelah menerima pembelajaran dari guru dalam kelas.

c. Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak

Pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau gambaran pola umum perbuatan guru atau peserta didik di dalam kegiatan perwujudan kegiatan pembelajaran.

Jadi pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak adalah sudut pandang tentang proses pembelajaran mengenai perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar akidah akhlak.43

Pendekatan pembeajaran adalah cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah delam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran akidah akhlak diantaranya:

1) Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt sebagai sumber kehidupan

43www.googlescholgi.com

2) Pengalaman, mengkondisikan peserta didik untuk memperaktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan akidah mulai dalam kehidupan sehari-hari

3) Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam al-qur’an dan hadis.

4) Rasional, uasaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Akidah Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga ia dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah di pahami dengan penalaran.

5) Emosional, upaya menggunggah perasaan (emosi-efeksi) peserta didik dalam menhayati akidah dan akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik

6) Fungsional, menyajikan materi akidah Akhlak yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti seluas-luasnya

7) Keteladanan, pendidikan yang menempatkan dan menekankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan yang teguh dan berakhlak mulia.

Beberapa pendekatan tersebut merupakan langkah pemrosesan untuk mencapai tujuan, sehingga penggunaan pendekatan yang tepat dan cermat guna mencapai tujuan adalah merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, serta memberikan landasan yang mampu mengunggah dan memicu- memacu kesadaran yang mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang berakhlak mulia.44

d. Metode pembelajaran Akidah Akhlak

Dalam pengertian yang sederhana, metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan kepada si penerima pesan.metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidikan dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk mempengerahui siswa ke arah pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana terangkan dalam tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, metode memegang peranan penting dalam proses pencapaian tujuan.

Metode dalam pembelajaran akidah akhlak adalah sebagai berikut:

1) Metode Keteladanan

Salah satu metode pendidikan yang dianggap besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar adalah metode pendidikan dengan keteladanan. Yang di maksud dengan metode keteladanan ini adalah metode pembelajaran yang memberikan contoh, baik tingkah laku, sifat, cara berfikir dan

44http;//ahmad Efendy Blg spot.com…. tanggal 22 februari 2017 jam 11.25

sebagainya.Keteladanan dalam pendidikan adalah influentif yang paling menentukan keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentukkan sikap, prilaku, moral, spiritual dan sosial peserta didik. Hal ini karena pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam segala tindakan yang disadari dan tidak.Bahkan jiwa dan perasaan seorang anak sering menjadi suatu gambar pendidiknya, baik dalam ucapan maupun perbuatannya materi maupun spiritual, diketahui atau tidak diketahui.45

2) Metode ceramah (Lecture)

Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta yang di tutup dengan Tanya jawab antara guru dan siswa.

Metode ceramah dapat dilakukan oleh guru dalam situasi sebagai berikut:

a) Untuk memberikan pengarahan petunjuk di awal pembelajaran b) Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi banyak yang

akan disampaikan

c) Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajaran sedangkan jumlah siswa banyak.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa

45http;//jurnal.skripsi-upaya-guru-dalam-pembentukan-karakter-siswa-di MTS 2 Mataram.

Html, tanggal 27 januari 2017, jam 11.23

tentang proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Metode demonstrasi dapat dilaksanakan delam situasi berikut:

a) Kegiatan pembelajaran bersifat normal, magang atau latihan bekerja

b) Materi pelajaran berbentuk keterampilan bergerak

c) Guru bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang

d) Guru bermaksud menunjukkan suatu standup penampilan e) Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan atau

praktik yang dilaksanakan

f) Untuk menguranggi kesalahan-kesalahan

g) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti saat proses demonstrasi.46

4) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih

46Hamdani,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung; CV Pustaka Setia,2011), h.156-157

bersifat bertukar fikiran pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.47

5) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah proses pembuatan sesuatu atau seseorang menjadi biasa. Metode ini dapat dibantu dengan metode jurnal belaar, metode ini bila dikaitkan dengan pendidikan Agama Islam adalah sebuah cara yang dapat dilakukan, untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran islam.48

6) Tugas dan resitasi

Pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam waktu rentang tentunya dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan kepada guru. Metode pembelajaran ini merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.49

e. Evaluasi dalam Pembelajaran Akidah Akhlak

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation, dalam bahasa arab al-Taqdir , dalam bahasa Indonesia berarti Penilaian.

Akar katanya adalah value, dalam bahasa arabal-Qimah dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi

47Wina, Strategi Pembelajara,(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group:2006),h.147

48 http;//soehartoalm.blogspot.co.id/2013/10/metode-pembelajaran-akidah-akhlak.html. Di Unggah pada tanggal 11 aprill 2017

49Ibid. 11 april 2017

pendidikan (education evaluatin= al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Adapun menurut istilah, sebagimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.50Istilah yang sering dipakai, pengukuran, penilai, dan evaluasi.Ketiga istilah imi memiliki pengertian yang berbeda.Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan dasar ukuran tertentu. Penilaian berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh sebagainya.Adapun evaluasi adalah mencakup dua kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk menentukan nilai dari suatu yang sedang dinilai itu, dilakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian dan pengujian inilah yang disebut dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.51

f. Bentuk Evaluasi

Adapun bentuk atau teknik evaluasi secara umum menurut Sudjiono yang sering dipergunakan dalam dunia pendidikan meliputi:Teknik tes adalah cara yang dipergunakan untuk prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas

50Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada, 2009),h.1

51Ibid,h.4-5

sehingga dapat diketahui atau dinilai tingkah laku dari subjek yang dinilai (testee).

Beberapa jenis tes yang umumnya dikenal di dunia pendidikan antara lain:

1) Berdasarkan Fungsinya

Tes seleksi, yaitu tes yang berfungsi untuk memilih atau menyelesaikan testee yang berhak mengikuti suatu program pendidikan.Dalam praktiknya, tes seleksi ini umumnya ditentukan terlebih dahulu standar nilai minimum yang harus dicapai oleh testee sehingga bisa dianggap lulus.

a) Tes awal (pretees), yaitu tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan. Jadi tes yang diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

b) Tes akhir (posttest), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah semua materi yang telah di ajarkan dapat diketahui dengan baik oleh peserta didik. Jadi ini merupakan kebalikan dari tes awal dan dilaksanakan setelah pembelajaran.

c) Tes diagnostic, yaitu tes yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik d) Tes formatif, yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui sudah sejauh mana peserta didik telah terbentuk

setelah mereka mengikuti pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun atau belum.

e) Tes sumatif, yaitu tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah beberapa program pembelajaran dilaksanakan.

2) Berdasarkan aspek psikis yang diungk tes terdiri dari:

a) Tes intelegensi (intelegency test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat kesadaran seseorang

b) Tes kemampua (aplitude test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki peserta didik

c) Tes sikap (attitude test), yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkapkan predisposisi atau kecendrungan seseorang untuk melaksanakan sesuatu tertentu.

d) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakain dan lain sebagainya.

e) Tes hasil belajar (achieventment test), yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi belajar peserta didik.

3) Berdasarkan respon yang diinginkan

a) Verbal tes, yaitu suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.

b) Nonverbal tes, yaitu tes yang menghendaki respon atau jawaban berupa tindakan atau tingkah laku dari peserta didik (testee).

Teknik non tes, Yaitu suatu bentuk evaluasi yang dilaksanakan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, melakukan wawancara, menyebarkan angket dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.52

Dokumen terkait