• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guruu dalam Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN

B. Upaya Guruu dalam Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Raudlatusshibyan NW Belencong Tahun Ajaran 2016/2017

Materi pembelajaran Akidah Akhlak yang banyak menjelaskan masalah-masalah keimanan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar menjalankan kehidupan ini, dan apabilaseseorang tidak memiliki akhlak mulia atau karakter yang baik dengan sikap dan prilaku yang baik, maka hidup orang tersebut akan kebingungan, karena ia tidak mengetahui kemana dan apa tujuan hidup sebenarnya. Karena karakter itu merupakan nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, budaya dan adat istiadat.

Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai- nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), dirisendir, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dengan memahami apa itu pendidikan karakter, maka seorang guru dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter itu sendiri degan maksimal, sehingga siswa dapat mengetahui, memilki kemauan, melaksanakan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak dapat dilakukan sejak dini, agar para siswa dpat memiliki karakter yng mulia sehingga dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan karakter yang terjadi pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Adapun cara yang dilakukanoleh guru akidah akhlak dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter melalui pembelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong adalah :

1. Moral Knowing/Learning to Know

Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan karakter.dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada pengetahuan penguasaan tentang nilai-nilai. Siswa harus mampu: 1. Membedakan nilai- nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal; 2.

Memahami secara logis dan rasional bukan dogmatis dan doktriner pentingnya akhlak mulia dan yang akhlak tercela dalam kehidupan; 3.

Mengenal sosok Nabi Muhammad saw. Sebagai figur teladan akhlak mulia melalui hadits-hadits dan sunnahnya.101

Moral knowing sebagai aspek pertama memilki enam unsure, yaitu a. Kesadaran moral (moral awareness)

b. Pengetahuan tentang nilai-nilai oral (knowing moral values) c. Penentuan sudut pandang (perspective taking)

d. Logika moral (moral reasoning)

e. Keberanian mngambi menentukan sikap (decision making)

101 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),h.112-113

f. Dan pengenalan diri (self knowledge)

Keenam unsure ini adalah komponen-komponen yang harus diajarkan kepada siswa untuk mengisi ranah pengetahuan mereka.102Dalam internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran akidah akhlak. Guru akidah akhlak mentransfer pengetahuan kepada siswa sebelum diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Moral Loving/Moral Feeling

Belajar mencintai dengan melayani orang lain. Belajar mencintai dengan cinta tanpa syarat. Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia dalam tahapan ini yang menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional siswa, hati atau jiwa, bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi siswa sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan sehingga siswa mampu berkata kepada dirinya sendiri. Untik mencapai tahapan ini guru bisa memasukkannya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati, modelling, atau kontemplasi. Melalui tahap ini siswa mampu menilai dirinya sendiri (muhasabah), semakin tahu kekurangan-kekurangannya.

Moral loving merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi manusia berkaraker. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk – bentuk sikap yang harus dirasaakn oleh siswa, aitu kesadaran akan jati diri, yaitu:

102Ibid.h.31

a. Percaya diri (self estern)

b. Kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty) c. Cinta kebenaran (loving the good)

d. Pengendalian diri (self control) e. Kerendahan hati (humility)

Bersikap adalah suatu wujud keberanian untuk memilih secara sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan mempertahankan pilihan lewat argumentasi yang bertanggung jawab, kukuh dan bernalar103

3. Moral doing/Learning To Do

Inilah puncak keberhasilan mata pelajaran akhlak, siswa memperaktikkan nilai-nilai akhlak mulia ini dalam perilakunya sehari- hari. Siswa semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur, disiplin, cinta, kasih dan saying, adil serta murah hati dan seterusnya. Selama perubahan akhlak belum terlihat dalam perilaku anak walaupun sedikit, selama itu pula kita memiliki setumpuk pertanyaan yang harus selalu di cari jawabannya. Contoh atau teladan adalah guru yang paling baik dalam menanamkan nilai.104

Guru merupakan seorang yang harus tiru. Oleh karena itu setiap sikap dan prilaku yang ditunjukkan oleh seorang guru harus bisa mencerminkan akhlak yang mulia selama beraktifitas dengan siswanya sehingga sikap dan prilaku tersebut dapat ditiru oleh siswanya. Adapun hal

103Ibid.h.34

104 Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW Belencong, wawancara, pada tanggal 18 April 2017

yang dapat diikuti oleh para siswa seperti menebar salam, melaksanakan sholat berjamaah, baik di madrasah maupun di rumah. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat membiasakan diri dengan hal yang baik.

Memang seharusnya dalam melakukan pembinaan dan internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter guru harus memberikan teladan yang baik di depan siswanya. Hal demikian juga diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti temukan di lokasi bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak selalu mencontohkan terlebih dahulu apa yang disarankan pada siswanya.

Hal tersebut disaksikan oleh peneliti sendiri di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak selalu mengucapkan salam terlebih dahulu.

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak sudah tergolong cukup efektif dalam memberikan teladan yang baik pada diri siswa, dimana guru selalu memberikan contoh perilaku terpuji selama berinteraksidengan ssiswanya baik lingkungan maupun di luar.

BAB IV

Dokumen terkait