• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran fiqih di MTs

BAB I. PENDAHULUAN

F. Kajian Teori

2. Pembelajaran fiqih di MTs

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran yang didukung dengan sumber belajar yang lain.31

30 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 85-86.

31Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1-11.

21

Sedangkan pengertian Fiqih ialah mengetahui, memahami dan mendalami ajaran agama secara keseluruhan. Dalam perkembangan Islam, setelah ajaran Islam tersebar luas dan Fiqih menjadi ilmu tersendiri, maka Fiqih diartikan dengan sekumpulan hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui dalil-dalilnya, seperti yang dikemukakan oleh Al-Jurjani dalam bukunya Djazuli sebagai berikut:

Fiqih menurut bahasa berarti pemahaman terhadap tujuan seseorang pembicara, menurut istilah: Fiqih ialah mengetahui hukum- hukum syara’ yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran, oleh sebab itu Allah tidak bisa disebut dengan

“faqih” (ahli dalam fiqih) karena bagiNya tidak ada yang tidak jelas.32

Ilmu Fiqih juga disebut ilmu furu’, ilmu alhal, ilmu halal wal al- haram, syara’i wa al-ahkam. Imam Al-Ghazali dari mazhab fiqih mendifinisikan “fiqih itu berarti mengetahui dan memahami, akan tetapi dalam tradisi para ulama’.33 Fiqih didefinisikan sebagai salah satu dimensi hukum islam, yakni berupa produk penalaran fuqaha terhadap syari’ah yang secara empiris dijadikan hukum terapan oleh umat muslim diberbagai kawasan.34

Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu sub mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Pelajaran PAI di MTs terdiri dari 4 sub mata pelajaran yaitu: Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqih dan Sejarah

32A. Djazuli, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 4.

33Ibid, hlm. 5.

34Hasan Basri, Pilar-Pilar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), hlm. 40.

22

Kebudayaan Islam. Pembelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik tentang hukum-hukum Islam di Madrasah Tsanawiyah.

b. Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran Fiqih MTs

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar, hal ini tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pembelajaran Fiqih di MTs bertujuan untuk35:

a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tata cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan

35 PERMENAG RI No. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

23

ajaran agama Islam baik dalam hubungan dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

Pembelajaran Fiqih di MTs juga bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial serta melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Adapun tujuan akhir dari pembelajaran Fiqih adalah untuk mencari keridhoan Allah SWT, dengan melaksanakan syari’ah sebagai pedoman individual, hidup berkeluarga maupun hidup bermasyarakat. Agar hidup sesuai dengan syari’ah, maka dalam kehidupan harus terlaksana nilai-nilai keadilan, kemaslahatan, mengandung rahmat dan hikmah.36

Untuk itu, Imam As-Syatibi melakukan istiqra (penelitian) yang digali dari Al-Qur’an maupun Sunnah, yang menyimpulkan bahwa tujuan hukum Islam ada lima yaitu: memelihara agama, memelihara diri, memelihara keturunan dan kehormatan, serta memelihara harta dan akal.37

36Hasan Basri, Pilar-Pilar Penelitian, hlm. 40.

37Ibid, hlm. 28.

24

Sedangkan fungsi pembelajaran Fiqih di MTs yaitu sebagai berikut:

1) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dikalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.

3) Pembentukan kedisiplian dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat.

4) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, untuk melanjutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.38

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan pembelajaran Fiqih di MTs adalah agar siswa mampu memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan hukum-hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh baik menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dapat dilaksanaan dan diamalkan dengan baik dan benar untuk dijadikan pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial.

c. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih Di MTs

Secara umum raung lingkup pembelajaran Fiqih di MTs meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia

38Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (Standar Kompetensi), (Jakarta: Depag RI, 2005), hlm. 46-47.

25

dengan Allah SWT, hubunngan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya. Adapun fokus pembelajaran Fiqih adalah dalam bidang-bidang berikut yaitu fiqih ibadah, muamalah, jinayah dan siyasah.

Berdasarkan uraian di atas, maka ruang lingkup pembelajaran fiqih di MTs secara garis besar diklasifikasikan kedalam dua bagian yaitu:

1) Hubungan vertikal, yakni hubungan manusia dengan sang pencipta alam semesta. Ruang lingkupnya meliputi ketentuan-ketentuan tentang thaharah, shalat, puasa, zakat, haji-umroh, jinayah dan sebagainya.

2) Hubungan horizontal, yakni hubungan manusia dengan makhluk.

Ruang lingkupnya meliputi ketentuan-ketentuan tentang muamalah seperti, jual beli, riba, upah, hutang piutang dan pinjam meminjam, serta siyasah seperti siyasah maliyah dan siyasah idariyah.39

G.Metode Penelitian

Dokumen terkait