• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Dalam dokumen efektivitas pembelajaran matematika melalui (Halaman 31-36)

D. Manfaat Penelitian

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Menurut Lestari dan Mokhammad (2015 : 75) bahwa Make A Match merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dari materi tersebut. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994.

Suprijono (2014 : 113) mengemukakan bahwa hal – hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran di kembangkan dengan Make A Match adalah kartu –kartu. Kartu – kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan – pertanyaan dan kartu – kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan – pertanyaan.

Karakteristik model kooperatif tipe Make A Match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.

Pelaksanaan model Kooperatif Tipe Make A Match harus di dukung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa itu sendiri. Hal ini mengakibatkan suasana kelas menjadi

segar dan kondusif, masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi sehingga siswa dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna.

Beberapa persiapannya sebelum melakukan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Macth (Huda,2013 :251 – 252) antara lain :

1. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari ( jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran ) kemudian menulisnya dalam kartu – kartu pertanyaan.

2. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang telah dibuat dan menulisnya dalam kartu – kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna.

3. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (disini guru dapat membuat aturan ini bersama – sama dengan siswa)

4. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan – pasangan yang berhasil sekaligus untuk penskoran presentasi.

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dikemukakan oleh Huda (2013 : 252) dapat dilihat pada langkah – langkah kegiatan pembelajaran berikut ini :

a. Guru menyampaikan materi atau materi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah

b. Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta berhadap – hadapan.

c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kelompok B

d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari / mencocokkan kartu yang di pegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada siswaa.

e. Guru meminta semua anggota kelompok A mencari pasangan di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing – masing guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah disiapkan

f. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak

g. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokkan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

h. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan persentasi.

Berdasarkan uraian di atas, langkah – langkah pembelajaran Make A Match yang akan di terapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Langkah – langkah Model Kooperatif Tipe Make A Match Langkah – langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Siswa dibagi kedalam

dua kelompok,

misalnya kelompok A dan kelompok B.

Kedua kelompok diminta untuk

berhadapa – hadapan .

Guru membagi peserta didik menjadi dua kelompok dan

mengarahkan mereka saling berhadapan

Membentuk kelompok sesuai perintah guru.

Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

Guru membagi kartu berisi pertanyaan kepada kelompok A dan kartu berisi jawaban kepada kelompok B

Mengambil masing – masing kartu yang ditentukan guru

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari / mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.

Menyampaikan kepada siswa bahwa mereka

harus mencari

/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain setelah pemegang kartu pertanyaan menjawab soal yang didapatkannya.

Memperhatikan

penjeleasan guru sebelum mengerjakan soal di kartu.

Guru menyampaiakan batas maksimum yang ia berikan kepada mereka.

Menyampaikan batas maksimum yang berikan

Mengerjakan soal kartu sebelum batasan waktu yang diberikan

Guru meminta semua anggota kelompok A

untuk mencari

pasangannya di kelompok B. Jika

mereka sudah

menemukan

pasangannya masing – masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.

Mengarahkan siswa yang telah menemukan pasangannya untuk melaporkan diri kemudian dicatat.

Setelah menemukan pasangannya siswa sesuai arahan guru.

Jika waktu sudah habis , mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis.

Siswa yang belum

Mengarahkan kepada siswa yang tidak berhasil menemukan pasangannya hinnga waktu yang telah ditentukan habis untuk

Membentuk kelompok tersendiri

menemukan

pasangannya diminta untuk berkumpul tersendiri.

berkumpul tersendiri.

Guru memanggi satu pasangan untuk presentase. Pasangan lain memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak

Memanggil satu persatu

pasangan untuk

mempresentasikan soal beserta jawaban yang mereka dapatkan.

Mempresentasikan soal beserta jawaban bersama pasangannya

Guru memberikan konfirmasi tentang

kebenaran dan

kecocokkan pertanyaan dan jawaban dari

pasangan yang

memberikan presentasi.

Memberikan konfirmasi mengenai kecocokkan pasangan kemudian memberikan

penghargaan kepada setiap pasangan yang benar.

Bahagia dengan penghargaan yang diberikan.

a. Kelebihan dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Huda, 2013 : 253) :

- Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.

- Karena ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini menyenangkan.

- Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

- Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presntasi

b. Kelemahan dalam model pembelajaan Kooperatif Tipe Make A Match(Huda,2013)adalah sebagai berikut:

- Jika model pembelajaran ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.

- Pada awal penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.\

- Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi dengan pasangan.

Dalam dokumen efektivitas pembelajaran matematika melalui (Halaman 31-36)

Dokumen terkait