• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas pembelajaran matematika melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas pembelajaran matematika melalui"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

Berjudul: Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas VIII MTS Aisyiyah Sungguminasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa.

Rumusan Masalah

Artinya dengan menerapkan model kooperatif tipe Make A Match maka akan mampu meminimalisir kekurangan dan kesalahan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas VII Aisyiyah Sungguminasa”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Vygotsky (Saefuddin dan Ika Berdiati, pembelajaran kooperatif menekankan pada interaksi antara aspek internal dan eksternal serta lingkungan sosial pembelajaran. Sejalan dengan itu, Saefuddin dan Ika Berdiati menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah upaya mewujudkan aktif, kreatif, efektif. Pembelajaran yang inspiratif, menantang dan menyenangkan Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi satu sama lain, dimana mereka belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda-beda.

Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Pasangan lain dan pelajar yang belum menemukan pasangan memperhatikan dan memberikan masukan apakah pasangan tersebut cocok atau tidak. Ditujukan bagi siswa yang tidak menemukan pasangannya hingga waktu yang ditentukan habis. Pada awal penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang malu untuk berjodoh dengan lawan jenis.\.

Tabel 2.2 Langkah – langkah Model Kooperatif Tipe Make A Match  Langkah – langkah  Aktivitas Guru  Aktivitas Siswa  Siswa dibagi kedalam
Tabel 2.2 Langkah – langkah Model Kooperatif Tipe Make A Match Langkah – langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Siswa dibagi kedalam

Hasil Penelitian Relevan

Muhammad Ridha, 2018 dengan judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas VIII A SMP Pondok Pesantren Guppi Samata” menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika efektif dengan penerapan Make. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Match. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) rata-rata skor hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan sebesar 79,34% dan termasuk dalam kategori tinggi, b) rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 77% dan mencapai kriteria aktif, c) rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 77% dan mencapai kriteria aktif, c) rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 77% dan mencapai kriteria aktif. siswa yang memberikan jawaban positif sebanyak 86%. Hajra Yansa (2018) di SMA Negeri 1 Gowa menunjukkan bahwa (1) rata-rata skor hasil belajar matematika siswa melalui model Cooperative Type Make A Match sebesar 86,93%.

Kerangka Pikir

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengajak siswa mendiskusikan materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match melalui beberapa langkah.. langkah-langkah yang harus ada dan diikuti adalah: 1) membentuk kelompok, 2) membagikan kartu tanya jawab, 3) mencari pasangan pertanyaan dan jawaban yang cocok dengan masing-masing kartu, 4) evaluasi hasil kerja masing-masing kelompok, 5) pemberian hadiah. Sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match diharapkan pembelajaran di MTs Aisyiyah Sungguminasa khususnya siswa kelas VIII mata pelajaran matematika menjadi lebih efektif dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 94 orang.

Sampel

Ketuntasan hasil belajar matematika pada penelitian ini merupakan nilai yang diperoleh setelah proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Type Make A Match. Respon Siswa merupakan respon siswa terhadap pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Make A Match. Model Kooperatif Tipe Make A Match merupakan model pembelajaran dimana siswa dalam model pembelajaran ini diajak mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan data

Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik hasil belajar matematika siswa kelas VII.A yang diajarkan melalui kooperatif tipe Make A Match disajikan pada tabel di bawah ini. Hasil analisis statistik peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII A yang diajarkan melalui model Cooperative Make A Match disajikan pada tabel di bawah ini. Data mengenai respon siswa terhadap pembelajaran melalui model Cooperative Make A Match diperoleh melalui pemberian angket respon.

Tabel  4.1  Hasil  pengamatan  keterlaksanaan  pembelajaran  melalui  Penerapan model Kooperatif Tipe Make A Match
Tabel 4.1 Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran melalui Penerapan model Kooperatif Tipe Make A Match

Hasil Analisis Inferensial

2 tailed) adalah 0,000 < 0,05 dan t hitung sebesar 3,971 > t tabel 1,697 maka sesuai dengan dasar keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar melalui Model Kooperatif Make A Match lebih dari atau sama dengan 75. Jadi dapat disimpulkan bahwa penguasaan matematika klasikal siswa setelah diajar melalui model Cooperative Type Make A Match memenuhi kriteria keefektifan. Berdasarkan output tabel uji t one sample diketahui nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 > 0,05 dan nilai t hitung sebesar 34,556 > t tabel 1,697 sehingga sesuai dengan dasar keputusan diatas . dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan (gain) hasil belajar siswa yang diajar melalui model Kooperatif Make A Match Type >29.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII A MTS Aisyiyah Sungguminasa melalui model kolaboratif Make A Match secara umum berada pada kategori tinggi. Hasil observasi respon siswa menunjukkan rata-rata persentase siswa yang memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika melalui model Cooperative Make A Match adalah sebesar 90% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Pembelajaran dikatakan efektif karena ketiga indikator keefektifan (hasil belajar siswa, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan reaksi siswa terhadap proses pembelajaran) terpenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa “Model Kooperatif Tipe Make A Match dalam pembelajaran Matematika telah berhasil memenuhi standar efisiensi”.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa tuntas secara klasikal, dan terdapat peningkatan hasil belajar siswa yaitu berada pada kategori sedang, aktivitas siswa mencapai kriteria aktif, respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Make A Match Type Collaboration bernilai positif, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Model Kooperatif Tipe Make A Match efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa”. Hasil data pre-test dan post-test telah memenuhi uji normalitas yaitu uji prasyarat sebelum dilakukan analisis inferensi, menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya Make A Match Tipe Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII.A MTS Aisyiyah Sungguminasa nampaknya diketahui nilai signya.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridha pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika efektif dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Make A Match pada siswa Kelas VIII.A di Pondok Pesantren Guppi Samata. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model Kooperatif Tipe Make A Match efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII MTS Aisyiyah Sungguminasa. Hasil belajar matematika pada materi Relasi dan Fungsi yang dicapai siswa kelas VIII.A MTS Aisyiyah Sungguminasa melalui model Cooperative Type Make A Match diperoleh mean (posttest) sebesar 78,84 dengan standar deviasi 5,25 dan secara umum termasuk dalam kategori menengah.

Jawaban siswa yang menggunakan model Kooperatif Tipe Make A Match dalam pembelajaran matematika siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa kelas VIII.A mencapai persentase rata-rata sebesar 90%.

Saran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar/Indikator Pencapaian Kompetensi

TujuanPembelajaran

MetodePembelajaran

Penyampaian Tujuan dan Memotivasi Peserta Didik 1

Mengorganisasikan Peserta Didik ke dalam Kelompok Belajar 1

Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar 1

Evaluasi

Teknik Penilaian 1. Teknik Penilaian

Sangat baik jika Anda menunjukkan bahwa Anda telah membantu menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten. Baik bila menunjukkan telah ada upaya kerjasama dalam kegiatan kelompok, namun masih belum stabil/konsisten. Alangkah baiknya jika menunjukkan upaya kerjasama yang terus menerus dan konsisten dalam kegiatan kelompok.

Tidak baik jika Anda sama sekali tidak toleran terhadap proses penyelesaian masalah yang berbeda dan kreatif. Ada baiknya bila menunjukkan adanya upaya toleran terhadap proses penyelesaian masalah yang berbeda dan kreatif, namun masih belum mantap/konsisten. Sangat baik bila menunjukkan adanya upaya untuk terus menerus dan konsisten bertoleransi terhadap proses penyelesaian masalah yang berbeda dan kreatif.

Indikator mahir menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang berkaitan dengan hubungan dan fungsi. Kurang mahir apabila sama sekali tidak mampu menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang berkaitan dengan hubungan dan fungsi. Mahir jika menunjukkan telah dilakukan upaya untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah terkait hubungan dan fungsi, namun kurang tepat.

Mahir tinggi apabila menunjukkan upaya penerapan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang berkaitan dengan hubungan dan fungsi serta tepat.

Kompetensi Dasar/Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi ajar/Pokok - Fungsi dan pemetaan

Sumber Ajar

Langkah-langkahPembelajaran

  • Teknik Penilaian 4. Teknik Penilaian

Pengarahan siswa yang tidak menemukan pasangannya dalam waktu yang ditentukan harus dikumpulkan tersendiri. KD: 3.3 mendeskripsikan dan menyatakan hubungan dan fungsi dengan menggunakan representasi yang berbeda (kata, tabel, grafik, diagram dan persamaan). Indikator mahir menerapkan konsep/prinsip dan strategi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan fungsi atau merancang dan menentukan nilai fungsi.

Mengorganisasikan Peserta Didik ke dalam Kelompok Belajar

Materi ajar/Pokok

  • Teknik Penilaian
  • INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR (PRETEST-POSTTEST)
  • INSTRUMEN AKTIVITAS SISWA B.3. INSTRUMEN ANGKET RESPONS

TIDAK. Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu 1. 2. Guru memulai rangkaian pengajaran dengan mengucapkan salam... dan mendengarkan nama mereka dipanggil satu persatu. Indikator sikap aktif dalam belajar adalah banyaknya kemungkinan keterkaitan antara dua himpunan dan korespondensi satu-satu. Tidak baik jika menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak berpartisipasi dalam pembelajaran. 3 Sangat baik apabila menunjukkan upaya bekerjasama secara terus menerus dan konsisten dalam kegiatan kelompok.

Indikator keterampilan menerapkan konsep/prinsip yang relevan dan strategi pemecahan masalah mengenai banyaknya kemungkinan pemetaan dua himpunan dan korespondensi satu-satu. Kurang terampil atau sama sekali tidak mampu menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah terkait hubungan dan fungsi hubungan. Jika hubungan antara himpunan A dan himpunan B merupakan hubungan “dua kali”, nyatakan hubungan himpunan tersebut dengan himpunan pasangan terurut. Rino menyukai pelajaran fisika, Rina menyukai pelajaran matematika, Andi menyukai pelajaran olah raga, dan Fitri menyukai pelajaran seni.

Jika relasi antara himpunan A dan himpunan B merupakan relasi rangkap, nyatakan relasi antar himpunan tersebut dalam diagram panah.

Diagram panah
Diagram panah

PEMBELAJARAN

Petunjuk pengisian untuk pengamatan

Pengamat mengambil tempat duduk dekat dengan siswa yang menjadi objek pengamatannya, sehingga siswa tersebut diamati secara dekat. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran, mulai dari awal kegiatan hingga akhir pembelajaran. 3. Siswa kelompok A mencari jawaban dari siswa kelompok B dan siswa kelompok B mencari pasangannya di kelompok AS. Siswa kelompok A mencari jawaban dari siswa kelompok B.

Petunjuk

Pertanyaan

Apakah pembuatan model pembelajaran kooperatif tipe matching dapat membantu dan memudahkan anda dalam memahami materi pelajaran matematika? Apakah pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe make a match menjadikan Anda siswa yang aktif?

Pesan dan Kesan

  • DAFTAR HADIR SISWA
  • DAFTAR NILAI SISWA PRETEST C.3. DAFTAR NILAI SISWA POSTTEST
  • ANALISIS DATA TES HASIL BELAJAR (PRETEST-POSTTEST)
  • ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA D.3. ANALISIS DATA ANGKET RESPONS

Lembar pelaksanaan pembelajaran dengan model kolaborasi “Make a kind of match” untuk siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa. Amati aspek-aspek terkait kegiatan belajar mengajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe “Make a match” yang dikelola oleh guru di kelas. Tujuan: mengetahui sejauh mana pengajaran matematika dapat dilaksanakan dengan menggunakan aktivitas guru, membuat model kooperatif tipe pencocokan.

Guru mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa, Guru memeriksa kehadiran siswa, dan siswa mendengarkan namanya dipanggil satu persatu. Tahap ketiga dari model pembelajaran kooperatif adalah pembagian kartu soal dan kartu jawaban yang dilakukan sesuai dengan masing-masing kelompok yang telah ditentukan. Tahap ketiga model pembelajaran kooperatif menyuruh siswa untuk mencari/mencocokkan kartu yang dipegangnya dengan kartu kelompok lain setelah pemegang kartu soal menjawab pertanyaan yang diberikan.

Tahap keempat model pembelajaran kooperatif menginstruksikan siswa yang telah menemukan pasangannya untuk melaporkan dirinya untuk kemudian dicatat. Membimbing siswa yang tidak dapat menemukan pasangannya hingga waktu yang ditentukan habis untuk membentuk kelompoknya sendiri. Tahap keempat model pembelajaran kooperatif mengharuskan berpasangan satu per satu untuk menyajikan pertanyaan dan jawabannya.

Tahap kelima model pembelajaran kooperatif menegaskan kecocokan pasangan dan kemudian memberikan penghargaan kepada setiap pasangan yang benar.

SISWA

ANALISIS KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

ANALISIS DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL

ANALISIS RATA-RATA GAIN

A MTS AISYIYAH SUNGGUMINASA

LEMBAR TES HASIL BELAJAR PRETEST E.2. LEMBAR TES HASIL BELAJAR POSTTEST

LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERSURATAN F.2. DOKUMENTASI

Gambar

Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.2 Langkah – langkah Model Kooperatif Tipe Make A Match  Langkah – langkah  Aktivitas Guru  Aktivitas Siswa  Siswa dibagi kedalam
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan  Departemen       Pendidikan Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 74,33 dengan standar

matematika dengan pendekatan SAVI (Somatis,Auditory,Visual dan Intelektual)termasuk dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 80,47 dan standar deviasi 9,01. Jika

No. Jika skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 87,19 dikonversi kedalam 5 kategori, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII I SMP

Page | 16 Adapun hasil persentase belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Bontotene Kabupaten Pangkep setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, rata- rata hasil belajar Matematika siklus I meningkat menjadi 77,29 dengan persentase ketuntasan 79,2%, setelah

Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Lubuklinggau Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

Selanjutnya analisis deskriptif terhadap nilai Posttest yang diberikan pada siswa dapat dilihat pada table 4.4 Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas