• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Online

Dalam dokumen Model implementasi menurut (Halaman 41-46)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Pembelajaran Online

didiknya secara langsung, tidak ada faktor penghambat atau perantara antara guru dan siswa

e. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.

Pelaksanaan teknik pembelajaran daring dikarenakan agar tercapainya suatu tujuan dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran salah satunya adalah memahamkan siswa didik mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru sebagai fasilitator bagi siswa didiknya harus memfasilitasi siswa dengan pembelajaran yang bisa membuat siswa itu senang, mudah dalam memahami apa yang dijelaskan oleh guru, dan mampu berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar.

f. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna. Pihak sekolah mendukung dan memfasilitasi alat-alat yang digunakan dalam pengimplementasian atau menerapkan teknik pembelajaran daring agar berjalan dengan baik.

Selain itu, Kepala sekolah memberikan arahan atau berbagi informasi kepada semua guru agar guru benar-benar memahami apa menerapkan teknik pembelajaran daring, sehingga guru mampu mengimplementasikan dengan sebaik mungkin.

teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.

Menurut Bilfaqih dan Qomaruddin Asmuni, (2020), Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas.

Sebagai usaha pencegahan penyebaran Covid-19, WHO merekomendasikan untuk menghentikan sementara kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Untuk itu pembelajaran konvensional yang mengumpulkan banyak mahasiswa dalam satu ruangan perlu ditinjau ulang pelaksanaannya. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan skenario yang mampu meminimalisir kontak fisik antara mahasiswa dengan mahasiswa lain, ataupun antara mahasiswa dengan dosen. Menurut Milman (2015) penggunaan teknologi digital memungkinkan mahasiswa dan dosen berada di tempat yang berbeda selama proses pembelajaran.

Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksasnakan selama masa darurat Covid-19 adalah pembelajaran secara online. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara

penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.

Pembelajaran daring ini menjadi sebuah pilihan yang tidak terelakkan bagi institusi pendidikan. Di tengah pandemi Covid-19, metode pembelajaran ini dapat menjadi solusi agar proses belajar mengajar dapat tetap berlangsung. Guru tetap bisa mengajar dan peserta didik tetap bisa belajar di rumah selama pandemi ini.

Pembelajaran daring identik dengan pemanfaatan fitur teknologi berbasis internet, yang sangat bergantung pada ketersediaan teknologi informasi. Sekolah telah mempersiapkan sejak awal terbitnya surat edaran Mentri Pendidikan yang mengeluarkan kebijakan untuk sekolah melaksanakan sekolah secara daring demi mengurangi penyebaran virus corona di Indonesia. Dengan demikian persiapan guru pun mengubah sistem pendidikan dan melakukan persiapan guna melaksanakan pembelajaran secara daring. Para siswa pun harus mengikuti sistem baru yang dikeluarkan pihak sekolah dengan mengikuti pembelajaran secara daring dan melaksanakan pembeljaran di rumah masing-masing.

E. Kerangka Fikir

Peneliti menyusun bagan kerangka pikir penelitian yang dilakukan di SDN 160 Mulyorejo II Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara guna mengetahui seberapa besar evaluasi pembelajaran online selama masa pandemic yang terjadi selama setahun ini.

Gambar 1 Kerangka fikir

F. Defenisi Operasional

Dalam rangka menyatukan persepsi dalam penelitian ini maka dirumuskan defenisi operasionalnya. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Evaluasi Guru merupakan upaya pemotretan pelaksanaan kinerja guru, khususnya dalam memberikan layanan pembelajaran yang mutu dan upaya-upayanya untuk mendukung hal tersebut. dapat dikembangkan suatu kerangka kinerja guru yang berorientasi pada pemenuhan layanan pembelajaran yang bermutu. Kineija ini dapat dilihat dalam empat hal berikut: (1) pengembangan pribadi, (2) pembelajaran, (3) peningkatan kemampuan profesional, dan (4) interaksi sosial dengan stakeholder.

Pembelajaran Online SDN 160 Mulyorejo II

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara Evaluasi Guru

Evaluasi Sekolah

Evaluasi Peserta Didik

2. Evaluasi Sekolah merupakan tujuan untuk mengembangkan dan mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya sebagai sekolah model rangka peningkatan mutu pendidikan . Ciri-ciri keunggulan dari sekolah yaitu adanya masukan (input) diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria dan produser yang dapat dipertanggung jawabkan, sarana dan prasaranan yang menunjang untuk pemenuhan kebutuhan belajar, lingkunagn belajar yang kondusif, memiliki guru/tenaga kependidikan yang unggul, kurikulum yang diperkaya, proses beljaar mengajar yang berkualiatas

3. Evaluasi Peserta didik merupakan sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama masa pendidikan. Ketidakberhasilan proses pembelajaran itu disebabkan antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa yang rendah.

2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.

3. Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.

4. Komponen proses belajar dan mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru itu sendiri.

d. Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu tempat yang berkaitan dengan suatu tujuan atau permasalahan penelitian dan juga menjadi sumber data yang berguna bagi peneliti.

Lokasi penelitian berada pada SDN 160 Mulyorejo II Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara, dengan meneliti objek secara langsung, lokasi yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang maksimal dengan keterangan objek.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini kurang lebih 2 bulan.

Proses penelitian ini berlangsung berulang beberapa kali, bergantung pada lingkup dan kedalaman yang diperlukan dari pertanyaan- pertanyaan penelitian itu sendiri yang terhitung sejak pelaksanaan seminar proposal.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan alasan karena pada penelitian ini menggunakan aspek perhitungan, rumus dan kepastian data numerik, mulai dari pengumpulan data, hipotesis, dan analisa data serta hasil data yang akan didapatkan nanti akan menampilkann angka perhitungan.

2. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan asosiatif. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena penelitian ini bertujuan membuat penjelasan deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi didaerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti. Kemudian penelitian ini dikatakan penelitian asosiatf kerena penelitian ini menghubungkan antara dua variable atau lebih.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang akan diteliti adalah seluruh guru dan para staff yang berjumlah sekitar 30 orang yang ada di SDN 160 Mulyorejo II Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti/sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh untuk menentukan jumlah sampelnya sebanyak 30 para tenaga pendidik di SDN 160 Mulyorejo II.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sebagai bahan acuan dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu:

1. Observasi, adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.

2. Teknik kuisioner (angket), adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya . Penelitian akan menguraikan jawaban responden yang dikelompokkan dalam kategori skalalikert sebagai berikut :

SS (Sangat setuju) : 5 ST (Setuju) : 4

KS (Kurang setuju) : 3 TS (tidak setuju) : 2

STS ( Sangat tidak setuju) : 1

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat SDN 160 Mulyorejo II

Pada tahun 1974 SDN 160 Mulyorejo II berdiri di atas tanah transmigrasi Desa Mulyorejo seluas 7500m yang berlokasi di lorong 10 C desa Mulyorejo kecamatan Sukamaju Selatan. Tanah tersebut diberikan oleh pemerintah untuk di dirikan sebuah Sekolah Dasar sebagai penunjang pendidikan bagi anak-anak desa di sekitar daerah tersebut. Awalnya SDN 160 Mulyorejo II hanya memiliki nama SD Mulyorejo, namun di ganti menjadi SDN 340 Mulyorejo pada tahun 1980 sebagi pembeda dengan nama SDN lainnya yang berada tidak jauh dengan SDN 160 Mulyorejo II. Lalu mengalami perubahan nama sekolah lagi menjadi SDN 179 Mulyorejo II pada tanggal 10 April tahun 2004 dan sekarang menetap menggunakan nama SDN 160 Mulyorejo II pada tanggal 1 Februari 2018.

Ibu Suci Hariani Spd. SD merupakan pemimpin ke 6 yang menjabat sebagai kepala sekolah SDN 160 Mulyorejo II setelah beberapa kali mengalami pergantian posisi kepala sekolah terhitung sudah sekitar 6 kali terjadi perubahan. SDN 160 Mulyorejo II berada di bawah naungan Departemen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berakreditas B sebagai penunjangnya.

B. Visi dan Misi SDN 160 Mulyorejo II a. Visi SDN 160 Mulyorejo II

SDN 160 Mulyorejo II yang religius dalam pelayanan pendidikan, berkualitas mental sesuai dengan kearifan lokal yang berdasarkan pancasila.

b. Misi SDN 160 Mulyorejo II

1. Mewujudkan warga sekolah yang religius sesuai dengan nilai-nilai pancasila, tata kelola sekolah yang baik, dan komunitas adat yang berbaur.

2. Terwujudnya derajat kesehatan yang tinggi dan kelestarian lingkungan hidup sekolah.

3. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan siswa yang berprestasi.

4. Mewujudkan kemajuan dan daya tarik sekolah bagi masyarakat.

5. Mewujudkan pemenuhan ketimpangan terhadap semua kelas . 6. Mewujudkan ketertiban dan keamanan di lingkungan sekolah.

C. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok SDN 160 Mulyorejo II

Manajemen yang baik dapat tertuang dalam struktur organisasi yang diterapkan, hal ini di karenakan di dalam suatu struktur organisasi dapat menunjukkan suatu pola yang saling berhubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda didalam lingkungan kerja manajemen perusahaan.

Adapun bagan struktur organisasi di SDN 160 Mulyorejo II sebagai berikut :

Gambar 2 Struktur organisasi

Kepala Sekolah Suci Hariani, Spd SD Pustakawan

Murhayati

UKS

JABATAN GURU

Pem. Pramuka Putri OPERATOR

KETUA KOMITE

Pem. Pramuka Putra

Guru Kelas VI.A Guru Kelas

V.A Guru Kleas

IV.A Guru Kelas

III.A Guru Kelas

II.A Guru Kelas

I.A Guru Kelas

I.B

Guru Kelas II.B

Guru Kelas III.B

Guru Kelas V.B Guru Kelas

IV.B

Guru Kelas IV.B GURU MATA

PELAJARAN

Agama Islam

Agama Kristen

SBK PJOK

Agama Hindu

Bahasa Daerah

Bahasa Inggris

Pertanian

Penjaga Sekolah Siswa

Satpam

Masyarakat

Tugas Pokok dan fungsi dari struktur organisasi di SDN 160 Mulyorejo II : a. Kepala Sekolah

Merumuskan, menetapkan dan mengembangkan visi misi sekolah, tujuan sekolah dan pembuat rancangan kegiatan dan anggaran sekolah dan program produksi induksi.

b. Komite Sekolah

Sebagai lembaga pemberi, pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan sekolah pendidikan. Sebagai lembaga pendukung yang berwujud finasial, pemikiran, maupun tenaga dalam peyelanggaraan pendidikan satuan pendidikan.

c. Operator

Melakukan penginputan data sekolah dan kemudian mengirimnya ke server pusat yang dikelola oleh pemerintahdan melaksanakan segala tugas yanag berkaitan dengan administrasi sarana dan prasarana.

d. Perpustakawan

Sebagai penanggung jawab perpustkaan sekolah yang mengorganisis bahan-bahan puskata bagi pemenuhan kebutuhan belajar mengajar dan sebgai pembimbing tentang cara-cara bagaimana menggunakan bahan pustaka untuk kepentingam belajar.

e. Petugas UKS

Sebagai sarana pendidikan kesehatan yang di laksanakan di sekolah dengan menanamkan menumbuhkan mengembangkan dan membimbing untuk melaksanakan kehidupan yang sehat di lingkunggan sekolah.

f. Jabatan Guru

Sebagai penanggung jawab pada kelas-kelas yang diajar berdasarkan pembagian tugas yang telah diberikan.

g. Guru Agama

Sebagai penanggung jawab mengajar materi mata pelajar agama yang di anut.

h. Guru Mata Pelajaran

Sebagai penanggung jawab , wewenang dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada 1 (satu) mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

i. Satpam

Sebagai seorang yang diberikan tugas penanggung jawab keamanan pada lingkungan sekolah.

j. Siswa

Sebagai individu yang diberikan hak dan kewajiban menerima ilmu yang diberikan tenaga penagajar kepadanya dengan menghormati para guru dan staff pendidikan, menjaga kebersihan sekolah, menaati perintah dan larangan sekolah, mengerjakan tugas tepat pada waktunya dan saling menolong serta membantu guru, teman dan staff pendidikan yang memerlukan bantuan.

k. Masyarakat

Sebagai pemegang peranan penting dalam pelaksanaan dan peyelenggaraan pendidikan terutama dalam mendidik moralitas/agama, menyekolakan anaknya, membayar biaya pendidikan dan keperluaan bagi anak-anaknya.

D. Analisis Deskriktif

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dimana data primer adalah data kualitatif yaitu data yang berupa pernyataan sikap responden dalam memberi jawaban pada koesioner.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui metode dokumentasi berupa pencacatan data dan informasi yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan yakni data yang berkaitan dengan kebijaksanaa pemasaran.

1. Analisis Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para tenaga pendidik di SDN 160 Mulyorejo II. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang terpilih. Salah satu tujuan deskripsi karakteristik responden ini adalah memberikan gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang diperinci menurut jenis kelamin, umur dan jabatan . Adapun karakteristik responden dapat digambarkan dari hasil penyebaran koesioner yang dapat disajikan pada table berikut ini :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Usia disajikan pada table di bawah ini:

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Olahan Hasil Angket Penelitian 2021

Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui tentang usia responden di SDN 160 Mulyorejo II di mana responden terbanyak adalah guru pdengan rentan usia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 4 orang (4%), sedangkan sisanya adalah responden dengan rentan usia 20-30 dan usia 51-60 sebanyak 3 orang (3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari tenaga pengajar di SDN 160 Mulyorejo II adalah guru dengan usia 31-40 tahun.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada table di bawah ini:

Tabel 3

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Sumber : Olahan Hasil Angket Penelitian 2021

Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui tentang jenis kelamin responden di SDN 160 Mulyorejo II di mana responden terbanyak adalah adalah guru perempuan, yaitu sebanyak 7 orang (7%), sedangkan sisanya adalah responden guru laki-laki sebanyak 3 orang (3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari tenaga pengajar di SDN 160 Mulyorejo II adalah guru perempuan.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jabatan disajikan pada table di bawah ini

Table 3

Karakteristik Responden Berdasarkan jabatan

Sumber : Olahan Hasil Angket Penelitian 2021

Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui tentang jabatan responden di SDN 160 Mulyorejo II di mana responden terbanyak adalah adalah guru kelas I-II, kelas V-VI , guru agama masing-masing sebanyak 2 orang (2%) , dan di ikuti dengan III-IV , guru bahasa inggris dan PJOK dengan masing-masing sebanyak 1 orang (1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari tenaga pengajar di SDN 160 Mulyorejo II yang banyak memberikan suara adalah guru kelas I-II, Guru kelas V-VI dan guru agama sebanyak 2 orang (2%).

2. Deskrispi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 10 guru SDN 160 Mulyorejo II sebagai responden tetap melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan kecendrungan jawaban terhadap jawaban masing-masing variabel

akan didasarkan pada rentang skor jawaban sebagaimana pada lampiran di bawah ini :

a. Deskripsi Variabel Evaluasi Guru

Variabel evaluasi guru pada penelitian ini diukur melalui 5 pernyataan yang berbeda. Hasil tanggapan variabel evaluasi guru dijelaskan pada tabel berikut ini:

Diagram 1

Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Responden (X1.1)

Pada point pertama ini ada beberapa jawaban yang mendukung bagaimana kondisi guru saat menjalankan pembelajaran daring kepada para siswa di SDN 160 Mulyorejo II. Ada 4 jawaban berbeda yaitu :

Kurang setuju dengan tanggapan sebanyak 20%bagi guru yang kurang setuju dengan pertanyaan pertama karna bagaimana sulitnya tugas guru harus tetap dijalankan dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan.

20%

20%

30%

30%

1. Saya sebagai guru tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan pembelajaran daring

Kurang Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Setuju

Setuju dengan tanggapan sebanyak 20% adalah para guru yang merasa sudah menjadi tugas dan kewajiban seberapa sulitnya tetap akan menjalankan pembelajaran daring sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah,

Sangat setuju dengan tanggapan sebanyak 30% adalah para guru yang berada diatas umur 40-50 yang kesulitan karna tidak memahami metode baru yang berbeda dari sebelumnya dan 30% terakhir adalah sangat setuju bagi guru yang memahani metode baru yang ditetapkan pemerintah.

Pada point kedua pertanyaan diatas mendapat respon yang berbeda oleh para guru di SDN 160 Mulyorejo II. Dengan 3 jawaban yang berbeda yaitu Setuju dengan tanggapan yang bernilai 10% adalah jawaban setuju yang dirasakan bagi para guru yang para siswanya aktif dalam mengikuti pembelajaran.

40%

10%

50%

2. Siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran daring yang dilakukan. Seperti mengumpulkan tugas tepat

pada waktunya

Sangat setuju Setuju Kurang setuju

Sangat setuju dengan tanggapan sebanyak 40% adalah para guru yang mengharapkan para siswanya untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran daring dan bisa mengumpulan tugas sesuai dengan kesepakatan yang di setujui dan Kurang setuju dengan jawaban 50% adalah yang dirasakan para guru di mana siswa tidak berperan aktif ada yang tidak mengumpulkan tugas yang mengakibatkan keterlambatan dalam pengimputan nilai para siswa.

Pada point ke 3 ini hasil evaluasi belajar para siswa selama masa pembelajaran daring terdapat 5 jawaban yang berbeda yaitu : Ketidak setujuan dengan jumlah tanggapan sebanyak 10% karna proses pembelajaran daring ini mengurangi jam pembelajaran dan ketidak efektifan proses pembelajaran sehingga guru dan para siswa sama-sama mengalami kesulitan, Setuju dengan jawaban sebanyak 20% kedua bagi guru yang memberi jawaban karna merasakan sebagian siswa tetap mempertahankan nilainya, Kurang

30%

20%

30%

10%

10%

3. Hasil evaluasi belajar para siswa-siswi selama masa pembelajaran daring mengalami peningkat yang baik

Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

setuju 30% ketika bagi para guru yang memberi jawaban proses dan jumlah waktu yang terbatas menyebabkan ketidakstabilan dalam jam pembelajaran yang berkurang sehingga mempertahakan nilai tetap stabil dianggap agak sulit bagi guru kepada siswanya. Sangat tidak setuju dengan jumlah persentase 10% yang memberikan tanggapan bahwa guru tidak menyetujui pernyataan tersebut karna mempertahankan nilai tetap stabil dengan pembelajran daring dianggap sedikit menyulitkan bagi sebagian guru dan jawaban Sangat setuju dianggap guru sebagai jawaban motivasi bagi para muridnya dan para guru untuk tetap semangat dalam menjalankan pembelajaran daring.

Pada point ke 4 pernyataan ini ada 3 jawaban yang beragam dimana jawaban setuju sebanyak 30% pertama yang diberikan guru dan orang tua harus tetap menjalani komunikasi yang baik selama masa pandemi ataupun setelah pandemi nanti berlalu, Sangat setuju 40% bagi jawaban para guru yang sering berkomunikasi dengan para orang tua murid tentang pembelajaran

40%

30%

30%

4. Komunikasi yang terjalin antara wali siswa dengan para guru berjalan dengan baik selama pembelajaran daring. Komunikasi

tentang bagaimana kondisi anak-anaknya saat proses pembelajaran daring

Sangat setuju Setuju Kurang setuju

dan bagiamana keaktifan para anak-anaknya selama pembelajaran daring dilakukan adakah kendala selama ini, dan terakhir jawaban kurang setuju sebanyak 30% bagi para orang tua yang tidak pernah memperhatikan bahkan berkomunikasi dengan para guru sehingga guru kesulitan untuk memberitahukan beberapa hal yang harus di beritahukan.

Sumber : Olahan hasil angket penelitian 2021

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap variabel evaluasi guru memiliki beragam jawaban berdasarkan pengalaman yang dialami pada saat pembelajaran online yang dilakukan selama masa pandemic covid 19 yang dilakukan di SDN 160 Mulyorejo.

Menurut (Yuni Ariesca, dkk 2021) Kesulitan yang dihadapi oleh para guru dalam perencanaan pembelajaran, kesulitan dalam menyampaikan materi untuk para siswa dan kesulitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran apalagi

20%

30%

30%

10%

10%

5. Para siswa tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran daring dilakukan. Seperti mengikuti apa yang dijelaskan Bapak/Ibu guru saat pembelajaran daring

dilakukan

Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

dikhususkan bagi para siswa yang kelas 1 dan 2 yang membutuhkan perhatian khusus dalam pembelajarannya juga menjadi kesulitan yang berarti bagi guru dan muridnya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa para guru dan siswa juga mengalami kesulitan selama masa pandemic karna hasil pembelajaran siswa tidak mengalami peningkatan dan kesulitan dalam mengejar ketinggalan pembelajaran dan sulitnya komunikasi antar wali siswa dan guru yang terkait.

Tabel perbandingan mengenai bagaimana perbedaan evaluasi para guru, sekolah dan para siswa sebelum dan selama perberlakuan pembelajaran daring yang terjadi sejak covid 19 menyerang dan pemberlakuan peraturan pembelajaran di rumah di putuskan.

Tabel 5

Perbandingan Evaluasi Guru masa Pre-test & Post-test

Indikator Penilaian Pre- test (Sebelum covid 19)

Post-test (Selama covid 19) 1. Siswa sangat aktif

dalamproses

pembelajaran daring

Para guru tidak menegalamai kesulitan

selama proses

pembelajaran tatap muka berlangsung sehingga

busa langsung

mengevaluasi para siswa- siswanya.

Selama covid 19 berlangsung para guru mengalamai keuslitan

karna proses

pembelajaran

mengalamai perubahan system mengajar.

2. Hasil evaluasi belajar Hasil evaluasi para siswa 95% penurunan nilai dan

Dalam dokumen Model implementasi menurut (Halaman 41-46)

Dokumen terkait