1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran merupakan kegiatan seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan keterampilan. Tematik adalah salah satu jenis
pembelajaran terpadu yang dapat mengumpulkan beberapa bagian atau mata pelajaran menjadi satu. Menurut (Mardianto, 2011) pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran dengan tidak memisahkan mata pelajaran, tetapi menggunakan tema untuk menyatukannya.
Menurut (Kadir & Hanun, 2014) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran dengan
menggunakan tema tertentu). Selaras dengan pendapat tersebut, Trianto dalam (Cahyani, 2020) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema – tema tertentu yang ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Menurut (Lubis, 2018) tema dapat diartikan sebagai pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
35
Sedangkan (Rusman, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok untuk dapat aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.
Berdasarkan Permendikbud no. 57 Tahun 2014 menyatakan bahwa pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan tema yang spesifik sesuai dengan materi pelajaran agar dapat mengajar satu atau beberapa konsep yang dipadukan oleh berbagai informasi.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah jenis dalam pembelajaran terpadu yang dirancang berdasarkan beberapa mata pelajaran dalam tema – tema tertentu agar peserta didik dapat aktif menggali dan menemukan konsep ilmu secara holistik, bermakna, dan autentik.
2. Tujuan Pembelajaran Tematik
Menurut (Wahidmurni, 2017) tujuan pembelajaran tematik ialah memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran tematik menurut BPSDMK dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lubis, 2018) adalah sebagai berikut:
1) Mudah dalam memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik.
5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari mata pelajaran yang lain.
6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.
7) Pendidik dapat menghemat waktu dikarenakan mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.
8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat
ditumbuhkembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sedangkan menurut Mulyasa dalam (Cahyani, 2020) tujuan pembelajaran tematik yaitu:
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari agar lebih bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan, menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai – nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti toleransi, kerja sama, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
Menurut (Malawi, 2017) juga menjelaskan bahwa tujuan dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1) Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpang tindih suatu materi.
2) Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan yang bermakna.
3) Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Berdasarkan pemaparan dari berbagai pendapat ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran tematik yaitu memusatkan perhatian peserta didik pada satu tema/ topik, meningkatkan pemahaman konsep agar pembelajaran dapat lebih bermakna, mengurangi terjadinya tumpang tindih materi, mengembangkan kompetensi berbahasa dan kompetensi sosial peserta didik. Pada pembelajaran tematik juga dapat menghemat waktu pembelajaran sehingga beberapa materi pelajaran dapat disampaikan sekaligus oleh pendidik.
37
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan pada proses pembelajaran di kelas. Menurut (Prastowo, 2016) terdapat 18 macam karakteristik yang perlu diketahui dan diimplementasikan oleh pendidik, diantaranya adalah:
1) Adanya efisiensi, 2) Kontekstual,
3) Student centered (berpusat pada peserta didik).
4) Memberikan pengalaman langsung, 5) Pemisahan mata pelajaran yang kabur, 6) Holistis,
7) Fleksibel,
8) Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan peserta didik,
9) Kegiatan belajar sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik,
10) Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik,
11) Kegiatan belajar akan lebih bermakna, 12) Mengembangkan keterampilan berpikir,
13) Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai dengan permasalahan,
14) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, 15) Aktif,
16) Menggunakan prinsip bermain sambil belajar, 17) Mengembangkan komunikasi peserta didik, 18) Lebih menekankan proses daripada hasil.
Sedangkan menurut Sudrajat dalam (Malawi, 2017) bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik – karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
5) Bersifat fleksibel.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Menurut Sukayati dalam (Prastowo, 2019) sebagai suatu proses,
pembelajaran tematik memiliki sejumlah karakteristik yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik, menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, belajar melalui pengalaman, lebih memperhatikan proses daripada hasil semata, dan sarat dengan muatan keterkaitan. Selain itu karakteristik menurut Depdiknas dalam (Malawi, 2017) yaitu:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia SD.
2) Kegiatan – kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
5) Menyajikan kegiatan belajar bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
6) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik, membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Selain itu, karakteristik pembelajaran tematik yaitu memfokuskan pembelajaran yang berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik sehingga kegiatan belajar akan lebih bermakna, berkesan, serta hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4. Prinsip Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip dasar sebagaimana halnya dengan pembelajaran terpadu. Menurut Ujang Sukandi, dkk dalam (Malawi, 2017) pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia peserta didik, ada kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
39
Tema menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Sementara itu, Mamat SB, dkk dalam (Prastowo, 2019) mengemukakan bahwa terdapat sembilan prinsip yang mendasari pembelajaran tematik, yaitu :
1) Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual.
2) Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian.
3) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning).
4) Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik.
5) Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu.
6) Pemisahan atau pembeda antara satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan.
7) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik.
8) Pembelajaran bersifat fleksibel.
9) Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran.
Menurut (Malawi, 2017) pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi beberapa prinsip yaitu:
1) Prinsip penggalian tema yang merupakan prinsip utama yang tema – temanya saling tumpang tindih dan terdapat keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.
2) Prinsip pengelolaan pembelajaran.
3) Prinsip evaluasi.
4) Prinsip reaksi.
Selain itu, menurut Trianto dalam (Prastowo, 2019) pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, peneliti menyimpulkan bahwa prinsip pembelajaran tematik meliputi prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi yang dalam pembelajarannya pendidik
bersikap akomodatif untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan dirinya.
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik 1) Kelebihan Pembelajaran Tematik
Kelebihan adalah keunggulan yang dihasilkan dari suatu proses.
Pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan sebagaimana yang diungkapkan Rusman dalam (Lubis, 2018) yaitu:
a) Pengalaman kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan dari anak usia sekolah dasar.
b) Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
Selain keenam keunggulan tersebut, menurut Trianto dalam (Prastowo, 2019) adapula keunggulan lainnnya yaitu pada keunggulan yang ketujuh, apabila pembelajaran tematik didesain bersama dapat meningkatkan kerja sama antar pendidik bidang kajian terkait, pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik atau pendidik dengan narasumber sehingga belajar dapat menjadi lebih menyenangkan. Kedelapan, pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran.
Dan kesembilan, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Sedangkan menurut Kadir dan Asrohah dalam (Cahyani, 2020) mengemukakan kelebihan dari pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut:
41
a) Dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran dikarenakan mata pelajaran disajikan dalam satu unit.
b) Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu.
c) Peserta didik dapat melihat hubungan – hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
d) Pembelajaran menjadi holistik dan menyeluruh akumulasi pengetahuan dan pengalaman peserta didik tidak
tersegmentasi pada disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang saling berkaitan.
e) Keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya akan menguatkan konsep yang telah dikuasai peserta didik, karena didukung dengan pandangan dari berbagi perspektif.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa kelebihan dari pembelajaran tematik ialah mengurangi overlapping antar berbagai mata pelajaran, kegiatan pembelajaran yang bermakna, mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, dan menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari – hari.
2) Kekurangan Pembelajaran Tematik
Selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan atau kekurangan, terutama dalam pelaksanaannya.
Menurut Indrawati dalam (Malawi, 2017) pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut pendidik melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pada pembelajaran langsung saja. Menurut (Murfiah, 2017) kekurangan pembelajaran tematik yaitu:
a) Kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal.
b) Seringkali pendidik terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep seringkali terabaikan.
c) Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan materi
pelajaran. Teknik ini hanya digunakan bagi KD yang tidak dapat masuk tema dan perlu waktu khusus dalam
membelajarkannya.
Sedangkan menurut Kadir dan Asrohah dalam (Cahyani, 2020) pembelajaran tematik memiliki kekurangan yaitu:
a) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut pendidik untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa agar pendidik dapat melaksanakannya dengan baik.
b) Persiapan harus dilakukan oleh pendidik lebih lama.
Pendidik harus merancang pembelajaran tematik dengan memerhatikan keterkaitan antara berbagai pokok materi yang tersebar di beberapa mata pelajaran.
c) Menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai jenis mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kekurangan dari pembelajaran tematik ialah pendidik menjadi hanya terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep seringkali terabaikan, persiapan yang butuh waktu lebih lama, dan menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai jenis mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.