Sedangkan menurut Kadir dan Asrohah dalam (Cahyani, 2020) pembelajaran tematik memiliki kekurangan yaitu:
a) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut pendidik untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa agar pendidik dapat melaksanakannya dengan baik.
b) Persiapan harus dilakukan oleh pendidik lebih lama.
Pendidik harus merancang pembelajaran tematik dengan memerhatikan keterkaitan antara berbagai pokok materi yang tersebar di beberapa mata pelajaran.
c) Menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai jenis mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kekurangan dari pembelajaran tematik ialah pendidik menjadi hanya terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep seringkali terabaikan, persiapan yang butuh waktu lebih lama, dan menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai jenis mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.
43
metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental design. Penelitian ini menggunakan kelas kontrol dengan model
pembelajaran Osborn dan kelas eksperimen dengan model pembelajaran Treffinger. Penelitian yang telah peneliti lakukan menggunakan kelas eksperimen dengan model pembelajaran Treffinger. Persamaan pada penelitian ini adalah sama – sama menggunakan model pembelajaran Treffinger untuk meningkatkan higher order thinking skills peserta didik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zaid Zainal, Abdul Halik, Madania (2019).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Paired Sample T- Test diperoleh signifikansi 0,00 (0,00 < 0,05) dan hasil analisis dari uji t diperoleh nilai - thitung < - ttabel (-17,999 < -2, 037) menunjukkan bahwa Ho
ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata – rata hasil belajar matematika siswa SD Negeri 37 Model Parepare antara sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Treffinger. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Treffinger berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa SD Negeri 37 Model Parepare.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel terikat yaitu hasil belajar, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, desain quasi experimental dan pada analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran Treffinger, pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksperimen dan pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t – test.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Restie Kartika Maharani, Delia Indrawati (2018) di Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif pelajaran matematika materi bangun ruang siswa SD Negeri Gunungsari III Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil perhitungan uji hipotesis thitung 7,279 > 1,66901 dan uji N – Gain menghasilkan N – Gain sebesar 0,708. Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif termasuk dalam kategori tinggi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel yang dipengaruhinya adalah berpikir kreatif, sedangkan peneliti menggunakan variabel terikat higher order thinking skills. Persamaan pada penelitian ini adalah sama sama menggunakan variabel bebas model pembelajaran Treffinger dengan jenis penelitian kuantitatif.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Himmatul Ulya, Ratri Rahayu (2017) di Jawa Tengah. Berdasarkan hasil dari uji normalized gain pada peningkatan kemampuan matematis individual diperoleh 51,22% peserta didik
mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis di kategori tinggi, sebesar 39,02% peserta didik mengalami peningkatan kategori sedang dan 9,76% di kategori rendah. Sedangkan pada peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik secara klasikal sebesar 65% atau dalam kategori sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada pembelajaran Treffinger berbantuan permainan tradisional congklak pada materi perkalian peserta didik di SD 1 Bae Kudus mencapai ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel terikat penelitian ini kemampuan komunikasi matematis dan menggunakan materi belajar perkalian. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah variabel terikat higher order thinking skills dan menggunakan pembelajaran tematik. Persamaan pada penelitian ini adalah pada variabel bebas model pembelajaran Treffinger, jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental design.
45
5. Penelitian yang dilakukan oleh Sabina Ndiung, Nyoman Dantes, I Made Ardana, AAI N Marhaeni (2018) di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data hasil analisis dengan menggunakan ANCOVA berbantuan program SPSS 23.0 di SD Negeri Weri Pateng dan SD Negeri Watu Weri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajarkan matematika model pembelajaran kreatif Treffinger dengan prinsip RME lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar matematika dengan model konvensional, 2) keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran kreatif Treffinger dengan prinsip RME lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional setelah menguasai kemampuan berhitung, 3) kemampuan berhitung memberikan konstribusi sebesar 33,2% terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran kreatif Treffinger dengan prinsip RME berpengaruh signifik Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel yang dipengaruhinya adalah keterampilan berpikir kreatif, variabel terikat penelitian yang telah dilakukan peneliti adalah higher order thinking skills. Lalu penelitian ini menggunakan
pembelajaran matematika, sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran tematik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti adalah variabel bebas yang digunakan adalah model pembelajaran Treffinger.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Manik Sugiari dan Gusti Ngurah Sastra Agustika (2020) di Denpasar, Bali. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dengan memberikan tes uraian dan wawancara, hasil analisis PAP pada skor akhir tes menunjukkan 53% peserta didik memiliki
kemampuan HOTS cukup. Lalu melalui analisis isi, hasil wawancara menunjukkan terdapat 62% peserta didik mengalami kendala pada proses membentuk kalimat matematika. Bersumber pada penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SDN 1 Padang Sambian
cenderung memiliki kemampuan berpikir HOTS yang cukup dan rendah
dalam menjawab dengan ranah kognitif C6, sedangkan kendala peserta didik adalah pada proses membentuk kalimat matematika.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan penelitian ini adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi dan variabel terikatnya adalah soal HOTS. Sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas model
pembelajaran Treffinger dengan variabel terikat Higher Order Thinking Skills. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah sama – sama mengukur kemampuan HOTS peserta didik dengan menggunakan soal HOTS.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Arca Aspini (2020) di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi pembelajaran PBL berbantuan media kartu soal dapat meningkatkan kemampuan HOTS peserta didik kelas VI SD. Hal tersebut terlihat dari rata – rata kemampuan HOTS peserta didik prasiklus sebesar 63,89 yang berada pada kategori kurang, siklus I sebesar 71,09 yang berada pada kategori cukup, dan meningkat pada siklus II sebesar 79,20 yang berada pada kategori baik.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan penelitian ini adalah
implementasi pembelajaran PBL, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran Treffinger, tetapi penelitian ini menggunakan variabel terikat yang sama yaitu Higher Order Thinking Skills.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Sabina Ndiung, Eliterius Sennen, Arnoldus Helmon, Mariana Jediut (2020) di Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Treffinger lebih afektif daripada model konvensional dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas V sekolah dasar. Hal tersebut
ditunjukkan oleh nilai thitung adalah 8,772 dengan signifikansi 0,001 < 0,05.
Temuan ini tergambar secara jelas dalam langkah – langkah pembelajaran basic tools, practice with process, dan working with problem yang
47
memuat teknik – teknik belajar kreatif. Ketiga tahapan tersebut dalam implementasinya mampu menuntun peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel yang dipengaruhinya adalah menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif, pada penelitian peneliti menggunakan variabel terikat higher order thinking skills. Lalu pada penelitian ini menggunakan pembelajaran matematika, sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran tematik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti adalah variabel bebas yang digunakan adalah model pembelajaran Treffinger.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Fiyanto, Amaliyah Ulfa (2018) di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar pada pra siklus 32% peserta didik, ketuntasan pada siklus 1 menjadi 56%, dan ketuntasan pada siklus 2 sebesar 84% peserta didik.
Hasil kreativitas peserta didik pada pra sikluas terdapat 16% peserta didik yang mendapat skor ≥ 26, pada siklus 1 terdapat 48%, pada siklus 2 terdapat 80% peserta didik. Sehingga hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa model Treffinger dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS kelas V SD
Muhammadiyah Ambarketawang 2.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel terikat yaitu hasil belajar dan kreativitas peserta didik, jenis penelitian tindakan kelas (PTK), analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan pada pembelajaran penelitian ini menggunakan pembelajaran IPS. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti adalah pada variabel bebas yaitu model pembelajaran Treffinger, analisis data kuantitatif dan menggunakan sampel kelas V SD.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Ramijan (2017) di Malang. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata peningkatan prestasi belajar peserta didik mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata – rata gain score yang dinormalisasi siklus 1 sebesar 0, 35 dengan kriteria sedang dan siklus 1 sebesar 0,71 dengan kriteria tinggi. Kesimpulannya adalah model pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran PKN pada peserta didik kelas IV SDN Bringin.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah peneliti lakukan adalah pada variabel terikat yaitu prestasi belajar, menggunakan metode quasi experiment dengan pengambilan teknik sampel jenuh dan kelas yang dijadikan sampel kelas IV SD. Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah pada variabel bebas yaitu model pembelajaran Treffinger dan tidak ada kelompok/kelas kontrol.