PROJECT MANAGER
6. Administrasi
2.5. Pemberi Tugas 1. Pengertian
Dalam hal ini Pemberi Tugas (Bouwheer) adalah suatu badan hukum atau badan usaha atau perorangan yang memberikan penugasan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan serta pelaksanaan suatu pekerjaan dengan cara menugaskan dan mengangkat pihak arsitek sebagai penasehat yang mewakilinya.
2.5.2. Kewajiban Pemberi Tugas
Kewajiban dari pemberi tugas (bouwheer) adalah :
• Memberikan keterangan-keterangan yang jelas atas macam jenis, luas dan batasan-batasan yang diinginkan dalam penugasan serta program dan persyaratan pembangunan yang diinginkan
• Mencamntumkan golongan dan tingkatan pekerjaan untuk penentuan imbalan jasa dan penggantian biaya yang akan dilakukan
• Menyertakan surat pernyataan penerimaan tugas yang dibuat oleh pihak arsitek.
• Menyediakan data-data mngenai tanah, peta maupun hal-hal yang diperlukan oleh pihak arsitek. Dan menyelesaikan masalah tanah, perizinan dan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan yang juga akan dibantu oleh para arsitek dalam masalah teknis bangunan
• Penyelasaian masalah kepada pihak arsitek berupa imbalan jasa atau penyelesaian tugasnya serta penggantian atas segala bentuk biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak arsitek selama pengembangan dan penugasan.
2.5.3. Hak Pemberi Tugas
Pihak Pemberi Tugas memiliki hak untuk mendapatkan tiga rangkap salinan copy setiap dokumen pelaksanaan secara cuma-cuma. Dan hal ini berlaku mulai dari masa bangunan sampai dengan selesainya masa penugasan
Pihak pemberi tugas juga memiliki hak dalam meminta perubahan- perubahan atas rancangan dari pihak arsitek, dengan catatan tidak melebihi 2 kali perubahan. Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh pihak pemberi tugas sepanjang
belum memasuki tahap perancangan dan pelaksanaan. Dan apabila ada keterlambatan penyelesaian tugas dari pihak-pihak arsitek yang semata-mata disebabkan oleh kesalahan ataupun kelalaian dari pihak arsitek, maka dalam hal ini pihak pemberi tugas berhak untuk menuntut ganti rugi dari pihak arsitek.
Rancangan Merupakan system yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai tahap kegiatan, yang meliputi : Penentuan Tujuan, Pemeliharaan cara di dalam mencapai tujuan, pengaturan berbagai faktor penunjang, perkiraan mengenai kualitas dan kwantitas serta banyaknya waktu yang tersedia didalam mencapai tujuan.
Dan proses perancangan ini terdiri dari sejumlah urutan langkah-langkah pemecahan. Pada dasarnya, urutan langkah-langkah itu terdiri dari :
➢ Permulaan
Pada tahap permulaan ini arsitek seringkali diharapkan untuk dapat mengidentifikasikan masalah-masalah dan kesempatan yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Jane Holtz Ray, bahwa seorang pemberi tugas/ klien merdupakan yang terhormat yang menanti untuk ditanyai. Baik pihak pemberi tugas/klien maupun pihak Arsitek mengetahui bahwa proses yang biasanya berlaku tidaklah demikian adanya. Proyek-proyek selalu diserahkan setelah melalui proses wawancara kompetitif, yang bersifat terbuka untuk umum yang telah memenuhi persyaratan minimum.
➢ Persiapan
Tahap Persiapan ini meliputi beberapa bagian yaitu : Pengumpulan data dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi. Persiapan melalui pengumpulan analisis informa;l secara sistematia akan suatu proyek yang sering juga disebut dengan program dan kemudian menjadi suatu laporan singkat akan program bangunan. Program-program ini memuat laporan tertulis dengan ikhtisar kebutuhan –kebutuhan dari proyek terebut dan dapat pula memuat analisis luas yang dapat mengidentifikasikan persoalan-persoalan penting yag akan dibenahi. Kegiatan lainya adalah dengan mengumpulkan peta-peta
pangkalan, tempat proyek, data areal dan informasi tentang kendala-kendala serta tata keuangan.
➢ Pengajuan Usul
Data-data yang telah dikumpulkan tadi kemudian dilanjutkan lagi pada tahap pengajuan usulan desain. Dimana pada pengajuan usulan desain merupakan usulan perancangan yang mana meliputi : himpunan berbagai pertimbangan dari konteks social, ekonomi, fisik, tempat proyek, program, klien, teknologi yang berlaku dan estetika serta nilai-nilai perancangan. Usaha ini diperkirakan akamn menjadi peragaan fisik dari sejumlah persoalan yang sangat besar. Baik gambar ataupun catatan, keduanya merupakan alat untuk menjelajahi dan mengulang secara berurutan dan memusat pada suatu pemecahan.
➢ Evaluasi
Evaluasi usulan yang dilakukan oleh setiap arsitek ini juga meliputi berbagai perbandingan-perbandingan, pemecahan-pemecahan rancangan yang diusulkan dengan tujuan dan criteria yang akan dipertimbangkan didalam tahap pemrograman. Lebih daripada itu, usul-usul ataupun rancangan-rancangan mungkin dinilai beberapa criteria yang dinyatakan dalam suatu program.
Namun hal yang penting dalam evaluasi inii adalah kesanggupan perancang untuk dapat meniai usulan-usulan dari sejumlah besar pokok-pokok persoalan.
➢ Tindakan
Yang termasuk dalam tahap tindakan ini adalah bebrbagai tindakan yang dipersatukan didalam mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, misalnya dalam menyiapkan dokumen konstruksi yang termasuk didalamnya berbagai gambaran kerja dan spesifikasi tertulis.
2.5.4. Fungsi Rancangan
Rancangan yang telah dibuat mempunyai beberapa fungsi terhadap perancangan yang mencangkup :
• Sebagai penerjemah dari kebijaksanaan perancangan dalam tingkat kebijaksanaan yang lebih tinggi.
• Sebagai pedoman didalam menyusun program-program yang lebih terperinci
• Sebagai alat untuk mempromnosikan dan mencari berbagai dukungan dalam mencapai tujuan
• Sebagai alat untuk mengajukan usulan dalam sebuah proyek
• Sebagai penunjuk terhadap berbagai faktor, yakni factor-faktor yang mana yang secara khusus harus diprioritaskan.
• Sebagai pedoman didalam mengkoordinasikan semua pihak yang berkepentingan untuk mencapai tujuan yang tertuang didalam rancangan.
Jadi dapat dikatakan fungsi dari suatu rancangan yang paling utama adalah sebagai pedoman dan penunjuka yang mengikat, akan tetapi didalam pelaksanaannya tidaklah harus kaku dan menjadi menjadi suatu pola yang tetap karena apabila dilaksanakan dengan kaku dan pola yang tetap akan mengakibatkan hilangnya kesempatan yang lebih baik yang mungkin saja bias terjadi diluar dugaan didalam suatu proses implementasi.
2.6. Tinjauan Terhadap Konsultan Perencana