LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. MATRIX CONSTRUCTION
DAN INFRASTRUCTURE PROYEK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MAYFAIR SETIA BUDI – NGUMBAN SURBAKTI
DISUSUN OLEH :
WIRDA SARI WAU 170320016
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
T.A. 2021/2022
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. MATRIX CONSTRUCTION
DAN INFRASTRUCTURE PROYEK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MAYFAIR SETIA BUDI – NGUMBAN SURBAKTI
DISUSUN OLEH :
WIRDA SARI WAU 170320016
DISETUJUI OLEH :
DOSEN KOORDINATOR DOSEN PEMBIMBING
IR. NICOLAUS SIMAMORA, MSA. IR. RAIMUNDUS PAKPAHAN, M.T.
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya kami sebagai praktikan dapat menyelesaikan penulisan laporan kerja praktek ini.Sesuai dengan kurikulum pada Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Santo Thomas, maka dalam rangka menyelesaikan studi Strata I, setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti dan menyelesaikan Kerja Praktek. Dalam Kerja Praktek ini, praktikan diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan perencanaan proyek.
Laporan ini mengenai pelaksanaan Kerja Praktek, dimana praktikan dilibatkan dalam pelaksanaaan Pembangunan Mayfair Setia Budi-Ngumban surbakti yang dilaksanakan pada bulan juli sampai bulan Agustus 2020. Praktikan bertindak sebagai pengawas lapangan. Selama Proses kerja praktek ini, praktikan banyak memperoleh pengetahuan pekerjaan lapangan guna melengkapi pengetahuan teoritik yang diperoleh dalam perkuliahan serta dapat melihat dan mengalami secara langsung berbagai hal, mempelajari dan berkonsultasi pada pimpinan pengawas.
Dalam kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan PengampunanNya.
2. Orangtua kami yang telah memberikan kami dukungan dan biaya didalam menjalani kuliah.
3. Dekan Fakultas Teknik, Bapak Ir. Oloan Sitohang,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Santo Thomas.
4. Bapak Polin D.R. Naibaho,ST, MT, sebagai Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Santo Thomas.
5. Bapak Ir. Nicolaus Simamora, MSA, selaku Koordinator Kerja Praktek Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Santo Thomas.
6. Bapak Ir.Ramundus Pakpahan, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek atas pengarahan serta bimbingan yang diberikan hingga terselesaikannya laporanini.
7. Bapak Dede Wardiawan, sebagai pembimbing selama menjalani kerja praktek diproyek.
8. Bapak Roy hutagaol, S.T. ,sebagai Direktur Perusahaan, atas pengarahan dan bimbingannya.
Penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini dan semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur.
Medan, 21 Januari 2022
(Penyusun)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTEK...
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.3. Lokasi Kerja Praktek ... 3
1.4. Teknik Pengumpulan Data ... 3
1.5. Sistematika Pembahasan ... 4
BAB II : TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK ... 5
2.1 Pengertian Manajemen Proyek... 6
2.1.1. Lingkup Pekerjaan ... 7
2.1.2. Peraturan Dan Ketentuan Teknis Bangunan ... 8
2.1.3. Prosedur Pemberian Tugas ... 9
2.1.4. Pelaksanaan dan Penyerahan ... 10
2.1.5. Penjelasan Gambar Dan Rks ... 10
2.1.6. Susunan Personil Lapangan ... 11
2.2 Sistem Dalam proyek ... 11
2.3 Kegiatan Dalam Proyek ... 12
2.3.1 Tahap Perencanaan ... 12
2.3.2 Tahap Pelelangan ... 15
2.3.3. Tahap Pelaksanaan ... 17
2.4. Tinjauan Peusahaan Secara Umum ... 18
2.4.1. Pengertian Perusahaan ... 18
2.4.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 19
2.4.3. Tugas Dan Wewenang ... 19
2.5. Pemberi Tugas ... 22
2.5.1. Pengertian ... 22
2.5.2. Kewajiban pemberi Tugas ... 22
2.5.3. Hak Pemberi Tugas ... ………..23
2.5.4. Fungsi Rancangan ... 24
2.6. Tinjauan Terhadap Konsultan Perencana (Arsitek) ... 25
2.6.1. Pengertian ... 25
2.6.2. Peranan Arsitek ... 26
2.6.3. Tanggung Jawab Arsitek Secara Umum ... 27
2.6.4. Hak dan Wewenang Arsitek ... 27
2.6.4.1. Wewenang untuk Mengubah Rancangan Pembangunan ... 27
2.6.4.2. Wewenang untuk Menolak Penugasan yang telah Diterima ... 27
BAB III : TINJAUAN TERHADAP PROYEK ... 28
3.1 Deskripsi Proyek ... 28
3.1.1. Data Umum ... 28
3.1.2. Data Teknis ... 28
3.1.3. Data fungsi ... 28
3.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 29
3.3. Lingkup Tugas dan Tanggung jawab Personil ... 30
3.3.1. Project Manager ... 30
3.3.2. Site Manager ... 31
3.3.3. Seksi Logistik... 31
3.3.4. Seksi Keuangan ... 32
3.3.5. Pelaksana... 32
3.3.6. Administrasi Proyek... 33
3.3.7. Mechanical / Peralatan ... 33
3.3.8. Mandor ... 34
3.3.9. Satpam... 34
3.4. Mekanisme Pengawasan ... 35
3.4.1. Lingkup tugas Supervisor ... 35
3.4.2. Pengawasan Mutu Bahan ... 36
3.4.3. Penyimpanan bahan ... 40
3.4.3.1. Semen ... 40
3.4.3.2. Agregat (halus/kasar) ... 40
3.4.3.3. Besi tulangan dan Baja ... 41
3.4.4. Pengawasan cara pelaksanaan... 42
3.4.5. Pengawasan urutan pekerjaan ... 42
3.5. Pengawasan Pekerjaan ... 42
3.6. Laporan Pengawasan ... 43
3.7. Time Schedule ... 44
BAB IV : PENGAMATAN DI LAPANGAN ... 45
4.1. Pengamatan Secara Umum ... 45
4.1.1. Data Umum ... 45
4.1.2. Hasil Pengamatan ... 46
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Bata ... 48
4.2.1. Material yg digunakan ... 48
4.2.2. Peralatan yang digunakan ... 50
4.2.3. Pemasangan Bata ... 50
4.3 Pelaksanaan Pekerjaan plafond ... 52
4.3.1 Langkah-Langkah Pemasangan Rangka Plafon ... 52
4.3.2 Setting dan Marking ... 54
4.3.3 Pemasangan Braket dan hanger ... 54
4.3.4 Pemasangan rangka ... 55
4.3.3 Pemasangan papan Gypsum ... 55
4.4 Pekerjaan finish Render ( bagian Interior) ... 57
4.4.1 Material yang digunakan ... 57
4.4.2 Peralatan yang digunakan ... 57
4.4.3 Pekerjaan persiapan ... 58
4.4.4 Proses pekerjaan render ... 58
4.4.5 Quality planning... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan... 61
5.2 Saran ... 62 LAMPIRAN – LAMPIRAN…...
DAFTAR GAMBAR
1.3. Lokasi kerja praktek pembangunan perumahan mayfair ... 3
3.1. Semen Padang ... 40
3.2. Agregat Halus ... 41
3.3. Agregat kasar ... 41
3.4. Agregat kerikil ... 41
3.5. Besi Tulangan ... 41
4.1. Denah Tipikal Rumah ... 48
4.2. Batu bata ... 48
4.3. Semen Padang ... 49
4.4. Besi diameter 10 mm ... 49
4.5. Pemasangan dinding bata ... 51
4.6. Cara pemasangan dinding bata ... 51
4.7. Denah tipikal rumah ... 53
4.8. Pemasangan rangka plafon ... 54
4.9. Detail pemasangan braket dan hanger ... 54
4.10. Detail pemasangan rangka ... 55
4.11. Detail pemasangan plafon ... 56
4.12. Semen padang ... 57
4.13. Pemasangan plesteran dinding ... 59
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
Kerja Praktek adalah suatu kegiatan perkuliahan Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara yang dilakukan diluar lingkup kampus. Keberadaan mata kuliah Kerja Praktek dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya mahasiswa untuk dibekali oleh pengetahuan yang tidak hanya berupa teori, namun juga praktek di lapangan. Kemampuan dan pengetahuan mahasiswa untuk memahami dan mempelajari kenyataan keteknikan praktis di lapangan juga dibutuhkan mahasiswa, agar memiliki kemampuan yang adaptif dan kreativitas yang tinggi dalam memecahkan masalah keteknikan/arsitektur dilapangan.
Pada masa perkuliahan, mahasiswa mempelajari teori-teori yang menjadi landasan dasar pemikiran suatu disiplin ilmu. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan teori-teori dari ilmu pengetahuan yang didapat di perkuliahan untuk diterapkan dalam pelaksanaan di lapangan, seperti adanya proyek yang sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan adanya mata kuliah Kerja Praktek.
Pada Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, mata kuliah Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dengan bobot 2 (dua) SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Strata 1 (S1). Mahasiswa Arsitektur yang mengikuti mata kuliah Kerja Praktek ini diharapkan dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang hubungan antara teori-teori arsitektur dengan penerapannya di lapangan secara khusus ataupun penerapan ilmu Arsitektur pada umumnya. Selain itu, mahasiswa Arsitektur juga diharapkan dapat benar-benar terlibat dalam mata kuliah Kerja Praktek ini, sehingga mahasiswa tersebut dapat mengetahui lebih dalam mengenai objek yang ditinjau pada saat pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek dan akhirnya akan menjadi nilai tambah serta pengalaman berpikir bagi mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek tersebut.
Kerja Praktek yang dilakukan oleh praktikan adalah kegiatan pengawasan, melihat dan mempelajari proses pekerjaan di lapangan, mengamati penerapan teori- teori yang diperoleh saat perkuliahan dengan yang terjadi di lapangan secara langsung pada pembangunan proyek Perumahan Mayfair Residence. Kegiatan praktikan mencangkup pengerjaan finishing lantai dan plafond Perumahan Mayfair Residence, sesuai tahap proyek yang di kerjakaan pada saat ini, yaitu melaksanakan pengawasan secara rutin dalam proses pelaksanaan proyek agar proyek yang diawasi dapat berjalan sesuai rencana dan tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan demi tercapainya tujuan proyek. Praktikan melaksanakan pengawasan pada proyek pembangunan Perumahan Mayfair Residence yang berada di Jalan Bunga Terompet, Simpang Selayang, Kec.Medan Tuntungan, Kota Medan, dengan jumlah pertemuan sebanyak 30 kali pertemuan. Oleh karena itu, mahasiswa praktikan menyusun laporan mata kuliah Kerja Praktek sesuai dengan pengamatan yang ada di lapangan.
1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek Maksud kerja praktek :
Kerja praktek bermaksud agar mahasiswa memiliki kesempatan mempelajari suatu proyek konstruksi secara nyata.
Tujuan kerja praktek :
1. Mengetahui bagaimana proses pekerjaan di lapangan
2. Mengenal secara umum tentang proyek Perumahan Mayfair Residence.
3. Mempelajari proses pengerjaan finishing lantai Perumahan Mayfair Residence.
4. Mempelajari proses pengerjaan finish plafond pada Perumahan Mayfair Residence.
5. Mengenal dan melihat secara langsung bagaimana proses finishing proyek Perumahan Mayfair Residence di lapangan.
6. Membandingkan dan mengamati penerapan teori–teori yang diperoleh saat perkuliahan dengan yang terjadi di lapangan.
7. Melatih kepekaan dan pola pikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan baik secara teknis, dan praktis di lapangan.
1.3. Lokasi Kerja Praktek
Lokasi kerja praktek mahasiswa praktikan adalah proyek pembangunan Perumahan mayfair Residences. Mahasiswa praktikan mengadakan pengamatan dalam rentang waktu satu bulan dengan kunjungan ke lapangan minimal 30 kali pertemuan terhitung mulai tanggal 19 Juli 2021 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2021. Mahasiswa tidak dapat melakukan pengamatan pekerjaan secara menyeluruh karena keterbatasan waktu mahasiswa praktikan.
Selama kerja praktek mahasiswa mendapat banyak masukan tentang pelaksanaan pekerjaan nyata pada suatu bangunan secara mendetail dengan mengamati proses pembangunan Perumahan Mayfair Setia Budi.
1.4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi dan data yang berhubungan dengan pelaksanaan Proyek Pembangunan Perumahan Mayfair Setia Budi dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
• Melihat pengerjaan secara langsung di lapangan.
• Melakukan konsultasi/wawancara langsung kepada enginering lapangan, pelaksana, surveyor, dan kepada pihak-pihak yang teribat langsung dalam proyek tersebut.
• Mempelajari gambar kerja serta menanyakan secara langsung kepada beberapa pihak tentang banyak hal.
• Pengambilan foto-foto tiap tahap pekerjaan sebagai dokumentasi.
1.5. Sistematika Pembahasan
Laporan kerja praktek berisikan tentang gambaran singkat pelaksanaan pembangunan Perumahan Mayfair Residences yang telah dialami pengamat selama lebih kurang 30 kali pertemuan menganalisa dan juga mengumpulkan data-data teknis dari proyek ini guna kelengkapan dalam penyusunan laporan.
Laporan kerja praktek telah disusun dalam bab-bab berikut ini:
BAB I. Pendahuluan
Berisikan latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan, lokasi kerja praktek, metodologi data, serta sistematika pembahasan.
BAB II. Tinjauan Manajemen Proyek
Berisi tentang teori-teori manajemen konstruksi, pemilik proyek, tender/pelelangan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta pengertian praktikum.
BAB III. Tinjauan Terhadap Proyek
Berisi deskripsi proyek, identitas proyek, dimensi proyek, struktur organisasi proyek, serta bahan dan peralatan.
BAB IV. Pelaksanaan Pekerjaan
Berisi tentang deskripsi proyek, struktur organisasi proyek, serta bahan dan alat yang digunakan dalam pembangunan Praktek Perumahan Mayfair Residence Medan.
BAB V. Kesimpulan dan Saran
Memuat kesimpulan dari penyusunan dari kerja praktek, juga berisikan saran-saran yang dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan pengamat maupun pihak-pihak yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK
2.1. Pengertian Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu rangkaian proses yang dikelola sedemikian rupa meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian dan penggunaan sumber daya tertentu untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan, proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya, dan mutu untuk mewujudkan suatu rencana. Dengan demikian dapat dikatakan, manajemen proyek adalah usaha untuk memelihara suatu kerja sama kelompok dengan berusaha untuk memanfaatkan sumber daya tertentu sebagai suatu pencapaian tujuan.
Dilihat dari komponen kegiatan utamanya, macam proyek dapat dikelompokkan sebagai berikut :
➢ Proyek Engineering-konstruksi, merupakan jenis kegiatan yang terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan alat, dan proses konstruksi. Contoh proyek jenis ini adalah pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, dan fasilitas industri.
➢ Proyek Engineering-Manufaktur, merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering, pengembangan produk (product development), pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan. Contohnya pembuatan ketel uap, generator uap, mesin listrik, mesin pabrik, kendaraan.
Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang rutin dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai kegiatan proyek.
➢ Proyek Penelitian dan Pengembangan, merupakan proyek yang bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang berubah-rubah, demikian pula dengan lingkup
kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal masalah tersebut.
➢ Proyek Pelayanan Manajemen, merupakan proyek yang bergerak dalam bidang perancangan sistem informasi manajemen meliputi perangkat lunak maupun keras, merancang program efisiensi dan penghematan, melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambil alihan. Proyek tersebut tidak membuahkan hasil akhir dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk laporan akhir.
➢ Proyek Kapital, merupakan proyek penggunaan dana kapital untuk investasi. Proyek capital umumnya meliputi pembelian tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi), dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.
➢ Proyek Radio-Telekomunikasi, merupakan proyek yang dimaksudkan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Berbeda dengan proyek- proyek yang mendirikan instalasi industri yang terkonsentrasi di satu atau banyak lokasi, proyek radio telekomunikasi umumnya terdiri dari banyak lokasi dan terpencar di seantero wilayah yang berjauhan. Oleh karena, itu aspek logistik dan kordinasi seringkali harus mendapatkan perhatian utama.
➢ Proyek Konservasi Bio-Diversity, merupakan proyek yang berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan.
2.1.1. Lingkup Pekerjaan
A. Penyediaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyedian air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Perumahan Mayfair, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja (borongan).
B. Pekerjaan tersebut meliputi :
1) Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Tanah 2) Pekerjaan Beton
3) Pekerjaan Pondasi 4) Pekerjaan Dinding
5) Pekerjaan Lantai 6) Pekerjaan Kayu
7) Pekerjaan Pintu dan Jendela 8) Pekerjaan Plafond
9) Pekerjaan Sanitair 10) Pekerjaan Drainase 11) Pekerjaan Plumbing 12) Pekerjaan Elektrikal 13) Pekerjaan Penutup Atap 14) Pekerjaan Pengecatan
15) Pekerjaan Pembersihan dan Pemeliharaan
Semua kegiatan proyek merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang didasarkan atas tiga tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Siklus mekanisme manajemen tersebut merupakan proses terus-menerus selama proyek berjalan. Oleh karenanya pelaksanaan proyek berlangsung dalam suatu tata hubungan kompleks yang selalu berubah-ubah (dinamis). Rencana semula harus selalu disesuaikan dengan keadaan atau kondisi mutakhir dengan memanfaatkan umpan balik dari hasil evaluasi.
2.1.2. Peraturan Dan Ketentuan Teknis Bangunan
A. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan- ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1) Keppres No. 29 Tahun 1984 dengan lampiran-lampirannya
2) Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau AVI 1941
3) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI )
4) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI 1971 ) dan SKSNI 1991
5) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalsi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dari PDAM
6) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI 1961 )
7) Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja
8) Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983) 9) Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08
10) Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan 11) Peraturan Muatan Indonesia
12) Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan B. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dengan mengikat pula :
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat Konsultan Perencana dan telah disyahkan oleh Pemilik Proyek
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (dilengkapi) 4) Berita acara penunjukan
5) Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang penunjukan Kontraktor 6) Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK)
7) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
8) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui Pemilik Proyek
2.1.3. Prosedur Pemberian Tugas
Kelancaran pembangunan suatu proyek dan sistematika kerja yang efisien bergantung pada hubungan kerja dari pihak-pihak yang bersangkutan yang terlibat di dalamnya. Untuk menjaga etos kerja dan efisien waktu agar semua pihak melakukan kewajiban sesuai dengan perjanjian maka perlu dibuat suatu kontrak antara pihak-pihak yang terkait didalamnya.
Dalam proyek Pembangunan Perumahan Mayfair Setia Budi ini sistem proyeknya dilakukan dengan sistem penunjukan langsung yang dilakukan oleh PT.
WIRALAND PROPERTY GROUP kepada PT. MATRIX.
2.1.4. Pelaksanaan dan Penyerahan
A. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart, S-Curve dan Networking Planning.
B. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Supervisi / Pengawas Teknik, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor. Rencana kerja yang telah disetujui oleh Supervisi/Pengawas Teknik, akan diserahkan kepada Pemilik Proyek untuk disahkan.
C. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik Proyek kepada Supervisi/Pengawas Teknik dan atau salinan harus ditempel di bangsal Kontraktor di lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekejaan (Presentasi Kerja)
D. Supervisi/Pengawas Teknik akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik Rencana Kerja tersebut.
2.1.5. Penjelasan Gambar Dan Rks
A. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencana) dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing) B. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS maka yang
mengikat dan berlaku adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku .
C. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan ,Kontraktor wajib menanyakan kepada Supervisi atau Pengawas Teknik yang ditunjuk Pemilik Proyek dan mengikuti keputusannya.
SITE MANAGER
Pimpinan pelaksana di lapangan yang merupakan perpanjangan tangan project manager.
PROJECT MANAGER
Pimpinan pelaksana merupakan perpanjangan tangan kontraktor.
2.1.6. Susunan Personil Lapangan
2.2. Sistem Dalam Proyek
Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengantahap konstruksi yaitu tahap pelaksanaan pembangunan fisik, berikutnya adalah tahap operasional atau tahap penggunaan dan pemeliharaan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal proyek (tahap perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaan pembangunan fisik) ada tiga pihak yaitu:
a) Pemilik proyek (owner) b) Pihak perencana (designer)
c) Pihak kontraktor (aannemer), (Ervianto, 2005)
Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas (Manajemen Konstruksi).
QUALITY SURVEYOR
KEAMANAN ADM.
KEUANGAN
K3 LOGISTIK SITE
ENGINERING
2.3. Kegiatan Dalam Proyek 2.3.1. Tahap Perencanaan
➢ Pekerjaan Persiapan :
Pengidentifikasi proyek : mempelajari secara cermat jenis, maksud dan tujuan dari proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek.
Penyusunan jadwal pekerjaan : membuat perencanaan progres kerja yang harusdilakukan untuk menyelesaikan proyek.
Persiapan SDM dan peralatan : menyiapkan sumber daya manusia (tenaga ahli)yang diperlukan sesuai kebutuhan dan syarat dari proyek tersebut, serta mempersiapkan alat-alat yang mendukung.
Penyusunan rencana pemakaian sumber daya : menyusun jadwal dan pembagian tugas (job description) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing sumber daya manusia dan sumber daya peralatan.
➢ Pekerjaan Pembuatan Konsep :
❖ Perumusan maksud-tujuan proyek : mendeskripsikan sejelas mungkin maksud dan tujuan proyek secara teknis dan kemudian dilakukan pencarian solusi/jawaban atas permasalahan desain yang diberikan.
❖ Pengkajian kebutuhan fungsional ruang : menganalisis kebutuhan ruangyang diperlukan secara ideal pada proyek tersebut.
❖ Pengkajian data teknis situasi eksisting : menganalisis segala data pada kondisi eksisting proyek, terutama untuk proyek rehabilitasi atau proyekmelanjutkan (bukan tahap pertama).
❖ Pengkajian tapak-lingkungan proyek : menganalisis kondisi lahan yanghendak ditempati bangunan, beserta keadaan lingkungan di sekitarnya. Mencakup aspek kontur, tipe tanah, pencahayaan, penghawaan, kebisingan, juga peraturan daerah setempat, dan aspek-aspek lain yang sekiranyadiperlukan.
❖ Pengkajian spesifikasi desain yang dibutuhkan : menganalisis bagaimana sebenarnya kebutuhan desain yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan perancanaan. Misalnya dari segi penghawaan, pengudaraan, akustik, pemilihan warna yang spesifik, dll.
❖ Pengkajian standar teknis : mengumpulkan referensi dan menganalisis standar teknis bangunan untuk kebutuhan proyek, seperti standar baja, mutu beton, fire protection, dan standar-standar keamanan bangunan yang lainnya.
❖ Penentuan tema desain/konsep makro : menentukan tema awal bangunan, sesuai! tema yang hendak diusung berdasarkan kebutuhan pengguna.
➢ Pekerjaan Pra Rancangan :
❖ Pencarian konsep desain : mengembangkan tema awal menjadi sebuah konsep arsitektural yang dituangkan dalam sketsa.
❖ Penyusunan pola dan bentuk arsitektur : pengembangan sketsa menjadi sebuah pola kedekatan ruang dan konfigurasi bentukan bangunan secara makro sebagai blue print penataan ruang dan ide desain awal.
❖ Penyusunan diagram fungsi ruang dan bangunan : menyusun penataan konsep perletakkan ruang dan massa bangunan (jika multi massa)
❖ Pembuatan diagram aspek kualitatif-kuantitatif : membuat diagram mencakup dimensi ruangan, kapasitas yang diperlukan berdasar kebutuhan, organisasi ruang, penataan sirkulasi, dan aspek estetika bangunan.
❖ Pengkonsepan bahan dan teknologi yang dipakai : merencanakan material-material yang hendak digunakan, beserta metode/teknologi pelaksanaan di lapangannya.
❖ Pengkonsepan alokasi biaya dan waktu proyek : menyusun perencanaan penggunaan biaya dan waktu sesuai pagu anggaran dan batasan waktu yang tercantum di dalam kontrak.
➢ Pekerjaan Rancangan :
❖ Pematangan hasil studi kelayakan : melakukan peninjauan kembali hasil dari studi kelayakan proyek dan memasukkan aspek-aspek penting yang mungkin terlupakan ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
❖ Pematangan aspek fungsional : melakukan peninjauan kembali hasil darikonsultasi klien dan studi kebutuhan fungsional ruang ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
❖ Pematangan aspek estetika : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien dan studi kebutuhan estetika beserta hasil eksplorasi desain ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
❖ Pematangan aspek ekonomi : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien dan studi perencanaan anggaran biaya dan jadwal proyekbeserta aspek-aspek ekonomi yang lainnya ke dalam perencanaan .
➢ Pekerjaan Pembuatan Dokumen :
❖ Penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja untuk pelelangan sekaligus gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di lapangan.
❖ Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi material/bahan, alat, teknik/metoda kerja sebagian pedomanpelaksana, dan hal-hal yang bersifat administratif dalam proyek.
❖ Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Ouantity (BO) : RAB diberikan untuk klien/pemilik proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi kontraktor, sedangkan BO diberikan untuk calon kontraktoryang mengikuti tahapan prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek.
❖ Penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasisupplier : perhitungan struktur digunakan sebagai dasar pembuatangambar kerja struktur yang sekaligus diperlukan untuk
kepentingan non teknis proyek seperti proses pengurusan IMB.
Dokumen kontrak dibuatuntuk klien/pemilik proyek yang telah berhasil menentukan kontraktor untuk melakukan perjanjian tertulis. Informasi supplier diberikan kepada klien/pemilik proyek sebagai panduan untuk membandingkan harga pasaran dengan harga yang ditawarkan kontraktor, terutama saat terjadi.
❖ Verifikasi dan validasi desain : verifikasi adalah pemerikasaan kembalisegala dokumen yang hendak dilelangkan, yang dilakukan bersama dengan klien/pemilik proyek. Sedangkan validasi adalah pemeriksaan dan penyetujuan diokumen oleh pihak yang berwenang, misalnya untukbangunan gedung pemerintahan, maka diperlukan eksaminasi dokumen oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya.
❖ Perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata setelah melalui tahap verifikasi an eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa menemukan adanya ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga diperlukan perbaikan dokumen gambar DED atau dokumen RKS.
2.3.2. Tahap Pelelangan
Ada beberapa jenis pelelangan : Pelelangan Umum atau Terbuka
Adalah jenis pelelangan secara terbuka artinya dapat diikuti oleh rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau klasifikasi kemampuannya.
Rencana kegiatan pelelangan diumumkan secara luas melalui media massa, media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Pelelangan umum dilaksanakan untuk pengadaan barang dan jasa yang bernilai di atas lima puluh juta rupiah.
Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang hanya diikuti oleh rekanan tertentu, sekurang-kurangnya lima rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) yang dipilih di antara rekanan yang tercatat dalam DRM sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau kualifikasi kemampuannya. Sepanjang tidak diatur tersendiri atau pengaturan lainnya, seluruh ketentuan yang berlaku untuk Pelelangan Umum berlaku juga untuk Pelelangan Terbatas.
Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah pelaksanaan pengadaan tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas. Dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar golongan ekonomi lemah yang tercatat dalam DRM sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup atau kualifikasi kemampuannya. Upaya pembandingan dilakukan melalui negosiasi, baik dari segi teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga wajar yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Cara pemilihan langsung diterapkan pada pelaksanaan pengadaan barang atau jasa dengan nilai di atas lima belas juta rupiah sampai dengan lima puluh juta rupiah, dan dapat menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK) atau Surat Perjanjian (kontrak).
Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang dilakukan di antara rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui cara pelelangan atau pemilihan langsung. Pengadaan sampai lima juta rupiah sampai dengan lima belas juta rupiah, dilakukan dengan Syarat Perintah Kerja (SPK) kepada satu penawar yang tercantum dalam daftar rekanan golongan ekonomi lemah yang disusun oleh KDH Tingkat I.
Pengadaan Barang atau Jasa menggunakan Pinjaman Luar Negeri Ketentuan Pengadaan Barang atau Jasa yang dilakukan dengan cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung yang sebagian sumber dananya berasal dari bantuan/pinjaman/hibah luar negeri
sepenuhnya berlaku, kecuali ditentukan lain yang dicantumkan dalam naskah perjanjian pinjaman luar negeri.
2.3.3. Tahap Pelaksanaan
Tahap konstruksi di lapangan telah dimulai sejak ditetapkannya pemenang lelang, dan diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) serta penyerahan lapangan dengan segala keadaanya, yang harus selalu dipelihara, kepada kontraktor. Kontraktor mengawali kegiatannya dengan mengeluarkan surat pemberitahuan saat mulai bekerja yang sekaligus memuat informasi mengenai organisasi dan petugas lapangannya. Kemudian dimulailah pekerjaan-pekerjaan persiapan berupa pembersihan (site clearing), pemagaran lapangan, membuat saluran drainase, mendirikan kantor lapangan, barak-barak kerja, gudang, membangun instalasi air bersih dan kotor, daya lsitrik untuk kerja dan penerangan, telepon, merencanakan alokasi lahan untuk tempat bekerja, penempatan alat-alat berat, area terbuka untuk penimbunan bahan baku, membuat jalan-jalan kerja dan lain sebagainya. Sementara itu dipersiapkan pula tata cara dan prosedur penanganan masalah-masalah administratif, seperti prosedur surat-menyurat, catatan harian dan pelaporannya, pendaftaran gambar-gambar perencanaan, pembuatan gambar kerja (shop drawings) dan as built drawings, dan lain-lainnya.
Selanjutnya perlu segera mengembangkan jadwal rencana kerja yang diajukan di dalam penawaran kontraktor menjadi jadwal terinci, baik berupa bagan balok maupun jaringan kerja. Jadwal rencana kerja setail berlaku sebagai kerangka induk untuk dijabarkan lebih rinci lagi dalam bentuk jadwal pengadaan atau pendatangan material, alat-alat dan tenaga kerja, jadwal penagihan dan pembayaran prestasi, penyusunan arus kas, serta jadwal persetujuan atau komitmen yang diperlukan selama pelaksanaan konstruksi. Kemudian perlu ditetapkan pedoman praktis mekanisme dalam rangka mewujudkan sistem pengelolaan, koordinasi, pengendalian, dan pemeriksaan pekerjaan kontraktor, sampai sedetail mungkin.
Selama proses konstruksi berjalan dilakukan pengendalian dengan selalu mengikuti laporan dan evaluasi pekerjaan, termasuk jadwal rencana kerja yang disiapkan secara teratur dalam waktu periodik harian, mingguan dan bulanan.
Termasuk di dalam sistem pengendalian adalah pengelolaan kontrak-kontrak
pekerjaan antar unsur yang merupakan sistem ikatan kerja sekaligus penataan lingkungan tangggung jawab atas pekerjaan. Pengelolaan kontrak pada hakikatnya berupa upaya untuk mempertahankan segala ketentuan dan kondisi dari kontrak secara wajar dan obyektif.
Setiap proses pelaksanaan konstruksi memerlukan program pengendalian mutu hasil pekerjaan berdasarkan pada sistem pengendalian yang menyeluruh.
Penerapannya melalui kegiatan-kegiatan pengawasan, pemeriksaan, pengukuran, dan pengujian laboratorium. Di antara pemberi tugas, perencana dan pengelola manajemen konstruksi harus menyadari bersama mengenai pelimpahan wewenang kegiatan pengendalian mutu tersebut. Pemantauan proses mencakup penilaian terhadap metode kerja, ketrampilan kerja, pengadaan material, peralatan dan tenaga kerja, termasuk keselamatan dan keamanan kerja. Menjelang akhir proyek biasanya merupakan puncak dari seluruh kegiatan pada umumnya, termasuk kegiatan pengendalian yaitu mengikuti secara cermat untuk dapat terpenuhinya seluruh kewajiban kontraktor melalui daftar pemeriksaan (check list) hasil pekerjaan secara teliti. Apabila seluruh tugas dan pekerjaan sudah dinyatakan untuk diterima, maka dokumen serah terima baru dapat diserahkan.
2.4. Tinjauan Perusahaan Secara Umum 2.4.1. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah :
❖ Kegiatan atau pekerjaan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengam tujuan mencari keuntungan membuat barang-barang berdagang memberi jasa dan sebagainya.
❖ Organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha
❖ Keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang dan mengadakan perjanjian perdagangan.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian perusahaan dapat dijelaskan dalam dua hal:
❖ Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha
❖ Jenis usaha berupa kegiatan dalam bidang perekonomian yang dilakukan secara terus menerus oleh pengusaha untuk memperoleh keuntungan atau laba.
2.4.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama, dimana posisi masing-masing unsur atau jabatan tersusun sedemikian rupa dalam suatu organisasi seperti kesatuan komando perintah, dan tanggung jawab dari tugas masing-masing aparat dapat terlihat jelas.
Adapun bentuk struktur organisasi secara umum adalah kontraktor dan konsultan bertanggung jawab kepada project manager. Antara kontraktor dan konsultan masing-masing berkoordinasi satu dengan yang lain.
2.4.3. Tugas dan Wewenang
Tugas dan masing-masing wewenang dari setiap bagian yang berperan dalam proyek ini adalah :
1. Pimpinan Perusahaan
Pimpinan perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Mengendalikan perusahaan dari segi anggaran perusahaan, kemajuan perusahaan dan produk perusahaan.
- Mengadakan hubungan keluar untuk mendapatkan proyek.
- Mengadakan hubungan dengan pemilik sebagai pemberi tugas untuk membicarakan proyek yang akan dikerjakan.
- Mengawasi proses perancangan suatu proyek.
- Memeriksa kembali estimasi biaya yang telah diajukan.
- Melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang dicapai di lapangan.
2. Wakil Pimpinan Perusahaan
Bagian ini bertugas membantu dan bekerja sama dengan pimpinan dalam mengelola dan mengendalikan perusahaan.
3. Perencana Proyek
Perencana proyek atau arsitek mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Merencanakan/merancang proyek yang dipercayakan padanya.
- Mengadakan konsultasi dengan pemberi tugas/pemilik tentang masalah proyek.
- Menyiapkan gambaran yang diperlukan proyek.
- Menyusun perincian kerja dan daftar penawaran.
- Memberikan dan mengontrol pekerjaan drafter.
- Melakukan pengawasan proyek yang sedang dilaksanakan.
- Memecahkan masalah arsitektural pada proyek.
4. Drafter
Drafter atau juru gambar mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Merencanakan konstruksi (perhitungan) - Mengontrol pekerjaan lapangan setiap hari.
- Mengecek atau mengontrol Sub kontraktor dalam menepati, Time schedule.
- Menghitung anggaran biaya konstruksi.
- Memeriksa gambar konstruksi.
- Menghitung volume bahan yang akan dikerjakan.
- Mencatat bobot kerja atau prestasi pekerjaan setiap minggu.
- Membuat laporan harian dan mingguan.
5. Koordinator Lapangan
Koordinator lapangan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Mengatur lapangan dari segi teknis pelaksanaan proyek.
- Melakukan pengecekan ke lapangan setiap hari kerja untuk mengikuti secara langsung proses pelaksanaan.
- Menyusun pekerjaan untuk tenaga kerja pada proyek kecil yang tidak memiliki mandor.
- Melakukan hubungan dengan sub kontraktor dan supplier yang langsung terjun ke lapangan.
6. Administrasi
Bagian administrasi dalam perusahaan ditangani oleh sekretaris, kasir dan bagian pembukuan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing adalah sebagai berikut:
• Sekretaris
Tugas dan tanggung jawab sekretaris antara lain:
- Menyelesaikan pekerjaan surat-menyurat dalam perusahaan.
- Membuat surat kontrak antara perusahaan dengan pemberi tugas/pemilik, sub kontraktor, dan supplier.
- Menyampaikan pesan yang disampaikan ke tujuan baik dari luar ke dalam maupun sebaliknya.
- Melakukan pemesanan barang/bahan bangunan dan jasa untuk lapangan.
- Menghubungi Supplier.
• Kasir
Tugas dan tanggung jawab kasir meliputi:
- Mengecek kesesuaian jumlah uang yang tercantum dalam giro serta membuka DCR (Daily Cash Reception = Nota Debet kas).
- Membuka penyetoran ke Bank.
- Menyetor pembayaran gaji pegawai bagian lapangan.
- Melakukan pembayaran kepada Supplier dan Sub Kontraktor
• Bagian Pembukuan
Tugas tanggung jawab meliputi:
- Membuat Cash Flow keuangan perusahaan.
- Menyiapkan arsip-arsip BPV (Bank Payment Voucher = Nota Kredit Bank).
- Menyiapkan arsip-arsip DCR (Daily Cash Reception).
- Membuat catatan perkembangan perusahaan.
2.5. Pemberi Tugas 2.5.1. Pengertian
Dalam hal ini Pemberi Tugas (Bouwheer) adalah suatu badan hukum atau badan usaha atau perorangan yang memberikan penugasan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan serta pelaksanaan suatu pekerjaan dengan cara menugaskan dan mengangkat pihak arsitek sebagai penasehat yang mewakilinya.
2.5.2. Kewajiban Pemberi Tugas
Kewajiban dari pemberi tugas (bouwheer) adalah :
• Memberikan keterangan-keterangan yang jelas atas macam jenis, luas dan batasan-batasan yang diinginkan dalam penugasan serta program dan persyaratan pembangunan yang diinginkan
• Mencamntumkan golongan dan tingkatan pekerjaan untuk penentuan imbalan jasa dan penggantian biaya yang akan dilakukan
• Menyertakan surat pernyataan penerimaan tugas yang dibuat oleh pihak arsitek.
• Menyediakan data-data mngenai tanah, peta maupun hal-hal yang diperlukan oleh pihak arsitek. Dan menyelesaikan masalah tanah, perizinan dan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan yang juga akan dibantu oleh para arsitek dalam masalah teknis bangunan
• Penyelasaian masalah kepada pihak arsitek berupa imbalan jasa atau penyelesaian tugasnya serta penggantian atas segala bentuk biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak arsitek selama pengembangan dan penugasan.
2.5.3. Hak Pemberi Tugas
Pihak Pemberi Tugas memiliki hak untuk mendapatkan tiga rangkap salinan copy setiap dokumen pelaksanaan secara cuma-cuma. Dan hal ini berlaku mulai dari masa bangunan sampai dengan selesainya masa penugasan
Pihak pemberi tugas juga memiliki hak dalam meminta perubahan- perubahan atas rancangan dari pihak arsitek, dengan catatan tidak melebihi 2 kali perubahan. Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh pihak pemberi tugas sepanjang
belum memasuki tahap perancangan dan pelaksanaan. Dan apabila ada keterlambatan penyelesaian tugas dari pihak-pihak arsitek yang semata-mata disebabkan oleh kesalahan ataupun kelalaian dari pihak arsitek, maka dalam hal ini pihak pemberi tugas berhak untuk menuntut ganti rugi dari pihak arsitek.
Rancangan Merupakan system yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai tahap kegiatan, yang meliputi : Penentuan Tujuan, Pemeliharaan cara di dalam mencapai tujuan, pengaturan berbagai faktor penunjang, perkiraan mengenai kualitas dan kwantitas serta banyaknya waktu yang tersedia didalam mencapai tujuan.
Dan proses perancangan ini terdiri dari sejumlah urutan langkah-langkah pemecahan. Pada dasarnya, urutan langkah-langkah itu terdiri dari :
➢ Permulaan
Pada tahap permulaan ini arsitek seringkali diharapkan untuk dapat mengidentifikasikan masalah-masalah dan kesempatan yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Jane Holtz Ray, bahwa seorang pemberi tugas/ klien merdupakan yang terhormat yang menanti untuk ditanyai. Baik pihak pemberi tugas/klien maupun pihak Arsitek mengetahui bahwa proses yang biasanya berlaku tidaklah demikian adanya. Proyek-proyek selalu diserahkan setelah melalui proses wawancara kompetitif, yang bersifat terbuka untuk umum yang telah memenuhi persyaratan minimum.
➢ Persiapan
Tahap Persiapan ini meliputi beberapa bagian yaitu : Pengumpulan data dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi. Persiapan melalui pengumpulan analisis informa;l secara sistematia akan suatu proyek yang sering juga disebut dengan program dan kemudian menjadi suatu laporan singkat akan program bangunan. Program-program ini memuat laporan tertulis dengan ikhtisar kebutuhan –kebutuhan dari proyek terebut dan dapat pula memuat analisis luas yang dapat mengidentifikasikan persoalan-persoalan penting yag akan dibenahi. Kegiatan lainya adalah dengan mengumpulkan peta-peta
pangkalan, tempat proyek, data areal dan informasi tentang kendala-kendala serta tata keuangan.
➢ Pengajuan Usul
Data-data yang telah dikumpulkan tadi kemudian dilanjutkan lagi pada tahap pengajuan usulan desain. Dimana pada pengajuan usulan desain merupakan usulan perancangan yang mana meliputi : himpunan berbagai pertimbangan dari konteks social, ekonomi, fisik, tempat proyek, program, klien, teknologi yang berlaku dan estetika serta nilai-nilai perancangan. Usaha ini diperkirakan akamn menjadi peragaan fisik dari sejumlah persoalan yang sangat besar. Baik gambar ataupun catatan, keduanya merupakan alat untuk menjelajahi dan mengulang secara berurutan dan memusat pada suatu pemecahan.
➢ Evaluasi
Evaluasi usulan yang dilakukan oleh setiap arsitek ini juga meliputi berbagai perbandingan-perbandingan, pemecahan-pemecahan rancangan yang diusulkan dengan tujuan dan criteria yang akan dipertimbangkan didalam tahap pemrograman. Lebih daripada itu, usul-usul ataupun rancangan-rancangan mungkin dinilai beberapa criteria yang dinyatakan dalam suatu program.
Namun hal yang penting dalam evaluasi inii adalah kesanggupan perancang untuk dapat meniai usulan-usulan dari sejumlah besar pokok-pokok persoalan.
➢ Tindakan
Yang termasuk dalam tahap tindakan ini adalah bebrbagai tindakan yang dipersatukan didalam mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, misalnya dalam menyiapkan dokumen konstruksi yang termasuk didalamnya berbagai gambaran kerja dan spesifikasi tertulis.
2.5.4. Fungsi Rancangan
Rancangan yang telah dibuat mempunyai beberapa fungsi terhadap perancangan yang mencangkup :
• Sebagai penerjemah dari kebijaksanaan perancangan dalam tingkat kebijaksanaan yang lebih tinggi.
• Sebagai pedoman didalam menyusun program-program yang lebih terperinci
• Sebagai alat untuk mempromnosikan dan mencari berbagai dukungan dalam mencapai tujuan
• Sebagai alat untuk mengajukan usulan dalam sebuah proyek
• Sebagai penunjuk terhadap berbagai faktor, yakni factor-faktor yang mana yang secara khusus harus diprioritaskan.
• Sebagai pedoman didalam mengkoordinasikan semua pihak yang berkepentingan untuk mencapai tujuan yang tertuang didalam rancangan.
Jadi dapat dikatakan fungsi dari suatu rancangan yang paling utama adalah sebagai pedoman dan penunjuka yang mengikat, akan tetapi didalam pelaksanaannya tidaklah harus kaku dan menjadi menjadi suatu pola yang tetap karena apabila dilaksanakan dengan kaku dan pola yang tetap akan mengakibatkan hilangnya kesempatan yang lebih baik yang mungkin saja bias terjadi diluar dugaan didalam suatu proses implementasi.
2.6. Tinjauan Terhadap Konsultan Perencana 2.6.1. Pengertian
Pengertian daripada Arsitek/Perencana adalah perorangan atau badan usaha yang mempergunakan keahlian dibidang arsitektur dalam suatu hubungan propesi dengan pemberi tugas, mengerjakan perencana, perancangan dan pengawasan pembangunan serta konsultasi / pemberi nasehat dan jasa-jasa lainya yang berhubungan dengan proyek, baik berupa ruang, bangunan maupun suatu kompleks yang terdiri dari kelompok bangunan.
Di dalam melaksanakan tugas atau didalam memberikan jasa-jasa yang diharapkan dari padanya, Arsitek mendapatkan kepercayaan dari pihak pemberi tugas/klien dan bertindak sebagai penaseha/ wakil daripemberi tugas didalam berbagai usaha untuk mecapai hasil yang diharapkan,dan dalam hal ini biasanya berpedoman pada berbagai kode etik dan ketentuan yang berlaku yang telah ditentukan oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia).
2.6.2. Peranan Arsitek
Adapun didalam pelayanannya ditengah-tengah masyarakat luas, jasa-jasa yang dapat diberikan oleh pihak Arsitek ternyata sangat luas. Adapun peranan dari Arsitek dalam suatu perusahaan meliputi :
• Perancang Bangunan
• Pengawasan Terpadu
• Perencanaan/Planning
• Memberikan nasehat/ Konsultasi
• Memberikan jasa-jasa lain yang berhubungan dengan perancangan dan pengawasan dibidang teknik bangunan.
2.6.3. Tanggung Jawab Arsitek Secara Umum
Seperti telah kita ketahui bersama, arsitek mempunyai peranan yang besar didalam menentukan keberhasilan dari suatu proyek. Dalam hal ini diharapkan bertanggung jawab kepada hal-hal yang telah diputuskan sebelumnya.
Adapun tanggung jawab dari arsitek secara umum adalah :
• Secara teknis, semua rancangan yang dibuat oleh pihak arsitek harus dapat dilaksanakan di lapangan.
• Pihak arsitek dalam merancang harus mengikuti aturan-aturan dan perundangan yang berlaku.
• Arsitek harus dapat memperhatikan hal-hal yang ada di lokasi yang akan dipergunakan untuk mendirikan banguanan
• Seorang arsitek harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami pemberi tugas, yang terjadi sebagai akibat langsung dari kesalahan langsung yang dibuat oleh arsitek dan pihak-pihak yang lain yang yang bekerja padanya waktu pelaksanaan tugas.
• Namun ada kalanya seorang arsitek tidak bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pihak-pihak yang bekerja padanya, jika arsitek tersebut dapat membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut tidak dapat dihindarkan lagi, dan kesalahan-kesalahan tersebut
tidak dapat diketahui sebelumnya meskipun dengan kewaspadaan dan pengawasan tugas yang professional dari pihak arsitek.
2.6.4. Hak dan Wewenang Arsitek
2.6.4.1. Wewenang untuk Mengubah Rancangan Pembangunan
Dalam melaksanakan tugas pengawasan berkala, pihak arsitek secara tertulis melakukan pelaksanaan pembangunan dengan pengawasan terpadu. Dan sering pula terjadi perubahan-perubahan kecil yang terjadi dilapangan terhadap gambar rancangan, maka perubahan-perubahan tersebut haruslah memperhatikan berbagai ketentuan sebagai berikut:
• Perubahan-perubahan tersebut tidak akan menambah biaya pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
• Perubahan-perubahan tersebut tidak merugikan pemakaian praktis dari bangunan-bangunan seperti yang diinginkan semula
• Perubahan-perubahan yang dubuat haruslah sesuai dengan persyaratan konstruksi yang telah ada, demi factor keamanan termasuk juga perubahan- perubahan yang bersifat estetika atas bagian bangunan.
• Perubahan tersebut idak memperlambat proses penyelsaian bangunan yang telah disetujui sebelumnya oleh pihak pemberi tugas.
2.6.4.2. Wewenang untuk Menolak Penugasan yang telah Diterima
Pihak arsitek juga memiliki hak untuk mengembalikan tugas-tugas yang telah diterimanya atas dasar berbagai pertimbanganyang meliputi :
• Pertimbangan dalam dirinya sendiri.
• Akibat dari kelalaian pihak pemberi tugas.
• Akibat berbagai hal yang berada diluar kekuasaan dari kedua belah.
BAB III
TINJAUAN TERHADAP PROYEK
3.1. Deskripsi Proyek
Bangunan Perumahan Mayfair Setia Budi – Ngumban Surbakti terdapat di Jln. Anggrek Raya, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara.
Proyek ini adalah milik PT. WIRALAND PROPERTY GROUP tahun anggaran 2016. Pembangunan perumahan ini dilakukan untuk masyarakat kota Medan yang ingin tinggal di perumahan.
3.1.1. Data Umum
Nama Proyak : Pembangunan Perumahan Mayfair Setia Budi Ngumban Surbakti
Lokasi Proyek : Jln. Anggrek Raya, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan Sumatera Utara
Pemilik : PT. WIRALAND PROPERTY GROUP
Project Arsitek : PT. MATRIX CONTRUCTION DAN
INFRASTRUKTUR Mulai Perencanaan : 2016
Target Selesai : 2021 3.1.2. Data Teknis
1. jumlahlantai : 2 lantai
2. GSB : -
3. KDB : -
4. luas tanah : -
5. luas bangunan
a) lantai 1 : 45 M2 b) lantai 2 : 45 M2 6. Tinggi bangunan
SITE MANAGER (DEDE WARDIAWAN) PROJECT MANAGER
(ROY.M.HUTAGAOL) a) lantai 1 : 4 M2
b) lantai 2 : 3,5 M2
jadi tinggi keseluruhan bangunan adalah : 10,5 M2 7. struktur bangunan
a) Sistim Struktur : Rangka Kaku
b) Struktur Bawah : Pondasi Setapak dan menerus c) Dinding : Pasangan Bata
d) Struktur Lantai : Cor Dak Beton
e) Atap : Cor plat dan Rangka Baja Ringan 8. Sistim Utilitas
a) Sumber listrik : PLN b) Sumber Air Bersih : PAM c) Pembuangan air kotor : Septic Tank d) Transport System : Tangga
3.1.3. Data fungsi
Fungsi- funsi terletak pada :
a) Lantai 1 : Ruang tidur, ruang makan, kamar mandi,ruang tamu dapur, garasi.
b) Lantai 2 : Ruang tidur, ruang keluarga, kamar mandi.
3.2. Struktur Organisasi Perusahaan
ADM.
LOGISTIK (ISMAIL) SITE
ENGINERING (DEDI ASKA NAPITUPULU)
LOGISTIK (LIM TJAI HUAT)
Organisasi adalah suatu badan atau kelompok orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Posisi masing-masing unsur (jabatan) telah tersusun sedemikinan rupa dalam struktur organisasi. Dengan demikian batasan-batasan organisasi (prinsip) seperti Kesatuan Komando Perintah (Unity of Command), Kesatuan Arah (Utility of Direct), Batas Pengawasan Kegiatan (Span of Control), dan tanggungjawab dari masing-masing petugas dapat terlihat dengan jelas.
Selain itu ada kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dari personil yang menduduki jabatab dalam proyek tersebut sehingga proyek dapat mencapai limitasi waktu sesuai dengan time schedule yang direncanakan.
3.3. Lingkup Tugas dan Tanggung jawab Personil 3.3.1. Project Manager
Dalam arti luas, seorang Project Manager bertugas menjalankan dan mengelola pelaksanan fisik proyek serta bertanggungjawab atas kualitas, penggunaan dana, dan control terhadap time schedule yang telah dilaksanakan sejak awal. Secara rinci, tugas pokok Project Manager adalah:
a. Mengkoordinasi serta mengawasi secara langsung maupun tidak langsung seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik proyek, yang tidak meliputi fungsi logistic, fungsi keuangan, perencanaan, pengendalian dan operasional.
b. Menetapkan jadwal waktu pelaksanaan dan rencana anggaran yang akan dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
c. Meneliti dan mengesahkan kemajuan pekerjaan yang ada dalam proyek sesuai dengan gambar, spesifikasi teknis, jadwal waktu dan rencana anggaran.
d. Melakukan tindakan preventif atas penyimpangan-penyimpangan yang tidak terjadi selama pelaksanaan.
e. Mengikuti setiap rapat rutin mingguan yang dihadiri setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan proyek, dalam rapat project manager, berusaha menjelaskan setiap masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan dan bila diperlukan yang bersangkutan dapat memberikan saran-saran.
f. Membuat laporan kemajuan pelaksanaan dan informasi proyek secara keseluruhan untuk pimpinan kontraktor tepat pada waktunya serta bertanggungjawab penuh kepada pimpinan kontraktor mengenai pelaksanaan fisik.
3.3.2. Site Manager
Secara umum Site Manager bertugas untuk membantu Project Manager dalam kaitannya dengan segala kegiatan dan pelaksanaan fisik di lapangan. Secara terperinci, tugas Site Manager meliputi:
a. Menciptakan koordinasi dan sinkronisasi dari seluruh unit-unit pekerjaan.
b. Melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap teknis pelaksanaan, penerimaan, penyimpanan dan penggunaan bahan-bahan, alat-alat pembantu pekerjaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c. Membuat dan mengajukan program pengendalian kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja kepada Project Manager secara berkala.
d. Merencanakan target prestasi pekerjaan yang akan dicapai dengan Project Manager.
e. Mengikuti rapat rutin mingguan (berkala) dan membantu Project Manager dalam menjelaskan segala permasalahan yang ditemui di lapangan.
f. Membuat laporan berkala mengenai prestasi kerja kepada atasan.
g. Mengevaluasi jalannya pelaksanaan pekerjaan.
h. Melakukan koordinasi dan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan terhadap sub kontraktor.
i. Bertanggungjawab kepada Project Manager atas pekerjaan dari segi teknis, pengendalian biaya, serta target limitasi waktu yang telah ditentukan.
3.3.3. Seksi Logistik
Seksi logistik bertugas dalam bidang pengadaan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Secara rinci tugas seksi logistik adalah sebagai-berikut:
a. Dalam hubungan keluar, seksi logistik bertugas:
• Melakukan survey tentang resources, kualitas, kuantitas, harga, transport, dan data-data lain yang berhubungan dengan kebutuhan bahan- bahan/peralatan proyek.
• Hasil survey dilaporkan kepada Site Manager.
• Melaksanakan pembelian bahan-bahan/peralatan proyek dan sekaligus mengurus pengangkutannya ke proyek.
• Mengadalan dan memelihara hubungan dengan rekan-rekan usaha/supplier.
b. Dalam hubungan ke dalam, seksi logistic bertugas untuk:
• Membuat program pengadaan bahan-bahan/peralatan kebutuhan proyek.
• Mengatur dan menyediakan bahan-bahan/peralatan ke dalam gudang, pengaturan serta penempatannya.
• Melaporkan kepada bagian logistic mengenai stok bahan- bahan/peralatan, kondisinya (rusak atau baik) yang ada dalam gudang.
• Bertanggungjawab atas keamanan, keutuhan dan mengusahakan keteraturan penyimpanan material dan peralatan dalam gudang.
3.3.4. Seksi Keuangan
Tugas seksi keuangan adalah:
a. Mempersiapkan dana untuk kebutuhan pembelian bahan-bahan, peralatan dan upah/gaji pegawai.
b. Melaksanakan pengupahan/penggajian pegawai/pembayaran pihak ketiga.
c. Menbuat administrasi keuangan proyek dengan sistem pembukuan Cash Flow serta keterangan yang diperlukan.
d. Bertanggungjawab atas keuangan yang ditangani oleh seksi logistic.
3.3.5. Pelaksana
Pelaksana adalah pihak yang langsung mengawasi, memberi petunjuk tentang pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan atas spesifikasi teknis yang telah ada kepada mandor-mandor pada setiap unit pekerjaan. Unsur pelaksana dalam proyek ini meliputi pelaksana dalam bidang pekerjaan pembesian, pengecoran, dan
lain-lain. Ditinjau dari garis komando, pelaksana hanya akan bertindak apabila diperintah oleh kepala pelaksana/Site Manager.
Adapun tugas pelaksana adalah:
a. Mempelajari bestek, konstruksi, elektrikal, mekanikal dan gambar-gambar lainnya.
b. Melaksanakan perintah atasan (Site Manager) dan meneruskannya dengan instruksi pelaksana kepada mandor-mandor.
c. Meminta kepada seksi logistic/bagian gudang kebutuhan akan bahan-bahan yang telah diberikan oleh seksi logistic/bagian gudang.
d. Menanyakan hal-hal yang dianggap meragukan mengenai teknis pelaksanaan, spesifikasi teknis dan gambar-gambar kerja (bestek) kepada pelaksana (Site Manager).
e. Untuk mencapai hasil kerja yang efisien, efektif secara ekonomis, pelaksana mengintruksikan kepada mandor dalam hal pengendalian man power.
f. Bertanggungjawab kepada Site Manager.
3.3.6. Administrasi Proyek
Tugas dan tanggungjawab adminisrasi proyek adalah:
a. Mengatur dan mengurus sekretariat proyek
b. Menyelenggarakan pembukuan, surat-menyurat serta kearsipan proyek.
c. Mneyelenggarakan administrasi personalia proyek.
d. Mengatur proses penerimaan dan penempatan karyawan.
e. Bertanggungjawab kepada Site Manager.
3.3.7. Mechanical / Peralatan
Bagian peralatan mempunyai tugas dan tanggungjawab atas penyediaan, pemeliharaan serta keamanan penggunaan seluruh peralatan kerja agar selalu dalam keadaan siap pakai. Tugas dan tanggungjawabnya, yaitu:
a. Menerima dan menyimpan dengan baik seluruh alat-alat kerja.
b. Mengawasi dan memberi petunjuk penggunaan seluruh alat-alat kerja.
c. Mereparasi alat-alat yang rusak.
d. Memonitor seluruh peralatan yang digunakan pada setiap unit kerja terutama dalam keselamatan kerja pemakai.
e. Mengadministrasikan setiap peminjaman peralatan.
f. Membuat laporan secara berkala tentang seluruh kondisi peralatan kerja yang berkaitan dengan jumlah, kondisi fisik (baik atau rusak) dan lain-lain.
g. Bertanggung jawab kepada Site Manager
Seluruh peralatan pembangunan yang digunakan adalah milik sub kontraktor.
3.3.8. Mandor
Tugas dan tanggungjawab mandor adalah:
a. Memberikan instruksi pelaksanaan pekerjaan kepada para pekerja.
b. Memimpin dan memberikan petunjuk bagi para pekerja tentang cara-cara pelaksaan pekerjaan.
c. Bertanggungjawab kepada Site Manager.
Para mandor dibantu oleh para tukang yang memiliki keahlian di beberapa bidang, misalnya:
a. Tukang gali tanah b. Tukang batu c. Tukang kayu d. Tukang besi e. Tukang listrik
f. Tukang sanitasi, dan lain-lain 3.3.9. Satpam
Menurut hukum organisasi, satpam proyek tidak mempunyai tangungjawab langsung dan ikut serta dengan prestasi pelaksanaan proyek. Satpam proyek bertanggungjawab kepada Site Manager dan Project Manager atas keamanan site/lokasi proyek secara keseluruhan misalnya keamanan atas bahan-bahan atau peralatan proyek.
3.4. Mekanisme Pengawasan 3.4.1. Lingkup tugas Supervisor
Supervisor merupakan pengawas pekerjaan yang dilakukan oleh wakil pelaksana/kontraktor atas aspek-aspek kuantitas/kualitas dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Selain itu supervisor bertanggungjawab juga atas kegiatan-kegiatan teknis (engineering activity). Dalam hal pengawasan, tugas supervisor lapangan bisa berhubungan dengan pihak-pihak:
a. Pemberi tugas supervisor yang merupakan pihak pemberi tuas yang mengawasi kontrakor.
b. Pihak kontraktor merupakan pihak yang mengawasi sub kontraktor, para mandor dan tukang-tukang.
c. Pihak konsultan, yang merupakan pengawas yang membantu pihak pemberi tugas untuk mengawasi kontraktor.
Tanggungjawab setiap personil yang ditunjuk sebagai pengawas dibatasi oleh suatu job description yang telah ditetapkan. Secara garis besar ada 2 (dua) tugas utama yang dilakukan oleh pengawas/supervisor, yaitu:
a. Administrasi teknik
Dalam bidang adminstrasi teknik, tugas pengawas adalah:
• Membuat laporan yang berhubungan erat dengan organisasi intern dari tim pengawas maupun dengan organisasi pengelola proyek dan organisasi pelaksana secara keseluruhan baik itu pemberi tugas, perencana, kontrakator dan supervisor.
• Mengontrol kemajuan pekerjaan berdasarkan laporan-laporan dan mencocokannya dengan limitasi waktu pekerjaan tersebut.
• Mengikuti rapat rutin mingguan dan penjelasan setiap permasalahan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Teknis pelaksanaan
Dalam bidang teknis pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan berupa:
• Pengawasan bidang arsitektur
• Pengawasan dalam bidang mechanical dan electrical.
3.4.2. Pengawasan Mutu Bahan
Bahan bangunan adalah material-material yang membentuk komponen fisik bangunan. Misalnya beton bertulang terdiri dari bahan material utama, yaitu: pasir (agregat halus), split (agregat kasar), semen Portland, air dan additive serta bahan penunjang pembuat beton. Dalam pelaksanan pekerjaan bangunan, material- material yang digunakan adalah
a. Semen Portland (PC)
Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang banyak digunakan dalam campuran beton. Bila semen dicampur dengan air maka akan terbentuk butiran agregat (pasir/kerikil atau bahan pecah), seterusnya akan menjadi material yang sangat keras yang disebut beton.
Semen harus disimpan dalam ruangan atau gudang yang bebas dari air, udara terbuka dan bahan-bahan lembab lainnya, supaya kualiasnya terjamin.
Penimbunan semen yang baru tidak boleh melebihi 2 (dua) meter agar kantongan semen pada bagian bawah tidak pecah, rusak atau menimbulkan gumpalan semen.
Selain itu harus memenuhi persyaratan yang sesuai dalam ketentuan NI-8 dan PBI 1971 pasal 32 ayat 1-4.
b. Pasir
Pasir merupakan bahan tambahan untuk pembuatan beton. Pasir tidak bekerja aktif dalam proses pengerasan beton namun sangat mempengaruhi kekuatan/kualitas beton.
Agregat halus untuk beton dapa berupa pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Bahan campuran beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI pasal 33 ayat 1-6, yaitu:
• Harus merupakan butir-butir yang keras dan tajam.
• Tidak mudah kena pengaruh cuaca.
• Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering)
• Tidak boleh mengandung bahan organik yang terlalu padat.
• Mempunyai variasi besaran ukuran.
• Pasir halus tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali ada petunjuk dari pemeriksaan bahan-bahan yang telah diakui.
c. Kerikil (Agregat Kasar)
Yang dimaksud denga agregat kasar adalah agregat dengan ketentuan besaran tidak lebih dari 5 cm. Agregat kasar juga tidak bekerja aktif pada proses pengerasan beton. Menurut PBI 1971 pasal 34 ayat 1-7, agregat kasar yang memenuhi syarat adalah:
• Harus terdiri dari butiran yang tajam, kesat, bergradasi lumpur lebih dari 1%
dan tidak mengandung zat yang dapat merusak beton misalnya bahan kimia alkali.
• Kekasaran dari butiran agregat kasar diperiksa dengan memakai bejana penguji dari Rudeloff of Laboratory.
• Agregat kasar harus terdiri dari beraneka butiran dan apabila di ayak dengan ayakan ditentukan:
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus )% berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98%
berat.
- Selisih antara sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimal 60% dan minimum 10%.
- Besaran butiran agregat maksimum adalah boleh lebih dari 0,5 jarak terkecil dari bidang samping.
d. Air
Proses pengerasan semen merupakan proses kimia yang terjadi dengan perantaraan air. Proses ini akan berlangsung dengan baik apabila air: