PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
1. Pendapatan
BAB V
2021, realisasi pendapatan adalah sebesar Rp1.411.504.675.335,57, dengan rincian Pendapatan sebagai berikut:
Tabel 5.1.1.01
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2022 dan 2021
No Uraian
2022 % 2021
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp) 1 PENDAPATAN 1.425.409.985.412,00 1.387.989.964.289,09 97,37 1.411.504.675.335,57 1.1 Pendapatan Asli Daerah 162.942.923.370,00 156.668.962.118,09 96,15 129.154.679.029,57 1.1.1. Pendapatan Pajak
Daerah 43.464.780.151,00 39.048.934.213,00 89,84 34.187.590.531,00 1.1.2. Pendapatan Retribusi
Daerah 3.848.415.000,00 3.766.849.704,00 97,88 5.182.521.623,00
1.1.3.
Pendapatan Bagi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
10.966.250.810,00 10.966.250.810,00 100,00 8.938.969.617,00 1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 104.663.477.409,00 102.886.927.391,09 98,30 80.845.597.258,57 1.2 Pendapatan Transfer 1.262.467.062.042,00 1.230.038.837.171,00 97,43 1.208.426.737.306,00 1.2.1
Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan
1.104.241.586.092,00 1.074.699.094.796,00 97,32 1.049.572.464.910,00 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 19.298.864.083,0 19.466.150.585,00 100,87 22.903.842.026,00 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam 3.304.784.601,00 4.373.080.690,00 132,33 3.782.279.630,00 1.2.1.3 Dana Alokasi Umum
(DAU) 745.501.923.000,00 744.592.472.995,00 99,88 745.501.923.000,00 1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus
(DAK) 336.136.014.408.00 306.267.390.526,00 91,11 277.384.420.254,00 1.2.2 Transfer Pemerintah
Pusat Lainnya 75.099.628.000,00 75.099.628.000,00 100,00 87.050.382.000,00
1.2.2.2 Dana Insentif Daerah 0,00 0,00 0,00 8.146.329.000,00
1.2..2.3 Dana Desa 75.099.628.000,00 75.099.628.000,00 100,00 78.904.053.000,00 1.2.3 Transfer Pemerintah
Provinsi 83.125.847.950,00 80.240.114.375,00 96,53 71.803.890.396,00 1.2.3.1 Pendapatan Bagi Hasil
Pajak 83.125.847.950,00 80.240.114.375,00 96,53 64.803.890.396,00
1.2.3.2
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Bantuan Keuangan
0,00 0,00 0,00 7.000.000.000,00
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
0,00
1.282.165.000,00 0,00 73.923.259.000,00
1.3.1 Pendapatan Hibah 0,00 1.282.165.000,00 0,00 12.778.914.000,00
1.3.1.1 Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat
0,00
1.282.165.000,00 0,00 12.778.914.000,00
1.3.2
Lain-lain Pendapatan
Sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
0,00 0,00 80,41 61.144.345.000,00
1.3.2.1 Pendapatan Hibah Dana
BOS 0,00 0,00 80,41 61.144.345.000,00
a. Pendapatan Asli Daerah 1) Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan pajak daerah adalah penerimaan pendapatan asli daerah Pemerintah Kabupaten Agam dari Wajib Pajak. Selama tahun 2022 pendapatan atas pajak daerah terealisasi sebesar Rp39.048.934.213,00, sedangkan untuk tahun 2021, terealisasi sebesar Rp34.187.590.531,00. Penerimaan pajak daerah ini mengalami kenaikan sebesar Rp4.861.343.682,00 atau 14,22%.
Pajak Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Target penerimaan untuk masing-masing SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ditetapkan dengan Keputusan Bupati Agam Nomor 298 Tahun 2020 tentang Perubahan Keputusan Bupati Agam Nomor 20 Tahun 2020 tentang Target Kinerja Triwulanan Organisasi Perangkat Daerah
Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2020.
Rincian dari anggaran dan realisasi pendapatan pajak daerah adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1.1.02
Rincian Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2022 dan 2021
Adapun Rincian dari pajak daerah untuk setiap jenisnya adalah sebagai berikut:
a) Pajak Hotel
Pada tahun 2022 Pajak Hotel ditargetkan sebesar Rp1.339.220.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.160.929.583,00 atau 86,69% Realisasi ini berasal dari:
(1) Hotel Nuansa Maninjau Resort sebesar Rp83.586.911,00;
(2) Hotel Sakura Syariah sebesar Rp167.653.573,00;
(3) Hotel Balcone sebesar Rp622.447.054,00;
(4) Hotel Muara sebesar Rp98.181.245,00;
(5) Hotel Lawang Park sebesar Rp7.475.000,00;
(6) Hotel Pakoan Indah sebesar Rp12.312.571,00;
No Uraian
2022
%
2021 Anggaran
setelah Perubahan
(Rp)
Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp) 1 Hotel 1.339.220.000,00 1.160.929.583,00 86,69 841.025.276.00 2 Restoran 4.012.508.750,00 4.194.399.452,00 104.53 3.321.827.374.00
3 Hiburan 17.000.000,00 11.800.000,00 69,41 0,00
4 Reklame 997.755.085,00 713.468.914,00 71,51 679.535.879.00 5 Penerangan Jalan 23.925.000.000,00 21.322.225.547,00 89,12 18.545.786.182.00 6 Air Tanah 450.000.000,00 470.639.025,00 104.59 329.361.721.00
7 Sarang Burung Walet 70.000.000,00 0,00 0.00 0,00
8 Mineral Bukan Logam
dan Batuan 1.217.909.000,00 794.570.194,00 65.24 1.138.613.432.00 9 PBB-P2 3.435.387.316,00 2.015.881.331,00 58,68 1.942.581.424.00 10 BPHTB 8.000.000.000,00 8.365.020.167,00 104,56 7.388.859.243.0000 Jumlah 43.464.780.151,00 39.048.934.213,00 89,84 34.187.590.531,00
(8) Hotel Permata Bunda sebesar Rp11.963.864,00; dan
(9) Sisanya berasal dari beberapa hotel lainnya sebesar Rp155.913.345,00.
Jika dibandingkan dengan tahun 2021 dimana realisasi pajak hotel adalah sebesar Rp841.025.276,00 terjadi kenaikan sebesar Rp319.904.307,00 atau 38,04%.
Kenaikan ini terjadi karena adanya penerimaan angsuran piutang dari salah satu wajib pajak (Hotel Nuansa Maninjau) atas angsuran piutang tahun 2019 yang dibayarkan pada tahun 2022. Selain itu, kenaikan tingkat hunian hotel paska pandemi Covid-19 dan adanya penambahan objek pajak hotel yang baru turut berkontribusi atas kenaikan penerimaan pajak hotel di TA 2022.
Berdasarkan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022 tentang OPD
Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2022, Badan Keuangan Daerah diberikan kewenangan mengelola Pajak
Restoran pada restoran hotel berbintang dan Pajak Restoran/Rumah Makan dari kegiatan SKPD sedangkan Kecamatan diberikan kewenangan mengelola Pajak Restoran/Rumah Makan yang berasal dari kegiatan dengan lokasi objek di wilayah masing-masing Kecamatan.
b) Pajak Restoran
Pada tahun 2022 Pajak Restoran ditargetkan sebesar Rp4.012.508.750,00 dan terealisasi sebesar Rp4.194.399.452,00 atau 104,53%. Realisasi ini berasal diantaranya dari:
(1) Restoran Hotel Nuansa Maninjau sebesar Rp72.156.912,00;
(2) Restoran Hotel Sakura Syariah sebesar Rp197.516.200,00;
(3) Restoran Hotel Balcone sebesar Rp262.169.102,00;
(4) D Besto sebesar Rp345.623.386,00;
(5) KFC sebesar Rp857.764.578,00;
(6) Restoran Minori Bento sebesar Rp17.762.000,00;
(7) Roti O sebesar Rp75.333.448,00;
(8) RM Pauh sebesar Rp60.666.800,00;
(9) RM Simpang Raya Jambu Aia sebesar Rp38.886.000,00;
(10) RM Simpang Taluak sebesar Rp6.604.500,00;
(11) RM Kapau Uni Cah Rp3.600.000,00;
(12) RM Lapau Kapau Rp285.492.920,00; dan
(13) Sisanya sebesar Rp1.970.823.606,00; berasal dari beberapa rumah makan dan kegiatan OPD lainnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2021 dimana realisasi pajak restoran adalah sebesar Rp3.321.827.374,00, terjadi kenaikan sebesar Rp872.572.078,00 atau 26,27%.
Berdasarkan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022 tentang OPD
Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2022, Badan Keuangan Daerah diberikan kewenangan mengelola Pajak
Restoran pada restoran hotel berbintang dan Pajak Restoran/Rumah Makan dari kegiatan SKPD sedangkan Kecamatan diberikan kewenangan mengelola Pajak Restoran/Rumah Makan yang berasal dari kegiatan dengan lokasi objek di wilayah masing-masing Kecamatan.
c) Pajak Hiburan
Pada tahun 2022 Pajak Hiburan ditargetkan sebesar Rp17.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp11.800.000,00 atau 69,41%. Realisasi ini berasal dari:
(1) Kecamatan Tanjung Mutiara, Rp10.500.000,00; dan (2) Kecamatan Lainnya Rp1.300.000,00.
d) Pajak Reklame
Pada tahun 2022 Pajak Reklame ditargetkan sebesar Rp997.755.085,00 dan terealisasi sebesar Rp713.468.914,00 atau 71,51% antara lain berasal dari:
(1) CV Advi Multi Kreasi sebesar Rp28.900.000,00;
(2) CV Citra Media Nusantara sebesar Rp199.365.800,00;
(3) CV Emil Printing sebesar Rp5.070.000,00;
(4) CV Kreasi Ceria Media sebesar Rp51.640.000,00;
(5) CV KADE sebesar Rp28.715.000,00;
(6) CV Karya Abang Adek Perkasa sebesar Rp5.640.000,00;
(7) CV Projeka Projeka Advertising sebesar Rp30.223.000,00;
(8) CV Jasa Utama Prima Promosindo (JUPP) Rp25.000.000,00; dan
(9) Sisanya sebesar Rp338.915.114,00; berasal dari beberapa reklame lainnya diwilayah Kabupaten Agam.
Realisasi penerimaan Pajak Reklame Tahun 2022 sebesar Rp713.468.914,00 mengalami peningkatan sebesar Rp33.933.035,00 atau 4,99% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebesar Rp679.535.879,00. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan objek baru reklame dan pemasangan iklan.
Berdasarkan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022 tentang OPD Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2022, Badan Keuangan Daerah diberikan kewenangan mengelola Pajak Reklame dengan kategori subjek pajak berada diluar Kabupaten Agam dan objek pajak yang berada dibeberapa kecamatan di Kabupaten Agam sedangkan objek dan subjek yang berada dalam kecamatan sepenuhnya dikelola oleh Kecamatan.
e) Pajak Penerangan Jalan
Pada tahun 2022 Pajak Penerangan Jalan ditargetkan secara kumulatif sebesar Rp23.925.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp21.322.225,547,00 atau 89,12%, dengan rincian sebagai berikut:
(1) Wajib Pajak Penerangan Jalan dengan kategori penyedia tenaga listrik yang disediakan oleh sumber lain, PT PLN (Persero) dengan target sebesar Rp23.500.000.000,00 yang terealisasi sebesar Rp20.912.188.309,00 atau 88.99%.
(2) Wajib Pajak Penerangan Jalan dengan kategori tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan target sebesar Rp425.000.000,00 terealisasi sebesar Rp410.037.238,00. atau 96,48% yang berasal dari:
- PT AMP Plantation sebesar Rp108.644.880,00;
- PT Perkebunan Pelalu Raya sebesar Rp144.422.949,00;
- PT Mutiara Agam sebesar Rp50.139.759,00; dan - PT Bukit Sawit Semesta sebesar Rp106.829.650,00.
Realisasi Pajak Penerangan Jalan mengalami kenaikan sebesar Rp2.776.439.365,00 atau 14,97% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebesar Rp18.545.786.182,00.
Pajak Penerangan Jalan dikelola oleh Badan Keuangan Daerah. Penunjukkan OPD Pengelola Pajak Penerangan Jalan ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022 tentang OPD Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2022.
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pada tahun 2022 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditargetkan sebesar Rp1.217.909.000,00 dan terealisasi sebesar Rp794.570.194,00 atau 65,24%.
Realisasi ini berasal dari kegiatan fisik dan infrastruktur yang berasal dari dana APB Nagari, APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan lainnya.
Untuk tahun 2021, realisasi pajak ini adalah sebesar Rp1.138.613.432.00 sehingga jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2021 terjadi penurunan sebesar Rp344.043.238,00 atau (30,22%). Penurunan realisasi penerimaan di tahun 2022 dikarenakan beberapa pekerjaan fisik yang tidak terealisasi 100%.
Berdasarkan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022, Badan Keuangan Daerah diberikan kewenangan mengelola Pajak Mineral bukan logam dan batuan sepenuhnya ke Kecamatan kecuali pemakaian oleh rekanan proyek dan proses izin diatas 5 ha atau yang memerlukan AMDAL.
g) Pajak Air Tanah
Pada tahun 2022 Pajak Air Tanah ditargetkan sebesar Rp450.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp470.639.025,00 atau 104,59%. Realisasi pajak air tanah berasal dari:
(1) PT AMP Platation sebesar Rp33.506.328,00;
(2) Hotel Nuansa Maninjau Resort sebesar Rp17.431.009,00;
(3) PT Japfa Comfeed Tbk sebesar Rp278.849.337,00;
(4) PT Mutiara Agam sebesar Rp1.115.156,00;
(5) PT Kentucky Fried Chicken sebesar Rp1.959.303,00;
(6) RSIA Rizki Bunda sebesar Rp14.628.410,00;
(7) Hotel Sakura Syari’ah sebesar Rp2.618.177,00;
(8) PT Kamu sebesar Rp34.448.260,00;
(9) Hotel The Balcone Hoatel sebesar Rp66.715.668,00;
(10) PT Astra International, Tbk sebesar Rp4.014.477,00;
(11) PT Cahaya Agam Lestari sebesar Rp2.455.735,00;
(12) Air Baku Jasa Mulya sebesar Rp8.425.844,00; dan
(13) PT. Bukittinggi Mandiri Sejahtera sebesar Rp4.471.321,00.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebesar Rp329.361.721.00, terjadi kenaikan sebesar Rp141.277.304,00 atau 42,89%.
Penunjukan Badan Keuangan Daerah selaku pemungut Pajak Air Tanah ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati Agam Nomor 13 Tahun 2022 tentang OPD
Penanggungjawab Pelaksana Pemungutan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2022.
Berdasarkan Keputusan Bupati Agam diatas Pajak Air Tanah dikelola oleh Badan Keuangan Daerah.
h) Pajak Sarang Burung Walet
Pada tahun 2022 Pajak Sarang Burung Walet ditargetkan sebesar Rp70.000.000,00 tetapi tidak terealisasi. Pajak Sarang Burung Walet budidaya yang dikelola pada bangunan yang diperuntukkan khusus, berlokasi di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Ampek Nagari, dan Kecamatan Lubuk Basung.
Pajak Sarang Burung Walet pada tahun 2022 tidak terelasasi disebabkan sangat kurangnya kesadaran para wajib pajak sarang burung walet untuk membayar pajak tersebut, walaupun telah dilakukan pendataan ulang sarang burung walet pada Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Ampek Nagari, dan Kecamatan Lubuk Basung, dan telah dilakukan pendekatan dan sosialisasi kepada wajib pajak tentang pajak sarang burung walet dan perhitungan nya serta cara pembayarannya, tetapi sampai akhir tahun 2022 tetap tidak ada realisasi pajak sarang burung walet tersebut.
i) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Target penerimaan BPHTB Tahun 2022 adalah sebesar Rp8.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp8.365.020.167,00 atau 104,56%. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebesar Rp7.388.859.243,00, terjadi peningkatan sebesar Rp976.160.924,00 atau 13,21%.
j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2) Tahun 2022 adalah sebesar Rp2.015.881.331,00 atau 56,88% dari target yang ditetapkan dalam APBD sebesar Rp3.435.387.316,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5.1.1.03
Rincian Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2022 dan 2021
NO KECAMATAN KETETAPAN APBD 2022
REALISASI REALISASI
TAHUN 2021
TAHUN 2022 %
1 2 3 4 5 6
1 B a s o 162.416.582,00 107.694.203,00 66,31 97.186.221,00
2 Ampek Angkek 388.238.652,00 215.729.577,00 55,57 253.026.557,00
3 Candung 128.072.299,00 36.572.048,00 28,56 35.079.632,00
4 Tilatang Kamang 311.851.866,00 216.083.596,00 69,29 188.803.020,00 5 Kamang Magek 173.920.633,00 50.949.836,00 29,29 64.365.839,00
6 Palupuh 43.367.550,00 41.860.478,00 96,52 42.502.753,00
7 Banuhampu 459.323.637,00 291.540.290,0 63,47 259.640.916,00 8 Sungai Puar 70.899.511,00 48.463.090,00 68,35 52.292.851,00
9 IV Koto 143.620.331,00 50.469.891,00 35,14 66.304.111,00
10 Malalak 46.420.505,00 13.122.459,00 28,27 11.486.533,00
11 M a t u r 119.617.380,00 60.908.938,00 50,92 53.050.732,00
12 Palembayan 158.256.113,00 55.137.800,00 34,84 91.445.767,00 13 Tanjung Raya 269.685.763,00 202.460.110,00 75,07 197.311.579,00 14 Lubuk Basung 662.223.949,00 445.224.092,00 67,23 258.016.069,00
NO KECAMATAN KETETAPAN APBD 2022
REALISASI REALISASI
TAHUN 2021
TAHUN 2022 %
1 2 3 4 5 6
15 Ampek Nagari 110.238.107,00 39.533.072,00 35,86 57.225.812,00 16 Tanjung Mutiara 187.234.438,00 140.131.851,00 74,84 214.843.032,00 JUMLAH 3.435.387.316,00 2.015.881.331,00 58,68 1.942.581.424,00
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2) Tahun 2022 adalah sebesar Rp2.015.881.331,00 sudah termasuk penerimaan piutang PBB-P2 tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp186.963.831,00, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5.1.1.04
Rincian Penerimaan PBB P2 Tahun 2022
No Tahun Pajak
Penerimaan Penerimaan Piutang
PBB-P2 Jumlah
PBB-P2
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2022 1.828.917.500,00 0,00 1.828.917.500,00
2 2021 0,00 66.088.615,00 66.088.615,00
3 2020 0,00 25.592.044,00 25.592.044,00
4 2019 0,00 16.804.743,00 16.804.743,00
5 2018 0,00 16.468.562,00 16.468.562,00
6 2017 0,00 11.954.721,00 11.954.721,00
7 2016 0,00 8.083.745,00 8.083.745,00
8 2015 0,00 4.818.899,00 4.818.899,00
9 2014 0,00 4.979.718,00 4.979.718,00
10 <2013 0,00 32.172.784,00 32.172.784,00
Penerimaan PBB P2 1.829.042.310,00 186.963.831,00 2.015.881.331,00
Adapun permasalahan yang menyebabkan tidak terealisasinya penerimaan PBB-P2 Tahun 2022 sesuai dengan target, adalah:
1) Data base PBB-P2 sedang dalam proses pemutakhiran;
2) Peta blok yang diberikan KPP Pratama sedang dalam perbaikan untuk penyesuaian dengan kondisi lapangan; dan
3) Wajib pajak masih rendah kesadarannya dalam membayar pajak sehingga salah satu upaya percepatan realisasi pendapatan ini dibuat kebijakan bahwa jika ada pengurusan izin dan lain-lain oleh wajib pajak yang terhutang, maka akan dikaitkan dengan kewajiban harus melunasi pajak yang terhutang terlebih dahulu.