• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Pendapatan Usahatani Sayuran Hidroponik

Pendapatan adalah besarnya hasil produksi usahatani yang diterima petani atas usaha kerja untuk jangka waktu tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Pada akhirnya, kegiatan usaha akan mendapatkan penghasilan

47 dalam bentuk nilai uang yang diterima petani dari penjualan hasil produksi setelah dikurangi biaya yang telah dikeluarkan (Hestiriani, 2021).

Pendapatan usahatani dapat diperoleh dengan cara mengurangi total penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usahatani yang besar dapat diperoleh dari kecilnya jumlah biaya yang dikeluarkan ataupun tingginya jumlah penerimaaan yang diperoleh. Perhitungan pendapatan usahatani sayuran hidroponik pada Rumah Hidroponik dalam sebulan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pendapatan Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No. Uraian Produksi/Bulan

(Kg)

Harga/Kg (Rp)

Nilai (Rp) 1. Penerimaan

a. Sayuran Selada b. Sayuran Pakcoy

230 60.000 13.800.000 85 42.000 3.570.00

Total Penerimaan (TR) 17.370.000

2. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap

- Penyusutan Alat - Pajak Lahan b. Biaya Variabel

- Nutrisi

- Fungisida Amistartop - Benih

- Listrik

- Busa/Rockwool - Plastik Kemasan - Tenaga Kerja

118.217 1.500 720.000 115.000 330.000 300.000 150.000 35.000 2.200.000

Total Biaya (TC) 3.969.717

Pendapatan (I) = TR- TC

13.400.283 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa total penerimaan yang diperoleh Rumah Hidroponik dalam produksi sayuran hidroponik untuk sayuran selada dan

48 sayuran pakcoy adalah sebesar Rp.17.370.000/bulan. Banyaknya total penerimaan yang diterima oleh Rumah Hidroponik di pengaruhi oleh banyaknya hasil produksi sayuran hidroponik, cuaca yang bagus dan tanaman sayuran yang tidak terserang hama dan penyakit sehingga sayur tumbuh subur dan hasil panen yang melimpah, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hestiriani (2021).

Adapun total biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Hidroponik diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel, dimana biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp.119.717/bulan terdiri dari penyusutan alat dan pajak lahan.

Sedangkan biaya variabel yang dikeluar sebesar Rp.3.850.000/bulan, terdiri dari nutrisi dimana nutrisi berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, apabila nutrisi yang diberikan tepat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman maka akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman dan produksi yang akan di hasilkan dapat memuaskan dilihat dari tabel diatas biaya yang dikeluarkan untuk Nutrisi sebesar Rp.720.000.

Fungisida berperan penting dalam membasmi jamur yang dapat menyerang tamanan sehingga dapat mempengaruhi tingkat produksi yang akan di peroleh dalam berusahatani dilihat dari tabel di atas biaya yang dikeluarkan untuk fungisida sebesar Rp.115.000.

Benih merupakan dasar bagi pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara optimum, Benih yang dipilih harus tahan terhadap hama dan penyakit, tahan terhadap stres lingkungan, dan memiliki 48 produksi tinggi sehingga dapat mempengaruhi tingkat produksi yang akan

49 dihasilkan dilihat dari tabel diatas biaya yang dikeluarkan untuk benih sebesar Rp.330.000.

Listrik dalam sistem Hidroponik jenis NFT sangat berperan penting karena dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman apabila listrik mati otomotis nutrisi yang dibutuhkan oleh tamanan tidak dapat di alirkan pada tanaman sehingga mengakibatkan tanaman jadi mati atau produksi tidak maksimal dilihat dari tabel diatas biaya listrik yang dikeluarkan perbulannya sebesar Rp.300.000.

Tenaga kerja dapat mempengaruhi tingkat produksi dalam usahatani karena tenaga kerja yang ahli akan menghasilkan produksi yang maksimal dilihat dari tabel diatas biaya yang dikeluarkan dalam sebulan sebesar Rp.2.200.000 untuk 2 orang yang bertanggung jawab untuk bagian perawatan tanaman dengan bagian produksi dan pemasaran.

Busa/Rockwool merupakan media tanam hidroponik yang mampu menyerap banyak nutrisi sekaligus udara yang membantu pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur hara mulai dari tahap persemaian sampai pada fase produksi dilihat dari tabel diatas biaya yang dikeluarkan untuk busa/rockwool dalam sebulan sebesar Rp.150.000.

Plastik kemasan memiliki peran penting sebagai pelindung produk dari kerusakan kerusakan, menjaga kesterilan produk sampai ke tangan konsumen dan dilihat dari tabel diatas baiya yang dilkeluarkan untuk plastik kemasan dalam sebulan sebesar Rp.35.000, maka total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam sebulan sebesar Rp3.969.717/bulan. Jadi, total penerimaan yaitu sebesar Rp.17.370.000/bulan yang diperoleh dari penjualan sayuran hidroponik dikurangi

50 dengan total biaya sebesar Rp.3.969.717/bulan, sehingga diperoleh pendapatan usahatani Sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik sebesar Rp.13.400.283/bulan.

5.5 Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis Break Even Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut suatu usahatani sayuran hidroponik tidak memperoleh untung dan tidak pula rugi. Kondisi ini akan menghasilkan laba yang diperoleh adalah nol (impas).

Perhitungan analisis BEP pada komoditas pakcoy dan selada hidroponik Rumah Hidroponik dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Break Even Point (BEP) Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No Uraian Sayuran

Selada

Sayuran Pakcoy

Nilai (Rp) 1

2 3

Total Biaya (Rp) Harga Jual (Rp) Jumlah Produksi (Kg)

- 60.000 230

- 42.000 85

3.969.717 102.000 315

BEP Volume (Kg) 39

BEP Harga (Rp) 12.602

Berdasarkan Tabel 7. diketahui bahwa perolehan nilai Break Even Point (BEP) volume usaha sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik memiliki nilai sebesar 39 Kg, dimana dapat diartikan bahwa usaha sayuran hidroponik akan mengalami pulang pokok pada saat volume produksi sayuran hidroponik mencapai 39 Kg/bulan. Apabilah jumlah produksi kurang dari 39 Kg dalam satu bulan, maka usaha sayuran hidroponik akan mengalami kerugian, dan apabila usaha memperoleh lebih dari 39 Kg dalam satu bulan, maka akan memberikan keuntungan bagi Rumah Hidroponik.

51 Nilai BEP harga produksi usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik sebesar Rp.12.602/Kg, yang artinya apabila Rumah Hidroponik menjual sayuran hidroponik di bawah Rp.12.602/Kg maka usahatani sayuran hidroponik akan mengalami kerugian, dan apabila Rumah Hidroponik menjual sayuran hidroponik diatas harga Rp.12.602/Kg maka akan memberi keuntungan bagi Rumah Hidroponik.

5.6 Analisis Profitabilitas Usahatani Sayuran Hidroponik

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan melalui operasi bisnisnya menggunakan dana ekuitas perusahaan.

Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPM (Net Profit margin).

Analisis profitabilitas diperlukan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dalam suatu usaha dan profitabilitas juga digunakan dalam analisis bisnis sebagai alat ukur untuk mengetahui kemajuan suatu usaha yang dijalankan (Hasanah, 2020).

NPM adalah pembagian antara keuntungan dibagi dengan jumlah penjualan dimana:

1. Jika NPM (Net Profit Margin) > 5% maka menguntungkan untuk diusahakan 2. Jika NPM (Net Profit Margin) < 5% maka tidak menguntungkan untuk

diusahakan.

Adapun analisis profitabilitas usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik dapat dilihat pada Tabel 8.

52 Tabel 8. Profitabilitas Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No. Uraian Nilai (Rp)

1 2

Pendapatan Penerimaan

13.400.283 17.370.000 Net Profit Margin (NPM) = Pendapatan/Penerimaan x 100% 77%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa laba bersih (pendapatan) yang diperoleh Rumah Hidropnik Pallangga sebesar Rp.13.400.283/bulan dan penjualan rata-rata (penerimaan) sebesar Rp.17.370.000/bulan, sehingga NPM (Net Profit Margin) diperoleh sebesar 77%. Hal ini menandakan jika NPM (Net Profit Margin) lebih besar dari 5% yaitu 77%, dapat dikatakan bahwa usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik efesien dan menguntungkan untuk dijalankan.

53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produksi sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik untuk sayuran selada adalah sebesar 245 kg/bulan dengan harga jual Rp.60.000/kg sehingga rata-rata penerimaan sebesar Rp.13.800.000/bulan, sedangkan untuk produksi sayuran pakcoy sebesar 85 kg/bulan dengan harga jual Rp.42.000/kg sehingga memperoleh rata-rata penerimaan sebesar Rp.3.570.000/bulan. Dengan demikian total penerimaan produksi usahatani sayuran hidroponik sebesar Rp.17.370.000/bulan. Nilai BEP Volume usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik adalah 39 Kg, dan nilai BEP Harga Produksi diperoleh sebesar Rp.12.602/Kg.

2. Tingkat profitabilitas usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik yang diperoleh sebesar 77% dimana dapat dikatakan bahwa usahatani sayuran hidroponik di Rumah Hidroponik sangat efesien dan menguntungkan untuk dijalankan.

6.2 Saran

1. Untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas usahatani sayuran hidroponik diharapkan kepada pihak terkait atau pemerintah untuk

54 memberikan bantuan dalam bentuk sarana dan prasarana dilihat dari permintaan akan sayuran hidroponik semakin meningkat.

2. Untuk peneliti selanjutnya agar melakukan pengkajian yang lebih mendalam tentang analisis profitabilitas usahatani sayuran hidroponik agar memperoleh informasi yang lebih akurat lagi.

55

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N., & Azizah, N. (2018). Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Hidroponik. Universitas Brawijaya Press.

A’tia, N. U. (2019). Kajian Usahatani Sayuran Hidroponik Kota Makassar (Studi Kasus Cv. Akar Hidroponik Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Kota Makassar).

Alfarisi, S. (2021). Strategi Pemasaran Usahatani Sayuran Organik Di Kota Ambon. Agrilan, 9(2), 190–207.

Andriansyah, I. (2021). Pemanfaatan hidroponik untuk tanaman herbal yang berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh dalam mencegah covid-19. Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma, 2(1), 19–24.

https://doi.org/10.26874/jakw.v2i1.85

Andrianto, M., Sudjana, N., & Azizah, D. (2016). ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (Studi Pada CV.

Langgeng Makmur Bersama Lumajang Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 35(2), 30–38.

Asfahani, M. (2020). Profitabilitas UsahataniBayam Jepang OrganikKecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Astuti, W. (2018). Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Rawit di Desa Paccing Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone. Skripsi, 101.

Aufanada, V., Ekowati, T., & Prastiwi, W. D. (2017). Kesediaan Membayar (Willingness to Pay) Konsumen terhadap Produk Sayur Organik di Pasar Modern Jakarta Selatan. AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research, 3(2). https://doi.org/10.18196/agr.3246

Aumora, N. S., Bakce, D., & Dewi, N. (2016). Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Kelapa di Kecamatan Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir.

Sorot, 11(1), 47. https://doi.org/10.31258/sorot.11.1.3870

Hasanah, M. (2020). Analisis Profitabilitas Usahatani Cengkeh Dan Implikasi Terhadap Kesejahteraan Petani Di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Orphanet Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–

9.

Hestiriani. (2021). ( Studi Kasus Kebun Hidroponik Tirta Tani Farm ) DI DESA TETEBATU KECAMATAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ( Studi Kasus Kebun Hidroponik Tirta Tani Farm ). 93.

56 Latipah, A. (2021). ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TERUNG (Solanum melongena L) DI KECAMATAN SURALAGA KABUPATEN LOMBOK TIMUR.http://repository.ugr.ac.id:1015/id/eprint/1034%0Ahttp://repository.u gr.ac.id:1015/1034/1/AENUL LATIPAH.pdf

Nara Mustika Ratih, N., Susilowati, D., & Hindarti, S. (2019). Analisis Faktor- Faktor Preferensi Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sayuran Organik (Studi Pada Pelanggan Super Indo Malang). Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 7(4), 1–9.

http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/article/view/4590

Naufal. (2018). Analisis pendapatan dan efisiensi usaha tani rumput laut di desa kertasari kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat.

Nawir, F. A. (2021). PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ANALISIS EFESIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI.

Oktafiana Fortunika, S., Istiyanti, E. I., & Sriyadi, S. (2017). Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah (Analisis Struktur Input–Output). AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research, 3(2). https://doi.org/10.18196/agr.3252 Ratih, D. (2020). Sayuran Hiroponik ( Kasus : CV . Spirit Wirautama , Kota

Tangerang Selatan ) (skripsi) Universitas Islam Negri Syarif Hidayatuloh Jakarta.

Rifai, A., Muwardi, D., & Rangkuti, J. R. F. N. (2008). PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI KOTA PEKANBARU Ahmad Rifai, Didi Muwardi, Juwita Rizki Fitri Nauli Rangkuti. Jurnal Industri Dan Perkotaan, XII(22), 1786–1792.

Sampok, N. C., Kalaba, Y., & Mapatoba, M. (2019). ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN Analysis of Organic Certified Vegetable Farming Income in CV . Rahayu. 1(2), 1–6.

Soekartawi. Analisis Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2016.

Syah, M. I. (2019). Analisis profitabilitas usahatani buah naga di desa batulappa kecamatan patimpeng kabupaten bone.

Syahputra, A. (2019). Analisis Pendapatan Usaha Tani Cabai Merah (Capsicum Annum L)Studi Kasus: Kelompok Tani “Juli Tani” Desa Sidodadi, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Skripsi, februari, 12–23.

Zahraturrahmi, Z., Agussabti, A., & Makmur, T. (2017). Analisis Tingkat

57 Keberhasilan Usahatani Sayuran Di Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 2(3), 191–202.

https://doi.org/10.17969/jimfp.v2i3.3748

Zaman, N., Purba, D. W., Marzuki, I., Sa’ida, I. A., Sagala, D., Purba, B., ... &

Mardia, M. (2020). Ilmu Usahatani. Yayasan Kita Menulis.

LAMPIRAN

59 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI SAYURAN HIDROPONIK (Studi Kasus Rumah Hidropnik Desa Pallangga Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa)

1. Identitas Informan

a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : d. Pendidikan : e. Agama : f. Warga/Suku : g. Jumlah Tanggungan : h. Pekerjaan Sampingan : i. Pengalaman Berusahatani :

2. Uraian Pertanyaan a. Luas lahan?

Jawab : b. Lama Usaha?

Jawab :

c. Usahatani sayuran hidroponik ini di mulai tahun berapa?

Jawab :

60 d. Berapa jumlah tenaga kerja?

Jawab :

e. Sumber modal yang digunakan?

1. Modal sendiri 2. Pinjaman 3. Lembaga keuangan f. Berapa modal yang dikeluarkan dalam satu kali panen?

Jawab :

g. Berapa jumlah produksi yang diperoleh dalam sebulan?

Jawab :

h. Berapa harga yang ditawarkan pada konsumen?

Jawab :

i. Apa alasan bapak/ibu menjalankan usahatani sayuran hidroponik ini?

Jawab :

j. Kendala apa saja yang sering bapak/ibu temui selama menjalankan usaha kebun hidroponik ini?

Jawab :

3. Biaya Usaha Sayuran Hidroponik 1. Biaya Tetap

a. Penyusutan alat No Nama

Alat

Harga (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai Sekarang (Rp)

Lama Pemakaian

(Bulan)

Penyusutan (Rp/bulan) 1.

2.

3.

61 b. Pengeluaran lain-lain

1. Iuaran Pajak :…../

2. Pajak :…../

3.

2. Biaya Variabel

a. Penggunaan Benih

No Uraian Volume

(Kg)

Harga Satuan (Rp)

Total Harga (Rp) 1

b. Tenaga Kerja No Uraian

Kegiatan

Volume Biaya/Satuan (Rp)

Total Biaya (Rp) 1

4. Penerimaan

Jenis Penjualan Jumlah (kemasan/Kg)

Harga (Rp) Nilai (Rp) Eceran

Grosir

62 5. Pemasaran

Jenis Penjualan Jumlah (kemasan/Kg)

Harga (Rp) Nilai (Rp) Eceran

Grosir

63 Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian

64 Lampiran 3. Identitas Informan

a. Nama : Moh. Akbar b. Umur : 27 Tahun c. Jenis Kelamin : Laki-Laki d. Pendidikan : S1

e. Nama Usaha : Rumah Hidroponik f. Berdiri Sejak : 18 April 2020 g. Lokasi Usaha : Desa Pallangga h. Luas Lahan : 880 m²

i. Jumlah Karyawan : 2 Orang

65 Lampiran 4. Biaya Penyusutan Alat Pada Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No Nama Alat Jumlah Alat

(Unit) Nilai Beli (Rp) Nilai Sekarang (Rp)

Lama Pemakaian

(Bulan) NPA/Bulan (Rp)

1 Meja Hidroponik 9 1.000.000 900.000 25 36.000

2 Pompa Air 3 220.000 200.000 25 2.400

3 Gelas Ukur 1 25.000 20.000 25 200

4 Ember 2 20.000 10.000 25 800

5 Alat Press 1 300.000 150.000 10 15.000

6 Cetakan Packing 2 10.000 5.000 25 400

7 Keranjang 5 110.000 90.000 25 4.000

8 Timbangan Digital 1 700.000 500.000 12 16.667

9 PH Meter 1 850.000 600.000 10 25.000

10 TDS Meter 1 100.000 90.000 10 1.000

11 Nampan 11 8.000 5.000 12 2.750

12 Tandon 2 320.000 150.000 25 13.600

13 Gunting 1 15.000 5.000 25 400

Jumlah 40 3.678.000 2.725.000 254 118.217

Rata-Rata 3 282.923 209.615 20 9.094

66 Lampiran 5. Biaya Pajak Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah

Hidroponik

No Luas Lahan (m²) Pajak/Bulan (Rp)

1 880 1.500

Lampiran 6. Biaya Tetap Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No Uraian Nilai (Rp)

1 Total NPA/Bulan 118.217

2 Pajak/Bulan 1.500

Total Biaya 119.717

Lampiran 7. Biaya Variabel Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

Uraian Jumlah (Unit) Harga/Unit

(Rp) Nilai (Rp) 1. Nutrisi (l)

2. Fungisida (ml) 3. Benih

-Selada (gr) -Pakcoy (gr) 4. Listrik (bulan) 5. Tenaga Kerja (bulan) -Perawatan Tanaman -Panen dan Packing 6. Busa/Rockwool (ball) 7. Plastik Kemasan (pack)

40 250 4 1 1 1 1 1 1

90.000 115.000 75.000 30.000 300.000 1.000.000 1.200.000 150.000 35.000

720.000 115.000 300.000 30.000 300.000 1.000.000 1.200.000 150.000 35.000

Jumlah 3.850.000

Rata-Rata 427.778

67 Lampiran 8. Total Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan Profitabilitas

Usahatani Sayuran Hidroponik di Rumah Hidroponik

No Uraian Produksi/Bulan

(Kg)

Harga/Kg

(Rp) Nilai (Rp) 1 Penerimaan

a.Sayuran Selada b.Sayuran Pakcoy

230 85

60.000 42.000

13.800.000 3.570.000 Total Penerimaan (TR) 17.370.000 2 Biaya Usahatani

a. Biaya Tetap -Penyusutan alat -Pajak

b. Biaya Variabel -Nutrisi -Fungisida -Benih -Listrik

-Busa/ Rockwool -Plastik kemasan -Tenaga Kerja

118.217 1.500 720.000 115.000 330.000 300.000 150.000 35.000 2.200.000

Total Biaya (TC) 3.969.717

3 Pendapatan (I)= TR-TC 13.400.283

4 Profitabilitas

NPM = (Pendapatan/Penerimaan X 100%)

77%

68 Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Wawancara dengan pemilik Rumah Hidroponik

Gambar 4. Pelubangan Pada Rockwool

69 Gambar 5. Penyemaian Benih Sayuran Hidroponik

Gambar 6. Pembersihan Meja Hidroponik

70 Gambar 7. Benih Sayuran Hidroponik Berumur 10 Hari

Gambar 8. Sayuran Hidroponik Umur 20 Hari

71 Gambar 9. Kegiatan Proses Panen Sayuran Hidroponik

Gambar 10. Proses Pengemasan Sayuran Hidroponik

72 Gambar 11. Nutrisi AB Mix

Gambar 12. Fungisida

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

Dokumen terkait