BAB 1 PENDAHULUAN
G. Kerangka Teori
2. Pendekatan dalam Strategi Guru
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam hal ini diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan interaksi dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu:
a. Pendekatan individual b. Pendekatan kelompok c. Pendekatan bervariasi d. Pendekatan edukatif e. Pendekatan pembiasaan f. Pendekatan emosional g. Pendekatan rasional h. Pendekatan fungsional.28
Adapun uraian masing-masing pendekatan dalam strategi guru PAI di atas adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Individual
28Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama ..., hlm. 20.
Pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seseorang guru untuk mengetahi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada anak didik secara individual dan bagaimana cara mengatasinya.29 Definisi lain dijelaskan bahwa pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.30
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan mampu membimbing sekelompok anak didik dalam satu kelas yang akan diajarkannya. Secara individual, siswamemiliki perbedaan-perbedaan, karakteristik baik cara bersikap, cara berpakaian, cara mengemukakan pendapat, cara belajar, dan memiliki tingkat kecerdasan yang berdedaan individual anak didik ini akan memberikan wawasan kepada guru pada strategi pengajaran untuk betul-betul memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individualnya dengan melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar-mengajar, paling tidak dengan pendekatan ini guru dapat mengatasi kasus-kasus yang terjadi pada anak didik saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien dan penguasaan anak didik pada materi dapat mencapai optimal.
29Ibid.
30Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 62.
b. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang digunakan seorang guru dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik.31 Pengertian ini memberikan pengertian bahwa jika anak didik dibiasakan bekerja sama dalam satu kelompok dalam kegiatan belajar mengajar, akan dapat menyadarkan anak didik bahwa dirinya ada kekurangan sedangkan mereka yang mempunyai kekurangan dengan senag hati belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder.32
Lebih jauh dijelaskan bahwa pendekatan kelomok adalah pendekatan yang digunakan seorang guru dalam upaya menumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik agar mampu mengendalikan dan mengembangkan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas.33
Dengan demikian, pendekatan kelompok ini dapat menjadikan persaingan yang positif pun akan terjadi di kelas dalam rangka mencapai prestasi belajar yang optimal dan dapat menciptakan anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri. Jika pendekatan ini dapat dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar maka tercipta suasana kelas yang kondusif, efektif dan efisien.
31 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam...,. hlm. 20.
32 Ibid.
33 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm.
63.
c. Pendekatan bervariasi
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dihadapkan permasalahan anak didik yang bermasalah dan setiap masalah yang dihadapi anak didik dalam kegiatan belajar mengajar tidak selalu sama terkandung ada perbedaan pada tiap-tiap dini anak didik34. Misalnya dalam belajar pada satu sisi anak didik memiliki motivasi tinggi tetapi anak didik yang lain memiliki motivasi rendah, dan ada kalanya anak yang satu bergairah.
Kaitannya dengan pendekatan bervariasi ini dijelaskan bahwa pendekatan bervariasi adalah pendekatan yang dapat mengatasi atau memecahkan segala persoalan yang berbeda yang terjadi pada anak didik dalam belajar-mengajar.35 Lebih jauh dijelaskan bahwa dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali, akibatnya proses pembelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, sebab anak didik kurang mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran di sekolah.36
34 Ibid.
35Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam..., hlm. 21.
36Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:
Rineka Cipta, 2016), hlm. 62.
Jadi, dapat dipahami bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik cukup bervariasi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam belajar berbeda-beda.
d. Pendekatan Edukatif
Adapun yang dimaksud dengan edukatif adalah hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai alatnya, sehingga interaksi tersebut memiliki hubungan yang bermakna dan kreatif.37 Sedangkan menurut menurut Ahmadi dalam Djamarah mengatakan bahwa Interaksi edukatif adalah gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan untuk mencapai tujuan pendidikan.38
Definisi lain di jelaskan bahwa interaksi edukatif merupakan jembatan yang menghidupkan hubungan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada perubahan tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima oleh anak didik39. Jadi dapat dipahami bahwa interaksi edukatif merupakan hubungan interaksi yang dilakukan oleh guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran pendidikan Islam yang diinginkan dapat tercapai. Apabila interkasi edukatif dapat dilakukan dengan baik maka, proses dan hasil belajarpun dapat diperoleh secara maksimal.
37Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Strtegi Belajar-Mengajar..., hlm. 12.
38Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik..., hlm. 64.
39 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak…, 68.
e. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan adalah “suatu pendekatan, dimana anak akan terbiasa melakaukan perbuatan yang baik dan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula dan sebaliknya.40 Sedangkan menurut Watson dalam Djamarah dan Zain mengatakan pendekkatan pembiasaan adalah “reaksi-reaksi kodrati yang dibawa dari sejak lahir. Kebiasaan-kebiasaan tersebut terbentuk dalam perkembangan belajar dan latihan atau kebiasaan.41
Menurut Suardi Edi dalam bunya dijelaskan bahwa Pendekatan pembiasaan adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh guru agar siswa memiliki kebiasaan untuk berbuat hal-hal yang baik (positif) sesuai dengan ajaran agama Islam. Kebiasaan itu juga merupakan suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi.42
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendekatan pembiasaan merupakan salah satu cara dalam menanamkan kebiasaan yang baik dan benar pada siswa. Selain itu, dengan pembiasaan juga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terbiasa dalam melakukan perbuatan yang baik dan terbiasa mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pembiasaan juga paling tepat untuk dikembangkan pada diri anak didik dalam kegiatan belajar mengajar
40 Ibid., hlm. 70.
41 Ibid..
42 Suardi, Edi, Pedagogik 2-Cetakan ke 2 (Bandung: Angkasa, 2015),. hlm. 123.
guna untuk menciptakan anak didik yang kreatif dan berkualitas.
Dengan pendekatan ini juga anak didik diberikan kesempatan untuk mengamalkan apa yang diperolehnya dari pendidikan tersebut baik secara individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari- hari.
f. Pendekatan Emosiaonal
Pendekatan emosional adalah gejala kejiwaan yang ada pada diri seseorang yang berhubungan dengan perasaan, dimana emosi akan memberikan tanggapan apabila ada rangsangan dari diri seseorang.43
Menurut Hasan dalam Djamarah dan Zain bahwa emosional adalah “aktualisasi kerja dari hati sebagai materi dalam struktur tubuh manusia dan emosi sebagai aktivitas kejiwaan ini merupakan adalah suatu pernyataan jiwa yang bersifat subyektif. Hal ini dilakukan dengan mengemukakan suatu kesan rasa senang, yang pada umumnya tidak tergantng pada pengamatan yang dilakukan oleh indra.44
Emosional merupakan gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan.
Karena itu pendekatan emosional merupakan usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.45
Dengan demikian, emosi adalah sesuatu perasaan yang peka, sebab emosi akan memberikan tanggapan/respon dari luar diri
43Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Strtegi Belajar-Mengajar..., hlm. 13.
44 Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Strtegi Belajar-Mengajar..., hlm. 14.
45Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam..., hlm. 129.
seseorang dengan rangsangan verbal dan mempengaruhi kadar seseorang. Rangsagan tersebut misalnya ceramah, cerita dan sebagainya. Sedangkan rangsangan non verbal dalam bentuk prilaku berupa sikap dan perbuatan.
Dari uraian di atas, dapat diapahami bahwa pendekatan emosional mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan sikap, perilaku dan pola fikir siswa dalam belajar terutama pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah.
g. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah usaha guru untuk memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi agama.46. Definisi lain dijelaskan bahwa pendekatan rasional merupakan sutu pendekatan yang mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima suatu ajaran agama.47 Dengan mempergunakan akalnya seseorang bisa membedakan mana yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang tidak baik. Pendekatan rasional, juga dapat memberikan akal untuk memahami dan menerima kebenaran ajaran atau tuntunan agama.48
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa dengan pendekatan rasional ini anak didik di sekolah dapat diberikan pemahaman dengan ilmu yang dimiliki secara rasional dan
46 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif..., 64.
47 Ibid.
48Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam..., 129
perkembangan berfikir anak didik dapat dibimbing kearah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usia anak. Perkembangan berfikir anak dimulai dari hal-hal yang abstrak sampai pada yang kongkrit. Jadi dengan demikian pendekatan rasional dapat dipakai guna untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
i. Pendekatan Fungsional
Yang dimaksud dengan pendekatan funsional adalah suatu pendekatan dengan mendayagunakan nilai-nilai dan ilmu yang diperoleh oleh siswa di sekolah untuk kepentingan hidupnya dan dapat merasakan manfaat ilmu yang diperolehnya.49
Lebih jauh dijelaskan bahwa pendekatan funsional merupakan upaya memberikan materi pembelajaran dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik terutama dalam memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.50 Pembelajaran dan bimbingan untuk melakukan shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Melalui pendekatan fungsional ini berarti peserta didik dapat memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pendekatan fungsional ini merupakan upaya guru dalam menanamkan ilmu pengetahuan dalam interaksi edukatif khusunya dalam membina akhlak anak didik di sekolah, dimana dengan ilmu yang dipelajarinya
49 Ibid.
50 Ibid., hlm. 130.
itu tidak hanya dibidang kongnitifnya saja, tetapi diharapkan dapat berguna bagi kehidupan anak baik sebagai individu maupun sebagai mahluk soaial. Bahkan yang lebih penting adalah anak dapat memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk kehidupannya sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannnya dan dapat membentuk kepribadian atau budi pekerti yang luhur.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan fungsional dapat digunakan untuk pencapaian tujuan dan kepentingan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di madrasah.
Untuk memperlancar jalan kearah hal tersebut, maka sangat diperlukan metode pengajaran yang sangat tepat seperti metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demontrasi.
Dari berbagai pendekatan di atas, sangatlah tepat jika dipergunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini seorang guru juga hendaknya dapat memberikan layanan yang baik bagi siswanya dengan menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan dalam melakukan dalam pembelajaran. Bagi seorang guru harus berusaha untuk menjadi pembimbing dan pendidik yang baik dengan peranan yang arif dan bijak sana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan siswa demi tercapainya proses pengajaran yang efektif dan efesien serta pencapaian tujuan pendidikan yang optimal.
3. Metode-metode yang digunakan Guru PAI dalam Membina Akhlak