BAB 1 PENDAHULUAN
H. Metode penelitian
7. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahaan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam peroses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu hasil penelitian.
Dalam peroses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan beberapa teknik pengujian data sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikut sertaan
Peneliti merupakan instrumen pengumpulan data utama dalam penelitian kualitatif. Untuk itu “keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data , sehingga diperlukan perpanjangan peneliti pada latar ini”.138 Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Untuk itu keikut sertaan
137 Djam‟an Satori, dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 219.
138 Sugiyono, Metode Penelitian., hlm. 162.
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan keikut sertaan tersebut tidak dapat hanya dilakukan dengan waktu singkat, tetapi perlu diperpanjang. Peneliti dilaksanakan selama tiga bulan kemudian jika diperlukan waktunya akan diperpanjang untuk melengkapi data-data yang diperlukan.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan peroses analisis yang konstan atau tentatif. dalam melakukan penelitian ini.
Peneliti mencari data dengan teliti dan seksasa, artinya peneliti tidak setengah-setengah dalam peroses pengumpulan data.
Ketekunaan ini juga peneliti lakukan dengan cara membaca berbagai refrensi buku maupun dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan peneliti.
3. Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. di luar data itu trianggulasi dilakukan dengan cara membandingkan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan yang satu ke informan yang lainnya.
Dalam pengecekan keabsahan data pada penelitian ini, penulis juga menggunakan trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut bagi keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut. Untuk pengecekan data melalui perbandinga terhadap data dari sumber lainnya.139
Berdasarkan definisi tersebut, maka triangulasi yang akan peneliti gunakan adalah triangulasi sumber, yaitu peneliti akan membandingkan dan mengecek kembali kebenaran hasil penelitian tersebut dengan mewawancarai kembali sumber data, membandingkan, dan mengevaluasi data yang diperoleh melalui informan.
I. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap isi laporan penelitian ini, perlu dijelaskan tentang sistematika penulisanya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan: bagian ini terdiri dari konteks penelitian, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Paparan data dan temuan, pada bagian ini akan dipaparkan data tentang: profil SMA Negeri 10 Mataram, dan hal-hal yang menjadi focus penelitian peneliti. BAB III, pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap data-data yang sudah diperoleh dalam penelitian, kemudian dibahas berdasarkan konsep/teori yang sudah dibangun sebelumnya. Dalam hal ini
139 Sugiyono, Metode Penelitian., hlm. 330-332.
akan dibahas tentang strategi guru pai dalam membina akhlak siswa, dan yang menjadi focus penelitian yang telah dituangkan di atas. BAB IV, Penutup, pada bagian ini berisi tentang: kesimpulan, Implikasi teoretik, dan saran.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 10 Mataram merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 2018, sekolah ini terbilang baru di kota Mataram. pada awal berdirinya sebelum adanya revitalisasi SMK, SMA Negeri 10 Mataram sebelumnya merupakan SMK Negeri 9 Mataram yang berdiri pada tahun 2013 pada tahun pelajaran 2019/2020 menamatkan peserta didiknya yang terakhir dan resmi di tutup oleh pemerintah provinsi NTB. sementara itu SMA Negeri 10 Mataram terus melaksanakan aktivitas kelembagaan sesuai dengan sk pendirian sekolah nomor 421.3/2009.a.BPSMA/DIKBUD dan SK izin operasional 421.3/2009.a.BPSMA/DIKBUD sebagai lembaga pendidikan yang baru berusia 2 tahun tentu tumbuh dan berkembangnya sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak.140
Sekolah ini memiliki tenaga pendidik sebanyak 27 orang dan staf tata usaha sebanyak 11 orang. SMA Negeri 10 Mataram dilengkapi dengan sarana dan prasarana, antaralain; ruang kelas belajar, ruang guru, tata usaha, laboratorium, kantin, UKS, perpustakaan, dan lapangan olahraga yang cukup memadai sebagai wahana pembelajaran dan pendidikan/edukasi. dalam usianya yang relative muda, sekolah ini mampu mengembangkan beberapa
140 Dokumentasi, Data di olah dari Profil SMA 10 Negeri Mataram. Tanggal 26 November 2021
kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat dan karakter untuk mencapai prestasi terbaik.141
Adapun beberapa program SMA Negeri 10 Mataram yaitu; 1) program peningkatan standar kompetensi lulusan, 2) progam pemenuhan standar isi, 3) program pengembangan penilaian pembelajjaaran, 4) program peningkatan sarana dan prsarana, 5) program peningkatan kinerja pengelolaan sekolah, 6) program dan peningkatan standar PTK, 7) Program perencanaan kegiatan dan pembiayaan sekolah, 8) program peningkatan mutu proses belajar mengajar.
Adapun lebih lanjut terkait dengan profil sekolah SMA Negeri 10 Mataram, peneliti menampilkan dalam bentuk tabel yakni Tabel 1.1 Data Profil Sekolah (Terlampir), Tabel 1.2 Daftar Nama Guru SMA Negeri 10 Mataram (Terlampir), Tabel 1.3 Daftar Nama Pegawai SMA Negeri 10 Mataram (Terlampir), Tabel 1.4 Data Ruang kelas siswa (Terlampir)
Adapun terkait dengan sarana dan prasarana di mana; pertama Bangunan Sekolah, Secara keseluruhan bangunan kondisi bangunan di SMAN 10 Mataram sudah cukup baik, tertera, bersih, dan nyaman. meskipun beberapa gedung sekolah tidak digunakan dengan maksimal karena pandemi. fasilitas di SMAN 10 Mataram cukup lengkap dalam menunjang kegiatan belajar megajar disekolah. bangunan sekolah yang berdiri diatas tanah seluas 20. 253 dengan jumlah ruang belajar 18 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang guru, ruang OSIS, gudang, mushalla, perpustakaan, laboratium kimia, fiskika, biologi, komputer, dan kamar mandi.
141 Dokumentasi, Data di olah dari Profil SMA 10 Negeri Mataram. Tanggal 26 November 2021
kedua. keadaan halaman sekolah di SMAN 10 Mataram sangat bersih, baik, rapi, dan terawat. dengan adanya beberapa pohon dan bunga yang terawat membuat lingkungan halaman sekolah tersebut terlihat asri dan enak dipandang. halaman sekolah di SMAN 10 Mataram juga memiliki beberapa halaman dalam menunjang kegiatan-kegiatan formal maupun non formal diantaranya adanya lapangan basket, lapangan bola, dan lapangan voli. pada halaman depan sekolah ditanami beberapa pohon dan beberapa tanaman- tanaman hias yang indah. pada halaman depan ditanami pohon yang berbuah, disekeliling bangunan sekolah juga ditanami banyak pohon sehingga membuat suasana sekolah menjadi indah dan enak dipandang.142
B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Akhlak Siswa di SMA Negeri 10 Mataram
Strategi guru Pendidikan Agama Islam memiliki arti yang sangat penting dalam upaya membina akhlak siswa, sebab strategi atau metode tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam memberikan ilmu pengetahuan dan membentuk serta membina akhlak siswa.
Selain itu, dengan strategi tersebut dapat menjadikan siswa mengalami perubahan setahap demi setahap menuju kepribadian yang luhur. Dalam dunia pendidikan tugas guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajar, tetapi lebih dari itu yakni membina akhlak siswa sehingga menjadi siswa yang memiliki budi pekerti yang luhur baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari.
142 Dokumentasi, Data di olah dari Profil SMA 10 Negeri Mataram. Tanggal 26 November 2021
Untuk mewujudkan anak didik yang berakhlakul karimah (berakhlak mulia), maka guru pendidikan agama Islam harus menguasai dan memahami berbagai strategi dalam pembinaan akhlak siswa, sebab dengan strategi tersebut tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh secara maksimal. Guru Pendidikan Agama Islam juga diaharapkan mampu menguasai strategi tersebut agar siswa dapat mengalami perubahan kearah yang lebih positif, baik sikap, prilaku, tutur kata maupun pola fikir dalam kehidupan seharai-hari.
Bahkan berhasil atau tidaknya pembinaan akhlak yang dilakukan di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menguasai dan memahami strategi itu sendiri seperti Metode Keteladanan, Metode Pembiasaan, Metode Nasehat, Metode Targib dan Tarhib Serta Metode lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ahmad Arwani Haddadi guru PAI di SMA Negeri 10 Mataram mengatakan bahwa :
“Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa merupakan salah satu cara atau strategi guru baik dalam memberikan bekal pengetahuan maupun dalam membina akhlak siswa. Strategi ini juga memiliki arti dan mafaat yang banyak bagi seorang guru, sebab strategi tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pembinaan akhlak yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di sekolah”.143 Dengan demikian, startegi sebagai salah satu faktor atau komponen dalam kegiatan belajar mengajar memiliki andil yang besar baik dalam memberikan pengetahuan maupun dalam membina akhlak siswa menuju kepribadian yang lebih baik.
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 10 Mataram peneliti melihat bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa dilakukan dengan cara yang cukup beragam seperti pemberian nasehat,
143Ahmad Arwani Haddadi , Wawancara,11 September 2021.
metode ceramah, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode targib dan tarhib serta metode lainnya yang lebih mengarah pada pembinaan akhlak siswa itu sendiri. Hal ini dilakukan dalam upaya membina akhlak siswa yang lebih baik, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas dalam berakhlak baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun dilingkungan masyarakat yang lebih luas.144
Hasil wawancara dengan Raodah selaku guru PAI di SMA Negeri 10 Mataram juga mengatakan “strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa cukup beragam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembinaan akhlak siswa dapat dicapai lebih maksimal. Selain itu, dapat menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar, terutama dalam menerima, memahami dan menghayati serta mengamalkan berbagai nasehat dan arahan serta contoh-contoh teladan yang baik yang diberikan oleh guru di sekolah seperti sikap sopan dan santun dalam berbicara, bertutur kata yang baik, mengucapkan salam bila bertemu degan guru maupun sesama dan mentaati kode etik yang ada di sekolah.145 Dengan demikian, strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa tersebut tidak hanya sekedar ucapan atau ceramah, tetapi diharapkan mampu dipraktikkan dalam bentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa tidak hanya menggunakan satu strategi (metode) tetapi menggunakan banyak strategi. Hal ini tampak dari cara guru Pendidikan Agama Islam dalam
144Ahmad Arwani Haddadi, wawancara, 11 September 2021
145Ahmad Arwani Haddadi, wawancara, 11 September 2021
membina akhlak siswa, di mana dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru tidak henti-hentinya memberikan nasehat untuk belajar yang rajin, bertutur kata yang baik dan sikap hormat kepada guru di sekolah. Selain itu juga memberikan contoh teladan yang baik kepada siswa seperti disiplin waktu, mengucapkan salam dan saling bersalaman apabila bertemu dan memberikan hukuman atau sanksi kepada siswa yang melanggar kode etik sekolah.146
Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan berbagai macam stategi atau metode seperti metode keteladanan, metode pembiasaan, metode nasehat, metode targib dan tarhib, metode ceramah, metode demostrasi dan metode diskusi serta metode lainnya yang berkaitan dengan pembinaan akhlak itu sendiri. Adapun lebih jelasnya strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan yaitu sebagai berikut:
1. Melalui Metode Keteladanan
Salah satu strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram adalah dilakukan dengan cara memberikan keteladanan yang baik kepada siswa. Guru sebagai teladan bagi siswa, harus bisa memberi contoh dan bisa jadi contoh bagi siswa di sekolah maupun di luar sekolah.
Hasil wawancara dengan Raodah selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 10 Mataram mengatakan bahwa strategi guru
146H.M Sahirun, Wawancara, 8 Oktober 2021
Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan cara memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan mulia kepada siswa. Guru dalam memberikan keteladanan ini dilakukan dengan cara seperti memberikan contoh yang baik kepada siswa baik dalam bersikap, berbicara, sopan santun maupun dalam etika berpakaian di sekolah. Guru sebagai model ini seperti Khaerudin (guru Pendidikan Agama Islam) lebih menitik beratkan pada aspek moral atau akhlak yang mulia kepada siswa. Sebab guru sebagai model dituntut mampu memberikan teladan yang baik untuk diikuti dan ditiru. Dengan kata lain guru harus bisa digugu dan ditiru atau bisa memberi contoh dan bisa jadi contoh baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah atau masyarakat yang lebih luas.147
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 10 Mataram peneliti melihat bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan memberikan beberapa contoh sikap dan prilaku yang positif bagi siswa seperti sikap atau cara berbicara yang sopan dan santun baik kepada guru maupun sesama teman sebaya maupun yang lebih kecil, disiplin waktu dalam proses pembelajaran, cara berpakaian yang baik dan sopan, cara bergaul dengan saling meghargai dan menghormati antar sesama dan saling menerima perbedaan dalam berpendapat termasuk sikap hormat kepada guru dan orang lain. Semua ini merupakan salah satu strategi guru
147Raodah, Wawancara, 8 Oktober 2021
Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di sekolah. Selain itu juga sebagai bentuk aplikasi dari keteladanan guru kepada siswa di sekolah.148
Hasil Wawancara dengan Raodah selaku guru agama islam di SMA Negeri 10 Mataram mengatakan bahwa “strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan sikap dan perilaku serta sopan santun yang baik. Guru selain sebagai panutan dan teladan, juga menjadi perhatian dan sorotan siswa serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Oleh karena, itu guru sebagai teladan dalam membina akhlaq siswa hendaknya memperhatikan beberapa sikap seperti sikap sopan dan dantun dalam berbicara serta mentaati kode etik sekolah yang sudah ditetapkan.149 Keteladanan guru sangat mempengaruhi perilaku siswa, sehingga guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa memberi contoh, tetapi juga bisa jadi contoh bagi siswanya. Selain itu, mampu menjaga kepribadiannya, kemudian menyadari kesalahan ketika bersalah yang kemudian diikuti dengan sikap merasa malu dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 10 Mataram, peneliti melihat bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan cara seperti memberikan keteladanan (uswatun hasanah) seperti mengucapkan
148Hapsah, Wawancara, 8 Oktober 2021
149 Raodah, Wawancara, 8 Oktober 2021.
salam apabila betemu dengan guru atau sesama teman, disiplin waktu, hormat kepada guru, sopan dan santun dalam berkata, berpakaian yang sopan sesuai dengan kode etik sekolah dan mentaati semua aturan yang ada di sekolah. Keteladanan ini dapat menjadikan guru dapat digugu dan ditiru oleh siswanya di sekolah”. Hal ini selalu mendapat sorotan siswa dan orang sekitarnya, dimana siswa mengikuti sikap dan perilaku guru itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini perlu pertahankan oleh guru, sebab keteladanan yang baik dapat menyentuh hati dan perasaan siswa serta melekat pada diri siswa seperti sikap dan prilaku serta sopan santun yang baik yang diaplikasikan atau yang ditampilkan dalam perbuatan atau tindakan yang nyata baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.150
Keteladanan yang diberikan oleh guru kepada siswa diharapkan dapat memberikan perubahan sikap dan perilaku serta pola pikir yang yang positif kepada siswa. Sebab setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku guru sebagai pendidik harus sesuai dengan norma-norma atau kode etik di sekolah.151
Hasil wawancara dengan Hapsah selaku guru PAI mengatakan bahwa melalui keteladanan ini, segala bentuk sikap, prilaku, tutur kata dan tindak tanduk yang ditampilkan atau yang diberikan oleh guru kepada siswa di sekolah harus dapat mencerminkan nilai-nilai akhlak yang baik
150Hapsah, Wawancara, 12 Oktober 2021
151 Zakiah, S.Pd. Wawancara, 14 Oktober 2021
bagi siswa seperti memberikan contoh cara bertutur kata yang baik (tidak berbicara kotor), cara berpakaian yang baik kepada siswa (tidak ketat), sopan, jujur dalam setaiap perkataan. Selain itu juga memberikan contoh cara bergaul yang baik antar sesama teman. Adapun cara berpakaian yang di terapkan sebagai salah satu bentuk model (contoh) seorang guru bagi siswa adalah dengan menggunakan baju yang tidak ketat atau menggunakan pakaian busana muslim ketika mengajar di sekolah (di dalam kelas) dan. Begitu pula dengan cara berpakian siswa diharuskan memakai jilbab bagi perempuan dan topi bagi laki-laki pada waktu mengikuti pelajaran di sekolah.152 Keteladanan guru di sekolah dapat menjadi cermin bagi siswa untuk merubah dirinya untuk bersikap dan berperilaku yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh guru di sekolah maupun di luar sekolah.
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 10 Mataram, peneliti melihat bahwa guru dalam membina akhlaq siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan cara semua siswa diharuskan menggunakan pakaian yang rapi, sopan dan bersih. Bahkan semua siswa yang perempuan diharuskan menggunakan jilbab dan pakaian yang longgar (tidak ketat), sedangkan siswa laki-laki diharuskan menggunakan topi.153 Penanaman nilai akhlaq dalam membangun karakter peserta didik melalui cara berpakaian sopan tersebut adalah untuk melatih siswa untuk berpakaian
152Hapsah, Wawancara, 14 Oktober 2021
153Jamilah, Wawancara, 14 Oktober 2021
153 Nurhayati, Wawancara, 14 Oktober 2021
yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan mentaati aturan atau tata tertib yang sudah dibuat oleh sekolah.
Raodah selaku guru PAI, mengatakan bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram melalui keteladanan ini juga dapat ditunjukkan atau diaplikasikan dengan cara seperti mengharuskan siswa menggunakan pakaian yang sudah ditentukan oleh sekolah sesuai dengan tata terib (kode etik) berpakaian yang dibuat oleh sekolah seperti rapi, bersih dan tidak ketat. Aturan berpakaian tersebut pada dasarnya bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai anak didik menggunakan cara berpakaian yang sesuai dngan ajaran agama Islam.154 Dengan demikian, keteladanan tersebut dapat menjadi sorotan dan perhatian semua yang melihatnya dan setiap mata yang melihat dan memandangnya selalu menilainya. Oleh karena itu guru sebagai teladan harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak bersikap negatif seperti menganggap diri paling pintar, paling benar dan paling baik diantara orang lain.155
Jadi, dapat dipahami bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram yang dilakukan melaui keteladanan ini selalu diteropong dan dijadikan sebagai cermin dan contoh atau teladan bagi siswa di sekolah seperti sopan santun dalam bertutur kata disiplin waktu, jujur, tekun dan mentaati kode etik yang ada di sekolah akan selalu direkam dan diikuti oleh siswa baik dalam sikap
154Raodah, Wawancara, 15 Oktober 2021
155Handriana, Wawancara, 15 Oktober 2021
maupun dalam bergaul. Selain itu, memberikan keteladanan sangat bermanfaat bagi siswa karena sangat sesuai dengan sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang dikaguminya.
2. Melalui Metode Nasehat
Hasil wawancara dengan Hapsah selaku guru pai mengtakan bahwa Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram juga dilakukan dengan cara melalui nasehat pada umumnya nasehat diberikan kepada dalam upaya membina dan membentuk akhlak siswa, lebih-lebih bagi siswa yang melanggar pertauran dan kode etik sekolah. Menurut Nuraini, guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 10 Mataram mengatakan bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram melalui cara nasehat ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi siswa terutama dalam membina dan menanamkan nilai-nilai akhlaq pada siswa di sekolah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa memiliki budi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari156. Pentingnya nasehat ini dilakukan karena guru tidak hanya sekedar mengajar atau menyampaikan bahan pelajaran, tetapi yang penting juga dilakukan adalah memberikan nasehat kepada siswa, sebab nasehat yang baik dapat menyentuh dan meresaf dalam hati dan perasaan anak didik untuk diikuti dan dilaksnakan dalam lingkungan pergaulan hidup sehari-hari.
156 Hapsah, Wawancara, 15 Oktober 2021
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 10 Mataram, peneliti melihat bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan memberikan nasehat kepada siswa seperti menasehati anak untuk bertutur kata yang baik, dan bersikap sopan dan santun kepada guru, orang tua di rumah, sesama teman di sekolah maupun kepada orang lain. Selain nasehat di atas, juga dilakukan dengan menasehati siswa berbakti kepada kedua orang tua, tidak saling mencela antar sesama teman di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas157. Nasehat tersebut sangat penting di berikan kepada anak didik, agar siswa menjadi anak yang memiliki kepribadian dan budi pekerti yang luhur dan bermanfaat baik bagi sekolah, keluarga maupun bagi masyarakat pada umunya.
Busyairi selaku siswa SMA Negeri 10 Mataram mengatakan bahwa Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 10 Mataram dilakukan dengan cara memberikan nasehat kepada kami. Nasehat ini sering diberikan nasihat kepada kami di dalam kelas seperti bertutur kata yang baik misalnya lemah lembut dalam bernicara, tidak kasar dalam berbicara, sopan dan santun kepada guru seperti memberikan hormat kepada guru dengan cara mengucapkan salam dan bersalaman, hormat kepada orang tua di rumah seperti mengucapkan salam bila bertemu dan bersalaman. Begitu pula dengan sesama teman di sekolah maupun kepada orang lain. Nasehat yang diberikan tersebut sangat
157H.M. Sahirun, kepala sekolah, 15 Oktober 2021