• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada suatu obyek yang bersifat alamiah. Pandangan penelitian kualitatif mengenai suatu gejala yang diteliti bersifat utuh dan menyeluruh (holistik), sehingga dalam penelitian kualitatif peneliti tidak hanya menetapkan penelitian pada suatu variabel penelitiannya saja, akan tetapi mencakup seluruh situasi sosial yang berupa actor (pelaku), place (tempat), dan activity (aktivitas), semuanya memiliki intraksi dan keterkaitan secara sinergis77 dan yang paling utama dalam penelitian kualitatif ialah peneliti sebagai instrument kunci.

Menurut Strauss dan Corbin mengartikan bahwa metode penelitian kualitatif ialah penelitian yang tidak diperoleh dengan suatu teknik statistik dan jenis hitungan lainnya, melainkan di peroleh melalui temuan- temuan dengan cara menganalisis dan mengumpulkan data dalam bentuk tulisan maupun lisan dan prilaku manusia.78 Adapun salah satu karakteristik jenis penelitian ini ialah disajikan dalam bentuk deskripsi

76https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/694529927601666 diAkses Tanggal 17 Aagustus 2020.

77Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2018), hlm. 285.

78Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm.

12-13.

yang berupa kata-kata serta bahasa yang menggambarkan suatu konteks tertentu secara alamiah.

Berdasarkan masalah yang telah dikaji maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan yang bersifat deskriptif kualitatif, karena tujuannya ialah untuk mendeskripsikan apa yang saat itu terjadi dan berlaku serta di dalamnya terdapat suatu upaya untuk mendiskripsikan, menganalisis, mencatat dan menginterprestasikan keadaan yang terjadi dan dapat melihat adanya kaitan antara variabel- variabel yang diteliti,79 serta menekankan pada kondisi alamiah (natural setting). Peneliti menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif ini agar dapat memperoleh keterangan maupun data secara mendalam, dan alasan berikutnya menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif karena sebuah fenomena yang dikaji adalah suatu realitas sosial yang bersifat intraktif terkait dengan “Penerapan Metode Takrir dalam Penguatan Hafalan al-Qur‟an Santriwati di Yayasan Al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Mataram”.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti sangat berperan penting sebagai instrument kunci untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, aktual dan kredibel. Sehingga keberadaan peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan. Peneliti dipahami dapat menjadi alat untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan, dan tiada alat yang paling tepat serta

79Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 26.

elastis untuk menemukan data dan informasi kecuali peneliti itu sendiri.

Menurut Lincoln dan Guba dalam bukunya Djaman Satori & Aan Komariah mengemukakan bahwa manusia sebagai instrument dalam pengumpulan data dapat memberikan keuntungan, karena ia dapat bersikap adaptif dan fleksibel serta dapat menggunakan seluruh alat indera yang dimiliki dalam memahami sesuatu.80 Adapun dalam hal instrument penelitian kualitatif, menurut Nasution (1988) sebagaimana dikutip Sugiyono menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif ini, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat di tentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.81

Dengan demikian, keberhasilan dalam penelitian ini sangat ditentukan oleh kemampuan peneliti saat berada di lapangan untuk menghimpun data yang dibutuhkan, menguasai teori serta wawasan terkait bidang yang diteliti, dapat memaknai data yang ada dan tidak lepas dari konteks yang sesungguhnya serta kesiapan bekal peneliti untuk memasuki lapangan .82

80Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm. 61-62.

81Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm. 406-408.

82A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kualntitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 332.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu berlokasi di Yayasan Al- Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram.

4. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif sumber data ialah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dengan demikian untuk memperoleh informasi dan data yang akurat serta valid maka peneliti harus mencari dan memilih data dan informasi yang terkait dengan penelitian penerapan metode takrir dalam penguatan hafalan al-Qur‟an santriwati di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram. Dengan demikian dalam penelitian ini yang diharapkan nantinya menjadi sumber data ialah sebagai berikut:

a. Para santriwati di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah b. Pengurus/pengasuh yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah c. Ustaz/ustazah di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah d. Dan sumber data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu informasi yang dapat melengkapi dan menunjang proses penelitian. Adapun penjelasan mengenai teknik-teknik pengumpulan data tersebut ialah sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi. Observasi ialah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.83 Dalam pelaksanaan kegiatan observasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, adapun teknik observasi yang dapat digunakan peneliti dalam kegiatan ini ialah sebagai berikut:

1) Observasi Partisipan

Observasi partisipan ialah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut serta mengambil suatu bagian yang ada pada kehidupan objek yang diteliti. Observer harus ikut serta layaknya anggota kelompok yang akan di observasi.84

2) Observasi Non Partisipan

Observasi non partisipan ialah suatu jenis observasi yang di mana peneliti dengan objek atau orang yang di observasi berkedudukan secara terpisah. Observasi dalam bentuk ini peneliti tidak terlibat atau tidak ikut serta secara langsung dalam kegiatan kelompok yang diamatinya.85

Dengan demikian, dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan oleh peneliti ialah observasi nonpartisipan, dalam jenis

83Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 70.

84Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 175-176.

85A. Muri Yusuf, Metode…, hlm. 384.

observasi ini peneliti hanya sebatas sebagai seorang pengamat terhadap suatu gejala-gejala atau peristiwa yang menjadi topik dalam penelitian tersebut. Adapun data yang akan dikumpulkan melalui teknik observasi antara lain:

a) Letak dan kondisi geografis yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

b) Pelaksanaan penerapan metode takrir

c) Proses pelaksanaan metode takrir secara sendiri, bersama, dalam sholat dan di hadapan guru

d) Aktivitas santri yang mengikuti program menghafal al-Qur‟an dengan metode takrir di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

e) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program menghafal al-Qur‟an dengan penerapan metode takrir

f) Segala kegiatan santri yang dapat menunjang penelitian.

b. Wawancara

Pengumpulan data juga dilakukan peneliti dengan cara melakukan wawancara. Wawancara ialah jenis komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tertentu.86 Wawancara merupakan suatu percakapan atau proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang melontarkan pertanyaan dengan terwawancara (interviewee) yang

86Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 180.

memberikan respon/jawaban atas pertanyaan tersebut.87 Secara garis besar, teknik wawancara dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.88 Wawancara tersetruktur ialah wawancara yang dilakukan peneliti dengan cara mempersiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis lengkap dengan jawabannya.89 Sedangkan wawancara tidak terstruktur ialah wawancara yang dilakukan secara bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah di susun lengkap dan sistematis melainkan menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan- pertanyaan mengenai persoalan yang akan ditanyakan dan digali secara garis besar.90

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti ialah wawancara bebas (tidak berstruktur), karena wawancara ini bersifat lowes dan terbuka yang memungkinkan kata dalam setiap pertanyaan yang diajukan dapat diubah ketika melakukan wawancara dengan rumusan kata-kata yang disusun sendiri oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat wawancara. Metode jenis ini digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi yang ingin diperoleh dari pendapat responden. Adapun data yang ingin diperoleh melalui teknik ini adalah:

87Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif …, hlm. 186.

88Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama: 2010), hlm.

313

89Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 115.

90Ibid..., hlm. 116.

1) Sejarah berdirinya yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

2) Pelaksanaan penerapan metode takrir

3) Proses pelaksanaan metode takrir secara sendiri, bersama dan di hadapan guru

4) Aktivitas santri yang mengikuti program menghafal al-Qur‟an dengan metode takrir di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

5) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program menghafal al-Qur‟an dengan penerapan metode takrir

6) Manfaat dan tujuan metode takrir

7) Segala kegiatan santri yang dapat menunjang penelitian.

c. Dokumentasi

Dalam pengumpulan data, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data jenis ini merupakan teknik yang tidak langsung ditujukan kepada objek yang diteliti, tetapi dalam bentuk dokumen. Dokumen ialah catatan mengenai suatu pristiwa dan informasi yang telah berlalu, bisa saja dalam bentuk tulisan, karya- karya dari seseorang yang menomental, dan juga dalam bentuk foto maupun gambar.91 Melalui teknik dokumentasi peneliti akan mendapatkan informasi yang lebih relevan dengan penelitian ini, karena metode ini sebagai pelengkap dan penguatan bukti data yang

91Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 82.

diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan demikian data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi yaitu:

1) Data-data tertulis seperti: sejarah berdirinya yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram, letak dan geografis, sarana-prasarana, struktur organisasi, visi dan misi, jadwal catatan program kegiatan, data santri, data pengurus/pengasuh (ustaz dan ustazah).

2) Kegiatan tahfizul Qur‟an 3) Pelaksanaan kegiatan takrir 4) Jadwal kegiatan takrir

5) Foto-foto kegiatan dan dokumen lainnya yang dibutuhkan dan dapat penunjang penelitian.

6. Analisis Data

Kegiatan analisis data merupakan proses yang penting dalam suatu penelitian. Setelah melaksanakan kegiatan pengumpulan data maka perlu adanya proses pemilihan data dan informasi yang telah dikumpulkan dan dilakukan secara kontinu dari awal sampai dengan akhir penelitian, kemudian selanjutnya dianalisis sehingga memperoleh kesimpulan tentang keadaan yang sesungguhnya dari penelitian tersebut. Kegiatan analisis data ini merupakan proses bagaimana data yang telah terkumpul kemudian di olah, dibedakan dan diklasifikasikan, kemudian data tersebut siap untuk dipaparkan. Dalam menggunakan metode analisis data harus secara disiplin, transparan, sistematis, dan juga dapat didiskripsikan.

Adapun analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam bukunya Lexy J. Moleong mengatakan bahwa:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.92

Dengan demikan, berdasarkan penelitian ini maka peneliti menggunakan teknik analisis data yang telah dijelaskan oleh Miles dan Hubermen ialah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data adalah adalah proses pemilihan, penyederhanaan, pemokusan, pemisahan, mengklasfikasikan, serta mentransformasikan data yang masih mentah berupa catatan tertulis maupun secara lisan yang telah dikumpulkan di lapangan selama proses penelitian berlangsung. Tujuan dari kegiatan ini adalah memilih dan memilah data serta informasi yang menjadi pokok dan fokus penelitian yang dapat mempertajam gambaran tentang hasil yang telah diperoleh.93

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah kegiatan mereduksi data, maka teknik selanjutnya adalah penyajian data. Untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian ini, maka penyajian data dapat

92Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 248.

93Ariesto Hadi Sutopo & Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 11-12.

dilakukan dengan berbagai macam bentuk matriks, bagan, uraian singkat, grafik, charts, dan networks. Dengan demikian peneliti bisa menguasai data-data tersebut.94 Dalam penelitian jenis kualitatif penyajian data dilakukan biasanya dalam bentuk teks naratif.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif ialah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dipaparkan hanyalah bersifat sementara, ia akan berubah-ubah jika tidak adanya suatu bukti yang menguatkan dan mendukung pada tahap mengumpulkan data selanjutnya, akan tetapi apabila kesimpulan pada tahap awal yang dikemukakan dapat didukung dengan bukti-bukti yang kuat dan valid, serta ketika peneliti turun kembali ke lapangan untuk pengumpulan data, kesimpulan tersebut masih bersifat konsisten atau tetap, maka kesimpulan yang dipaparkan bersifat kredibel atau dapat di percaya.95 7. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif data atau temuan yang diperoleh dapat dikatakan valid dan absah jika tidak adanya perbedaan antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam upaya untuk memperoleh kriteria data tersebut, maka peneliti dalam hal ini menggunakan cara-cara sebagai berikut:

94Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif &

Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), hlm. 216.

95Sugiyono, Metode …, hlm. 446.

a. Memperpanjang Kehadiran Peneliti

Memperpanjang kehadiran peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan/kreadibilitas data dan untuk mengecek kembali data yang diperoleh apakah sudah valid atau tidak, karena hal tersebut sama dengan mengulang pengamatan, wawancara, yang sebelumnya pernah dilakukan. Memperpanjang kehadiran peneliti ini diharapkan hubungan peneliti dengan nasasumber atau informan semakin akrab yang pada awal kedatangan peneliti hubungan antara keduanya masih orang asing dan dicurigai, sehingga narasumber belum percaya untuk memberikan informasi yang sebenarnya.

b. Meningkatkan Ketekunan

Kegiatan meningkatkan ketekunan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian, meningkatkan ketekunan Ini diharapkan peneliti dapat memberikan deskripsi suatu data yang akurat dan sistematis mengenai suatu objek yang diteliti.96

c. Triangulasi

Triangulasi dalam uji kredibilitas data dapat diartikan sebagai teknik untuk pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Adapun Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan cara mengecek data yang diperoleh

96Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 183-189.

melalui berbagai sumber yang berbeda. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan peneliti dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Menggunakan bahan referensi dalam suatu penelitian merupakan hal yang cukup penting dan dibutuhkan untuk mendukung kreadibilitas data, karena referensi merupakan alat pendukung untuk membuktikan keabsahan dan validnya data yang diperoleh peneliti.97 H. Sistematika Pembahasan

Untuk dapat mempermudah pemahaman, maka dari itu diperlukannya suatu gambaran singkat mengenai isi dari penelitian ini yang dapat di rumuskan dalam sistematika pembahasan, yang di maksud dengan sistematika pembahasan yaitu rangkaian pembahasan skripsi ini dengan pola sebagai berikut:

1. Bagian awal, terdiri dari halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, nota dinas pembimbing, halaman pernyataan keaslian skripsi, halaman pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.

2. Bagian isi, yang terdiri dari:

a. Bab 1, berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka dan

97 Ibid.., hlm. 189-193.

kajian teori. (pengertian metode, pengertian takrir, dasar dan tujuan metode takrir, jenis-jenis metode takrir dan langkah-langkahnya,, kelebihan dan kekurangan metode takrir, faktor pendukung dan penghambat metode takrir). Menghafal al-Qur‟an (pengertian menghafal al-Qur‟an, hukum menghafal al-Qur‟an, keutamaan- keutamaan menghafal al-Qur‟an, syarat-syarat menghafal al-Qur‟an, faktor-faktor pendukung dan menghambat dalam menghafal al- Qur‟an). Metode penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.

b. Bab II, yang berisi tentang paparan data dan hasil temuan c. Bab III, yang berisi tentang pembahasan

d. Bab IV, penutup yang berisi kesimpulan dan saran

3. Bagian akhir, yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

I. Jadwal Kegiatan Penelitian.

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pengajuan Judul √

2. Observasi Awal √

3. Penyususan Proposal Penelitian √ 4. Konsultasi Proposal Penelitian √

5. Ujian Proposal √

6. Perbaikan/Penyempurnaan Proposal

7. Pengajuan Izin Penelitian √

8. Penelitian Lapangan √ √

9. Penyusunan Hasil Penelitian √ √

10. Konsultasi Skripsi √ √

11. Ujian Skripsi √

64 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Al-Iman Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

Awal mula berdirinya yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah ini sebagai sebuah panti asuhan yang mulai beroprasi pada tahun 1990 yang bertempat di belakang Polda dan pada saat itu masih dalam keadaan ngontrak. Terbilang lama dan terus berkembang akhirnya mendapatkan banyak simpati dari seluruh masyarakat di Kota Mataram.

Pada pertengahan tahun 1993 ada seseorang yang menghibahkan tanahnya yang berada di Jl. Hidayatullah No. 06 Kebun Sari Mataram tempat berdirinya yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram saat ini, ketika itu keadaan yayasan tersebut masih sederhana yang beratapkan terop dan terpal dengan kapasitas anak- anak yang dipindahkan sekitar 60-70 anak untuk menempati tempat tersebut, setelah itu barulah mulai dibangun masjid pertama, kemudian dilanjutkan dengan membangun asrama anak-anak dengan bagunan permanen.

Jadi, kehidupan masyarakat internal dulunya dimulai dari benih pembiayaan yang modal utamanya itu dari hasil penjualan majalah Hidayatullah, kemudian ada yang disebut juga dengan suara Hidayatullah

dan juga tak lepas dari simpati-simpati para donator. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1994 mulailah didirikannya MTs Hidayatullah pada tanggal 23 September dengan nomor surat izin penyelenggara WX/1- b/503/23/9/1994, kemudian pada tahun 1996 berdirilah MA Hidayatullah dan TK, dan pada tahun 2004 barulah didirikannya jenjang SD yang disebut dengan SD Islam, kemudian adanya perubahan pola pikir yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah merubah nama SD Islam menjadi sekolah Integral pada tahun 2006 yang sampai saat ini melejit dan berkembang dengan pesatnya. Proses-proses inilah merupakan langkah- langkah awal bertumbuh kembangnya yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram hingga saat ini.98

2. Letak Geografis Yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

Letak geografis yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram ini sangat mendukung kenyamanan dan kelancaran dalam proses pembelajaran karena posisinya cukup jauh dari khalayak keramaian jalan raya dan berada di tengah lingkungan masyarakat yang islami dan harmonis. Yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram memiliki bangunan permanen.

a. Sebelah Utara : Rumah Penduduk b. Sebelah Selatan : Rumah Penduduk

98Abidin (Ketua Yayasan), Wawancara, Sejarah Yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah, Kebun Sari Ampenan, Kota Mataram, 4 juni 2020.

c. Sebelah Barat : Kebun Penduduk d. Sebelah Timur : Rumah Penduduk.99

3. Visi dan Misi Yayasan Al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

Adapun visi dan misi yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram, sebagai berikut:

a. Visi yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram adalah “menjadi kampus miniatur peradaban Islam.”

b. Misi

1) Mewujudkan masyarakat berjama‟ah, bersyari‟ah, unggul dan berpengaruh

2) Menggerakkan dakwah dan rekrutmen anggota baru Hidayatullah 3) Menyelenggarakan pendidikan integral berbasis tauhid

4) Menyelenggarakan pasar syari‟ah dan ekonomi keumatan yang berdaya saing

5) Memberdayakan kaum dhu‟afa dan mustadh‟afin

6) Mengembangkan lingkungan kampus yang alamiah, ilmiah dan Islamiah.100

99Observasi, Letak Geografis Yayasan Al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram, 1 Juni 2020.

100Dokumentasi, Visi dan Misi Yayasan Al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram, 4 Juni 2020.

4. Struktur Organisasi Pengurus Yayasan Al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram

Struktur organisasi kepengurusan di yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Mataram saat ini merupakan struktur yang memang sudah tertulis dari tahun 2016 yaitu 4 tahun lamanya yang di pimpin oleh ketua yayasan yang bernama Ustaz Abidin S.Pd, adapun sistem pergantian kepengurusan di yayasan ini dilakukan dalam tahap 4 tahun.

Lebih jelas lagi, hal ini akan diperkuat dengan hasil wawancara dengan ustaz Abidin S.Pd,, beliau menuturkan:

Mengenai kepemimpinan di yayasan al-Iman, jadi pergantian itu dilakukan dalam sistem tahap empat tahun sekali, adapun sistem kami di sini yaitu seperti pergantian PNS, jika sudah berada di sini selama sekian tahun, maka pindah ke Bima, Dompu, Bali dan lainnya bisa kapan saja, saya menjadi ketua yayasan dari tahun 2016, adapun tahun sebelumnya dipimpin oleh ustaz Muhammad Samsul Bahri dan saya saat itu menjadi sekertarisnya, tahun sebelumnya beliau empat tahun mundur lagi itu dipimpin oleh ustaz Ismuji dan ketika itu saya menjadi bendahara.101

Adapun struktur organisasi pengurus yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah di tahun 2016 sampai tahun 2020 saat ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

101Abidin (Ketua Yayasan), Wawancara, Sistem Kepengurusan Yayasan al-Iman Pondok Pesantren Hidayatullah Kebun Sari Ampenan Kota Mataram, 4 juni 2020.

Dokumen terkait