• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen KEGIATAN PEMBINAAN BAGI GURU (Halaman 44-51)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Penelitian Terdahulu

yang diampu secara kreatif dirasakan cukup membantu guru, dengan persentase sebesar 43,82%; (4) pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif dirasakan kurang membantu guru, dengan persentase sebesar 23,94% ; (5) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dirasakan kurang membantu guru, dengan persentase sebesar 25%.

Farid Samsul Hadi. 2015 dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Profesionalisme Guru Berkelanjutan Pasca Sertifikasi di SMK PGRI 1 Ngawi menemukan bahwa pengembangan profesonalisme guru dapat dilihat dari (1) keprofesian guru di SMK PGRI 1 Ngawi dapat diamati dengan ketersedian perangkat mengajar, keaktifan guru bersertifikat pendidik pada kegiatan MGMP, seminar, diklat, dan kegiatan keilmuan lainnya. Selain itu guru bersertifikat pendidik di SMK PGRI 1 Ngawi juga melaksanakan penelitian tindakan kelas dan penulisan ilmiah dan karya inovatif walaupun belum dipublikasikan, (2) deskripsi tentang upaya yang dilakukan oleh guru bersertifikat pendidik dalam rangka pengembangan keprofesian terlihat dengan dorongan pemangku kebijakan bagi guru yang ingin mengembangkan diri melalui studi lanjut, penulisan karya tulis ilmiah dan pembuatan karya inovatif walaupun belum sepenuhnya maksimal, (3) untuk hambatan guru di SMK PGRI 1 Ngawi dapat dideskripsikan bahwa untuk mengembangkan keprofesian guru masih ada kendala terkait adanya keterbatasan waktu karena beban mengajar di sekolah, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan terkait penelitian, penulisan ilmiah dan karya inovatif.

Umar Mansyur dkk, dengan judul Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Mts DDI Padanglampe Kabupaten Pangkep Melalui Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi guru sebaiknya mefokuskan pada materi-materi pelatihan yang diberikan mencakup prinsip dasar penulisan karya ilmiah, karakteristik, langkah-langkah, sistematika karya tulis ilmiah, serta praktik penyusunan artikel ilmiah untuk publikasi jurnal. Pelatihan yang telah diberikan kepada guru MTs DDI Padanglampe menghasilkan artikel-artikel ilmiah yang layak untuk disubmit ke jurnal-jurnal. Selain itu, pelatihan ini mendapat respon yang sangat positif dari para guru, karena selama ini mereka masih kesulitan menyusun karya tulis ilmiah.

Penelitian Sumardjoko (2013) tentang Model Penguatan Guru Bersertifikasi melalui Pemaknaan Profesionalisme, pada Guru-guru SMA Negeri di Sukoharjo Jawa Tengah menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab kurang berhasilnya guru dalam meningkatkan profesionalisme adalah kurangnya kemampuan guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas dan menulis karya ilmiah.

Sedangkan Sujianto (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa kenyataan bahwa pemberlakuan UU Guru dan Dosen (UU Nomor 14 Tahun 2005) diikuti dengan tunjangan profesi sebenarnya memberikan harapan besar untuk menumbuhkan minat guru untuk selalu mengembangkan profesionalitasnya, namun kenyataan- nya tidak demikian. Pengembangan profesionalitas berkelanjutan guru bersertifikat pendidik di SMK rumpun teknologi se-Malang

Raya masih tergolong rendah, artinya sebagian besar guru bersertifikat pendidik hanya dalam kategori kadang-kadang melakukan investasi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan membuat karya inovatif baik secara mandiri, berkelompok, atau melembaga.

Hasil yang diperoleh Deny Setiawan dan Joni Sitorus (2014) yang berjudul urgensi tuntutan profesionalisme dan Harapan menjadi guru berkarakter juga menemukan bahwa nilai UKG SD dan SMP tahun 2013 di Kabupaten Batubara secara nasional sangat rendah, bahkan ada yang memiliki nilai kompetensi 1,0. Nilai rata-rata kompetensi guru hanya sebesar 39,61 untuk guru SD, masih berada di bawah nilai rata-rata secara nasional dan Provinsi Sumatera Utara. Nilai UKG SMP sebesar 46,86 masih berada di bawah nilai rata-rata nasional. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian guru di Batubara masih memiliki profesionalisme yang rendah dalam melakukan tugas profesinya sehingga ke depan diharapkan perkembangan karakter guru yang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak guru yang memiliki profesionalisme rendah.

Selanjutnya hasil yang dikemukakan oleh Lilianti Lilianti (2018) yang mengungkapkan “Analysis of Teacher Professional Education Policy and its Relation to the Development of Teacher Professionalisme” untuk meningkatkan profesionalisme guru memerlukan kebijakan perancangan pre-service guru program pendidikan profesional yang dipertimbangkan rendah dalam hubungan dengan konsep pengembangan profesionalisme guru, kedua-duanya dari konsep tentang para guru profesional berdasar pada Hukum pada Peraturan Pemerintah No.19 2005 mengenai Standard Pendidikan Nasional, Yang pada pokoknya

adalah penguasaan empat kemampuan, yakni pedagogis, kepribadian, profesional dan sosial sebagai kesatuan. Implikasi dari riset ini adalah bahwa melalui/sampai guru kebijakan pendidikan profesional, para guru diharapkan untuk menjadi profesional yang lebih dan banyak mengetahui.

Hal ini juga diperoleh oleh Ria Safitri dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Bagi Guru Di Smp Negeri 1 Mallusetasi” memperoleh bahwa 1) Kebijakan pihak sekolah di SMP Negeri 1 Mallusetasi mengenai kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan bagi guru dengan mengadakan kegiatan dengan tujuan untuk mengembangkan keprofesionalan dan mewajibkan para guru untuk mengikuti kegiatan tersebut contohnya mengadakan diklat-diklat, wokrshop ataupun kegiatan MGMP, dapat juga berupa memberikan fasilitas-fasilitas serta memotivasi guru-guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. 2) Bentuk kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan yang diikuti oleh para guru di SMP Negeri 1 Mallusetasi, seperti mengikuti kegiatan MGMP, wokshop ataupun diklat-diklat. Kegiatan publikasi ilmiah berupa kegiatan publikasi hasil penelitian, dan kegiatan karya inovatif berupa pembuatan alat peraga dan juga pembuatan soal-soal ujian. 3) Faktor determinan dalam kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan bagi guru di SMP Negeri 1 Mallusetasi yaitu keinginan pribadi guru tersebut ditambah juga dengan dukungan dari pihak sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa besarnya pengaruhnya pengembangan keprofesionalisme guru berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas guru tersebut.

Wahyuddin Naro (2017) dengan penelitian yang berjudul Komitmen profesi guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Makassar pada umumnya berada pada kategori sedang. Ini berarti guru Madrasah Tsanawiyah dalam mengenali profesi, keterikatan dan keterlibatan, rasa memiliki, kesetiaan, dan kebanggaan terhadap profesi berada pada kategori sedang. Dari hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan komitmen profesi terhadap kompetensi profesional guru. Artinya, komitmen profesi berpengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru. Dengan demikian berarti semakin tinggi komitmen profesi guru dalam mengenali profesi, keterikatan dan keterlibatan, rasa memiliki, kesetiaan, dan kebanggaan terhadap profesi akan semakin mempengaruhi kompetensi profesionalnya, dalam hal: 1) Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2) Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, 3) Pengembangan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif serta 4) Pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Dengan kata lain semakin tinggi komitmen profesi guru maka akan semakin profesional guru dalam menjalankan kompetensi profesionalnya.

D. Kerangka Pikir

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan yang memiliki peran mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang secara langsung akan berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam menempuh pendidikan. Dalam mewujudkan hal tersebut guru harus mengembangkan kompetensi profesional

dalam pekerjaannya. Dari keterangan di atas guru yang professional harus mampu untuk berkembang karena perkembangan akan mempengaruhi apa yang dilakukan oleh guru dalam hal akademik dengan tujuan untuk mengkaji, membaharui, dan memperluas pengetahuan sehingga segala macam kebutuhan di masa yang akan datang dapat diikuti dan dinilai secara teratur dan sesuai dengan rencana serta menghasilkan manfaat bagi pribadinya dan dunia pendidikan.

Guru harus selalu dituntut untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, adapun pengembangan kompetensi profesional ini dapat melalui guru secara mandiri dan melalui institusi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yang dimiliki dalam pekerjaannya dan dapat dilakukan melalui berbagai diklat, seminar, pembinaan supervisi, program sertifikasi, tugas belajar, diskusi dengan teman sejawat, organisasi profesi, dan penelitian:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Kualitas Pendidikan Pengembangan Kompetensi Profesional

-Evaluasi diri secara spesifik -Memiliki jurnal pembelajaran -Memanfaatkan bukti gambaran

kinerja

-Memiliki penelitian -Memanfaatkan TIK

Mandiri Institu

si -Pelatihan

-Mengikuti Seminar -Supervise

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan pengembangan kompetensi profesional guru SMA/MA di Kecamatan Bajeng. Bersifat kuantitatif karena data yang akan diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Hamid Darmadi (2015: 53) populasi adalah semua anggota kelompok manusia, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Lebih lanjut, Sugiyono (2014: 80) menjelaskan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulan. Kesimpulan dari populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang akan memberi batasan dan ruang lingkup penelitian. Jumlah SMA/MA yang berada di Kecamatan Bajeng mencakup 1 sekolah. Adapun populasi penelitian yang akan diteliti adalah semua SMA 1 Bajeng sebanyak 45 orang guru.

C. Prosedur Penelitian

Analisa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas tidak berkenaan dengan angka-angka tetapi mendeskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.

Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan proposal yang berisi rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh dosen pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya dapat dikembangkan oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian yang digunakan. Pada tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembar pedoman wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin penelitian dari instansi terkait demi kelancaran penelitian penulis selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara mendalam dari pihak-pihak yang terkait. Dengan pegangan pedoman wawancara dan pedoman observasi yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam. Dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan panduan observasi yang sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian

yang disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah data yang diperlukan terkumpul maka dilaksanakanlah analisis data.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data yang merupakan pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat dari informan kepada orang lain atau pihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan. Tujuannya yaitu untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain yang dekat dengan responden.

Penulis menyusun laporan hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Pengembangan kompetensi professional guru dalam hal:

a. Pelatihan merupakan kegiatan sebagai proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir yang diselenggarakn oleh instansi pemerintah yakni dinas Pendidikan untuk meningkatkan kompetesni guru.

b. Mengikuti Seminar adalah bentuk sebuah kegiatan yakni pertemuan dengan tema ilmiah yang mana di dalamnya ada proses diskusi yang mendalam sehingga bisa memecahkan masalah yang ada dalam materi terkait bidang kompentensi guru maupun materi Pendidikan lainnya.

c. KKG/GMP merupakan wadah kegiatan professional bagi guru SD/MI/SDLB di tingkat kecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah.

d. Supervisi merupakan kegiatan pengawasan serta evaluasi yang di laksanakan oleh sejumlah pengawas kepada guru dalam rangka memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran dan metode mengajar guru di kelas sebagai salah satu wujud peningkatan kompetensi guru.

2. Pengembangan yang dilakukan guru secara mandiri yakni melalui:

a. Evaluasi diri secara spesifik

Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri.

b. Memiliki jurnal pembelajaran

Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya

c. Memanfaatkan butki gambaran kinerja

Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

selanjutnya dalam program pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

d. Melakukan penelitian

Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi) dan aktif dalam melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan

e. Memanfaatkan TIK

Guru dapat memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

E. Instrument Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terkait pengembangan profesionalisme berkelajutan guru bersertifikasi yang diuraikan sebagai berikut

1. Pedoman observasi yaitu pedoman yang digunakan untuk melaksanakan observasi. Pedoman observasi berisi tentang peristiwa yang akan diobservasi terkait pengembangan profesionalisme guru bersertifikasi saat melaksanakan tugasnya di sekolah. Adapun pedoman observasi yang digunakan terbagi menjadi beberpa bagian, sebagai berikut:

a. Pedoman observasi guru di kelas

Merupakan pedoman observasi yang berisikan terkait dengan penggunaan perangkat di kelas

b. Pedoman rencana pembelajaran

Merupakan pedoman observasi yang berisikan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas.

c. Pedoman pelaksanaan pembelajaran

Merupakan pedoman observasi yang berisikan pelaksanaan pembelajaran d. Pedoman observasi publikasi

Merupakan pedoman observasi yang berisikandokumen-dokumen apa saja yang telah dipublikasi oleh guru

2. Pedoman Angket

Menurut Burhan Bungin (2014:133-134) metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti. Dalam penelitian ini akan menggunakan angket tertutup. Menurut Riduwan (2013: 27), angket tertutup merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau tanda checklist (√). Dalam penelitian ini angket tertutup digunakan untuk mengetahui jenis pengembangan yang dilakukan oleh guru secara mandiri maupun dari usaha institusi untuk meningkatkan pengembangan profesionalisme berkelajutan guru bersertifikasi. Adapun pengukuran dari pengembangan profesionalisme berkelajutan guru bersertifikasi diperoleh dari hasil penilaian kepala sekolah sebelum dan sesudah guru mengikuti program sertifikasi.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Burhan Bungin (2014:154) dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan documenter. Metode ini berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap data primer yang didapat dalam pengisian instrumen. Secara rinci dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profil dan Program Sekolah. Selain itu metode ini juga untuk mengungkap data mengenai kegiatan yang dilakukan guru maupun sekolah untuk mengembangkan kompetensi profesional.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar wawancara dengan kepala sekolah dan pengawas selaku pimpinan dari guru di sekolah terkait pengembangan sertifikasi dilakukan dengan kepala sekolah dan pengawas F. Tehnik Pengumpulan Data

Beberapa macam tehnik tentunya akan mendukung agar data dapat terkumpul dengan lengkap, tepat dan valid. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Observasi

Observasi yang digunakan berupa observasi pengamatan secara langsung. Data observasi berupa data faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks di mana keadaan kegiatan itu terjadi, data diperoleh karena adanya penelitian di lapangan secara langsung.

Observasi ini dilakukan untuk mengamati pengembangan profesionalisme berkelajutan guru bersertifikasi melalui kemampuan mengajar

dan menerapkan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal yang berhubungan dengan gejala-gejala yang diselidiki. Dalam hal ini hanya melakukan pengamatan bukan terjun langsung ke lapangan dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

Contoh instrumen observasi

No. Hari/tangga/jam Catatan yang di teliti Paraf 1. 1 Agustus 2019 Observasi awal

2. 3 Agustus 2019 Kajian mengenai

kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran 2. Angket

Menurut Burhan Bungin (2014:133-134) Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti. Dalam penelitian ini akan menggunakan angket tertutup.

Menurut Riduwan (2014: 27), angket tertutup merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau tanda checklist (√). Dalam penelitian ini angket tertutup digunakan untuk mengetahui jenis pengembangan yang dilakukan oleh guru secara mandiri maupun dari usaha institusi untuk meningkatkan kompetensi profesional. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu nilai hasil penilaian kinerja guru sebelum mengikuti program pengembangan profesionalisme berkelajutan guru bersertifikasi dan sesudah mengikuti.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan sumber sekunder atau pendukung dalam proses penyusunan skripsi ini. Teknik dari metode dokumentasi ini diawali dengan menghimpun, memilih-milih dan mengkategorikan dokumen- dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian mulai menerangkan, mencatat dan menafsirkan, sekaligus menghubungkan dengan fenomena yang lain dengan tujuan untuk memperkuat status data.

G. Tehnik Analisis Data

Analisis data dilakukan yaitu menganalisa data dengan cara menjelaskan dan menggunakan angka-angka yang di sajikan dalam bentuk tabel, frekuensi, dan presentase atau statistik deskriptif. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang telah tersedia (Sugiyono, 2014:

244). Pada penelitian ini perolehan data kuantitatif dari pengembangan kompetensi profesional guru SMA/MA di Kecamatan Bajeng dan akan disajikan secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan permasalahan sehingga teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Adapun rumus presentase dalam Tulus Winarsunu (2013: 22) adalah sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P = Jumlah presentase

f = Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu

n = Jumlah frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek

Selanjutnya hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus presentase dijelaskan dengan skor presentase yaitu menentukan skor tertinggi dan skor terendah yaitu:

Alternatif pilihan jawaban yang tersedia dari semua item pertanyaan terdiri dari 2 piihan jawaban.

Skor tertinggi = Skor terendah =

Jadi untuk angket dengan skala Guttman, skor terendah 0% dan skor tertinggi 100%, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan skor melainkan menggunakan skala guttman untuk melihat frekuensi dari keikutserataan pengembangan kompetensi profesional sehingga ditentukan interval nilai sebagai berikut:

Interval Kategori

81-100% Sangat tinggi

61-80% Tinggi

41-60% Sedang

21-40% Rendah

0-20% Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 2015:

Untuk data yang berasal dari hasil studi dokumentasi dan angket

dijelaskan berdasarkan aspek-aspek yang diteliti, selanjutnya dilakukan analisis dan diberikan kesimpulan.

H. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 Bulan di SMA/MA Kecamatan Bajeng.

Berikut jadwal pelaksanaan penelitian:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No

Waktu Bulan

Jenis kegiatan

Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan proposal

2 Pemantapan Instrumen

Pengumpulan Data

1) Primer

2) Sekunder

3 Pengelolaan Data

4 Penyusunan Laporan

5 Penyerahan Laporan

49 A. Profil Sekolah SMKS YPKK Limbung

Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMKS YPKK LIMBUNG

2 NPSN : 40301032

3 Jenjang Pendidikan : SMK 4 Status Sekolah : Swasta 5 Alamat Sekolah :

JL. NUHUNG DG. BANI NO. 19 LIMBUNG

RT / RW : 1 / 1

Kode Pos : 92152

Kelurahan : Mata Allo Kecamatan : Kec. Bajeng Kabupaten/Kota : Kab. Gowa

Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -5.2904 Lintang

119.4395 Bujur

2. Data Pelengkap

7

SK Pendirian

Sekolah : 191/Kep/I06/D/86 8

Tanggal SK

Pendirian : 9

Status

Kepemilikan : Yayasan 10

SK Izin

Operasional : - 11

Tgl SK Izin

Operasional : 12

Kebutuhan Khusus

Dilayani :

13 Nomor Rekening : 205201000075309 14 Nama Bank : BANK BRI 15 Cabang KCP/Unit : Pallangga Mas 16

Rekening Atas

Nama : SMK YPKK LIMBUNG

17 MBS : Tidak

18 Luas Tanah Milik : 3437

(m2) 19

Luas Tanah Bukan

Milik (m2) : 0

20 Nama Wajib Pajak : SMK YPKK LIMBUNG

21 NPWP : 028543965807000

3. Kontak Sekolah

20 Nomor Telepon : 04118217651 21 Nomor Fax : 04118217651

22 Email : smkypkklimbung@gmail.com 23 Website :

4. Data Periodik 24

Waktu

Penyelenggaraan : Pagi/6 hari 25

Bersedia

Menerima Bos? : Ya

26 Sertifikasi ISO : 9001:2008 27 Sumber Listrik : PLN 28 Daya Listrik (watt) : 6400

29 Akses Internet : Telkom Speedy 30

Akses Internet

Alternatif : Telkomsel Flash 5. Sanitasi

31 Kecukupan Air : Cukup 32

Sekolah

Memproses Air : Tidak Sendiri

33

Air Minum Untuk

Siswa : Tidak Disediakan 34

Mayoritas Siswa

Membawa : Ya

Air Minum 35

Jumlah Toilet

Berkebutuhan : 0 Khusus

36

Sumber Air

Sanitasi : Pompa

37 Ketersediaan Air di : Ada Sumber Air Lingkungan

Sekolah

38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok) 39

Jumlah Tempat

Cuci : 6

Tangan

40

Apakah Sabun dan

Air : Ya

Mengalir pada Tempat Cuci Tangan 41

Jumlah Jamban

Dapat : Laki-laki Perempuan Bersama

Digunakan 2 2 0

42

Jumlah Jamban

Tidak Dapat : Laki-laki Perempuan Bersama

Digunakan 2 0 1

1. Selayang Pandang SMK YP

Sekolah SMK YPKK Limbung Kabupaten Gowa merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang terletak Jl. Nuhung D6 Bani Limbung Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan dengan nomor NPSN 40301032 yang mana Sekolah SMK YPKK Limbung masih berstatus Swasta. Sekolah ini jauh dari jalan poros Limbung.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMK YPKK Limbung

Sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan dan Acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maka, Kurikulum SMK YPKK Limbung disusun untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. SMK YPKK Limbung sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut: (1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepat arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi

Dalam dokumen KEGIATAN PEMBINAAN BAGI GURU (Halaman 44-51)

Dokumen terkait