• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Secara umum, pembahasan tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan dispensasi kawin telah banyak dikaji oleh para peneliti dari berbagai lintas disiplin ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa isu KDRT dan dispensasi kawin masih terus menarik dan penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Terlebih di Indonesia sendiri tindak KDRT dan praktik dispensasi kawin masih cukup marak terjadi di tengah masyarakat. Maka peneliti memandang perlu untuk menguraikan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, guna memastikan tingkat orisinalitas karya yang akan dibuat, termasuk juga posisi penelitian yang akan dilakukan.

1. Disertasi karya Khoiri dengan judul “Dispensasi Nikah Ditinjau Menurut Maqâshid Syarîah: Studi Analisis Tentang Putusan Hakim Pengadilan Agama Bengkalis” Pascasarjana UIN Syarif Kasim Riau tahun 2021.22 Disertasi adalah penelitian lapangan yang berlokasi di PA Bengkalis, populasi dan sampel adalah perkara dispensasi kawin tahun 2018, sumber penelitian primer adalah putusan dan wawancara, sedangkan sumber sekunder berupa buku. Penulis menemukan bahwa hakim mengabulkan dispensasi kawin dengan pertimbangan; 1) calon pengantin telah hamil; 2) pacaran lama dan dikhawatirkan berzina; 3) pertimbangan kemaslahatan.

Selain itu, putusan dikabulkan permohonan dispensasi mengakibatkan; 1)

22 Khoiri, “Dispensasi Nikah Ditinjau Menurut Maqâshid Syarîah: Studi Analisis Tentang Putusan Hakim Pengadilan Agama Bengkalis”, (Disertasi, UIN Syarif Kasim Riau, Riau, 2021).

calon pengantin bisa menikah secara resmi; 2) jumlah dispensasi yang disetujui semakin meningkat; 3) putusan dispensasi menjadi yurisprudensi;

4) putusan menjadi bahan penelitian. Penelitian ini juga menemukan bahwa dispensasi ditinjau dari konsep maqashid syariah dapat menjaga keturunan (hifdzun nasl); menjaga kehormatan (hifdzun al-ardh); menjaga jiwa (hifdzun nafs); dan menjaga akal (hifdzun aql).

2. Penelitian Tesis yang disusun oleh Fatullah dengan judul “Dilema Pengaturan Dispensasi Kawin Di Indonesia (Analisis Hukum Islam Terhadap Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 dan PERMA No 5 Tahun 2019)” Program Pascasarjana IAIN Bengkulu tahun 2021.23 Tesis ini merupakan penelitian normatif atau penelitian kepustakaan (Library Research). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; UU No. 16 Tahun 2019 sejalan dimaksudkan agar calon mempelai benar-benar matang jiwa dan raganya; Perma No. 5 Tahun 2019 menjadi penjelas hukum acara dispensasi kawin; Dalam Islam tidak diatur secara detail usia kawin bagi laki-laki dan perempuan, hanya saja undang-undang memberikan batasan umur demi kemaslahatan rumah tangga.

3. Penelitian Tesis tahun 2020 yang ditulis oleh Oktari Dwiyaja dengan judul

“Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Dispensasi Nikah Dalam Keadaan Hamil (Studi Kasus di PA Sengeti)”.24 Dalam penelitian normatif ini, penulis menganalisis putusan hakim perkara Nomor.

23 Fatullah, “Dilema Pengaturan Dispensasi Kawin Di Indonesia (Analisis Hukum Islam Terhadap Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 dan PERMA No 5 Tahun 2019)”, (Tesis, IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2021).

24 Oktari Dwijaya, “Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Dispensasi Nikah Dalam Keadaan Hamil (Studi Kasus di PA Sengeti)”, (Tesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi, 2020).

48/Pdt.P/2018/PA.Sg. Dalam temuannya, disebutkan bahwa dasar pertimbangan hakim dalam permohonan dispensasi kawin di PA Sengeti yaitu, melihat usia pemohon apakah betul masih di bawah umur; melihat kedua calon pasangan apakah memiliki hubungan darah/kekeluargaan yang menyebabkan perkawinannya tidak sah; mempertimbangkan kemaslahatan dan kemudharatan. Kemudian, ditemukan pula proses penetapan izin dispensasi kawin di PA Sengeti telah sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

4. Artikel jurnal karya Ahmad Muqaffi, dkk dengan judul “Menilik Problematika Dispensasi Nikah Dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Anak Pasca Revisi UU Perkawinan” terbit pada tahun 2021. Adalah penelitian normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undang (statue approach). Dalam karyanya, penelitian ini mencoba mensinkronkan antara ketentuan dispensasi perkawinan dalam UU Perkawinan dengan ketentuan orang tua yang wajib menjauhi anaknya dari praktik perkawinan pada usia anak atau dini sebagaimana dalam UU No.

35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. 25

5. Artikel jurnal yang ditulis oleh Sonny Dewi Judiasih, dkk dengan judul,

“Kontradiksi Antara Dispensasi Kawin Dengan Upaya Meminimalisir Perkawinan Bawah Umur Di Indonesia”,26 terbit tahun 2020. Dalam

25 Ahmad Muqaffi, Rusdiyah, Diana Rahmi, “Menilik Problematika Dispensasi Nikah Dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Anak Pasca Revisi UU Perkawinan”, Journal of Islamic and Law Studies, 5/3 (2021).

26 Sonny Dewi Judiasih, Susilowati S. Dajaan & Bambang Daru Nugroho, “Kontradiksi Antara Dispensasi Kawin Dengan Upaya Meminimalisir Perkawinan Bawah Umur Di Indonesia”, ACTA DIURNAL Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, 3/2 (Juni 2020).

penelitian ini menyebutkan bahwa UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan mengatur agar dispensasi kawin hanya dilakukan di pengadilan. Keadaan ini sebagai upaya untuk mempersulit dan meminimalisir praktik perkawinan anak. Namun, realitas yang terjadi, permohonan dispensasi kawin banyak yang dikabulkan oleh hakim. Hal ini dikarenakan tidak adanya batasan dalam unsur alasan mendesak yang terdapat pada UU Perkawinan.

6. Jurnal penelitian terbit Tahun 2018 dengan judul “Resiko Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Pada Pernikahan Usia Anak Di Kawasan Marginal Surabaya (Studi Kasus di Kelurahan Nyamplungan, Paben Cantikan, Surabaya)” ditulis oleh Aristiana Prihatining Rahayu & Waode Hamsia.27 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Sampel diambil secara purposive, yaitu wanita yang berumur 12-35 tahun, yang kawin pada usia 12-18 tahun. Dalam hasil penelitiannya disebutkan bahwa wanita yang menikah pada usia dini, sangat rentan terjadi KDRT dengan pasangannya.

Kekerasan fisik paling banyak kedua setelah kekerasan psikis.

Berdasarkan gambaran dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian di atas pada umumnya banyak mengulas tentang pertimbangan-pertimbangan hakim dalam memberikan izin dispensasi kawin di Pengadilan Agama. Sedangkan penelitian yang berkaitan dengan topik

27 Aristiana Prihatining Rahayu & Waode Hamsia, “Resiko Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Pada Pernikahan Usia Anak Di Kawasan Marginal Surabaya (Studi Kasus di Kelurahan Nyamplungan, Paben Cantikan, Surabaya)”, PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4/2 (Agustus, 2018).

KDRT, hanya sekadar meneliti pada kasus KDRT yang terjadi pada perkawinan anak. Inilah kemudian yang menjadi kekurangan pada penelitian sebelumnya di mana hanya fokus pada pertimbangan hakim dalam mengadili kasus dispensasi kawin dan risiko KDRT pada perkawinan dini.

Berbeda dengan penelitian yang disusun oleh penulis, yang akan mengulas tentang potensi KDRT akibat praktik dispensasi kawin di pengadilan hingga berakhir cerai. Bagi penulis, penelitian ini akan mengulas pada dua isu hukum, yaitu KDRT dan Dispensasi Kawin, sehingga lebih fokus, relevan dan menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Untuk memahami secara cermat terkait persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini, maka penulis membuat tabel sebagaimana berikut:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Nama, Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Khoiri, “Dispensasi Nikah Ditinjau Menurut Maqâshid Syarîah: Studi Analisis Tentang Putusan Hakim Pengadilan Agama Bengkalis”

Penelitian ini sama-sama membahas dispensasi nikah.

Penelitian ini mengkaji dispensasi nikah dimana Maqâshid Syarîah sebagai pisau analisisnya. Penelitian ini juga mengkaji PA Bengkalis, sedangkan penulis mengkaji potensi KDRT pada dispensasi kawin di PA Jember.

2

Fatullah, “Dilema Pengaturan Dispensasi Kawin Di Indonesia (Analisis Hukum Islam Terhadap Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2019 dan PERMA No 5 Tahun 2019)”

Penelitian ini sama-sama membahas dispensasi kawin.

Penelitian ini menganalisis peraturan dispensasi kawin ditinjau dari hukum Islam terhadap UU Perkawinan dan Perma No. 5 Tahun 2019, sedangkan penulis mengkaji potensi KDRT pada dispensasi kawin di PA Jember.

3 Oktari Dwiyaja, Penelitian ini Penelitian ini menganalisis

No. Nama, Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

“Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Dispensasi Nikah Dalam Keadaan Hamil (Studi Kasus di PA Sengeti)”

sama-sama membahas dispensasi kawin.

pertimbangan hakim PA sengeti pada kasus

dispensasi yang telah hamil, sedangkan penulis fokus pada potensi KDRT akibat dari dispensasi kawin tersebut yang ada di PA Jember.

4

Ahmad Muqaffi, dkk,

“Menilik Problematika Dispensasi Nikah Dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Anak Pasca Revisi UU Perkawinan”

Penelitian ini sama-sama membahas dispensasi kawin.

Penelitian ini hanya fokus pada dispensasi kawin yang pada tataran praktiknya terdapat problem kaitannya dengan pencegahan

perkawinan anak, sedangkan penulis pada penelitian ini hanya fokus pada potensi KDRT akibat dari dispensasi kawin tersebut yang ada di PA Jember.

5

Sonny Dewi Judiasih, dkk, “Kontradiksi Antara Dispensasi Kawin

Dengan Upaya Meminimalisir Perkawinan Bawah Umur Di Indonesia”

Penelitian ini sama-sama membahas dispensasi kawin.

Penelitian mengkorelasikan antara dispensasi kawin dengan upaya

meminimalisir perkawinan yang mengalami problem, sedangkan penulis pada penelitian ini hanya fokus pada potensi KDRT akibat dari dispensasi kawin tersebut yang ada di PA Jember.

6

Aristiana Prihatining Rahayu & Waode Hamsia, “Resiko Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Pada Pernikahan Usia Anak Di Kawasan Marginal Surabaya (Studi Kasus di Kelurahan

Nyamplungan, Paben Cantikan, Surabaya)”

Penelitian ini sama-sama membahas KDRT

Penelitian ini hanya

mengkaji risiko KDRT pada perkawinan anak di wilayah Surabaya, sedangkan

penulis pada penelitian ini hanya fokus pada potensi KDRT akibat dari

dispensasi kawin tersebut yang ada di PA Jember.

Jika dilihat secara umum, cukup banyak penelitian baik berupa jurnal, disertasi, tesis, skripsi dan semacamnya yang membahas tentang dispensasi kawin dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Namun dari sekian banyak penelitian di atas, belum terdapat penelitian satupun yang mengulas tentang potensi KDRT akibat dari praktik dispensasi kawin di Pengadilan Jember hingga berujung cerai. Maka dari itu, sudah jelas bahwa penelitian ini dapat teruji tingkat orisinalitasnya dan tidak mengandung unsur plagiasi di dalamnya.

Dokumen terkait