• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Nilai-nilai Ekonomi Syariah dalam Transaksi Jual-beli

Dalam dokumen PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH PASCASARJANA (Halaman 84-106)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Penerapan Nilai-nilai Ekonomi Syariah dalam Transaksi Jual-beli

tertarik untuk membeli barang yang dijual. Ketika pembeli merasa tertarik dengan barang yang dijual oleh pedagang, maka terjadi proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli baik tawar-menawar yang terkait dengan harga barang dagangan maupun tawar-menawar yang terkait dengan jumlah barang yang diminta oleh pembeli. Apabila pedagang dan pembeli merasa cocok dan sepakat dengan harga dan jumlah barang yang diminta maka transaksi jual-beli akan terjadi.

Proses transaksi jual-beli di Pasar Pekkabata berlangsung sampai siang hari. Transaksi yang terjadi di Pasar Pekkabata adalah transaksi secara langsung dan tunai antara penjual dengan pembeli tanpa melalui perantara. Di mana pembeli akan menawar langsung barang yang dijual atau ditawarkan oleh pedagang. Apabila pedagang menyepakati harga yang diminta oleh pembeli maka pembeli akan membayar harga barang dengan uang tunai yaitu uang kertas maupun uang logam atau uang recehan sesuai dengan harga yang telah disepakati.

Meskipun para pedagang berjualan sampai siang hari, akan tetapi barang yang dijual pada hari itu oleh pedagang belum tentu habis terjual sehingga barang dagangan yang belum laku atau tidak habis terjual pada hari itu akan dijual dengan harga yang murah, dan adapula beberapa pedagang yang lebih memilih membawanya pulang ke rumah untuk dijual lagi pada hari pasar berikutnya atau menjualnya di Pasar lain.

2. Penerapan Nilai-nilai Ekonomi Syariah dalam Transaksi Jual-beli pada

Pekkabata menjual barang yang baik dan halal karena barang yang dijual adalah berbagai jenis ikan baik ikan air tawar maupun ikan laut. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Nahariah sebagai berikut:

Jenis ikan yang dijual yaitu ikan mujahir, ikan gabus, dan ikan oseng.127 Hal ini dikatakan pula oleh informan lain selaku penjual ikan yaitu Ibu Hasna sebagai berikut:

Ada berbagai macam jenis ikan yang diperjual-belikan yaitu berbagai jenis ikan laut, ikan gabus, dan ikan mujahir.128

Selain menjual ikan basah, adapula pedagang yang menjual ikan kering dan udang. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Erni sebagai berikut:

Ikan yang dijual yaitu ikan bandeng, ikan mujahir, dan ikan kering.129 Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Saddiana sebagai berikut:

Jenis ikan yang dijual yaitu ikan basah, ikan kering, dan udang.130

Sedangkan untuk pedagang beras, barang yang dijual adalah barang yang baik dan halal karena barang yang dijual adalah berbagai jenis beras yaitu beras putih biasa dan beras ketan baik beras ketan hitam maupun beras ketan putih.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mama Amran sebagai berikut:

Beras yang dijual adalah berbagai jenis beras putih biasa.131 Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Ani sebagai berikut:

Beras yang dijual yaitu beras ketan hitam, beras ketan putih, dan beras putih biasa.132

127Nahariah, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

128Hasna, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 20 Juli 2018.

129Erni, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

130Saddiana, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

131Mama Amran, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

132Ani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 30 Juli 2018.

Selain menjual beras, beberapa pedagang beras juga menjual beberapa jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang putih, dan kacang ijo. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Aminah sebagai sebagai berikut:

Ada berbagai jenis beras yang dijual seperti beras ketan hitam, beras ketan putih. Ada juga berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang putih, kajang ijo, dan berbagai macam barang dagangan lainnya.133

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Saurah sebagai berikut:

Barang yang dijual ada bermacam-macam seperti beras ketan hitam, beras ketan putih, gula merah, dan kacang tanah.134

Adapun untuk penjual buah-buahan, barang yang dijual adalah berbagai jenis buah-buahan yang baik dan halal. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Surianti sebagai berikut:

Buah-buahan yang dijual adalah buah rambutan dan buah langsat.135 Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Muna sebagai berikut:

Buah-buahan yang dijual adalah buah Semangka saja.136

Sementara Bapak Sulaiman selaku informan juga mengatakan sebagai berikut:

Jenis buah-buahan yang dijual yaitu buah apel dan juga buah jeruk.137 Selain menjual barang yang baik dan halal, barang tersebut harus bersumber dari tempat yang baik dan halal, dan juga diperoleh dengan cara yang baik dan halal. Para pedagang di Pasar Pekkabata memperoleh barang dagangan dari tempat yang baik dan halal. Para pedagang juga memperoleh barang dagangannya dengan cara yang baik dan halal.

133Aminah, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

134Saurah, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

135Surianti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

136Muna, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

137Sulaiman, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

Para pedagang ikan di Pasar Pekkabata memperoleh barang dagangannya dari sumber dan tempat yang baik dan halal, dan juga diperoleh dengan cara yang baik dan halal. Hal itu disebabkan bahwa barang dagangan atau ikan yang dijual oleh pedagang ditangkap secara langsung dari laut dan tambak pedagang, dibeli secara langsung dari pemancing, pemilik tambak, dan dibeli dari pedagang lain.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Rabuana sebagai berikut:

Sebagian ikan yang dijual adalah ikan yang dibeli pada pedagang, dan juga ikan hasil tangkapan para nelayan dari laut.138

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Eni sebagai berikut:

Ikan yang dijual adalah ikan yang dibeli secara langsung dari pemancing, dibeli langsung dari pemilik tambak, dan juga ikan dari hasil tambak milik sendiri.139

Hal tersebut dikatakan pula oleh Ibu Nurdiana selaku informan sebagai berikut:

Ikan yang dijual di Pasar adalah ikan yang dibeli langsung pada pedagang lain di Pasar.140

Sedangkan untuk pedagang beras, barang dagangannya bersumber dari tempat yang baik dan halal, dan juga diperoleh dengan cara yang baik dan halal karena barang yang dijual adalah barang yang diambil secara langsung dari petani. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh informan yaitu Ibu Aminah sebagai berikut:

Beras yang dijual diperoleh secara langsung dari petani dengan berkunjung ke tempat petani tersebut.141

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Hj. Jasmani sebagai berikut:

138Rabuana, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 16 Juli 2018.

139Eni, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

140Nurdiana, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 16 Juli 2018.

141Aminah, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

Beras jualan diambil secara langsung pada petani yang sudah menjadi langganan. Beras dijemput secara langsung di lokasi dengan menggunakan mobil.142

Selain diambil secara langsung dari petani, adapula pedagang beras yang membeli barang dagangan dari pedagang lain untuk dijual kembali. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Pati sebagai berikut:

Beras dibeli sedikit demi sedikit pada pedagang beras yang lain untuk dijual kembali, apabila ada modal lebih maka dibelikan lagi beras yang lain untuk menambah stok jualan.143

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Sumarni sebagai berikut:

Beras dibeli secara langsung pada pedagang beras, dan juga dari petani.144 Ada yang memperoleh beras secara langsung dari petani, dibeli secara langsung dari pedagang, dan adapula yang memperoleh beras secara langsung dari pabriknya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mama Amran sebagai berikut:

Beras dagangan dibeli secara langsung dari pabrik oppeng yang berlokasi di daerah Kaliang.145

Adapun untuk penjual buah-buahan, barang dijual adalah barang yang diperoleh dan diambil secara langsung dari pekebun. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Surianti sebagai berikut:

Buah-buahan yang dijual yaitu buah-buahan yang dibeli dan diambil secara langsung dari pekebun yang ada di daerah Siwa, Tanru Tedong, dan Compong.146

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Tani sebagai berikut:

Buah-buahan dibeli secara langsung dari pekebun di Mamuju kemudian dijual kembali.147

142Hj. Jasmani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

143Pati, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

144Sumarni, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 03 Agustus 2018.

145Mama Amran, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

146Surianti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

147Tani, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

Selain itu, adapula pedagang yang memperoleh barang dagangannya melalui supplier yang dikirim melalui ekspedisi. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Anti sebagai berikut:

Buah-buahan yang dijual ini dibeli secara langsung dari supplier akan tetapi barangnya dikirim melalui ekspedisi dari Makassar, Barru, dan Mamuju.148

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Bapak Sulaiman sebagai berikut:

Barang dagangan dibeli langsung dari supplier, akan tetapi dikirim melalui ekspedisi.149

Bagi pedagang yang tidak dapat membeli secara langsung dari pekebun maupun supplier, maka pedagang akan membeli barang pada pedagang lain yang ada di Pasar kemudian dijual kembali. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Rasdia sebagai berikut:

Buah-buahan dibeli secara langsung pada pedagang yang ada di Pasar Pekkabata kemudian dijual kembali.150

Selain menjual barang dagangan yang baik dan halal, berasal dari tempat yang baik dan halal, dan diperoleh dengan cara yang baik dan halal, segala sesuatu yang pedagang lakukan juga harus memiliki tujuan yang baik dan halal.

Terkait dengan hal tersebut, para pedagang ikan di Pasar Pekkabata berdagang dengan tujuan untuk mencari keuntungan agar usahanya dapat dikembangkan lagi, dan juga untuk kebutuhan sehari-hari dan masa depan anak-anaknya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Nahariah sebagai berikut:

Tujuan utama berdagang yaitu ingin mencari keuntungan. Selain itu, untuk belanja keperluan sehari-hari, dan juga kebutuhan anak-anak.151

148Anti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 03 Agustus 2018.

149Sulaiman, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

150Rasdia, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

151Nahariah, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Ibu Tija sebagai berikut:

Tujuan dalam menjual yaitu untuk membeli makanan atau kebutuhan pokok lainnya, dan untuk ditabung sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengembangkan usaha.152

Sedangkan untuk pedagang beras sama halnya dengan pedagang ikan, mereka pada umumnya menjual di Pasar Pekkabata dengan tujuan mendapat keuntungan untuk menambah modal, belanja kebutuhan sehari-hari dan untuk sekolah anak-anak mereka. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Hj.

Jasmani sebagai berikut:

Tujuan berjualan di Pasar yaitu untuk mendapatkan keuntungan, untuk belanja kebutuhan sehari-hari, untuk keperluan anak-anak, dan juga untuk menambah modal.153

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Ibu Ani sebagai berikut:

Tujuan berjualan yaitu untuk menambah modal, dan untuk belanja kebutuhan sehari-hari.154

Adapun untuk penjual buah-buahan, tujuannya sama dengan pedagang ikan dan pedagang beras yaitu untuk menambah penghasilan dan juga untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Surianti sebagai berikut:

Tujuan dari berjualan yaitu untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari- hari dan kebutuhan lainnya.155

Hal ini dikatakan pula oleh Bapak Sulaiman sebagai berikut:

Tujuan berjualan di Pasar yaitu untuk menambah penghasilan, dan untuk kebutuhan keluarga.156

152Tija, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 20 Juli 2018.

153Hj. Jasmani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

154Ani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 30 Juli 2018.

155Surianti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

156Sulaiman, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

Pedagang dalam berjualan diharapkan berperilaku jujur dan terbuka kepada pembeli mengenai takaran atau timbangan, kualitas, dan harga barang dagangannya. Terkait dengan hal tersebut, para pedagang ikan di Pasar Pekkabata menggunakan takaran berupa piring besi yang tidak rata. Akan tetapi, takaran yang digunakan oleh pedagang ikan tersebut tidak dimaksudkan agar barang yang dijual terlihat lebih banyak melainkan takaran tersebut dimaksudkan untuk memudahkan dan membantu pedagang ikan dalam menakar barang dan melayani pembeli dengan cepat. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Tija sebagai berikut:

Takaran diperlukan dalam berjualan agar supaya barang dagangan terlihat lebih bagus, dan juga takaran tersebut dapat memberi kemudahan untuk memasukkan barang dagangan ke dalam kantongan plastik. Terlebih lagi jika jumlah pembeli sedang banyak, maka menggunakan takaran dapat lebih memudahkan dan lebih mempercepat untuk memasukkan barang dagangan ke dalam kantongan plastik. Permukaan takaran tidak diratakan agar supaya semua ikan yang di bagian bawah juga terlihat.157

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Ibu Eni sebagai berikut:

Takaran digunakan dengan tujuan agar ikan atau udang terlihat lebih bagus, dan juga agar ikan atau udang yang berada di bagian bawah bisa terlihat. Selain itu, takaran dikembungkan dan tidak rata ditujukan agar supaya permukaannya tidak terasa licin, karena kadang-kadang jika menggunakan piring besi yang permukaannya rata maka udang atau ikan akan mudah terjatuh karena ikan dan udang yang dijual tersebut selalu dibiarkan dalam keadaan basah.158

Adapun untuk para pedagang beras dan buah-buahan, kejujurannya terkait dengan takaran atau timbangan dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan:

Mengapa ada pedagang yang sengaja menyetel literan atau timbangannya?.

Pertanyaan tersebut diarahkan ke orang lain karena tidak memungkinkan bertanya secara langsung kepada pedagang dikarenakan setelan literan dan timbangannya tidak dapat dilihat secara langsung.

157Tija, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 20 Juli 2018.

158Eni, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

Terkait dengan pertanyaan tersebut, para pedagang beras memberikan jawaban yaitu tidak menyetel liternya. Hal tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Hj. Jasmani sebagai berikut:

Ada pedagang yang sengaja menyetel literannya agar supaya mendapatkan banyak keuntungan. Akan tetapi, literan yang digunakan di tempat ini adalah liter yang tepat bukan liter yang kurang dan juga yang kecil.159

Hal ini dikatakan pula oleh informan lainyaitu Ibu Saurah sebagai berikut:

Tidak dapat diketahui dengan pasti alasan orang menyetel literannya, akan tetapi di tempat ini tidak pernah menyetel literan, apabila literan yang digunakan sudah rusak maka akan diganti dengan literan yang baru.

Sudah banyak literan yang pernah diganti, kadang-kadang literan yang digunakan tersebut masih bagus akan tetapi apabila mendapatkan pembeli yang cerewet maka pembeli akan tetap protes. Mungkin salah satu alasan pembeli melakukan itu karena telah terbiasa dibohongi oleh pedagang lain sehingga menganggap semua pedagang sama.160

Ibu Ani selaku informan juga mengatakan hal yang sama bahwa dia tidak pernah menyetel liternya. Hal ini sebagaimana hasil wawancara peneliti dengannya sebagai berikut:

Literan tidak pernah disetel karena literan yang digunakan untuk berjualan adalah literan yang sudah digunakan dari awal-awal berjualan dan terlihat masih bagus.161

Adapun untuk para pedagang buah-buahan tidak ada yang sengaja menyetel timbangannya. Bahkan untuk mengantisipasi kurangnya jumlah buah- buahan yang dibeli oleh pembeli maka pedagang biasanya menambahkan jumlah buah atau menambah jumlah timbangan barang yang dibeli. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Surianti sebagai berikut:

Timbangan tidak disetel bahkan kadang-kadang justru diberi lebih.

Kadang-kadang timbangan dilebihkan sebanyak 2 ons, hal ini untuk mengantisipasi apabila ada buah yang jelek atau rusak. Maka dari itu, hal

159Hj. Jasmani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 23 Juli 2018.

160Saurah, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

161Ani, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 30 Juli 2018.

ini juga menjadi salah satu trik agar memiliki banyak langganan karena pembeli ketika membeli di tempat lain sebanyak 2 kg kadang-kadang jumlahnya kurang.162

Hal ini dikatakan pula oleh Bapak Sulaiman sebagai berikut:

Buah-buahan langsung ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam kantongan dan isinya sama. Timbangannya biasa dilebihkan dikarenakan timbangan buah jeruk tidak bisa pas.163

Ibu Yuri selaku informan dan penjual buah juga mengatakan hal sebagai berikut:

Ada pedagang yang menyetel timbangan agar supaya mendapat keuntungan yang lebih banyak. Kalau timbangan yang digunakan di tempat ini adalah timbangan yang asli dan tidak disetel. Adapun untuk harga disesuaikan dengan timbangan, dan kadang-kadang jumlah buahnya ditambah.164

Selain terkait dengan takaran atau timbangan, hal lain yang perlu dilakukan oleh pedagang agar barang dagangan dapat terjual dengan baik dan laris, maka pedagang tersebut harus mampu memasarkan barangnya dengan baik dan bisa menjelaskan tentang kualitas dan harga barang dagangannya kepada pembeli. Terkait dengan hal tersebut, para pedagang ikan di Pasar Pekkabata menjelaskan kepada pembeli tentang kualitas dan harga barang yang dijual apalagi jika pembeli bertanya. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Nahariah sebagai berikut:

Harga barang dagangan dijelaskan kepada pembeli bahwa barang ini dibeli dengan harga sekian rupiah sehingga dijual dengan harga sekian.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa barang yang dijual tersebut masih bagus. Barang tersebut juga perlu diperlihatkan kepada pembeli agar supaya pembeli lebih percaya.165

Hal ini dikatakan pula oleh Ibu Kursia sebagai berikut:

Kualitas dan harga barang dagangan dijelaskan kepada pembeli apabila pembeli bertanya, karena kadang-kadang ada beberapa pembeli yang

162Surianti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

163Sulaiman, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

164Yuri, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

165Nahariah, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

langsung membeli barang tanpa mempertanyakan harga modal dari barang yang perdagangkan.166

Sedangkan untuk para penjual beras, para pedagang tersebut juga menjelaskan tentang kualitas barang dan harga barang dagangannya kepada pembeli. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Saurah sebagai berikut:

Kualitas barang yang dijual akan dijelaskan kepada pembeli sebelum membeli barang tersebut. Pembeli diberitahu bahwa beras yang dijual tersebut adalah beras campuran, dan beras tersebut adalah beras yang berasal dari kampung, dan juga beras dari pabrik oppeng jadi keputusan untuk membeli diserahkan kepada pembeli. Sedangkan untuk masalah harga, pembeli hanya menanyakan harga jual saja sehingga pembeli yang merasa cocok dengan harga yang ditawarkan maka akan membeli barang tersebut.167

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Mama Amran sebagai berikut:

Apabila barang dagangan bagus maka akan dikatakan bagus. Tidak perlu menjelaskan harga modal, hanya saja apabila pembeli meminta harga kurang atau harga di bawah modal maka beras atau barang tidak akan dijual kepada pembeli tersebut.168

Adapun untuk para pedagang buah-buahan juga mengatakan hal yang sama dengan pedagang ikan dan pedagang beras yaitu menjelaskan tentang kualitas dan harga barang dagangannya kepada pembeli. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Anti sebagai berikut:

Kualitas dan harga barang dagangan harus dijelaskan kepada pembeli atau langganan karena banyak pembeli atau langganan yang tidak sama sehingga perlu dijelaskan detail dan harga barang yang diperdagangkan, dan juga pembeli harus diberikan pengertian agar bisa lebih percaya.169 Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Ibu Surianti sebagai berikut:

Kualitas barang dijelaskan kepada pembeli. Perlu dijelaskan kepada pembeli bahwa buah ini adalah buah yang baru, dan buah yang ini adalah

166Kursia, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 16 Juli 2018.

167Saurah, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

168Mama Amran, “Pedagang Beras,” Wawancara, Pekkabata, 27 Juli 2018.

169Anti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 03 Agustus 2018.

buah yang lama, dan memberikan hak kepada pembeli untuk memilih.

Apabila pembeli ingin membeli buah yang baru, maka harganya lebih mahal dari buah yang lama. Jika pembeli meminta harga kurang, maka cukup mengatakan tidak bisa.170

Sementara Ibu Yuri juga mengatakan hal yang sama sebagai berikut:

Kualitas dan harga barang akan dijelaskan apabila pembeli bertanya.

Harga pokok barang tidak dijelaskan akan tetapi yang dijelaskan adalah harga jualnya. Apabila ada pembeli meminta di bawah harga maka barang dagangan tidak akan dijual, dan cukup mengatakan kepada pembeli bahwa harga yang diminta tersebut di bawah harga modal.171

Selain terbuka soal takaran atau timbangan, kualitas dan harga barang, kecerdasan dan wawasan pedagang dalam melakukan transaksi jual-beli juga diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari Strategi maupun cara-cara yang digunakan oleh para pedagang untuk menarik perhatian para pembeli. Terkait dengan Strategi tersebut, maka para pedagang ikan memberikan harga yang agak murah dan juga menambah jumlah ikan karena pembeli menyukai apabila barang yang dibeli diberi tambahan. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Erni sebagai berikut:

Trik yang digunakan dalam menjual yaitu menawarkan harga yang murah kepada pembeli, ikan yang dibeli ditambah walaupun hanya 1 dan dibeli dari pedagang lain. Hal ini bertujuan untuk mencari langganan.172

Hal ini dikatakan pula oleh informan lain yaitu Ibu Nurhayati sebagai berikut:

Strategi yang digunakan dalam berjualan yaitu menjual ikan dengan harga murah, dan apabila ada pembeli yang membeli maka kita usahakan menambahkan barang atau ikan yang dibeli tersebut.173

Selain memberi harga yang murah dan menambah jumlah barang, hal lain yang biasa dilakukan pedagang untuk mencari langganan yaitu mengerjakan ikan

170Surianti, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 06 Agustus 2018.

171Yuri, “Pedagang Buah,” Wawancara, Pekkabata, 10 Agustus 2018.

172Erni, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 13 Juli 2018.

173Nurhayati, “Pedagang Ikan,” Wawancara, Pekkabata, 20 Juli 2018.

Dalam dokumen PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH PASCASARJANA (Halaman 84-106)

Dokumen terkait