BAB VII BIDAT
A. Munculnya Berbagai Aliran Menyimpang dalam Gereja Perdana
3. Pengakuan Iman
Istilah-istilah asing yang dipakai untuk ‘pengakuan’ ialah: ‘Credo’ (berasal dari kata Latin, artinya ‘Aku percaya’) dan ‘Confessio’ (berasal dari bahasa Latin artinya ‘pengakuan’). Gereja semakin membutuhkan suatu rumusan pokok- pokok kepercayaannya, suatu pedoman yang dapat dipakai oleh jemaat dalam menjaga kemurnian Injil dan Iman. Rumusan-rumusan semacam itu juga dipakai dalam acara pembatisan. Pengalimatan rumusan-rumusan itu harus dilihat atas latar belakang pertahanan Gereja terhadap Gnostik dan Marcionisme, misalnya bahwa Allah adalah ‘khalik langit dan bumi’. Penjelasan tentang penjelmaan (inkarnasi) menolak pandangan ‘doketisme’ (Gnostik).
185
1) Pengakuan yang tertua, yakni ‘Yesus adalah Tuhan’ (Jesus Christos Kyrios), yang dapat dilihat dalam Rm. 10:9, Kor. 12:3 dan Flp. 2:11.
Pengakuan ini juga dirumuskan dengan suatu akronim: I CH Th Y S yang berarti ‘ikan’ dan ikan itu dipakai sebagai symbol. Huruf-huruf ini berarti ‘Iesus Christos Theou Yios Soter’, (‘Yesus Kristus Anak Allah (adalah) Juruselamat’).
Pengakuan yang singkat ini sudah dikembangkan pada zaman rasuli (band. 1 Kor. 15:3-5).
2) Pengakuan yang disusun oleh Ignatius dari Antiokhia sekitar tahun 110. Juga Yustinus (dibunuh pada tahun165) dan Ireneaus (dibunuh pada tahun 190) menulis rumusan-rumusan iman yang melawan aliran Gnostik. Sangat terkenal juga ‘Regula Fidei’ (rumusan iman) yang ditulis oleh Bapa Gereja Tertullianus pada tahun 213.
3) Pengakuan Jemaat di Roma (‘Romanum’) yang dipakai oleh jemaat di Roma dalam acara baptisan. Pengakuan ‘Romanum’ ini dipakai sejak akhir abad ke- 2. Pengalimatannya kita ketahui dari sepucuk surat yang ditulis oleh Marcellus dari Ancyra pada tahun 340 demi untuk membuktikan kemurnian imannya kepada uskup di Roma.
4) Pengakuan Rasuli (‘Apostolicum’): pengalimatannya diketahui dari suatu komentar yang ditulis oleh Rufinus (c.4) dan juga dari karangan-karangan Marcellus dari Ancyra (c.340), yang ditulis dalam bahasa Yunani. Karena rupanya naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, maka pengakuan ini sudah dipakai sebelum tahun 250, karena sekitar pertengahan abad ke-3 bahasa liturgi beralih dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.
‘Apostolicum’ ini (yang tidak ditulis oleh para rasul) menjadi pengakuan yang paling banyak dipakai (tetapi kurang dipakai oleh Gereja-gereja ortodoks- timur). Gereja Katolik-Roma memasukkan ‘Apostolicum’ ke dalam
‘Catechismus Romanus’ (Ketekhisme Romawi) pada tahun 1564 (Konsili Trente). Juga Gereja-Gereja Protestan mengakui ‘Apostolicum’ bersama dengan ‘Nicenum’ dan ‘Athanasianum’ sebagai pengakuan-pengakuan Gereja mula-mula.
5) Pengakuan ‘Nicenum’. Pengakuan ini disusun oleh Konsili Oikumenis yang pertama di Nicea pada tahun 325 dengan maksud untuk membela kemurnian iman terhadap Arianisme.
6) Pengakuan ‘Niceno-Constantinopolitanum’: Nama ini menyiratkan bahwa pengakuan ini adalah suatu pengalimatan baru dari pengakuan ‘Nicenum’
186
yang ditetapkan oleh Konsili Oikumenis II di Konstantinopel pada tahun 381.
Namun hal ini sulit dibuktikan, sebaliknya ada beberapa alasan untuk meragukannya (pengakuan ini tidak dipakai dan tidak disebut sebelum Konsili Oikumenis IV di Chalcedon pada tahun 451; perbandingan naskah ‘Nicenum dengan ‘Nicenum-Konstantinopolitanum’ itu menimbulkan keraguan apakah sungguh yang kedua dikembangkan dari yang pertama). Namun demikian,
‘Nicenum Konstantinopolitanum’ dipakai dengan luas sejak pertengahan abad ke-5. Konsili ke-3 di Toledo, yang diselenggarakan pada tahun 589, menambahkan istilah ‘filioque’ (dari bahasa Latin: ‘filius, -im’ berarti ‘putra’ ‘- que’ berarti ‘dan’; ‘filique’berarti ‘dan dari Putra’ yang dimaksud adalah bahwa Roh Kudus tidak hanya keluar dari Allah Bapa, melainkan juga ‘dari Putra’) kepada pengakuan ini.
7) Pengakuan ‘Athanasianum’: nama pengakuan dianggap karangan Bapa Gereja Athanasius (c. 296-373). Tetapi pandangan itu tidak sesuai dengan fakta historis. ‘Athanasianum’ ini merupakan suatu rumusan berdasarkan ‘Nicenum’,
‘Nicenum-Constantinopolitanum’ dan rumusan-rumusan dari Konsili Oikumenis IV di Kalsedon pada tahun 451.
Pengalimatannya rupanya juga dipengaruhi oleh Teologi Augustinus (wafat 430). Berdasarkan kenyataan ini, para ahli sejarah Gereja berpendapat bahwa pengakuan ini dikalimatkan antara 381 (Konsili Oikumenis II) dan 451 (Konsili Oikumenis IV).
Pengakuan ‘Athanasianum’ juga disebut ‘Quicumquevult’ (dari kata-kata permulaan pengakuan ini: ‘Quicumquevult savus esse…’ yang berarti ‘Siapa ingin diselamatkan…’) dan ‘Fides Catholica’ (Iman Katolik). Martin Luther (1483-1546) menganggap pengakuan ‘Athanasianum’ sebagai rumusan yang paling penting dan yang paling perlu dijunjung tinggi sejak zaman rasuli.
Dengan penyusunan pengakuan ‘Athanasianum’ penulisan pengakuan- pengakuan iman berakhir. Dari semua pengakuan, hanyalah ‘Nicenum’ atau
‘Niceno-Constantinopolitanum’ diakui oleh semua Gereja (Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks-Timur, Gereja-Gereja Protestan), pengakuan
‘Athanasianum’ dan ‘Apostolicum’ tidak diakui oleh Gereja-gereja ortodoks.
187 4. Pewarisan Jabatan Rasul
Dalam perkembangan hierarki Gereja, jabatan para Uskup semakin dihormati
dan mereka
dianggap sebagai pengganti para rasul. Mereka terpandang sebagai garansi (jaminan) untuk meneruskan ajaran-ajran ortodoks Gereja yang diterima oleh Gereja lewat para rasul dan melalui para rasul langsung dari Tuhan Yesus Kristus; dengan demikian tersusunnya suatu rangkaian saksi- saksi kebenaran yang sumbernya ialah Kristus dan Allah sendiri.
Dengan kata lain, unsur kerasulan dan
‘Apostolat’ tinggal tetap hidup dan berpengaruh melalui dan di dalam golongan para uskup (episkopat). Ide ini semakin kuat di bagian barat kekaisaran Romawi, khususnya sejak abad ke-3 (Tertullianus, Cyprianus).
Pentahbisan seorang uskup yang baru hanya dianggap sah, bilamana dia ditahbiskan oleh uskup-uskup yang lain, sehingga dalam suatu rantai pewarisan unsur ‘episkopat’ ini diteruskan dari satu generasi uskup kepada yang berikutnya (suksesi rasuli, apostolic succession). Dengan pengertian ini posisi dan kedudukan para uskup sangat diperkuat. Merekalah yang menjadi jaminan (garansi) pengajaran yang ortodoks. Merekalah yang kemudian memelihara ajaran Gereja dengan setia.
188 RANGKUMAN
1. kepatuhan kita pada hukum dalam beberapa hal melengkapi Karya Kristus yang lengkap. Ada berbagai bentuk bid'ah ini, tetapi segala macam legalisme entah bagaimana mencoba mengambil pujian atas beberapa aspek keselamatan yang telah dilakukan Yesus.
2. Kata gnostikos Yunani artinya “pengetahuan" atau "yang berkaitan dengan pengetahuan") pertama kali digunakan oleh Plato untuk menggambarkan dimensi kognitif atau intelektual dari pembelajaran, yang bertentangan dengan hal praktis.
Namun, pada abad ke-2 M, nama gnostikoi telah diadopsi oleh berbagai kelompok Kristen, beberapa di antaranya menggunakannya secara positif sebagai penunjukan diri, meskipun yang lain mengkritik praktik ini sebagai klaim lancang akses eksklusif ke kebenaran. Gnostisme adalah kumpulan ide dan sistem keagamaan kuno yang berasal dari abad pertama Masehi di antara sekte Kristen dan Yahudi awal.
3. Guru gnostik paling terkenal tidak diragukan adalah Valentinus (sekitar 100 - sekitar 160 M). Valentinus adalah seorang Mesir yang dididik di Aleksandria sebelum menetap di Roma, tempat ia mendirikan sekolahnya pada 140. Ia mengajar mitologi emanasionalis gnostik, dengan serangkaian Aeon yang mengalir keluar dari Monad purba untuk membentuk Pleroma. Dia berusaha menggabungkan Platonisme dengan agama Kristen.
4. Monatisme adalah nama yang diberikan oleh lawannya, gerakan nubuatan baru ini muncul pertama kali di Asia Minor tepatnya di kota Frigia (Kota Anatolian) kota ini sekarang di berada di negara Turki selatan.
5. Adoptionism mengajarkan bahwa Yesus hanyalah manusia non-ilahi; bahwa dia sangat berbudi luhur; bahwa ia, pada titik tertentu, "diadopsi" sebagai Anak Allah oleh Roh yang turun ke atas dirinya. Adoptionism juga dikenal sebagai Psilanthropism dan Dynamic Monarchianism.
6. Kata antinomianisme berasal dari dua kata Yunani, anti, yang berarti "menentang";
dan nomos, yang berarti "hukum." Antinomianisme berarti “melawan hukum.” Secara Teologis, antinomianisme adalah kepercayaan bahwa tidak ada hukum moral yang Allah harap orang Kristen patuhi. Antinomianisme membawa ajaran Alkitab ke kesimpulan yang tidak Alkitabiah.
7. Paulus dari Samosata mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia yang menjadi Tuhan.
Setelah beberapa pertemuan para pemimpin Gereja, Paulus dari Samosata akhirnya dikucilkan, dan Dewan Nicea kemudian mengutuk ajarannya juga.
189
8. Legalisme menyerang Injil tentang kasih karunia dengan mengajarkan bahwa Montanus melihat bahwa martir adalah kewajiban, menghindari penganiyaan dan penderitaan dianggapnya sebagai kemurtadan.
9. Monarki Dinamis dimulai dengan pengajaran palsu dari seorang pekerja kulit bernama Theodotus, yang membawa ide-idenya dari Bizantium ke Roma sekitar tahun 190 M. Theodotus mengajarkan bahwa Yesus tidak melakukan mujizat sebelum pembaptisan-Nya karena Allah belum datang kepada-Nya.
Monarchianisme mengajarkan kesatuan Allah yang tak terpisahkan (kata Latin monarchia berarti "pemerintahan tunggal"). Tentu saja, kepercayaan pada satu Tuhan adalah fondasi bagi kekristenan, tetapi Monarchianisme menekan monoteisme sampai-sampai menyangkal sifat Tritunggal Allah.
190 EVALUASI
Pilihan Ganda
1. Legalisme berarti…
a. Adat b. Hukum c. Legal d. Pendidikan e. Penyesatan 2. Tauratisme adalah…
a. Pembacaan Taurat Tuhan b. Pecinta Taurat
c. Pembawa Taurat
d. Hukum-hukum dalam Perjanjian Lama 3. Tauratisme melihat ajaran tentang…
a. Pribadi Kristus dan karya pembenaran-Nya.
b. Pribadi Musa.
c. Pribadi manusia d. Malaikat
e. Manusia
4. Bentuk pasti bidah legalisme adalah…
a. Ingin serupa dengan Yesus
b. Mencoba mengambil pujian atas beberapa aspek keselamatan yang telah dilakukan Yesus.
c. Menghasut orang supaya benci Yesus.
d. Mengajak orang untuk menyembah patung.
e. Mengajak untuk menyembah Maria.
5. Gnostikos berasal dari bahasa…
a. Ibrani b. Yunani c. Inggris d. Latin e. Arab
6. Gnostikos artinya…
a. Pendidikan b. Yahudi c. Pengetahuan d. Pembelajaran e. Materi
7. Gnostisme adalah…
a. Paham tentang penyesatan umat Kristen masa kini.