BAB IV STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
H. Pengembangan Literasi
a. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama penumbuhan karakter diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
b. Mengimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan.
c. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah.
Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan. Struktur pendukung lain yang terdiri atas: (a). Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman, dan damai. (b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
5. Penilaian
Penilaian dilakukan pada tingkat pendidik dan evaluasi dilakukan pada tingkat satuan pendidikan dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian sikap dan keterampilan.
H. Pengembangan Literasi
berbicara. Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah. Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan public, menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai ekosistem belajar.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015, GLS bertujuan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
3. Kompetensi Literasi
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Literasi Dasar (Basic Literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
b. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
c. Literasi Media (Media Literacy) yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
d. Literasi Teknologi (Technology Literacy) yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
e. Literasi Visual (Visual Literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
4. Model Program Literasi
Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:
No Komponen
Contoh Kegiatan Tahap
Pembiasaan
Tahap Pengembangan
Tahap Pembelajaran 1 Literasi Dasar Membaca
15 menit sebelum kegiatan belajar setiap hari
Mendiskusikan bacaan
Menuliskan analisis terhadap bacaan
2 Literasi
Perpustakaan
Mencari bahan pustaka yang diminati untuk kegiatan membaca 15 menit
Menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi dalam diskusi tentang bacaan
Mencantumkan daftar pustaka dalam laporan tugas/praktik setiap mata pelajaran
3 Literasi Media
Membaca berita dari media
cetak/daring dalam
kegiatan membaca 15 menit
Mendiskusikan berita dari media
cetak/daring
Membuat komunitas pembelajaran untuk diskusi dan berbagi informasi terkait pemahaman mata pelajaran antar teman, guru dan antar sekolah 4 Literasi
Tehnologi
Membaca buku elektronik
Memberikan komentar terhadap buku elektronik
Setiap mata pelajaran memanfaatkan tehnologi (komputasi, searching dan share) dalam mengolah, menyaji, melaporkan hasil kegiatan/laporan 5 Literasi
Visual
Membaca film atau iklan pendek
Mendiskusikan film atau iklan pendek
Menggunakan aplikasi vidio/film dalam menyaji dan melaporkan kegiatan hasil
No Komponen
Contoh Kegiatan Tahap
Pembiasaan
Tahap Pengembangan
Tahap Pembelajaran praktik/diskusi/observasi melalui website sekolah, youtube, dll
5. Pentahapan Kegiatan
Kegiatan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan berkelanjutan dikelompokan dalam tiga tahap.
a. Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
Contoh:
guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
siswa mencari bahan bacaan sendiri.
guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e-book, dan teknologi digital
Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembiasaan. Sekolah mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
1) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
2) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda khusus presentasi buku.
3) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
4) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
5) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
b. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan ini bertujuan:
1) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
3) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pemepelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
b) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
c) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).
d) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
e) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
f) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
g) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan pendidikan dan antarsatuan pendidikan.
I. Struktur Program
Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam pengelolaannya, sekolah menyiapkan program dengan struktur sebagai berikut:
MODEL PROGRAM LITERASI
NO. KOMPONEN URAIAN
1) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi
2. Kondisi Nyata : 1. 50% peserta didik memiliki daya baca siswa dengan dukungan buku, e-book, dan teknologi digital
2. 30% peserta didik memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif.
3. Kondisi Ideal : 100% peserta didik memiliki daya baca dan kemampuan untuk berpikir kritis, analitis, kreatif dan inovatif
4. Masalah Utama : Minat baca dan minat kunjungan kunjungan peserta didik ke perpustakaan rendah
5. Kegiatan (Solusi) : 6. Tujuan : 7. Indikator Pencapaian : 8. Strategi Pelaksanaan : 9. Tim Pelaksana/
Uraian Tugas
:
1. Pelaksanaan
No. Komponen Kegiatan Pelaksanaan Tanggal 1. Pelaksana Kegiatan
dan Jadwal
: I. Rapat pembahasan Program
II. Implementasi Kegiatan Pembiasan
III. Implementaasi Pembelajaran IV. Evaluasi Kegiatan 2. Jurnal Kegiatan Uraian
Diisi dengan catatan dan bukti fisik kegiatan
2. Evaluasi Kegiatan 1. Evaluasi
pelaksanaan
: Pelakasnaan Evaluasi dilakukan secara berkala dan disampakan ke forum dewan guru dalam rapat evaluasi program.
1. Evaluasi Pencapaian
Terlampir.