D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
4. Pengertian Pendidikan Dan Pendidikan Islam
24 tertinggi, menjunjung tinggi nilai-niai keadilan, demokeratisasi, inklusivisme, independent, makmur dan sejahtera27.
25 bahwa pendidikan merupakan salah satu kebuthan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup 32 . Pernyataan ini setidaknya mengisaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatau komunitas manusia, memerlukan adanya pendidikan33.
b. Pendidikan Islam
Menurut Marimba, yang mengatakan bahwa pendidikan isalam adalah bimbingan jasmani dan rokhani bedasarkan hukum islam menuju terbentuknya keperibadian utam menurut ukuran islam34. Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’lim,riyadhah, irsyad, dan tadris35.
Menrut Muhammad SA. Ibrahimi Pendidikan isalam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupanya sesuai dengan ideologi islam, sehingga dengan mudah iya dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran isalam36.
Setiap umat manusia mempunyai perasaan, penghayatan dan ingin berubah dengan perasaan
c. Tujuan Pendidikan
32Prof. Dr. H. Jalaludin. Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Gerafindo Perseda: 2001), h.65
33Ibid..., h.65
34Prof. Dr. H. M. Asy‟ari, M.Ag konsep Pendidikan Isalam, (Jakarta Selatan: Rabbani Press, 2011), h. 12
35Dr. Abdul Mujib, M.Ag., et al. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 10.
36Ibid.., h. 25
26 Pendidikan berlangsung dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya akan mencapai tujuan akahir, yaitu kedewasaan atau peribadi dewasa susila, Tujuan yang bersufat umum akan dicapai melalui tujuan- tujuan dekat.
Sorang ahli pendidikan, Langeveld mengemukakan macam- macam pendidikan yaitu: tujuan umum/akhir atau lengkap, tujuan khusus, tujuan tak lengkap,tujuan sementara, tujuan isindentil, dan tujuan intermedier.
1. Tujuan umum
Ini merupakan tujuan yang menjiwai perkerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini di rumuskan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang universal.
2. Tujuan khusus
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum di atas dasar berapa hal, di antaranya.
a. Terdapatnya perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat dan sebagainya.
b. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyrakat misal:
tujuan khusus untuk masyarakat pertanian, perikanan dan lain-lain.
c. Perbedaan yang berhubungan degan tugas lembaga pendidikan, misalnya: tujuan khusus untuk pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan dalam perkembangan pemuda.
d. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan falsafat hidup suatu bangsa.
3. Tujuan Tak Lengkap
Ini adalah tujuan yang hanya mencangkup salah satu dari aspek keperibadian, misalnya: tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tampa memperhatikan yang lainya. Jadi tujuan tak lengkap ini merupakan bagian dari tujuan umum yang melingkupi perkembangan selurh aspek keperibadian.
4. Tujuan Sementara
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, karenanya perlu di tempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan yang di upayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimaksut dengan tujuan sementara. Misalnya: anak menyelesaikan pelajaran di jenjang pendidikan dasar meruakan tujuan sementara untuk selanjutnya
27 meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah umum (SMU) dan Perguruan Tinggi.
5. Tujuan Insidentil
Ini merupaka tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendatipun demikian, tujuan ini tidak terlepas dari tujan umum. Misalnya: seorang ayah memanggil anaknya dengan tujuan anak mencapai kepatuahan.
6. Tujuan Intermedier
Disebut juga tujuan perantara, merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus di capai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya, misalnya anak dapat membaca dan menulis (tujuan sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran di sekolah37.
d. Bentuk Metode Pendidikan Islam
Bentuk-Bentuk metode islam yang relavan dan efektif dalam pengajaran islam adalah:38
1. Metode Diakronis
Suatu metode mengajarkan islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparatif tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang memiliki kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan tempat kepercayaan, sejarah, den kejadian itu muncul.
2. Metode singkronis
Suatu metode pendidikan islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan
37Ibid. h. 14-15.
38Ibid.., h. 179
28 keimana dan mental intlek. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi. Teknik pengajaranya meliputi diskusi, lokalkarya, seminar, kerja kelompok, resensi buku, lomba karya ilmiah, dan sebagainya.
5. Metode Problem Solving (hill al-Musyakilat)
Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat dikembangkan dengan teknik simulasi, micro- teaching, dan critical incident (tangqibiah). Didalam metode ini, cara mengasah keterampilan lebih dominan ketimbang mental dan intlektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat makanistik.
6. Metode empiris
Suatu metode mengajar yang memungkinkan peserta didik mempelajari ajaran islam melalui proses realisasi, aktualisasi, serta internalisasi norma-norma dan kaidah islam melalui proses aplikasi yang menimbulkan suatu intraksi sosial.
7. Metode induktif (al-Istiqraiyah)
Metode yang dilakukan leh pendidik dengan cara mengajarkan materi yang khusus (juz‟yah) menuju kepada kesimpulan umum.
Tujuan metode adalah agar peserta didik bisa mengenal kebenaran dan hukum-hukum umum setelah melalui risat.
29 8. Metode deduktif
Metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran ajaran islam melalui cara menampilkan kaidah yang umum kemudian menjabarkanya dengan berbagai contoh masalah sehingga menjadi terurai.
e. Fungsi Pendidikan Islam
Fungsi pendidikan islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan islam tersebut tercapai berjalan dengan lancar.
Menurut Kurshid Ahmad, yang dikutip Ramayulis, fungsi pendidikan islam adalah:
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat- tingkat kebudayaan, nilai-nilai teradisi dan sosial, serta ide-ide masyrakat dan bangsa.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenagga-tenagga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi39. 5. Tuan Guru/kyai
Tuan guru adalah tokoh yang memiliki ilmu engetahuan agama dalam penyebaran islam di pulau lombok. Tuan artinya haji dan guru artinya tokoh tempat menimba ilmu atau tokoh yang mendakwahkan islam. Dalam
39Ibid.., h.69
30 pemahaman masyarakat pulau lombk di sebut Tuan Guru apabila sudah menunaikan haji dan merupakan tokoh yang memiliki murid atau pengikut yang sanagt banyak40.
Istilah tuan guru yang berkembang di kalangan masyarakat sasak, bisa di identikan dengan sebutan kyai atau haji yang berkembang pada masyrakat islam indonesia, khususnya di pulau jawa. Ia adalah tokoh agam yang dipandang sangat menguasai ajaran agama dalam segala aspeknya.
Para tuan guru, oleh masyarakat sasak, di anggap sebagai orang mengusai berbagai ilmu keislaman, meskipun anggapan ini terlalu berlebihan dan belum tentu benar. Sebab, tidak semua tuan guru belajar ilmu-ilmu keislaman dalam waktu yang cukup untuk membekali diri sebagai tuan guru yang ideal41.
G.Metdologi Penelitian