BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengertian, Permodalan, Dan Jenis-jenis Leasing
Sewa guna usaha (leasing) mennurut perpres No.9 th 2009 tentang lembaga pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lesse) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Dilihat dari segi pandangan hukum kegiatan leasing ada 4 tahap yang utama yaitu:
1) Perjanjian antara pihak lessor dan pihak lesse
2) Berdaasarkan perjanjian sewa guna usaha, pihak lessor mengalihkan hak penggunaan barang pada pihak lesse.
3) Lesse membayar kepada lessor atas sewa penggunaan barang.
4) Lesse mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dangan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut.
b. Permodalan Leasing
Sesuai dengan PMK No 84/PMK.012/2006 tanggal 26 september 2009 tentang perusahaan pembiayaan, jumlah modal disetor dan simpanan pokok atau simpanan wajib dalam rangka pendirian perusahaan pembiayaan adalah :
1) Perusahaan swasta nasioanal atau perusahaan patungan sekurang- kurangnya sebesar Rp.100 Milyar.
2) Koperasi sekkurang-kkurangnya sebesar Rp.50 Milyar c. Jenis-Jenis Leasing
Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan leasing dapat digolongkan menjadi 3 kelompok leasing yaitu :
1) Independent leasing company
Adalah jenis pembiayaan leasing dimana lessor bebas menentukan pembelian barang dari berbagai supplier yang kemudian di lease kepada pemakai.
2) Captive lessor
Adalah jenis pembiayaan leasing dimana lessor mempunyai supplier tersendiri yang berperan sebagai perusahaan induk.Pihak pertama terdiri dari perusahaan induk dan anak perusahaan dan pihak keduanya lesse sebagai pemakai barang.
3) Lessee broker atau packager
Adalah pembiayaan leasing dimana broker yang biasanya tidak memiliki barang atau peralatan fungsi hanya mempertemukan calon lease dengan lessor.
Menurut Amin Widjaja dan Arif Djohan jenis-jenis leasing yang sudah dikenal secara umum antara lain:
Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan). Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value), kalau ada, akan mencakup pengembalian harga barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha.
Operating Lease (Sewa Menyewa Biasa) Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha(lessor) membeli barang modal dan selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha.
Dalamoperating lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Perusahaan sewa guna usaha dalamoperating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.
Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan) Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara berkala (direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrik atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu. Leveraged LeaseTransaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna usaha, perusahaan sewa guna usaha, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha.
2. Perlakuan Akuntansi Capital Leasing (finance Leasing) Oleh Peyewah Usaha Menurut PSAK No. 30
Transaksi sewa guna usaha diberlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa guna sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.
Aktiva yang disewa guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.Kalau aktiva yang disewa guna usahakan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan atau dikreditkan pada tahun berjalan.Sehinga Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.
Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback) maka transaksi tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha.Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewaguna usahakan.
a. Pelaporan Dan Pengungkapan Transaksi Capital Lease
Pelaporan akuntansi capital lease oleh penyewa guna usaha menurut PSAK No. 30 adalah :
1) Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
2) Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa guna usahakan yang paling tidak untuk dua tahun berikutnya.
Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam tahun berjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback). Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha.
3. Pasal - pasal Dalam Melakukan perjanjian kredit a. Pasal 1. Pengertian Istilah
Bank adalah PT. Mandiri Tunas Finance,berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta, berkantor pusat di jalan imam Bonjol No. 61 Jakarta, tetapi tidak terbatas pada kantor cabangnya, para penerima atu pengganti haknya.
Barang Agunan adalahsetiap dan semua barang yang sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari,yang dijadikan jaminan berdasarkan Dokumen agunan.
Biaya adalah semua ongkos-ongkos, biaya-biaya, honorarium serta pajak baik langsung maupun tidak langsung yang timbul dari atau berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian kredit.
Bunga adalah bunga atas pinjaman pokok yang dikenakan berdasarkan suku bunga yang di hitung dari ke hari secara efektif berdasarkan berdasarkan ketentuan 1 tahun atau sama dengan 365 hari atau dengan cara
lain yang di tentukan oleh BANK dan dapat berubah dari waktu ke waktu berdasarkan kebijakan BANK.
Debitur adalah pihak yang menerima pinjaman dari BANK berdasarkan perjanjian Kredit.
Denda adalah sejumlah uang yang wajib di bayar oleh Debitur karna tidak memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempoh berdasarkan perjanjian Kredit yang besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu sesuai ketentuan dalam perjanjian Kredit ini.
Dokumen Agunan adalah semuah dokumen yang membuktikan bahwa jaminan telah diberikan dan diikat untuk kepentingan Bank sebagaimana Dokumen tersebut diubah, ditambah atau diperbaruidari waktu ke waktu, baik masing-masing maupun beberapa diantaranya/Maupin semuanya.
Jaminan adalah pengamanan atas kewajiban pembayaran hutang yang diberikan oleh Debitur kepada Bank guna menjamin pembayaran kembali jumlah terhutang secara tertib sebagaimana mestinya dalam bentuk kebendaan atau perorangan/pribadi (borgtocht).
Jaminan Terhutang adalah jumlah pinjaman pokok, bunga, denda, serta semua jumlah uang lain yang karena sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank berdasarkan dan sesuai dengan perjanjian Kredit, termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang ditetapkan berdasarkan perjanjian Kreditdan syarat-syarat umum yang mengikat Bank, Debitur dan
pennggung hutang untuk memenuhi dan melaksanakannya, baik berupa kewajiban di luar pembeyaran.
Kredit adalah peyajian uang atau kesepakatan pinjaman-meminjam antara Bank dan pihak lain yang mewajibkanpihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian suku bunga, termasuk:
Cerukan (overdraft) adalah jumlah penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada pos Giro atau penggunaan Kredit yang melebihi plafond yang disetujui
Bunga Cerukan adalah imbalan yang harus dibayar oleh Debitur atas penggunaan Kredit yang melebihi plafond yang telah ditentukan dan diyatakan dalam presentase
Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.
Penarikan Kredit adalah pembayaran pemindah bukuan dari Rekening Kredit yang dilakukan oleh Bank atas permintaan tertulis dari Debitur, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang mengatur Kredit yang bersangkutan.
Penanggung/Penjamin adalah pihak (baik perorangan maupun badan hukum) yang setuju memberikan kesanggupan dan jaminan kepada Bank bahwa jika Debitur tidak dapat membayar jumlah terhutang, maka pihak tersebut setuju melunasi jumlah terhutang kepada Bank,dengan ketentuan dan serta syarat yang tercantum dalam jaminan pribadi atau jaminan perusahaan.
Perjanjian Kredit adalah suatu perjanjian antara Bank dan Debitur yang menetapkan ketentuan dan syarat khusus yang berlaku atau suatu Kredit tertentu. Dalam istilah perjanjian Kredit, harus diartikan pula, termasuk setiap tambahan , surat meyurat, perubahan atau perjanjian tambahan berikut segala lampiran yang sewaktu-waktu disetujui oleh Bank dan Debitur,
Plafond adalah jumlah pinjaman maksimum yang diberikan oleh Bank kepada Debitur yang nilainya ditentukan dalam perjanjian atau jumlah lain yang disetujui secara tertulis oleh Bank.
Pokok Kredit adalah jumlah penarikan kredit oleh Debitur dan pembebanan berdasarkan perjanjian kredit. Pokok Kredit yang terhutang adalah seluru jumlah penarikan dikurangi dengan seluru jumlah pembeyaran kembali atas Pokok kredit.
Rekening Kredit adalah suatu rekening pada pembukuan Bank yang mencatat sejumlah hutang Debitur dan segala transaksi keuangan yang berkenan dengan Kredit antara Bank dengan Debitur.
Syarat-syarat Umum adalah semua syarat yang ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat perkreditan yang berlaku di Bank, yang merupakan bagian yang penting dan integral serta tidak dapat dipisahkan dati perjanjian Kredit.
Tunggakan adalah setiap jumlah yang wajib dibayar oleh Debitur, akan tetapi pada saat jatuh tempo tidak dibayar sebagaimana mestinya kepada Bank karena alasan apapun juga.
Tunggakan Pokok adalah angsuran pokok yang tidak dilunasi Debitur pada waktunya.
Tunggakan Bunga adalah Bunga yang tidak dilunasi oleh Debitur pada waktunya.
Pemilik Jaminan adalah pihak (perorangan maupun badan hukum) pemilik Barang Agunan sesuai dengan Dokumen Agunan.
b. Pasal 2 Jenis Dan Tujuan Kredit
Bang dengan ini memberikan fasilitas Kredit kepada Debitur, dengan ini menerika fasilitas Kredit dari Bank, berupa Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dengan Plafond tahap II (kedua) sebesarRP. 9.220.400.000.-
Bank setiap waktu berhak untuk meyesuaikan jumlah fasilitas Kredit yang diberikan dengan jaminan yang disediakan oleh Debitur ataupun dengan keadaan Debitur stud an yang lain semata-mata atas pertimbangan Bank sendiri.
Debitur menerima pengikatan dari Bank tersebut dengan ini mengikat diri untuk melunasi fasilitas Kredit yang diberikan oleh Bank berikut atas segala kewajiban yang timbul dari adanya fasilitas Kredit tersebut dan tidak akan menerima fasilitas Kredit itu melebihi dari jumlah maksimum fasilitas Kredit tersebut
Tujuan penggunaan Kredit ialah: Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk membeli Mobil Rental, pembelian Bus serta kendaraan logistic
c. Pasal 3 Bunga, Denda, Provisi serta Biaya lainnya
Atas fasilitas Kredit yang diberikan tersebut Debitur wwajib membayar Bunga kepada Bank sebesar 7 % atau 12,50 % efektif pertahun yang pelaksanaannya diatur sebagaimana ditentuka dalam Pasal 4 ayat 2 perjanjian Kredit ini
Tampa atau dengan sepengetahuan Debitur, Bank setiap saat berhak meminjam, meyesuaikan dan menetapkan kembali besarnya Bunga Kredit berdasarkan tingkat Bunga yang berlaku,
Peninjauan kembali dan perubahan besarnya suku Bunga tersebut cukup dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Debitur dan bersifat mengikat kedua belah pihak serta merupakan bagian dari perjanjian ini.
Bila mana Debitur lalai melakukan pembayaran sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank, atau dalam hal Debitur tidak melakukan pembayaran pokok atau Bunga pada waktunya, maka Bank akan membebanka denda kepada Debitur sebesar 1 % sebulan dari tunggakan Bunga.
Bila dalam jangka waktu 12 bulan tersebut tidak cair seluruhnya maka akan dikenakan denda atau komitmen fee sebesar 1 % dari sisa plafond Kredit yang belum cair.
Atas pembetian pasilitas Kredit tersebut, Debitur dikenakan pembayara provisi sebesar 0,50 % dari plafond Kredit setiap pencairan, serta adanya pengenaan biaya Notaris, biaya pengikatan jaminan, biaya Asuran si serta biaya-biaya lain yang ditetapka kemudian.
Apabila setelah jangka waktu perjnjian Kredit Modal Kerja ini berakhir, akan tetapi Debitur masih mempunyai tunggaka kepada Bank, maka bunga dan denda yang telah ditentuka dalam perjanjian ini masih tetap berlaku, demikian pula segala persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh Debitur.
d. Pasal 4 Jangka Waktu Pembayaran Kembali Kreditur
Jangka waktu perjanjian Kredit ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal 12-07-2010, dibuat untuk jangka waktu 60 bulan, sehingga harusdi bayar lunas sama sekali oleh Debitur selama-lamanya pada tanggal 12-06-2015.
Jadwal pembayaran kembali pokok dan Bunga Kredit adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran perjanjian Kredit ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian Kredit ini.
e. Pasal 5 Biaya-biaya
Terhadap Kredit yang diberikn oleh Bank sebagaimana tersebut pada pasal 2 diatas, maka kepada debitue dibebankan Biaya-biaya sebagai berikut:
Provisi Kredit sebesar:
0,50 % X 9.220.400.000,- atas fasilitas Kredit = RP.46.102.000,-
Materai : RP.30.000,-
Administrasi : RP.750.000,-
Jumlah : RP.46.102.000 + RP.30.000 + RP.750.000 = RP.46.882.000 ,-
f. Pasal 6 Syarat Penandatanganan Perjanjian Kredit
Penandatanganan Akad Kredit dapat dilakukan setelah Debitur memenuhi atau melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Telah menandatangani dan mengembalikan SPPK ini diatas materai RP.6.000 serta telah memenuhi syarat umum kredit,
Menulis bea materai Kredit, biaya administrasi dan provisi Kredit,
Setiap pencairan Kredit dituaangkan dalam perjanjian Kredit baru secara notariildengan jangka aktu kredit masing-masing maksimal selama 60 bulan atau 5 tahun,
Setiap pencairan Kredit, Debitur wajib meyerahkan bukti pemesanan Order Bank Mandiri Tunas Finance,
Debitur wajib menyerahkan daftarkendaraan yang akan dibiayai dengan mencantumkan spesifikasi kendaraan ,
Debitur ajib melakukan salinan kontrak atau perjanjian sewa menyewa kendaraan atau dalam bentuk perjanjian lainnya yang dapat dipersamakan yang suda ditandatangani oleh perseroan terbatas PT. Bumi Jasa Utama dan perusahaan penyewa,
Persero terbatas PT.Bumi Jasa Utama wajib menyatakan standing instruction yang dibuat oleh PT. Bumi Jasa Utama kepada perusahaan penyewa (selama kontrak perusahaan yang telah berjalan), yang menyatakan bahwa pembayaran sewa akan disalurka ke rekening Giro atas nama PT. Bumi Jasa Utama di Bank Manditi Tunas Finance cabang Makassar atau ketentuan tersebut dicantumkan dalam kontrak sewa menyewa kendaraan. Standing instruction yang dibuat oleh PT. Bumi Jasa Utama tersebut harus mencantumkan countersing dari perusahaan penyewa sebagai tanda persetujuannya,
Selama Kredit berjalan atau belum lunas, maka Debitur wajib menyerahkan perjanjian-perjanjian yang masih berlaku beserta perubahannya.
g. Pasal 7 Jaminan
Terhadap kredit yang telah diberikan Bank, maka Debitur menyerahkan jaminan berupa:
Kendaraan (mobil) yang dibiayai (pengikatan nama dilakukan secara notaries melalui akta fiducial ),
Jaminan-jaminan ydi serahkan oleh debitur kepada Bank baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak,kedua belah pihak setuju untuk masing-masing pengikatny akan dilakukan sesuai dengan ketentuan- ketentuan setra Undang-undang yang berlaku
h. Pasal 8 Pengalihan Barang Jaminan
Debitur setuju bahwa penguasaan hak atas barang-barang jaminan baik yang bergerak maupun yang tdk bergerak yang telah dijamin kepada Bank sebagaimana telah ditentukan dalam perjanjian Kreditini dan perjanjian pengikatan jaminan lainnya, selama seluruh pinjaman Kredit ini belum lunas, maka Debitur tdk diperkenankan memindah tangankan atau dengan cara apapun juga baik hak maupun penggunaan daripada barang- barang jaminan tersebut tanpa perrsetujuan tertulis terlebh dahulu dari Bank.
Perbuatan Debitur dengan memindah tangankan hak atas barang-barang jaminan tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam perjanjian ini tanp
persetujuan tertulis terlebih dahuludari Bank, dapat di tuntut dengnan pidana penggelapan dan penipuan sebagaimana diatur dalam Pasal 372 dan Pasal 378 kitab Undang-undang hukum pidana dang anti rugi Pasal 1365 kitab Undang-undang Hukum Perdata.
i. Pasal 9 Asuransi Kredit Dan Asuransi Jaminan
Debitur setuju jika Bank menggangap perlu untuk:
Mengasuransikan Kredit ini kepada perusahaan Asuransiyang ditunjuk dengan syarat-syarat yang disetujui oleh Bank, sedangkan premi dan biaya lainnya merupakanbeban Debitur,
Mengasuransikan barang-barang jaminan kepada perusahaan Angsuran yang ditujukan oleh Bank dengan “Bankers Clause” untuk kepentingan Bank sedangkan premi dan biaya lainnya merupakan beban Debitur.
Untuk keperluan pelaksanaan ayat 1 pasal ini, Debitur memberikan kuasa kepada Bank dan jika perlu Debitur wajib memberikan kuasa yang terpisah kepada Bank.
j. Pasal 10 Syarat-syarat Berlakunya Perjanjian Kreditur
Untuk berlangsungnya perjanjian Kredit ini, Debitur harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Telah menyetor ke pada Bank titipan uang untuk pembayaranpremi asuransi atas Kredit dan barang-barang jaminan serta biaya pengikatannya, yang berupa biaya notaries, biaya-biatya lainnya yang telah ditetapkan oleh Bank, kecuali juka Debitur mengurus sendiri pengikatan jaminannya.
Telah meyerahkan bukti-bukti asli pemilik barang-barang jaminan yang suda ada sebagaimana tersebut dalam Pasal 7 perjanjian Kredit ini,
Telah meyerahkan kepada Bank persetujuan atau perjanjian-perjanjian dan legalisasi usaha atau perusahaan yangtelah di persyaratkan oleh Bank.
Syarat-syarat diperlakukannya perjanjian Kredit ini harus dipenuhi oleh Debitur paling lama 30 hari setelah penandatanganan perjanjian kredit ini.
Apabila setelah jangka waktu tersebut tidak dipenuhi oleh Debitur, maka perjanjian Kredit ini menjadi batal demi hukum, kecuali apabila Bank memperpanjang jangka waktu tersebut.
Dalam hal perjanjian ini batal oleh sebab apapun juga maka semuabiaya- biaya yang dikeluarkan oleh Debitur tidak dapat diminta kembali.
k. Pasal 11 Pencairan Kredit
Pencairan Kredit dilaksanakan oleh Bank apabila Debitur telah memenuhisyarat-syarat sebagai berikut:
Telah meyetor kepada Bank dana sendiri untuk membiayai pengadaan kendaraan yang akan dibayar oleh Bank,
Atas dasar barang-barang jaminan telah diikat sesuai ketentuan yang berlaku,
Telah meyerahkan kepada Bank surat kuasa dengan hak subsitusi yang tidak dapat dicabut kembali sebelum Kredit lunas yang memberikan hak kepada Bank untuk sewaktu-waktu menjualbarang-barang
jaminan, menerima uang tagiha dari langganan Debiturmembebani saldo Gironya dengan tindakan lainyang dianggap perlu tanpa terlebih dahulu diminta kepada Debitur
Telah meyerahkan kepada Bank surat pernyataan tidak keberatan atas pemblokiran pada instansi kepolisian terhadap kendaraan-kendaraan bermotor yang dijamin oleh Debitur.
Telah meyerahkan kepada Bank surat kuasa dengan hak subsitusi yang tidak dapat dicabut kembali untuk mengosongkan rumah dan tanah yang dijamin kepada Bank apabilah ternyata Debitur telah cederah janji yang telah diperintahkan oleh Bank untuk mengosongkan rumah dan tanah yang di jaminkepada Bank.
Untuk memperluas pelaksanaan ayat 1 (c), (d), dan (e) Pasal ini, Debitur setuju perjanjian Kredit ini berlaku sebagai surat kuasa apabila tidak meyerahkan surat kuasa yang terpisah.
l. Pasal 12 Peyimpangan Menggunakan Kredit
Debitur setuju bahwa dana Kredit yang diperoleh dari B ang yaitu untuk membiayai proyrk sebagaimana yang telah ditentukan di atas,
Sehubungan dengan ketentuan ayat 1 Pasal ini, penyimpangan penggunaan dana kredit oleh Debitur tanpapersetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, maka Bank dapat menuntut sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
m. Pasal 13 Ketentuan Umum
Terhadap perjanjian Kredit ini berlaku syarat-syarat umum pemberian Kredit PT. Mandiri Tunas Finance semua peraturan dan ketentuan
pemberian Kredit, baikyang telah ada maupun yang akan dikeluarkan oleh PT. Mandiri Tunas Finance, Bank Indonesia, otoritas jasa keuangan dan atau pemerintah Repoblik Indonesia,
Apabila didalam perjanjian Kredit ini terdapat ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan syarat-syarat Umum pemberian Kredit maka ketentuan-ketentuan khusus dari perjanjian kredit ini yang berkaku.
n. Pasal 14 Peyelesaian Perselisihan
Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan atas pemberian Kredit ini, maka akan diselesaika dengan cara musyawara mufakat. Namun apabila musyawara mufakat tidak tercapai kesepakatan, perselisian akan dilakukan melalui jalur hukum.
o. Pasal 15 Biaya-biaya Lainnya
Biaya pembuatan akta ini dansemua biaya yang dikeluarkan oleh Bank untuk membela hak-hak serta kepentingan-kepentingannya, termasuk didalam biaya untuk menagi hutang termasuk diatas serta biaya pengacara menjadi beban dan dibiaya oleh Debitur.
p. Pasal 16 Domisili
Tentang hal ini dan akibat-akibatnya para pihak memili tempat kedudukan (domisili) umum yang tetap dan tidak berubah di Wilaya Hukum pengadilan Negeri di Makassar dengan tidak mengurang hak Kreditur/Bank untuk memohon pelaksanaan gugatan hukum terhadap Pengambil Kreditur/Debutur, berdasarkan perjanjian Kredit ini melalui pengadilan lainnya dalam wilayah Repoblik Indonesia.