BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
C. Struktur Organisasi Dan Job Description
1. General Manager
Pimpinan utamadalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan serta sebagai pengendali seluruh tugas dan fungsi- fungsidalamperusahaan. Tugas dan wewenang General Manager meliputi:
a. Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktifitas yang dilaksanakan dalam perusahaan.
c. Membuat peraturan intern pada perusahaan yang tidak bertengtangan dengan kebijakan perusahaan.
d. Memperbaiki dan menyempurnakan segenap segi penataan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
e. Membimbing bawahan dan mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan secara jelas.
f. Menandatanganisemua bukti pengeluaran yang ingin dibayar oleh perusahaan.
2. Bagian Legal
Bagian legal ini merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan general manajer dimana tugas dan fungsi dari bagian legal meliputi:
a. Membuat dan menganalisa perjanjian (legal drafting) dan mengawal busin ess devolepment.
b. Membuat pendapat hukum (legal opinion) dan legal review.
c. Pengurusan dokumen dan aset milik perusahaan.
d. Mengaal ketentuan atau peraturan baru (UU baru terkait bisnis perusahaan dan peraturan perusahaan)
e. Adovaksi/pemdampingan kasus perusahaan dalam bentuk ligitasi maupun non ligitasi.
3. Direktur Operasional
Direktur Operasional pada perusahaan merupakan pimpinan dalam divisi operasi yang bertugas untuk mengatur, mengendalikan dan melaksanakan tugas operasional. Tugas dan wewenang Direktur Operasional meliputi:
a. Mengawasi kegiatan operasional perusahaan dan merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi seluruh kegiatan operasi dalam pengembangan perusahaan sampai tuntas.
b. Mengadakan pembinaan, pelaksanaan kegiatan perusahaan dibidang pengembangan.
Direktur Operasional membawahi beberapa devisi yaitu Kepala Cabang, National Support,Rental, dan Operation, yang dimana tugas dan fungsi dari masing-masing divisi adalah:
a. Kepala Cabang berfungsi untuk menyusun stategi penyewaan kendaraan, mengintergrasikan seluruh kegiatan penyewaan kendaraan dalam tingkat yang paling ekonomis /menguntungkan dan menjaga hubungan baik dengan Costumer, guna menjamin tercapainya target penyewaan kendaraan secara efisien,efektif dan sesuai dengan policy perusahaan.
b. National Support berfungsi untuk mengkoordinir cabang-cabang untuk prospecting dan dealing customer yang berskala nasional dan memastikan semua informasi dan data di Update ke cabang-cabang.
c. Rental berfungsi melakukan prospecting ataupun mengawal proses tender company rent dan memaksimalkan utilisasi unit dengan bentuk sport orderent.
d. Operation berfungsi untuk membantukepala cabang dalam mengelola pengemudi dan armada sewa Milik PT Bumi Jasa Utama-kallarent, bertanggung jawab untuk keselamatan Asset yang ada dilingkungan Operational, melaporkan aktifitas Operational kepada kepala cabang secara berkala, dam Mengavaluasi setiap kejadian kecelakaan yang melibatkan pengemudi dan kendaraan milik PT. Bumi Jasa Utama.
4. Bagian logistic
Bagian logistic mempunyai tugas untuk memimpin kegiatan yang berkaitan dengan fungsi manajemen penjual yang meliputi aktifitas ordering, logistic, supply, administrasi kendaraan, sertifikasi dan fasilitas outlet, serta pengembangan salesforce. Pada bagian ini membawahi devisi vehicle dan General Cargo.
a. Pada bagian Vehicel bertugas untuk mengontrol dan mencatat unit masuk, membuat surat perintah pengiriman unit, mengontor kualitas produksi dan memastikan semua item terpasang, dan Berkoordinasi dengan Vendor terkait evaluasi dan perencanaan produksi.
b. Pada bagian General Cargo bertugas untuk mengatur untuk mengatur pengiriman dan memastikan barang di terima sesuai leadtime, melakukan teknik packing yang aman, efisien dan mudah terkontrol, memlih alternative transportasi pengiriman dengan memperhatikan leadtime dan kualitas, dan melakukan teknik pecking yang aman, efisien dan mudah terkontrol.
5. Bagian Marketing
Bagian marketing berfungsi untuk bertanggung jawab terhadap semua aspek dibagian pemasaran dlam upayah meraih target penjualan dalam hal pencapaian revenue dan profit perusahaan, atasan langsung ke dir. Operasional.
Tugas utama dari bagian marketing meliputi:
a. Mengkoordinir seluruh Cabang terhadap pencapaian target seles cabang.
b. Membuat dan menyusun konsep strategi penjualan, untuk membantu cabang dalammencapai target yang di tentukan.
c. Membuat rencana tahun marketing (annual plan) untukmencapai target nasional.
d. Bertanggung jawab/mengikuti proses tender penyewaan kendaran mulai tahap pendaftaran sampai tahap penawaran harga.
6. Departemen Finance and Accounting
Pada bagian finance and Accounting padaperusahaan berfungsi untuk mengatur aktifitas keuangan perusaan melalui mekanisme kegiatan rutin peyewa kendaraan, meyangkut pengadaan, pembiayaan baik melalui lembaga keuangan
bukan Bank (leasing)atau lembanga keuagan Bank serta mendukung aspek finansial bagi kelancaran kinerja dengan departemen lain, dan seperti :
a. Menjamin tersedianya dana untuk operational, investasi dan ekspansi perusahaan.
b. Membuat perencanaan anggaran, perpajakan dan pencatatan aset perusahaan.
c. Memonitoring dan menganalisa lead time pembayaran AR Cabang cabang.
d. Mempresentasikan laporan keuangan dan analisanya secara berkala.
e. Memperhatikan Cost Efesiensi dan cost efektivitas dan Bertanggung jawab terhadap perencanaan pajak (Tax Planning).
Bagian inijuga membawahi devisi-devisi yang antara lain Cahaya Bone, Accounting & Finance, HRD GA.yang memiliki masing-masing tugas yang meliputi:
a. Cahaya Bone merupakan anak perusahaan dari PT. Bumi Jasa Utama yang memberikan pelayanan dan penyewaan bus pariwisata, travel angkutan darat dan pengiriman paket jasa penyewaan mobil travel.
b. Accounting & Finance mempunyai fungsi dan tugas penyusunan anggaran serta melaporkan keuangan secara berkala, Mendata Aset serta perpajakan, Bertanggung jawab atas laporan keuangan dan analisis atas laporan keuangan setiap akhir bulan, melakukan pencacatan dan pendataan secara rinci mengenai aset milik PT. Bumi Jasa Utama, Bertanggung jawab atas verifikasi serta kecukupan bukti dan prasarat atas setiap proses paying
voucher dengan referensi Budget yang telah disepakati, dan bertanggung jawab terhadap perencanaan dan laporan realisasi Cash Flow.
c. HRD GA merupakan divisi yang menangani tentang pengelolaan data-dat menyangkut kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan tertib administrasi perkantoran serta memelihara aset perubahan sehingga pemanfaatannya dapat lebih efisien dan efektif.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Leasing yang diperoleh pada jenis capital lease lebih dianggap sebagai suatu pembelian harta dari sewa. Pencatatan akuntansi didasarkan pada pandangan leasing suatu pembiayaan, dimana aktiva dicatat pada awal leasesebesar mana yang lebih rendah antara present value dari pembayaran leaseminimum pada awal periode lease dan nilai wajar aktiva yang dilease pada saat terjadinya lease.Pembayaran yang dilakukan lease selama masa lease dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa sewaguna usaha. Pengalokasian ini dilakukan dengan metode bunga efektif dengan tarif pengurangan (discount rate) yang digunakan dalam perhitungan pembayaran sewa guna usaha minimum (present value of minimum lease payment).
Jumlah yang dicatat sebagai capital lease kemudian akan di amortisasikan dengan umur yang berbeda tergantung apakah sewa guna usaha pembiayaan ini memenuhi kriteria yang pertama dan kedua atau tidak. Apabila capital leasememenuhi syarat transfer hak milik dan kemungkinan pembelian aktiva yang dilease maka umur aktiva yang dilease akan dijadikan sebagai perhitungan amortisasi. Tetapi jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka umur yang digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah masa lease. Metode yang digunakan
47
dalamperhitungan amortisasi harus sama dengan metode penyusutan yang digunakan oleh lessee atas aktiva yang dimiliki oleh lessee.
Perlakuan Perpajakan Atas LeasingSecara perpajakan, pencatatan transaksi leasing diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991.
KepMenKeu ini hanya mengatur mengenai pencatatan transaksi leasing secara sale and lease back dengan hak opsisehingga untuk jenis leasing lainnya misalnya Pembiayaan Konsumen harus mengacu kepada PSAK No. 30.
1. Pengertian, Permodalan, Dan Jenis-jenis Leasing a. Pengertian Leasing
Sewa guna usaha (leasing) mennurut perpres No.9 th 2009 tentang lembaga pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lesse) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Dilihat dari segi pandangan hukum kegiatan leasing ada 4 tahap yang utama yaitu:
1) Perjanjian antara pihak lessor dan pihak lesse
2) Berdaasarkan perjanjian sewa guna usaha, pihak lessor mengalihkan hak penggunaan barang pada pihak lesse.
3) Lesse membayar kepada lessor atas sewa penggunaan barang.
4) Lesse mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dangan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut.
b. Permodalan Leasing
Sesuai dengan PMK No 84/PMK.012/2006 tanggal 26 september 2009 tentang perusahaan pembiayaan, jumlah modal disetor dan simpanan pokok atau simpanan wajib dalam rangka pendirian perusahaan pembiayaan adalah :
1) Perusahaan swasta nasioanal atau perusahaan patungan sekurang- kurangnya sebesar Rp.100 Milyar.
2) Koperasi sekkurang-kkurangnya sebesar Rp.50 Milyar c. Jenis-Jenis Leasing
Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan leasing dapat digolongkan menjadi 3 kelompok leasing yaitu :
1) Independent leasing company
Adalah jenis pembiayaan leasing dimana lessor bebas menentukan pembelian barang dari berbagai supplier yang kemudian di lease kepada pemakai.
2) Captive lessor
Adalah jenis pembiayaan leasing dimana lessor mempunyai supplier tersendiri yang berperan sebagai perusahaan induk.Pihak pertama terdiri dari perusahaan induk dan anak perusahaan dan pihak keduanya lesse sebagai pemakai barang.
3) Lessee broker atau packager
Adalah pembiayaan leasing dimana broker yang biasanya tidak memiliki barang atau peralatan fungsi hanya mempertemukan calon lease dengan lessor.
Menurut Amin Widjaja dan Arif Djohan jenis-jenis leasing yang sudah dikenal secara umum antara lain:
Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan). Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value), kalau ada, akan mencakup pengembalian harga barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha.
Operating Lease (Sewa Menyewa Biasa) Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha(lessor) membeli barang modal dan selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha.
Dalamoperating lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Perusahaan sewa guna usaha dalamoperating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.
Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan) Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara berkala (direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrik atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu. Leveraged LeaseTransaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna usaha, perusahaan sewa guna usaha, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha.
2. Perlakuan Akuntansi Capital Leasing (finance Leasing) Oleh Peyewah Usaha Menurut PSAK No. 30
Transaksi sewa guna usaha diberlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa guna sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.
Aktiva yang disewa guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.Kalau aktiva yang disewa guna usahakan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan atau dikreditkan pada tahun berjalan.Sehinga Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.
Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback) maka transaksi tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha.Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewaguna usahakan.
a. Pelaporan Dan Pengungkapan Transaksi Capital Lease
Pelaporan akuntansi capital lease oleh penyewa guna usaha menurut PSAK No. 30 adalah :
1) Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
2) Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa guna usahakan yang paling tidak untuk dua tahun berikutnya.
Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam tahun berjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback). Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha.
3. Pasal - pasal Dalam Melakukan perjanjian kredit a. Pasal 1. Pengertian Istilah
Bank adalah PT. Mandiri Tunas Finance,berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta, berkantor pusat di jalan imam Bonjol No. 61 Jakarta, tetapi tidak terbatas pada kantor cabangnya, para penerima atu pengganti haknya.
Barang Agunan adalahsetiap dan semua barang yang sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari,yang dijadikan jaminan berdasarkan Dokumen agunan.
Biaya adalah semua ongkos-ongkos, biaya-biaya, honorarium serta pajak baik langsung maupun tidak langsung yang timbul dari atau berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian kredit.
Bunga adalah bunga atas pinjaman pokok yang dikenakan berdasarkan suku bunga yang di hitung dari ke hari secara efektif berdasarkan berdasarkan ketentuan 1 tahun atau sama dengan 365 hari atau dengan cara
lain yang di tentukan oleh BANK dan dapat berubah dari waktu ke waktu berdasarkan kebijakan BANK.
Debitur adalah pihak yang menerima pinjaman dari BANK berdasarkan perjanjian Kredit.
Denda adalah sejumlah uang yang wajib di bayar oleh Debitur karna tidak memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempoh berdasarkan perjanjian Kredit yang besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu sesuai ketentuan dalam perjanjian Kredit ini.
Dokumen Agunan adalah semuah dokumen yang membuktikan bahwa jaminan telah diberikan dan diikat untuk kepentingan Bank sebagaimana Dokumen tersebut diubah, ditambah atau diperbaruidari waktu ke waktu, baik masing-masing maupun beberapa diantaranya/Maupin semuanya.
Jaminan adalah pengamanan atas kewajiban pembayaran hutang yang diberikan oleh Debitur kepada Bank guna menjamin pembayaran kembali jumlah terhutang secara tertib sebagaimana mestinya dalam bentuk kebendaan atau perorangan/pribadi (borgtocht).
Jaminan Terhutang adalah jumlah pinjaman pokok, bunga, denda, serta semua jumlah uang lain yang karena sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank berdasarkan dan sesuai dengan perjanjian Kredit, termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang ditetapkan berdasarkan perjanjian Kreditdan syarat-syarat umum yang mengikat Bank, Debitur dan
pennggung hutang untuk memenuhi dan melaksanakannya, baik berupa kewajiban di luar pembeyaran.
Kredit adalah peyajian uang atau kesepakatan pinjaman-meminjam antara Bank dan pihak lain yang mewajibkanpihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian suku bunga, termasuk:
Cerukan (overdraft) adalah jumlah penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada pos Giro atau penggunaan Kredit yang melebihi plafond yang disetujui
Bunga Cerukan adalah imbalan yang harus dibayar oleh Debitur atas penggunaan Kredit yang melebihi plafond yang telah ditentukan dan diyatakan dalam presentase
Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.
Penarikan Kredit adalah pembayaran pemindah bukuan dari Rekening Kredit yang dilakukan oleh Bank atas permintaan tertulis dari Debitur, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang mengatur Kredit yang bersangkutan.
Penanggung/Penjamin adalah pihak (baik perorangan maupun badan hukum) yang setuju memberikan kesanggupan dan jaminan kepada Bank bahwa jika Debitur tidak dapat membayar jumlah terhutang, maka pihak tersebut setuju melunasi jumlah terhutang kepada Bank,dengan ketentuan dan serta syarat yang tercantum dalam jaminan pribadi atau jaminan perusahaan.
Perjanjian Kredit adalah suatu perjanjian antara Bank dan Debitur yang menetapkan ketentuan dan syarat khusus yang berlaku atau suatu Kredit tertentu. Dalam istilah perjanjian Kredit, harus diartikan pula, termasuk setiap tambahan , surat meyurat, perubahan atau perjanjian tambahan berikut segala lampiran yang sewaktu-waktu disetujui oleh Bank dan Debitur,
Plafond adalah jumlah pinjaman maksimum yang diberikan oleh Bank kepada Debitur yang nilainya ditentukan dalam perjanjian atau jumlah lain yang disetujui secara tertulis oleh Bank.
Pokok Kredit adalah jumlah penarikan kredit oleh Debitur dan pembebanan berdasarkan perjanjian kredit. Pokok Kredit yang terhutang adalah seluru jumlah penarikan dikurangi dengan seluru jumlah pembeyaran kembali atas Pokok kredit.
Rekening Kredit adalah suatu rekening pada pembukuan Bank yang mencatat sejumlah hutang Debitur dan segala transaksi keuangan yang berkenan dengan Kredit antara Bank dengan Debitur.
Syarat-syarat Umum adalah semua syarat yang ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat perkreditan yang berlaku di Bank, yang merupakan bagian yang penting dan integral serta tidak dapat dipisahkan dati perjanjian Kredit.
Tunggakan adalah setiap jumlah yang wajib dibayar oleh Debitur, akan tetapi pada saat jatuh tempo tidak dibayar sebagaimana mestinya kepada Bank karena alasan apapun juga.
Tunggakan Pokok adalah angsuran pokok yang tidak dilunasi Debitur pada waktunya.
Tunggakan Bunga adalah Bunga yang tidak dilunasi oleh Debitur pada waktunya.
Pemilik Jaminan adalah pihak (perorangan maupun badan hukum) pemilik Barang Agunan sesuai dengan Dokumen Agunan.
b. Pasal 2 Jenis Dan Tujuan Kredit
Bang dengan ini memberikan fasilitas Kredit kepada Debitur, dengan ini menerika fasilitas Kredit dari Bank, berupa Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dengan Plafond tahap II (kedua) sebesarRP. 9.220.400.000.-
Bank setiap waktu berhak untuk meyesuaikan jumlah fasilitas Kredit yang diberikan dengan jaminan yang disediakan oleh Debitur ataupun dengan keadaan Debitur stud an yang lain semata-mata atas pertimbangan Bank sendiri.
Debitur menerima pengikatan dari Bank tersebut dengan ini mengikat diri untuk melunasi fasilitas Kredit yang diberikan oleh Bank berikut atas segala kewajiban yang timbul dari adanya fasilitas Kredit tersebut dan tidak akan menerima fasilitas Kredit itu melebihi dari jumlah maksimum fasilitas Kredit tersebut
Tujuan penggunaan Kredit ialah: Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk membeli Mobil Rental, pembelian Bus serta kendaraan logistic
c. Pasal 3 Bunga, Denda, Provisi serta Biaya lainnya
Atas fasilitas Kredit yang diberikan tersebut Debitur wwajib membayar Bunga kepada Bank sebesar 7 % atau 12,50 % efektif pertahun yang pelaksanaannya diatur sebagaimana ditentuka dalam Pasal 4 ayat 2 perjanjian Kredit ini
Tampa atau dengan sepengetahuan Debitur, Bank setiap saat berhak meminjam, meyesuaikan dan menetapkan kembali besarnya Bunga Kredit berdasarkan tingkat Bunga yang berlaku,
Peninjauan kembali dan perubahan besarnya suku Bunga tersebut cukup dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Debitur dan bersifat mengikat kedua belah pihak serta merupakan bagian dari perjanjian ini.
Bila mana Debitur lalai melakukan pembayaran sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank, atau dalam hal Debitur tidak melakukan pembayaran pokok atau Bunga pada waktunya, maka Bank akan membebanka denda kepada Debitur sebesar 1 % sebulan dari tunggakan Bunga.
Bila dalam jangka waktu 12 bulan tersebut tidak cair seluruhnya maka akan dikenakan denda atau komitmen fee sebesar 1 % dari sisa plafond Kredit yang belum cair.
Atas pembetian pasilitas Kredit tersebut, Debitur dikenakan pembayara provisi sebesar 0,50 % dari plafond Kredit setiap pencairan, serta adanya pengenaan biaya Notaris, biaya pengikatan jaminan, biaya Asuran si serta biaya-biaya lain yang ditetapka kemudian.
Apabila setelah jangka waktu perjnjian Kredit Modal Kerja ini berakhir, akan tetapi Debitur masih mempunyai tunggaka kepada Bank, maka bunga dan denda yang telah ditentuka dalam perjanjian ini masih tetap berlaku, demikian pula segala persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh Debitur.
d. Pasal 4 Jangka Waktu Pembayaran Kembali Kreditur
Jangka waktu perjanjian Kredit ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal 12-07-2010, dibuat untuk jangka waktu 60 bulan, sehingga harusdi bayar lunas sama sekali oleh Debitur selama-lamanya pada tanggal 12-06-2015.
Jadwal pembayaran kembali pokok dan Bunga Kredit adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran perjanjian Kredit ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian Kredit ini.
e. Pasal 5 Biaya-biaya
Terhadap Kredit yang diberikn oleh Bank sebagaimana tersebut pada pasal 2 diatas, maka kepada debitue dibebankan Biaya-biaya sebagai berikut:
Provisi Kredit sebesar:
0,50 % X 9.220.400.000,- atas fasilitas Kredit = RP.46.102.000,-
Materai : RP.30.000,-
Administrasi : RP.750.000,-
Jumlah : RP.46.102.000 + RP.30.000 + RP.750.000 = RP.46.882.000 ,-
f. Pasal 6 Syarat Penandatanganan Perjanjian Kredit
Penandatanganan Akad Kredit dapat dilakukan setelah Debitur memenuhi atau melaksanakan hal-hal sebagai berikut: