• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Remaja Dalam Pandangan Islam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Pengertian Remaja Dalam Pandangan Islam

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.45

Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tida metode yang menjadi dasar dakwah, yaitu :

a. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran- ajaran Islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

b. Mauidhah hasanah, adalah berdakwah dengan memberikan nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.

c. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.46

E. Pengertian Remaja Dalam Pandangan Islam

pria. Rentan usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.

Sejalan dengan perjalanan hidupnya, manusia melalui berbagai jenjang kehidupan, yang dimulai sejak kelahiran hingga kematian.Dimulai dengan masa belita, kanak-kanak, remaja, dewasa, lalu setengah baya, dan menjadi tua.

Masa remaja adalah masa yang dianggap paling penting yang dilalui setiap manusia dalam kehidupanya. Mulai usia sebelas tahun, dan biasanya sampai usia dua puluh tahun, berdasarkan perbedaan pendapat para pendidik. Masa remaja kadang panjang, kadang juga pendek tergantung lingkungan dan budaya dimana anak remaja itu hidup.

Secara etimologis, para pakar bahasa berpendapat bahwa masa remaja dimulai dari sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Para pendidik anak remaja memberikan definisi yang berbeda-beda, tapi pada umunya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Diantaranya:

a. Masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran, dan emosional.

b. Masa terjadinya berbagai perubahan pada anak, baik itu jasmani, seksualitas, pikiran, kedewasaan, maupun social. Semua itu merupakan proses perpindahan seseorang dari masa kanak- kanak dan remaja ke masa dewasa dan kematangan.

Masa remaja itu bukanlah masa tersendiri dari masa lampau atau sekarang, tatapi sebaliknya, masa remaja itu saling berkaitan dengan masa sesudah dan sebelumnya.47

Masa remaja adalah masa yang dianggap sebagai masa kecemerlangan dalam kehidupan seseorang. Factor penting yang membedakan masa ini yaitu kekuatan tubuh, pemikiran yang cemerlang, akal yang sempurna, serta perubahan dalam cara berfikir dan perubahan pada sikap dalam usaha untuk menyingkap hal yang baru. Akan tetapi pada dasarnya, hanya satu kekuatan yang mampu menguasai semua perkara dan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi para remaja, jika seandainya kekuatan tersebut dapat dijaga dari semua pengaruh yang masuk pada dirinya, yaitu kekuatan akal yang merupakan kendali bagi semua perkara dan kunci kestabilan jiwa seseorang serta semua tingkah lakunya.48

Para remaja pada masa sekarang ini dipaksa untuk dapat beradabtasi dengan keadaan yang dihadapinya sesuai dengan ajaran- ajaran Islam yang telah diterangkan dalam al-qur’an dan diperkuat oleh hadis-hadis Rasulullah SAW. Begitu bagi mereka yang mengasuh para remaja harus berpedoman dengan sumber yang sama, baik dirumah dengan keluarga yang skupnya kecil ataupun di luar rumah dengan

47 Muhammad Syarif Ash-shawwaf, ABG Islami kiat-kiat efektif mendidik anak dan remaja (Cet. 2 ; Bandung: Pustaka Hidayah, 2003), h. 227-228.

48 Sri Rumini, dan Siti Sundari, Perkembanga Anak dan Remaja, ( Cet. 1;

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 53.

kawan-kawanya atau di lingkungan sekolah atau juga di tengah-tengah masyarakat yang dihadapinya.49

2. Remaja Dalam Pandangan Islam

Sebenarnya ada kesamaan konsep di dalam Islam yang serupa dengan konsep remaja yaitu konsep tentang aqil (berakal) dan baligh (dewasa). Namun berkenaan dengan perkembangan dari anak-anak menjadi aqil baligh, Islam lebih menekankan pada tanggung jawab. yaitu tanggung jawab agama (syariah) dan tanggung jawab sosial (mu’amalah).

karena Allah swt memberikan kemampuan (ahliyah) kepada semua manusia untuk menerima kewajiban dan hak yang memiliki konsekuensi berupa dua tanggung jawab tadi. Islam memandang anak-anak diangap belum oke dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap kemampuan yang Allah swt berikan. Oleh karena itu, anak-anak belum wajib untuk memikul tanggung jawab agama (syariah). namun dalam hal mu’amalah, anak-anak dipandang memiliki kemampuan jika memang cakap (mumayid). tanggung jawab baru akan wajib atas mereka jika sudah berakal dan dewasa (aqil baligh). berakal berarti mengerti dengan konsekuensi tanggung jawab itu. dewasa berarti memenuhi ketentuan usia untuk mengemban tanggung jawab itu.50

Bila kita berbicara tentang remaja, maka Al Qur’an telah menyebut banyak kisahnya. Ada remaja Yusuf a.s., remaja Al Kahfi, remaja

49 Syaikh Hasan Hasan Manshur, Metode Islam dalam Mendidik Remaja, ( Cet.

1; Cairo: AL Ahram, 1997), h. 75-76.

50 http://mahasiswabudidarma.blogspot.co.id/2012/11/sudut-pandang-islam- tetang-remaja.html.

Sulaiman dan banyak kisah lain yang cemerlang. Atau dalam sirah maka kita bisa temukan banyak remaja yang menjadi sahabat Rasul, seperti Mus’ab bin Umair, Usamah bin Zaid atau Hasan-Husein bin Ali dari Ahlul Bait. Di kalangan pemudi kita bisa lihat Aisyah dan Fatimah dari Keluarga Rasul atau Khaulah yang menunjukkan sisi kepahlawanannya dengan ikut berjuang di jalan Allah, dan banyak lagi lainnya. Artinya, Islam menganggap remaja (selanjutnya pemudi masuk ke dalamnya) merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan. Bila remaja dalam suatu masyarakat tergolong baik, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik, demikian pula sebaliknya.

Kita memahami bahwa masa remaja adalah masa yang sangat berat. Ditambah faktor eksternal yang demikian kuat membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha Allah, maka dalam penyampaian kebenaran ini juga perlu mendapat perhatian yang seksama. Kita tidak bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa memahami uslub dan wasilah dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman yang dipahami teman dan masyarakat kita. Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan

hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan yang mendekati zina, yang diharamkan Allah SWT.51

Peranan remaja dan Umat Islam Allah SWT mencintai dan memberikan derajat yang tinggi kepada remaja. Remaja yang baik oleh karenanya adalah remaja Islam yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Mereka beramal/bekerja dengan didasari dengan keimanan/aqidah yang benar. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri

b. Mereka selalu bekerja membangun masyarakat. “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.”

c. Dan mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk umat dan masyarakatnya. “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”

51 http://achmadasyahrullah.blogspot.co.id/2013/03/remaja-menurut-pandangan- islam.html

Perkembangan zaman pada saat ini para remaja hendaknya menyadari bahwa mereka haruslah menjadi kelompok yang mampu menjadi teladan dan mempresentasikan nilai-nilai Islam secara utuh bagi masyarakat dalam mempertahankan perkembangan kebudayaan dan peradaban, yaitu:

1) Remaja menjadi generasi yang hidup qalbunya karena senantiasa dekat dengan al-Qur’an, dan tenang dengan dzikrullah, bukan generasi yang berhati batu , akibat jauh dari nilai-nilai Islam, ataupun generasi mayat , yang tidak bermanfaat tetapi menebar bau busuk kemana-mana.

2) Dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, maka para remaja harus sabar dan terus berjuang menegakkan Islam, hendaklah mereka berprinsip bahwa jika cintanya kepada Allah SWT benar, semua masalah akan terasa gampang.

3) Dalam perjuangan, jika yang menjadi ukurannya adalah keridhoan manusia maka akan terasa berat, tetapi jika ukurannya keridhoan Allah SWT maka apalah artinya dunia ini.

Dalam pergerakan dan dakwahnya, peran remaja sebagai agen yang menyiarkan, mempertahankan dan menegakan syariat Islam, remaja memberikan contoh dengan tindakan dan sikap dalam kehidupan keseharian bagi seluruh Umat Islam untuk dapat melaksanakan misi

agama Islam demi kemajuan Islam kedepannya sebagai wujud untuk membangkitkan kejayaan Islam.

Remaja Islam yang akan menjadi motor atau pengerak dari perkembangan Islam. Remaja Islam seharus menjalankan dan mengamalkan semua perintah dan segala larangan Allah, remaja Islam akan menjadi genarasi yang akan menjadi teladan dari segala tindakan dan perbuatannya, yang menyeruhkan dan saling mengingatkan demi keselamatan Umat di dunia dan di akhirat.

Pada intinya masa remaja adalah masa yang sangat penting, dan Islam menganjurkan agar selalu memperhatikan masa remaja. Banyak wasiat – wasiat yang diberikan oleh para ulama – ulama salaf terdahulu.

Di antaranya nasehat yang datang dari malik bin dinar untuk para remaja

“ sesungguhnya segala kebaikan itu terdapat pada para remaja” dan ini merupakan tanbih yang sangat agung dari malik bin dinar tentang pentingnya masa remaja. Karna para remaja ketika dia gunakan masa remajanya di dalam ketaatan maka dia akan mendapatkan kebaikan yang sangat agung.52

3. Keutamaan Remaja

Dalam perbedaan jarak dan waktu bukan alasan bagi kita untuk menjadi generasi yang lemah, penakut dan tidak peduli terhadap kemajuan Islam. Remaja yang berjuang dan menegakan kebenaran di jalan Allah untuk kepentingan Agama Islam dan Umat akan menjadi

52 Abdul Rozak Bin Abdil Muhsin Albadr, Minwashaya assalaf lisyabab, (dikeluarkan oleh khotib di al-jami’ li akhlaqir rowi wa aadabi assami’ ) h.10

sebuah jihad serta mendapatkan pahala di mata Allah SWT.Adapun sifat- sifat yang menyebabkan para remaja tersebut istimewa dan dicintai Allah SWT serta mendapatkan derajat yang tinggi sehingga kisahnya diabadikan dalam Al-qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa, adalah sebagai berikut:

a. Karena remaja selalu menyeru pada al-haq

b. Remaja mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintainya c. Remaja saling melindungi, menegakkan shalat tidak sebagaimana

para remaja yang menjadi musuh Allah SWT.

d. Remaja adalah para remaja yang memenuhi janjinya kepada Allah SWT. Remaja tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta mereka untuk kepentingan Islam

Adapun Potensi generasi para remaja :

Potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

1) Idealisme dan daya kritis

Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada sehingga dia dapat melihat kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara wajar mampu mencari gagasan baru sebagai alternatif kearah perwujudan kearah tatanan yang lebih baik.

2) Dinamika dan kreatifitas

Adanya idealisme pada generasi muda menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas, yakni kemampun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengungkapkan gagasan yang baru.

3) Keberanian mengambil resiko

Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan mengandung resiko dapat meleset terhambat atau gagal.Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.

4) Optimis dan kegairahan semangat

Kegagalan tidak menyebabkan generasi mudah patah semangat.Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.

5) Sikap kemandirian dan disiplin murni

Generasi memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.

6) Terdidik

Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.

7) Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan

Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin keanekaragaman masyarakat kita.Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif, tapi dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif sehingga merupakan sumber yang besar untuk kemajuan bangsanya.Maka para remaja dapat didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menuju cita-cita bangsa.

8) Patriotisme dan Nasionalisme

Pemupukan rasa kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara dikalangan remaja perlu ditingkatkan.

9) Fisik kuat dan jumlah banyak

Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis.Dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

pembangunan bangsa dan negaranya yang menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.

10) Sikap kesatria

Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria

11) Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

Para remaja dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator terhadap lingkungannya.53

Dan sebagian para ulama menyatakan bahwa seorang remaja mempunyai tiga peran, yakni:

a) Sebagai generasi penerus

Menggantikan orang-orang yang sudah rusak karakternya dan berpegang teguh pada Islam untuk mewujudkan suatu perubahan. Sebagaimana firman Allah :

53Abdul halim Uwais, Pemuda Aktivitas dan Problematikanya Dalam Tinjauan Islam (Pustaka Al-kautsar. 1994) h. 24-28

Terjemahnya :

“dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”.54

Maksudnya: anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah derajatnya sebagai derajat bapak- bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga.

b) Sebagai generasi pengganti

Melajutkan nilai-nilai ajaran murni Islam terhadap perkembangan masa dalam kemajuan Islam. Sebagaimana firman Allah :

Terjemahanya :

“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui”.55

54 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, QS. At-Thur, Ayat 21

55 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (QS. Al-Maidah, Ayat 54

c) Sebagai agen pembaharu

Memperbaiki kerusakan yang ada yang menghambat kemajuan Islam di masa yang akan datang. Sebagaimana firman Allah :

Terjemahanya :

“ ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun”56

Selain tiga faktor peran penting remaja di atas, Islam merupakan ideologi yang memberikan nilai besar bagi kehidupan ummat di jagad raya. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam mewarnai seluruh aspek kehidupan dan mengatur seluruh rakyat. Islam bukan hanya merupakan pola tetapi juga merupakan sesuatu hal yang mempengaruhi emosi, pemikiran, perasaan dan fisik.57

BAB III

METODE PENELITIAN

56 Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, QS. Maryam, Ayat 42

57(http://www.al-ikhwan.net/peranan-pemuda-dalam-islam-1-pemuda-sebagai- generasi-harapan-islam-30)

Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian.

A. Jenis Penelitian

Peneliti disini bermaksud mengkaji secara mendalam tentang pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja. Penelitian ini membutuhkan cara yang lebih mendalam dan luas, oleh karena itu peneliti disini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, penulis mengadakan penelitian langsung di Desa Pentadio Timur yang tepatnya di kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo.

Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : 1. Desa Pentadio Timur kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo ini,

bertepatan dengan tempat tugas dakwah, oleh karena itu kami (penulis) melakukan peneleitian langsung ditempat ini, agar lebih mudah untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.

2. Melihat para remaja di Desa Pentadio Timur kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo ini begitu banyak, sehingga kami ingin mengatahui pengaruh dakwah terhadap para remaja.

3. Banyaknya aktivis-aktivis dakwah di Desa Pentadio Timur kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo. 41

C. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam peniltian adalah subyek darimana data-data dapat diperoleh. Menurut lofland sumber utama dalam penelitian ini ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Dicatat melalui catatan tertulis dan pengambilan foto.

Sumber data penelitian ini adalah para remaja yang aktif dalam mengikuti kajian-kajian islam atau caramah-ceramah agama. Pemilihan remaja (yang aktif dalam mengikuti kajian-kajian islam) sebagai sumber data utama didasarkan atas pertimbangan dakwah dikalangan remaja dan alokasi waktu yang tersedia.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil wawancara dengan para remaja yang aktif dalam kegiatan dakwah Islam

2. Hasil observasi dan catatan lapangan yang diperoleh dari pengamatan pada saat kegiatan dakwah berlangsung.

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti dilapangan menjadi syarat utama, kerena peneliti bertindak langsung untuk meneliti, peneliti dalam penelitian ini mengadakan sendiri pengamatan dengan menggunakan wawancara bebas untuk mengukur pengaruh dakwah terhadap para remaja.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung dilapangan tentang obyek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubunganya dengan masalah yang ada di dalam penelitian ini dengan menggunakan metode.

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagimana pengaruh dakwah terhadap perilaku di Desa Pentadio Timur, kecatamatn telaga biru, kabupaten Gorontalo.

Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja di Desa Pentadio Timur, kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan para remaja di desa tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa.

Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.

Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja di Desa Pentadio Timur, kecamatan telaga biru kabupaten Gorontalo.

E. Analisis Data

Dalam analisis data peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

Menurut FX soedarsono, jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis data dilakukan secara kualitatif.58

Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen utama, yaitu :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.59 Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data.

2. Penyajian Data

Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Sedangkan data yang sudah direduksi dan diklarifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti, sehingga adanya penarikan kesimpulan dan verifikasi terhadap pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja.

3. Verifikasi dan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yaang sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang

58 FX Soedarson, Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 25

59 Sugiono, Metode Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 9

Dokumen terkait