• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian kata ganti

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Beberapa Gejala Interferensi Sintaksis

14. Pemakaian kata ganti

a. Penggunaan kata ganti kita untuk menyatakan anda Contoh data interferensi:

(1) Kita, apa dipotong di Ulul Albab ? (2) Kita,apa kegiatanta’ sekarang ? (3) Kalau kitainna’, apa judul skripsita? (4) Kalau kita kak Darma, bagaimana ?

(5) Selain kegiatanta’ itu tadi, apalagi yangkita kerjakan di lokasi P2K ? (6) Kalau kita waktu P2K dulu bagaimana kesan-kesanta ?

(7) Saya kira, kita ketua, marni!

(8) Kita, tahuji antara harapan dan kenyataan.

(9) Kita, bagaimana perasaanta kalau selesaimakik ?

(10) Kita, kapan rencanata selesai ? (11) Kita tidak pernah ikut demonstrasi.

(12) Kalau sudah iut langsung kita tahu.

b. Penggunaan kata ganti kita untuk saya.

Contoh data interferensi :

(1) Bagaimana kalau kita sendiri, tidak mungkin kan ? (2) Jadi kita kayak jengkel sama mereka.

Analisis :

a. Sebagian besar dari pronominal persona BI memiliki lebih dari dua wujud.

b. Hal ini disebabkan oleh budaya bangsa kita yang memperhatikan hubungan sosial antar unmat manusia, (Hasan Alwi, dkk, 1993:274). Tata karma pemakaian pronominal dalam BI menggunakan tiga ukuran yaitu: (1) umur, (2) status sosial, (3) keakraban. Ketiga unsure di atas menentukan penggunaan pronominal. Dalam BI pronominal kita, merupakan bentuk pertama jamak inklusif, saya merupakan pronominal persona pertama tunggal, dan Anda atau Engkau merupakan pronominal persona kedua tunggal.

c. Dalam BB pronominal persona ada tiga yaitu iyak (aku), iko, idik (halus), artinya engkau, dan idik, ikken (kita) Penutur BB sering mempergunakan kata idik (kita) untuk menyatakan anda, atau saya Pemakaian seperti ini mereka maksudkan untuk melakukan penghalusan. Sedangkan kita (idik) merupakan pronominal persona pertama jamak inklusif. Jadi maknanya sama sekali berbeda dengan saya yang merupakan pronominal persona pertama tunggal,

atau anda, dan engkau yang merupakan pronominal persona kedua tunggal.

Hanya secara kebetulan dalam BB kata ganti orang kedua tunggal idik, bermakna engkau atau anda, dan idik dapat pula berarti (pronominal persona pertama jamak inklusif).

d. Kenyataan seperti di atas mengakibatkan dwibahasawan Bugis-Indonesia cenderung tidak dapat membedakan penggunaan kedua kata ganti itu ketika mereka sedang mempergunakan bahasa Indnesia.

B. Pembahasan

Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia, yang menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul dari segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Oleh karena itu, jika orang bertanya apakah bahasa itu, maka jawabannya dapat bermacam- macam sejalan dengansegala bidang kegiatan tempat bahasa itu digunakan. Jawaban seperti, bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi pikiran, bahasa alat untuk berinteraksi, bahasa adalah alat untuk mengespresikan diri, dan bahasa adalah alat untuk menampung hasil kebudayaan, semua pendapat itu dapat diterima.

Salah satu wujud dari pemakaian bahasa yaitu pemakaian kalimat. Secara tradisional biasanya kalimat dibatasi sebagai suatu kumpulan kata yang mengandung pikiran dan pengertian yang lengkap (Suhardi, 1998:3.3).

Kelengkapan pengertian tersebut ditandai oleh kehadiran pokok (subjek) dan sebutan (predikat) dalam kalimat.

Dalam bahasa Indonesia ada yang dikenal sebagai dwibahasaan atau orang yang menguasai dua bahasa, misalnya bahasa Indonesia dengan bahasa Daerah dalam hal ini adalah bahasa Bugis. Bahasa Bugis inilah yang bisa mempengaruhi bahasa Indonesia yang disebut interferensi.

Intrferensi secara leksikologis istilah interferensi berasal dari bahasa inggris yaitu interference yang berarti “campur tangan” atau gangguan dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Secara terminologis, istilah interferensi berarti penyimpangan atau deviasi yang terjadi pada setiap bahasa sebagai akibat kontak bahasa pada diri penutur bahasa tersebut. Dalam penelitian ini penulis terterik pada interferensi dalam bidang Sintaksis.

Sintaksis merupakan pembahasan tentang tata kalimat. Sintaksis merupakan bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frasa. Sintaksis merupakan kajian tentang bagaimana kata- kata disusun untuk mendapatkan kaitan-kaitan makna dalam kalimat. Sintaksis berusaha memperjelas pola-pola dan aturan-aturan yang mendasari satuan-satuan sintaksis serta bagian-bagian yang membentuk satuan-satuan itu.

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan untuk memahami Interferensi Sintaksis dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan Mahasiwa jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Unismu Makassar, temuan penulis

berdasarkan penyajian hasil analisis data akan diuraikan berikut ini sesuai dengan sistematika pembahasan.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unismuh Makassar, banyak ditemukan interferensi Sintaksis dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan, antara lain :

1. penanggalan subjek, 2. urutan kata

3. penggunaan kata ganti yang berlebihan

4. penggunaan partikel agentif sama untuk menggantikan partikel agentif oleh, 5. penggunaan partikel sama untuk menyatakan kepada

58 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat di tarik adalah sebagai berikut.

Dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unismuh Makassar yang berbahasa pertama bahasa Bugis, terdapat interferensi sintaksis dengan frekuensi yang tinggi.

Bentuk-bentuk inteferensi sinteksis dalam penelitian ini adalah (1) penanggalan subjek, (2) urutan kata, (3) penggunaan kata ganti yang berlebihan, (4) penggunaan partikel agentif sama untuk menggantikan partikel agentif oleh, (5) penggunaan partikel sama untuk menyatakan kepada, (6) penggunaan partikel sama untuk menyatakan dengan, (7) penggunaan partikel proposisi di untuk menggantikan patikel preposisi ke. (8) penggunaan partikel preposisi di untuk menyatakan partikel preposisi pada, (9) penggunaan partikel preposisi di untuk menyatakan partikel preposisi dari, (10) penanggalan partikel pada untuk menytakan waktu, (11) penggunaan kata baru sebagai kata tumpuan kalimat, (12) penanggalan preposisi oleh dalam kalimat pasif yang bersifat wajib, (13) pengingkaran di awal kalimat. (14) pemakaian kata ganti.

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini antara lain.

1. Guru atau calon guru bahasa perlu mengetahui kemungkinan kemungkinan interferensi serta bentuk-bentuk interferensi bahasa pertama dalam penggunaan bahasa kedua sehingga dapat merencanakan program pengajaran bahasa yang tepat.

2. Dalam percakapan sehari-hari jangan menggunakan bahasa Indonesia, perlu ada upaya untuk memperkecil atau menghindari kemungkinan interferensi antara bahasa pertama dengan bahasa kedua.

60

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 1981. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asdar. 1996. Nilai sufistik dalam kumpulan puisi “Seribu Majid Satu Jumlahnya”

karya Emha Ainun Najib. (Skripsi) IKIP Ujungpandang. FPBS IKIP Ujungpandang.s

Huda Nuril, dkk. 1981. Interferensi Gramatikal Bahasa Madura Terhadap Bahasa Indonesia Tulis Murid Kelas VI SD Jawa Timur. (Laporan Penelitian).

Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jos Daniel. 1988. Sintaksis. Jakarta : Gramedia.

Kamaruddin, dkk. 1978. Interferensi Gramatikal Bahasa Makassar Murid dalam Pemakaian Bahasa Indonesia (laporan Penelitian). Ujungpandang Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan.

Kridalaksana, Harimurti. 1991. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.

Nurhadi, 1985. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Moleong, J. Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mustakim, dkk. 1994. Interferensi Bahasa Jawa dalam Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jakarta. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Parawansa, Patudangi. 1981. Kajian Interferensi Morfologi pada Dwibahasawan Anak SD di Daerah Kabupaten Gowa Sul-Sel. (Disertasi). Malang IKIP Malang.

Rosmini. 1994. Interferensi Sintaksis Bahasa Makassar dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Tulis Siswa Kelas I SMPN 2 Bantaeng. (Skripsi) Ujungpandang:

FPBS IKIP Ujungpandang.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik kea rah Memahami Metode Linguistik.

Yokyakarta : Gadja Mada University Pres.

Suwito, 1985. Sosiolinguistik. Pengantar Awal. Surakarta : Henary Offset.

Taha, Zainuddin. 1985. Satu Wacana Dua Bahasa. Pengantar Awal. Surakarta : Henary Offset.

Taringan, HG & Jago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Tarigan, HG. 1992. Pengajaran Analisis Kontranstif Bahasa. Bandung : Angkasa V.S. Mukti & Maidar G, Arsyad. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Pembicara : Asrul dan Dian

Penutur : Bugis Bulukumba dan Bugis Sengkang Hari/ Tanggal : Kamis 28 Agustus 2014

Pokok Pembicaraan : Demonstrasi Mahasiswa

 Kenapa itu orang demo terus ?

 Saya juga toh pertamanya tidak kutahu apa natuntut mahasiswa. Kan kalau dilihatiki turun saja ramai-ramai, baru salahnya sembarang natahan. Kan kasihan itu yang kayak rakyat, tukan becak, apa lagi supir pete,-pete

 Baru tidak nabayarji juga itu supir

 Terus itu supir truk, mobil besar itu, mahasiswa tahanki naik semua di mobilnya orang, napalangmi di tengah jalan, tapi begitumi tidak pergimi kerja itu sopir. Padahal dirumahnya menunggumi istrinya mau makan.

Tapi apa mau namakan. Tapi apa mau namakan kalau setiap hari ada demo, na tidak biasmi pergi cari uang. kaerna itu mahasiswaya kasih macetki jalananka.

masuk, banyak juga anak-anak nasukai ikut karna ramekin bedeng.

 Jadi banyak itu orang ikut pergi demo ?

 Kayaknya, cuma saya tidak suka caranya karena biar masyarakat kecil natahanji banayak kuliat anak- anak nasukai kalau ada demo ikutmi juga, tidak napikir orang tuanya di kampong, di suruhi pergi di Makassar kuliah tapi pergiji demo.

 Banyak bedeng masiswa dipukul dan ditangkap di ?

 Jangan maki ia, banyakmi di pukul di tangkap, tapi nabilang itu yang sering demo dia rela bedeng ditangkap dan bahkan rela mati bedeng dari pada pemerintah korupsi terus.

Penutur : Bugis Maros dan Bugis Pangkep Hari/Tanggal : Sabtu 30 Agustus 2014

Pokok pembicaraan : P2K FKIP Unismuh Makassar

 Apa kegiatanta selama P2Kki ?

 Banyak sekali, misalnya LDK, pengajian rutin di mesjid, membersihkan jalan dan got.

 Tidak capek jaki itu,

 Capek juga, tapi enak juga kalau misalnya samaki semua teman-teman capek itu hilang. Ada juga rasa jengkel kalau ada teman-teman yang malas bekerja.

 Biasa tong ada teman-teman yang bikin jengkel ?

 Biasa sekali terutama sikapnya. Terkadang ia malas dia itu tidak pikirkan kita, dia enak-enak tinggal di posko kita keliling urus itu kegiatan.

 Selain itu tadi apa lagi yang kita kerjakan di P2K ?

 Kan kita jurusan pendidikan mengajar juga di sekolah, jadi pergiki juga mengajar, dan disitumi seru sekali karena kita hadapi anak-anak sekolah

 Oh, kesan-kesanku waktunya saya itu P2K menarik sekali, antara tangis dan senyum antara tawa dan bahagia, kayaknya judul sinetron hehehe.

 Jadi waktuta P2K banyak tong kenang-kenangan indahta di ?

 Banyak sekali, waktu mau selesai P2K banyak yang menangis juga ada juga yang pacaran gara-gara P2K.

 Kalau yang punya rumah iya, bagaimana sikapnya ?

 Maksudnya yang punya rumah yang mana iya

 Rumaah yang kita jadikan posko ?

 Oh kalau itu iya baik sekali apa lagi sya dekat sekali dengan bapak posko bahkan selalu bercanda-bercanda.

 Jadi tidak cemburuji itu ibu poskota kalau dekatki sama bapak poskota ?

 Tidak cemburuji saya dekat juga dengan ibu posko, artinya kita itu dekat kalau ada kebutuhan tertentu. Tidak juga selalu bercanda seperti orang- orang sehingga istrinya cemburu. Tidak seperti itu, dekat dalam artian tanda kutip.

 Bisa juga dekat bukan dalam tanda kutip, karena ada perhatian khusus.

 Tidaklah kita juga jaga nama institusi, jangan sampai terjadi hal-hal seperti itu. Orang mengatakan bahwa P2K Unismuh begilah begitulah.

 Saya kira memang seperti itu, dan mungkin pengalaman ini yang saya pesankan kepada teman-teman agar tetap menjaga nama baik kampus dan nama baik dirita masing-masing.

Dokumen terkait