• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini antara lain.

1. Guru atau calon guru bahasa perlu mengetahui kemungkinan kemungkinan interferensi serta bentuk-bentuk interferensi bahasa pertama dalam penggunaan bahasa kedua sehingga dapat merencanakan program pengajaran bahasa yang tepat.

2. Dalam percakapan sehari-hari jangan menggunakan bahasa Indonesia, perlu ada upaya untuk memperkecil atau menghindari kemungkinan interferensi antara bahasa pertama dengan bahasa kedua.

60

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 1981. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asdar. 1996. Nilai sufistik dalam kumpulan puisi “Seribu Majid Satu Jumlahnya”

karya Emha Ainun Najib. (Skripsi) IKIP Ujungpandang. FPBS IKIP Ujungpandang.s

Huda Nuril, dkk. 1981. Interferensi Gramatikal Bahasa Madura Terhadap Bahasa Indonesia Tulis Murid Kelas VI SD Jawa Timur. (Laporan Penelitian).

Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jos Daniel. 1988. Sintaksis. Jakarta : Gramedia.

Kamaruddin, dkk. 1978. Interferensi Gramatikal Bahasa Makassar Murid dalam Pemakaian Bahasa Indonesia (laporan Penelitian). Ujungpandang Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan.

Kridalaksana, Harimurti. 1991. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.

Nurhadi, 1985. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Moleong, J. Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mustakim, dkk. 1994. Interferensi Bahasa Jawa dalam Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jakarta. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Parawansa, Patudangi. 1981. Kajian Interferensi Morfologi pada Dwibahasawan Anak SD di Daerah Kabupaten Gowa Sul-Sel. (Disertasi). Malang IKIP Malang.

Rosmini. 1994. Interferensi Sintaksis Bahasa Makassar dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Tulis Siswa Kelas I SMPN 2 Bantaeng. (Skripsi) Ujungpandang:

FPBS IKIP Ujungpandang.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik kea rah Memahami Metode Linguistik.

Yokyakarta : Gadja Mada University Pres.

Suwito, 1985. Sosiolinguistik. Pengantar Awal. Surakarta : Henary Offset.

Taha, Zainuddin. 1985. Satu Wacana Dua Bahasa. Pengantar Awal. Surakarta : Henary Offset.

Taringan, HG & Jago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Tarigan, HG. 1992. Pengajaran Analisis Kontranstif Bahasa. Bandung : Angkasa V.S. Mukti & Maidar G, Arsyad. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Pembicara : Asrul dan Dian

Penutur : Bugis Bulukumba dan Bugis Sengkang Hari/ Tanggal : Kamis 28 Agustus 2014

Pokok Pembicaraan : Demonstrasi Mahasiswa

 Kenapa itu orang demo terus ?

 Saya juga toh pertamanya tidak kutahu apa natuntut mahasiswa. Kan kalau dilihatiki turun saja ramai-ramai, baru salahnya sembarang natahan. Kan kasihan itu yang kayak rakyat, tukan becak, apa lagi supir pete,-pete

 Baru tidak nabayarji juga itu supir

 Terus itu supir truk, mobil besar itu, mahasiswa tahanki naik semua di mobilnya orang, napalangmi di tengah jalan, tapi begitumi tidak pergimi kerja itu sopir. Padahal dirumahnya menunggumi istrinya mau makan.

Tapi apa mau namakan. Tapi apa mau namakan kalau setiap hari ada demo, na tidak biasmi pergi cari uang. kaerna itu mahasiswaya kasih macetki jalananka.

masuk, banyak juga anak-anak nasukai ikut karna ramekin bedeng.

 Jadi banyak itu orang ikut pergi demo ?

 Kayaknya, cuma saya tidak suka caranya karena biar masyarakat kecil natahanji banayak kuliat anak- anak nasukai kalau ada demo ikutmi juga, tidak napikir orang tuanya di kampong, di suruhi pergi di Makassar kuliah tapi pergiji demo.

 Banyak bedeng masiswa dipukul dan ditangkap di ?

 Jangan maki ia, banyakmi di pukul di tangkap, tapi nabilang itu yang sering demo dia rela bedeng ditangkap dan bahkan rela mati bedeng dari pada pemerintah korupsi terus.

Penutur : Bugis Maros dan Bugis Pangkep Hari/Tanggal : Sabtu 30 Agustus 2014

Pokok pembicaraan : P2K FKIP Unismuh Makassar

 Apa kegiatanta selama P2Kki ?

 Banyak sekali, misalnya LDK, pengajian rutin di mesjid, membersihkan jalan dan got.

 Tidak capek jaki itu,

 Capek juga, tapi enak juga kalau misalnya samaki semua teman-teman capek itu hilang. Ada juga rasa jengkel kalau ada teman-teman yang malas bekerja.

 Biasa tong ada teman-teman yang bikin jengkel ?

 Biasa sekali terutama sikapnya. Terkadang ia malas dia itu tidak pikirkan kita, dia enak-enak tinggal di posko kita keliling urus itu kegiatan.

 Selain itu tadi apa lagi yang kita kerjakan di P2K ?

 Kan kita jurusan pendidikan mengajar juga di sekolah, jadi pergiki juga mengajar, dan disitumi seru sekali karena kita hadapi anak-anak sekolah

 Oh, kesan-kesanku waktunya saya itu P2K menarik sekali, antara tangis dan senyum antara tawa dan bahagia, kayaknya judul sinetron hehehe.

 Jadi waktuta P2K banyak tong kenang-kenangan indahta di ?

 Banyak sekali, waktu mau selesai P2K banyak yang menangis juga ada juga yang pacaran gara-gara P2K.

 Kalau yang punya rumah iya, bagaimana sikapnya ?

 Maksudnya yang punya rumah yang mana iya

 Rumaah yang kita jadikan posko ?

 Oh kalau itu iya baik sekali apa lagi sya dekat sekali dengan bapak posko bahkan selalu bercanda-bercanda.

 Jadi tidak cemburuji itu ibu poskota kalau dekatki sama bapak poskota ?

 Tidak cemburuji saya dekat juga dengan ibu posko, artinya kita itu dekat kalau ada kebutuhan tertentu. Tidak juga selalu bercanda seperti orang- orang sehingga istrinya cemburu. Tidak seperti itu, dekat dalam artian tanda kutip.

 Bisa juga dekat bukan dalam tanda kutip, karena ada perhatian khusus.

 Tidaklah kita juga jaga nama institusi, jangan sampai terjadi hal-hal seperti itu. Orang mengatakan bahwa P2K Unismuh begilah begitulah.

 Saya kira memang seperti itu, dan mungkin pengalaman ini yang saya pesankan kepada teman-teman agar tetap menjaga nama baik kampus dan nama baik dirita masing-masing.

Dokumen terkait