• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pasien pertama pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Maret 2022 di ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Identitas pasien sebagai berikut dengan nama Ny, P, umur 91 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, pendidikan terakhir SD, pasien tidak bekerja, alamat di Sragen, nomer rekam medis 0157xxxx. Pasien masuk rumah sakit tanggal 25 Maret 2022 jam 04.57 WIB dengan diagnosis medis Infark Miokard Akut.

Dari hasil pengkajian diperoleh keluhan utama pasien yaitu pasien mengeluh nyeri dada menjalar sampai ke punggung. Riwayat penyakit sekarang bahwa pasien nyeri dada bagian kiri selama kurang lebih 5 menit sejak 2 hari yang lalu. Pada tanggal 25 Maret 2022 pukul 02.30 WIB saat pasien melaksanakan ibadah tiba-tiba nyeri dada pasien muncul hingga menjalar ke punggung berdurasi sekitar 20 menit lebih disertai sesak napas. Setelah itu keluarga membawa pasien ke RSUD Dr. Soehandi Prijonegoro Sragen kemudian dirujuk ke

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Riwayat penyakit dahulu, pasien belum pernah dirawat di rumah sakit. Riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Riwayat persiapan dan pola hidup, pasien mengatakan dulu bekerja sebagai pedagang, namun setelah umur 70 tahun pasien sudah tidak bekerja. Pasien hanya mengurus rumah tangga saja.

Pengkajian fungsional meliputi Breathing = inspeksi dada kanan dan kiri simetris, napas spontan dengan bantuan kanul 4 L/menit, pasien tampak sesak napas, RR 26 x/menit, SpO2 97%, pernapasan cuping hidung, tidak ada suara napas tambahan. Blood = inspeksi dada simetris, ictus kordis tidak tampak, perkusi bunyi jantung redup, auskultasi bunyi jantung S1-S2 reguler, irama jantung reguler, TD =163/90 mmHg ,nadi=110 x/menit ,CRT<2 detik, S=36,5 0C , membran mukosa lembab, tidak sianosis, tidak edema, konjungtiva anemis, turgor kulit baik, nadi perifer teraba lemah. Brain

= kesadaran compamentis, keadaan umum lemah, pupil isokor, GCS E4 V5 M6, pasien tampak menahan nyeri, meringis kesakitan dan melindungi daerah nyeri. Bladder = terpasang DC, warna urine kuning jernih, bau khas urine, volume urin ±1500 cc/hari. Bowel = pasien BAB 1x sehari, konsistensi lembek, peristaltik usus 10-15 x/menit, nafsu makan menurun, diet lunak bubur tim, pasien mengatakan hanya menyisakan makanan 2-3 sendok. Bone = kulit pasien bersih, tidak

sianosis, pasien mengatakan lemas dan pusing, aktivitas dibantu perawat dan keluarga, kekuatan otot ekstremitas 5.

Pengkajian nyeri diperoleh sebagai berikut P = saat bergerak nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang. Q = nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. R = nyeri berada di dada kiri menjalar sampai ke punggung. S = skala 6. T = nyeri hilang timbul.

Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan data sebagai berikut Hemoglobin 9.8 g /dl (10.9-15.5), Hematokrit 30 % (33-34), Leukosit 10.4 ribu/ul (4.5-11.0), Trombosit 207 ribu/ul (150- 450), Eritrosit 3.46 juta/ul (4.10 5.10), MCV 87.3 /um (80.0-96.0), MCH 28.2 pg (28.0-33.0), MCHC 32.2 g/dl (33.0-36.0), RDW 15.3

% (11.6-14.6), MPV 10.1 fl (7.2-11.1), PDW 16% (25-65), Eosinafil 0.00% (0.00 -4.00), Basofil 0.10% (0.00-2.00), Netrofil 76.80% (55.00-80.00), Limfosit 16.60% (22.00 - 44.00), Monosit 6.50% (0.00 -7.00), PT 17.8 detik (10.0-15.0), APTT 30.4 detik (20.0-40.0), INR 1.420, Glukosa Darah Sewaktu 120 mg/dl (60- 140), SGOT 26 u/l (<31), SGPT 24 u/l (<34), Creatinine 1.3 mg/dl (0.6-1.3), Ureum 45 mg/dl (<50), HbA1c 6.6 % (4.8-5.9), Glukosa Darah Puasa 88 mg/dl (75-121), Glukosa 2 jam PP 100 mg/dl (80- 140), Asam Urat 9.3 mg/dl (2.4-6.1), Cholesterol total 127 mg/dl (50-200), Cholesterol LDL 91 mg/dl (96-206), Cholesterol HDL 21 mg/dl (33-92), Natrium Darah 137 mmol/L (132-146), Kalium Darah 4.7 mmol/L (3.3-5.1), Calsium Ion 1.25 mmol/L (1.17-1.29),

HbsAG Nonreactive (Nonreactive) Anti-HCV Nonreactive (Nonreactive) NT PRO BNP 23257 pg/ml (<204) Hs-Troponin I 427 ng/L

Hasil pemeriksaan penunjang radiologi dinyatakan sebagai berikut Foto Toraks AP (inspirasi kurang, asimetris). Cor = Ukuran membesar dengan CTR 69%, tampak klasifikasi arkus aorta. Pulmo = Tampak perihilar haziness di kedua lapang pulmo, tampak infiltrat disertai air bronchogram di paracardial kanan. Sinus costophrenicus kanan tumpul kiri tajam Hemidiaphragma kanan kiri normal. Trakea di tengah. Sistema tulang tampak baik. Kesimpulan = Cardiomegaly

Hasil pemeriksaan penunjang elektrokardiogram dapat dinyatakan RR = 970 ms. QRS = 11 ms. QT/QTc = 450/457 ms.

P/PQ(PR) =128/130 ms. P/QRS/T =42’/12’/127’ Interpretasi

=Abberrant, ventricular complex found, Sinus rhythm, Possible left atrial hypertrophy, Inferior infarction, Abnormal ECG

Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi = NaCl 0,9% 40 cc/jam, Aspilet 1x80 mg, Candesartan 1x80 mg, Spironolactone 1x25 mg, Atorvastatin 1x20 mg, Clopidogrel 1x75 mg, Nitrokaf 1x2,5 mg, Bisoprolol 2x5 mg, Paracetamol 1 g/12 jam, Ampicillin sulbactam 1,5 g/8 jam, Lansoprazole 30 mg/24 jam

b. Pengkajian pasien kedua

Pasien kedua pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2022 di ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Identitas pasien sebagai

berikut dengan nama Tn. S, umur 65 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama islam, pendidikan terakhir SD, pasien bekerja sebagai petani, alamat di Boyolali, nomer rekam medis 0157xxxx. Pasien masuk rumah sakit tanggal 25 Maret 2022 jam 04.57 WIB dengan diagnosis medis Infark Miokard Akut.

Dari hasil pengkajian diperoleh keluhan utama pasien yaitu pasien mengeluh nyeri dada disertai sesak. Riwayat penyakit sekarang bahwa pasien mengalami nyeri dada hilang timbul tapi dibiarkan oleh pasien. Tiba-tiba pada sore hari saat pasien menaiki tangga di rumah dada terasa nyeri sekali dan berdurasi lama, lama-kelamaan pasien mengalami sesak napas. Kemudian pasien dibawa ke RSUD Ibu Fatmawati Soekarno Kota Surakarta sekitar jam 17.00 WIB. Di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno dirujuk ke RS Dr. Moewardi untuk menangani lebih lanjut. Riwayat penyakit dahulu, Pasien memiliki riwayat DM tipe II namun disangkal. Riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Riwayat persiapan dan pola hidup, pasien mengatakan bekerja sebagai petani padi namun kadang pasien bekerja sebagai tukang bangunan

Pengkajian fungsional meliputi Breathing = Pasien tampak sesak napas, pernapasan dangkal, Inspeksi dada kanan dan kiri simetris, tidak ada suara napas tambahan, napas spontan dengan bantuan kanul 4 L/menit,, RR 26 x/menit, SpO2 97%, Blood = Inspeksi

dada simetris, ictus kordis tidak tampak, perkusi bunyi jantung redup, auskultasi bunyi jantung S1-S2 reguler, irama jantung reguler, membran mukosa lembab, tidak sianosis, tidak edema, konjungtiva anemis, turgor kulit baik, nadi perifer teraba lemah, TD :154/104 mmHg ,nadi:100 x/menit ,CRT<2 detik, S:36,50C. Brain = Kesadaran compamentis, keadaan umum lemah, pupil isokor, GCS E4 M6 V5 , pasien tampak menahan nyeri, meringis kesakitan dan melindungi daerah nyeri. Bladder = terpasang DC, warna urine kuning jernih, bau khas urine, volume urin ±1500 cc/hari. Bowel = Pasien BAB 1x sehari, konsistensi lembek, peristaltik usus 4-8 x/menit, nafsu makan menurun, diet DJ II 1700 kalori DM, pasien mengatakan hanya menyisakan makanan 2-3 sendok. Bone = Kulit pasien bersih, tidak sianosis, pasien mengatakan lemas dan pusing, aktivitas dibantu perawat dan keluarga, kekuatan otot semua ekstremitas 5.

Pengkajian nyeri diperoleh sebagai berikut P = saat bergerak (naik tangga) nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang.

Q = nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. R = nyeri berada di dada kiri menjalar sampai lengan bagian kiri. S = skala 6. T = nyeri hilang timbul.

Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan data sebagai berikut Hemoglobin 15.0g /dl (10.9-15.5), Hematokrit 43 % (33-34), Leukosit 15.1 ribu/ul (4.5-11.0), Trombosit 206 ribu/ul (150- 450), Eritrosit 4.95 juta/ul (4.10 5.10), MCV 87.6 /um (80.0-96.0),

MCH 30.3 pg (28.0-33.0), MCHC 34.6 g/dl (33.0-36.0), RDW 14.0

% (11.6-14.6), MPV 9.1 fl (7.2-11.1), PDW 16% (25-65), Eosinafil 0.80% (0.00 -4.00), Basofil 0.20% (0.00-2.00),Netrofil 83.50% (55.00- 80.00), Limfosit 10.00% (22.00 - 44.00), Monosit 5.50% (0.00 -7.00), PT 13.0 detik (10.0-15.0), APTT 29.4 detik (20.0-40.0), INR 0.950, Glukosa Darah Sewaktu 214 mg/dl (60-140), SGOT 103 u/l (<31), SGPT 30 u/l (<34), Creatinine 1.1 mg/dl (0.6-1.3), Ureum 41 mg/dl (<50), HbA1c 6.2 % (4.8-5.9), Glukosa Darah Puasa 73 mg/dl (75- 121), Glukosa 2 jam PP 89 mg/dl (80-140), Asam Urat 6.1 mg/dl (2.4-6.1), Cholesterol total 143 mg/dl (50-200), Cholesterol LDL 109 mg/dl (96-206), Cholesterol HDL 36 mg/dl (33-92), Natrium Darah 137 mmol/L (132-146), Kalium Darah 1.8 mmol/L (3.3-5.1),Calsium Ion 1.18 mmol/L (1.17-1.29), HbsAG Nonreactive (Nonreactive) Anti-HCV Nonreactive (Nonreactive) NT PRO BNP 1187 pg/ml (<204) Hs-Troponin I 7016 ng/L

Hasil pemeriksaan penunjang radiologi dinyatakan sebagai berikut Foto Toraks AP (inspirasi kurang, asimetris). Cor= Ukuran dan bentuk membesar dengan CTR 59% Pulmo= Tampak perihilar haziness di kedua lapang pulmo Sinus costophrenicus kanan kiri tajam Hemidiaphragma kanan kiri normal Trakea di tengah Sistema tulang baik. Kesimpulan = Cardiomegaly

Hasil pemeriksaan penunjang elektrokardiogram dapat dinyatakan RR :880 ms. QRS :122 ms. QT/QTc : 424/512 ms.

P/PQ(PR) :90/148 ms. P/QRS/T :81’/-170/98’. Interpretation = Sinus rhythm. Abnormal extreme QRS. Peripheral low voltage. Unspecfic intraventricular conduction defect. Right ventricular hypertrophy.

Long corrected QT interval. Recent anteroseptal infarction. ST elevation, recent septal infarction. Abnormal ECG

Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi = Ringer Laktat 40 cc/jam. Aspilet 1x80 mg. Lansoprazole 1x30 mg. Clopidogrel 1x75 mg. Atorvastatin 1x20 mg. Spironolactone 1x25 mg. Bisoprolol 2x5 mg. Ramipril 1x2,5 mg. Sucralfate 2 sdm/8 jam. Lansoprazol 30 mg/24 jam. Alprazolam 1x0,5 mg. Furosemid 20 gr/12 jam.

2. Diagnosis Keperawatan a. Diagnosis Pasien Pertama

Pasien pertama dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:

1) Risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan Faktor risiko spasme arteri koroner. Ditegakkannya diagnosis ini karena didukung data subjektif: Pasien mengeluh nyeri dada menjalar sampai ke punggung disertai sesak napas, pasien mengatakan lemas dan pusing. Data objektif: Saat bergerak nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang, nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri berada di dada kiri menjalar sampai ke punggung, skala 6, nyeri hilang timbul, hasil EKG terdapat inferior infarction, takikardi (nadi:110 x/menit)

2) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor risiko perubahan afterload. Ditegakkannya diagnosis ini karena didukung data subjektif: Dyspnea (sesak napas). Pasien mengatakan lemas dan pusing. Data objektif: Nadi perifer teraba lemah. RR 26 x/menit, SpO2 99%, TD :163/90 mmHg, Nadi: 90 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C, hasil pemeriksaan radiologi terdapat cardiomeghaly dan aterosklerosis, hasil NT PRO BNP 23257 dan Troponin I 427

b. Diagnosis Pasien Kedua

Pasien kedua dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:

1) Risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan Faktor risiko spasme arteri koroner. Ditegakkannya diagnosis ini karena didukung data subjektif: Pasien mengeluh nyeri dada disertai sesak napas. Data objektif: Saat bergerak (naik tangga) nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang, nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri berada di dada kiri menjalar sampai lengan bagian kiri, skala 6, nyeri hilang timbul. Hasil EKG terdapat Recent anteroseptal infarction

2) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor risiko perubahan afterload. Ditegakkannya diagnosis ini karena didukung data subjektif: Dyspnea (sesak napas). Pasien mengatakan lemas dan pusing. Data objektif: Pasien berkeringat dingin. Nadi perifer teraba lemah. RR 26 x/menit, SpO2 98%, TD :154/104 mmHg,

Nadi: 100 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C, hasil pemeriksaan radiologi terdapat cardiomeghaly, hasil NT PRO BNP 1187 dan Troponin I 7016

3. Intervensi Keperawatan

a. Pasien pertama intervensi keperawatan sebagai berikut:

Risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan Faktor risiko spasme arteri koroner. Tujuannya adalah Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x7 jam maka perfusi miokard meningkat dengan kriteria hasil: Gambaran EKG normal. Nyeri dada menurun (skala 1). Takikardi menurun (skala 1). Intervensi yang akan dilakukan antara lain: Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda). Monitor respon hemodinamik.

Monitor saturasi oksigen. Monitor kadar elektrolit. Berikan lingkungan yang tenang. Pasang akses intravena. Rekam EKG 12 sadapan.

Berikan oksigen, sesuai indikasi. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu. Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu. Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu.

Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor risiko perubahan afterload. Tujuannya adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam diharapkan mampu mempertahankan curah jantung adekuat dengan kriteria hasil sebagai berikut Tekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan, kekuatan nadi perifer meningkat, sesak napas berkurang, tanda-tanda vital dalam

rentang normal (N : 70-90 x/menit, TD :110-130/60-80 mmHg, RR :16-20 x/menit, S :36,20C -37,20C). Intervensi yang akan dilakukan antara lain: monitor TTV, Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung. Monitor enzim jantung (mis.CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I). Monitor intake dan output cairan. Pertahankan tirah baring minimal 12 jam. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada.

Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis. Mengejan saat BAB atau batuk). Anjurkan aktivitas secara bertahap. Kolaborasi pemberian terapi medis

b. Pasien kedua intervensi keperawatan sebagai berikut:

Risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan Faktor risiko spasme arteri koroner. Tujuannya adalah Setelah dilakukan intervensi keperawatan manajemen aritmia selama 3x7 jam maka perfusi miokard meningkat dengan kriteria hasil: Gambaran EKG normal. Nyeri dada menurun (skala 1). Takikardi menurun (skala 1).

Intervensi yang akan dilakukan antara lain: Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda). Monitor respon hemodinamik. Monitor saturasi oksigen. Monitor kadar elektrolit. Berikan lingkungan yang tenang. Pasang akses intravena.

Rekam EKG 12 sadapan. Berikan oksigen, sesuai indikasi. Kolaborasi

pemberian antiaritmia, jika perlu. Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu. Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu.

Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor risiko perubahan afterload. Tujuannya adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan perawatan jantung selama 3x7 jam diharapkan mampu mempertahankan curah jantung adekuat dengan kriteria hasil sebagai berikut Tekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan, kekuatan nadi perifer meningkat, sesak napas berkurang, tanda-tanda vital dalam rentang normal (N : 70-90 x/menit, TD :110-130/60-80 mmHg, RR :16-20 x/menit, S :36,20C -37,20C). Intervensi yang akan dilakukan antara lain: monitor TTV, Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung. Monitor enzim jantung (mis.CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I). Monitor intake dan output cairan.

Pertahankan tirah baring minimal 12 jam. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada. Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis.

Mengejan saat BAB atau batuk). Anjurkan aktivitas secara bertahap.

Kolaborasi pemberian terapi medis 4. Implementasi

a. Implementasi pasien pertama

Pasien pertama dengan diagnosis risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan faktor risiko spasme arteri koroner pada

tanggal 25 Maret 2022 dilakukan tindakan keperawatan memonitor respon hemodinamik dan keadaan umum diperoleh data subjektif pasien mengatakan lemas dan data objektif RR 26 x/menit, SpO2 97%, TD :163/90 mmHg, Nadi: 110 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C, Pasien tampak lemah. Pukul 09.05 WIB merekam EKG 12 sadapan diperoleh data subjektif : pasien mengatakan iya, dan data objektif : Interpretasi :Abberrant, ventricular. Complex found. Sinus rhythm. Possible left atrial hypertrophy. Inferior infarction. Abnormal ECG. Pukul 09.10 WIB memonitor keluhan nyeri (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda) diperoleh data subjektif: pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan data objektif intensitas nyeri :saat bergerak nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang, karakteristik nyeri:nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, lokasi nyeri:nyeri berada di dada kiri menjalar sampai ke punggung, skala nyeri :skala 6, durasi nyeri :nyeri hilang timbul. Pukul 09.18 WIB memberikan oksigen sesuai indikasi diperoleh data subjektif :pasien mengatakan bersedia, dan data objektif: terpasang nasal kanul 4 L/menit. Pada pukul 09.20 WIB memonitor kadar elektrolit diperoleh data objektif Natrium : 137 mmol/L, Kalium :4.7 mmol/L, Calsium :1.25 mmol/L. . Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif Pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi.

Pada pukul 13.20 WIB menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat diperoleh data subjektif pasien mengatakan lingkungan dan

kondisi nyaman dan data objektif pasien tampak beristirahat dengan nyaman.

Pada tanggal 26 Maret 2022 pukul 09.00 WIB memonitor respon hemodinamik dan keadaan umum diperoleh data subjektif Pasien mengatakan masih lemas tapi nyeri lumayan berkurang dan data objektif RR 24 x/menit, SpO2 99%, TD :140/80 mmHg, Nadi: 90 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C. Pukul 09.10 WIB memonitor keluhan nyeri (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda) diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia, dan data objektif P:saat bergerak nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang, Q:nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, R:nyeri berada di dada kiri menjalar sampai ke punggung, S:skala 4, T :nyeri hilang timbul.

Pada pukul 09.20 WIB memberikan lingkungan yang tenang diperoleh data subjektif : pasien mengatakan lingkungannya tenang tidak berisik, dan data objektif pasien tampak nyaman dengan lingkungannya. Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif Pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi.

Pada tanggal 27 Maret 2022 pukul 09.00 WIB memonitor respon hemodinamik dan keadaan umum diperoleh data subjektif Pasien mengatakan badannya lebih sehat dan data objektif RR 20 x/menit, SpO2 99%, TD :128/80 mmHg, Nadi: 84 x/menit, CRT<2 detik, S:36,2 0C, pasien tampak bugar. Pukul 09.10 WIB memonitor keluhan

nyeri (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda) diperoleh data subjektif pasien mengatakan jarang terjadi nyeri dada, dan data objektif P:saat bergerak nyeri tidak bertambah, dan saat istirahat nyeri akan hilang, Q:nyeri terasa seperti tertekan saja, R:nyeri berada di dada kiri saja, S :skala 2, T:nyeri hilang timbul. Pada pukul 10.00 WIB memberikan oksigen sesuai indikasi diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tampak terpasang nasal kanul 3 L/menit. Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi.

Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor risiko perubahan afterload. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan tindakan keperawatan memonitor TTV dan keadaan umum diperoleh data subjektif pasien mengatakan lemas dan data objektif RR 26 x/menit, SpO2 99%, TD :163/90 mmHg, Nadi: 90 x/menit, CRT<2 detik, S:36,5 0C, Pasien tampak lemah. Pada pukul 09.30 WIB mengidentifikasi tanda/gejala penurunan curah jantung, memonitor enzim jantung diperoleh data subjektif pasien mengatakan jantung berdebar dan data objektif nadi perifer teraba lemah, TD :163/90 mmHg, terlihat gambaran aritmia pada EKG, NT PRO BNP :23257, Hs-Troponin I: 427. Pada pukul 09.35 WIB mempertahankan tirah baring minimal 12 jam diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien

tampak tirah baring. Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi. Pada pukul 13.20 WIB menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat diperoleh data subjektif pasien mengatakan lingkungan dan kondisi nyaman dan data objektif pasien tampak beristirahat dengan nyaman. Pada pukul 13.30 WIB menghitung intake dan output cairan diperoleh data objektif intake : 720 cc/7 jam, output :300 cc/7 jam, balance cairan : +420 cc/7 jam.

Pada tanggal 26 Maret 2022 pukul 09.00 WIB memonitor TTV dan keadaan umum diperoleh data subjektif Pasien mengatakan masih lemas tapi nyeri lumayan berkurang dan data objektif RR 24 x/menit, SpO2 99%, TD :140/80 mmHg, Nadi: 86 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C. pada pukul 09.25 WIB menganjurkan menghindari manuver valsava diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia. Pada pukul 09.30 WIB mempertahankan tirah baring diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tampak tirah baring. Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi. Pada pukul 13.30 WIB menghitung intake dan output cairan diperoleh data objektif intake : 640 cc/7 jam, output :350 cc/7 jam, balance cairan : +290 cc/7 jam.

Pada tanggal 27 Maret 2022 pukul 09.00 WIB memonitor TTV dan keadaan umum diperoleh data subjektif Pasien mengatakan badannya

lebih sehat dan data objektif RR 20 x/menit, SpO2 99%, TD :128/80 mmHg, Nadi: 84 x/menit, CRT<2 detik, S:36,20C, pasien tampak bugar. Pukul 09.20 WIB mengkaji tanda dan gejala penurunan curah jantung diperoleh data subjektif pasien mengatakan sesak napas berkurang, berdebar berkurang, badan sudah lebih baik dan data objektif nada perifer terasa kuat, TD :128/80 mmHg, pasien tidak mengalami penurunan kesadaran. Pukul 09.25 WIB menganjurkan aktivitas secara bertahap diperoleh data subjektif pasien mengatakan iya dan data objektif pasien tampak melakukan ROM pada tangan.

Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi. Pada pukul 13.30 WIB menghitung intake dan output cairan diperoleh data objektif intake : 700 cc/7 jam, output :340 cc/7 jam, balance cairan : +260 cc/7 jam.

b. Implementasi Pasien Kedua

Pasien kedua dengan diagnosis Risiko perfusi miokard tidak efektif b.d Faktor risiko spasme arteri koroner pada tanggal 27 Maret 2022 dilakukan tindakan keperawatan memonitor respon hemodinamik dan keadaan umum diperoleh data subjektif pasien mengatakan lemas dan data objektif RR 26 x/menit, SpO2 98%, TD :154/104 mmHg, Nadi:

100 x/menit, CRT<2 detik, S:36,50C, Pasien tampak lemah. Pukul 09.05 WIB merekam EKG 12 sadapan diperoleh data subjektif pasien mengatakan bersedia, dan data objektif Interpretation: Sinus rhythm.

Abnormal extreme QRS. Peripheral low voltage. Unspecfic intraventricular conduction defect. Right ventricular hypertrophy.

Long corrected QT interval. Recent anteroseptal infarction. ST elevation, recent septal infarction. Abnormal ECG. Pukul 09.10 WIB memonitor keluhan nyeri (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda) diperoleh data subjektif pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan data objektif intensitas nyeri :saat bergerak nyeri bertambah, dan saat istirahat nyeri akan berkurang, karakteristik nyeri:nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, lokasi nyeri:nyeri berada di dada kiri menjalar sampai ke punggung, skala nyeri :skala 6, durasi nyeri :nyeri hilang timbul. Pukul 09.18 WIB memberikan oksigen sesuai indikasi diperoleh data subjektif : pasien mengatakan bersedia, dan data objektif: pasien terpasang nasal kanul 4 L/menit. Pada pukul 09.20 WIB memonitor kadar elektrolit diperoleh data objektif Natrium : 137 mmol/L, Kalium :3.8 mmol/L, Calsium :1.18 mmol/L. Pada pukul 13.00 WIB memberikan terapi obat diperoleh data subjektif Pasien mengatakan bersedia dan data objektif pasien tidak memiliki alergi. Pada pukul 13.20 WIB menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat diperoleh data subjektif pasien mengatakan lingkungan dan kondisi nyaman dan data objektif pasien tampak beristirahat dengan nyaman.

Pada tanggal 28 Maret 2022 pukul 09.00 WIB memonitor respon dinamik dan keadaan umum diperoleh data subjektif pasien

Dokumen terkait