• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Dasar Keperawatan

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium menurut (Fitriani, 2020), pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

a. HB dan PVC meningkat (≥20%) b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)

c. Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis) d. IgG dengue positif

e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, f. Hipokloremia, dan hiponatremia

g. Ureum dan pH darah mungkin meningkat h. Asidosis metabolik: pCO2

4. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu (Fitriani, 2020) :

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

b. Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.

c. Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kehilangan cairan aktif d. Risiko syok dibuktikan dengan kekurangan volume cairan e. Risiko pendarahan dibuktikan dengan gangguan koagulasi 5. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI Rasional

1 Hipertermi berhubung an dengan proses penyakit

Termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil

a. Tidak menggigil b. warna kulit

menjadi normal c. Suhu tubuh

normal d. Tekanan

darah dalam batas normal

Observasi a. Identifikasi

penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar

lingkungan panas, penggunaan incubator).

b. Monitor suhu tubuh

c. Monitor kadar elektrolit d. Monitor

haluaran urine Terapeutik

a. Sediakan lingkungan yang dingin b. Longgarkan

atau lepaskan pakaian c. Basahi dan

kipasi

Rasional a. Rasional:

Untuk mengetahui faktor yang memperberat atau

memperingan demam b. Rasional:

memantau perubahan suhu tubuh pasien c. Rasional:

untuk

mengidentifika si tanda-tanda dehidrasi akibat panas d. Rasional:

untuk

mengidentifika si tanda-tanda dehidrasi

permukaan tubuh

d. Berikan cairan oral

e. Lakukan pendinginan eksternal (mis, kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila) Edukasi

a. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi a. Kolaborasi

pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

a. Rasional:

dengan lingkungan yang dingin dapat membantu mempermuda h menurunkan suhu tubuh b. Rasional:pakai

an longgar mempermuda hkan

penguapan panas saat tubuh naik, pasien akan banyak

mengeluarkan keringat c. Rasional :

untuk membantu menurunkan suhu tubuh d. Rasional:

Hipertermi menyebabkan pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh

e. Rasional:

menurunkan demam pada pasien

a. Rasional:

aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan suhu tubuh a. Rasional:

mencegah dehidrasi 2. Resiko

defisit nutrisi dibuktikan dengan ketidakma mpuan mencerna makanan

Status nutrisi membaik, dengan kriteria hasil

a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat b. Frekuensi

makan membaik c. Nafsu

makan membaik

Observasi a. Identifikasi

status nutrisi b. Identifikasi

alergi dan intoleransi makanan c. Identifikasi

makanan yang disukai

d. Monitor asupan makan

e. Monitor berat badan

f. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik

a. Berikan

makanan tinggi

Rasional a. Rasional:

pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui status nutrisi pasien sehingga dapat menentukan intervensi yang diberikan b. Rasional:

supaya dapat dilakukan intervensi dalam

serat untuk mencegah konstipasi b. Berikan

makanan tinggi kalori dan tinggi protein c. Berikan

suplemen makanan, jika perlu

Edukasi

a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu b. Ajarkan diet

yang

diprogramkan Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, Pereda nyeri, antimietik), jika perlu

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan jenis

pemberian makan c. Rasional:

pasien dapat tertarik untuk menghabiskan makanan yang diberikan d. Rasional:

untuk menilai asupan

makanan yang adekuat e. Rasional:

mengetahui adanya penurunan atau

peningkatan berat badan f. Rasional:

untuk menilai kondisi umum pasien untuk memberikan penganganan yang tepat

a. Rasional:

makanan mengandung serat dapat

nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

mencegah konstipasi b. Rasional:

Makanan yang tinggi protein dan kalori dapat

meningkatkan status nutrisi dan stamina pasien c. Rasional:

meningkatkan nafsu makan pasien a. Rasional:

meningkatkan pergerakan b. Rasional:

membantu pasien untuk menyadari

“gambaran besar” dan memungkinka n kesempatan untuk

mengubah pilihan diet.

a. Rasional:

mencegah kekambuhan

pada saat makan

b. Rasional: agar mengetahui diet apa yang tepat untuk pasien 3. Risiko

Hipovolem ia

dibuktikan dengan kehilangan cairan aktif

Status cairan membaik dengan kriteria hasil :

a. Hematokrit membaik b. Turgor

kulit meningkat c. Membran

mukosa meningkat d. Tekanan

darah dan nadi membaik e. Kadar Hb membaik

Observasi

a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah).

b. Monitor intake dan output cairan Terapeutik

a. Hitung kebutuhan

a. Rasional:

menilai status cairan

b. Rasional:

menilai

keseimbangan cairan

a. Rasional:

terpenuhinya kebutuhan cairan

b. Rasional: otak mendapat oksigen yang adekuat c. Rasional:

kebutuhan cairan tubuh terpenuhi a. menghindari

kehilangan cairan yang adekuat b. perubahan

posisi mendadak

b. Berikan posisi modified Trendelenburg c. Berikan asupan

cairan oral Edukasi a. Anjurkan

memperbanyak asupan cairan oral.

b. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.

Kolaborasi a. Kolaborasikan

pemberian cairan intravena (IV) isotonis (misalnya NaCl, Ringer Laktat, Ringer Asetat).

bisa

menyebabkan rasa pusing a. mengganti

cairan yang hilang

4. Risiko syok dibuktikan dengan kekuranga n volume cairan

Tingkat syok menurun dengan Kriteria hasil :

a. Tingkat kesadaran composme ntis

Observasi

a. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD) b. Monitor status

cairan

(masukan dan

Rasional

a. Pada kondisi syok

ditemukan adanya

tekanan darah yang turun dan nadi yang lemaah bahkan hilang

b. TTV dalam batas normal

haluaran, turgor kulit, CRT) c. Monitor tingkat

kesadaran dan respon pupil Terapeutik

a. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu b. Kolaborasi

pemberian transfusi darah, jika perlu Edukasi

a. Jelaskan penyebab atau faktor risiko syok

b. Anjurkan keluarga memperbanyak asupan cairan oral

b. Mengetahui keseimbangan cairan pada pasien DHF baik intake maupun output cairan c. Untuk

mengetahui kondisi umum pasien dalam memberikan penganganan yang tepat

a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui intravena b. Untuk pasien

syok yang mengalami kehilangan volume darah

a. Tanda dan gejala awal syok dapat memberikan gambaran mengenai kondisi dan

penanganan yang tepat b. Mengganti

cairan tubuh yang hilang melalui oral

5. Risiko perdaraha n

dibuktikan dengan gangguan koagulasi

Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil :

a. Kelembapa n membran mukosa meningkat b. Kelembapa

n kulit meningkat c. Hematokrit

membaik d. Tekanan

darah membaik e. Denyut

nadi apikal membaik f. Suhu tubuh

membaik

Observasi a. Monitor tanda

dan gejala pendarahan b. Monitor nilai hematokrit/

hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah

c. Monitor tanda- tanda vital ortostatik d. Monitor

koagulasi (mis.

Prothrombin time (PT), partial

thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin dan /platelet) Terapeutik

Rasional a. Mengetahui

ada tidaknya pendarahan b. Menilai

adanya kekurangan hematokrit dan

hemoglobin setelah pendarahan c. Mengetahui

apakah ada kekurangan darah d. Menilai

apakah ada pendarahan a. Mencegah

terjadinya keparahan pendarahan b. Tindakan

invasif dapat menyebabkan

a. Pertahankan bed rest selama pendarahan b. Batasi tindakan

invasif, jika perlu

c. Gunakan kasur pencegah decubitus pendarahan eksternal d. Hindari

pengukuran suhu rektal Edukasi

a. Jelaskan tanda dan gejala pendarahan b. Anjurkan

menggunakan kaus kaki saat ambulasi c. Anjurkan

meningkatkan asupan cairan untuk

menghindari konstipasi d. Anjurkan

menghindari aspirin atau antikoagulan

pendarahan eksternal c. Untuk

mencegah terjadinya luka decubitus yang dapat menyebabkan d. Pengukuran

suhu rektal dapat

menyebabkan keluarnya darah dari anus jika terjadi pendarahan a. Pasien dan

keluarga dapat mengetahui jika terjadi pendarahan b. Mencegah

terjadinya luka pada kaki c. Banyak

mengkonsums i cairan dapat memperlancar pencernaan d. Rasional:

e. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K f. Anjurkan

segera melapor jika terjadi pendarahan Kolaborasi

a. Pemberian obat pengontrol pendarahan, jika perlu b. Pemberian

produk darah, jika perlu

Dapat mencegah pendarahan, membentuk pembekuan darah e. Mencegah

kehilangan darah yang besar a. Kolaborasi

mencegah kehilangan darah yang besar

b. Meningkatkan produk darah yang kurang dalam tubuh

6. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Fitriani, 2020).

7. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari 51 tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan

dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah (Fitriani, 2020).

Dokumen terkait