BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien sehingga klien dan keluarga terbuka dan mengerti serta kooperatif.
Pada dasarnya pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak banyak kesenjangan yaitu pada tinjauan pustaka yang didapat keluhan utama biasanya ditandai dengan biasanya klien datang ke rumah sakit dalam kondisi adanya luka terbuka bada bagian tubuh (Muttaqin, 2008). Riwayat penyakit dahulu biasanya pada pasien tidak memiliki penyakit yang sama sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum dan tanda-tanda vital : Tekanan darah dalam batas normal, respiratory rate 20x/mnt, Suhu : 36,2ᵒC, nadi 84x/mnt, tidak ada cianosis, konjungtiva tidak anemis, CRT kembali dalam 3dtk, turgor kulit elastis, tidak ada nyeri dada, tidak sesak nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas (Muttaqin, 2008).
Kesenjangan terdapat Pada saat dilakukan pengkajian B1-B6, sistem pernafasan didapatkan bentuk dada simetris, pola nafas teratur dengan frekuensi nafas 24x/menit, suara nafas vesikuler, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi
thorax sonor, tidak memakai alat bantu nafas, tidak batuk. Pada pemeriksaan kardiovaskuler didapatkan tidak ada nyeri dada, irama jantung regular, bunyi jantung S1 S2 tunggal, CRT < 2 detik, tidak ada cyanosis, tidak ada pembesaran JVP (Muttaqin,2011).
Pada pemeriksaan B1 pada tinjauan pustaka didapatkan Tidak ada perubahan yang menonjol seperti bentuk dada ada tidaknya sesak nafas, pernafasan cuping hidung, dan pengembangan paru antara kanan dan kiri simetris, Tidak ada nyeri tekan, gerakan vokal fremitus antara kanan dan kiri sama, Bunyi paru resonan, Suara nafas vesikuler tidak ada suara tambahan seperti whezzing atau ronchi. (Muttaqin,2011) Pada tinjauan kasus didapatkan Pada pemeriksaan B1 ditemukan data, Bentuk dada : Normal cest, Susunan ruas tulang belakang:
Normal, Irama nafas teratur, tidak ada gangguan irama pernafasan (baik cheyne- Stokes,Biot, maupun Kussmaul), tidak ada otot bantu nafas, perkusi thorax:
Resonan, tidak ada alat bantu nafas, vokal fremitus: Getaran pada punggung sisi kanan dan kiri semua, suara nafas : Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
Menurut opini penulis tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Pada pemeriksaan B2 pada tinjauan pustaka didapatkan, Kulit dan membran mukosa pucat. Tidak ada peningkatan frekunsi dan irama denyut nadi, tidak ada peningkatan JVP, CRT menurun >3detik Bunyi jantung pekak tekanan darah normal atau hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri), bunyi jantung I dan II terdengar lupdup tidak ada suara tambahan seperti mur mur atau gallop.
(Muttaqin,2011) Pada tinjauan kasus didapatkan Pada pemeriksaan B2 ditemukan data, tidak ada nyeri dada, irama jantung: teratur, pulsasi: Kuat Posisi: ICS IV
midclavicula sinistra ICS V midsternalis dextra, bunyi jantung: S1 S2 tunggal, tidak ditemukan bunyi jantung tambahan, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada pembesaran JVP. Menurut opini penulis terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, alasannya yaitu pada tinjauan pustaka membran mukosa pucat, sedangkan pada tinjauan kasus tidak ditemukan membran mukosa pucat.
Pada pemeriksaan persyarafan pada tinjauan pustaka didapatkan kesadaran dengan nilai GCS, tidak ada kejang, tidak ada kelainan nervus cranialis. Tidak ada nyeri kepala, sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, tidak ada nyeri kepala. selain itu tidak ditemukan kelainan nervus cranialis lainnya. (Muttaqin,2011) Pada pemeriksaan sistem perkemihan didapatkan frekuensi berkemih 1200 ml/hr, warna jernih, bau khas urine, tempat yang digunakan urine bag, alat bantu yang digunakan kateter DC.
Menurut opini penulis terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka, alasannya yaitu pada tinjauan pustaka pasien tidak menggunakan kateter, sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan pasien menggunakan alat bantu kateter.
Pada pemeriksaan B4 Tinjauan Pustaka didapatkan Pada miksi klien tidak mengalami gangguan, warna urin jernih, buang air kecil 3 – 4 x/hari. tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih. (Muttaqin,2011) Pada tinjauan kasus didapatkan Pada pemeriksaan B4 ditemukan data, bentuk alat kelamin : normal, libido normal, alat kelamin bersih, frekuensi berkemih, Jumlah kencing 1500cc/hari Bau khas urine, warna kuning jernih, tempat yang digunakan urine bag, alat bantu yang digunakan kateter. Menurut opini penulis terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, alasannya yaitu pada
tinjauan pustaka pasien tidak menggunakan urine bag, tidak menggunakan alat bantu, sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan pasien menggunakan urine bag, pasien juga mneggunakan alat bantu perkemihan.
Pada pemeriksaan sistem pencernaan pada tinjauan kasus Keadaan mulut bersih, mukosa lembab, keadaan abdomen normal tidak asites, Tidak ada nyeri tekan atau massa pada abdomen, Normal suara tympani, Peristaltik normal.
(Muttaqin,2011) Pada tinjauan kasus didapatkan mukosa lembab, bibir kering, lidah kotor, rongga mulut bersih, klien tidak menggosok gigi, keadaan gigi ada caries, tenggorokan baik, tidak ada kesulitan menelan, saat diinspeksi bentuk abdomen simetris, normal, saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan, peristaltik 20x/mnt, BAB 1x pada saat dirumah sakit, dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses, tempat yang digunakan pampers dewasa, tidak ada pemakaian obat pencahar. Menurut opini penulis terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, alasannya pada tinjauan pustaka tidak ditemukan keadaan mulut bersih, psedangkan pada tinjauan kasus didapatkan klien tidak menggosok gigi, keadaan gigi ada caries.
Pada sistem muskuloskeletal dan integumen pada tinjauan kasus didapatkan Aktivitas dan latihan mengalami perubahan / gangguan dari post operative fracture sehingga kebutuhan perlu dibantu baik oleh perawat atau keluarga, misalnya kebutuhan sehari-hari, mandi, BAB, BAK dilakukan diatas tempat tidur. (Muttaqin,2011) Pada area luka beresiko tinggi terhadap infeksi, sehingga tampak diperban / dibalut. Tidak ada perubahan yang menonjol pada sistem integumen seperti warna kulit, adanya jaringan parut / lesi, adanya perdarahan, adanya pembengkakan, tekstur kulit kasar dan suhu kulit hangat serta
kulit kotor. Adanya nyeri , kekuatan otot pada area fraktur mengalami perubahan akibat kerusakan rangka neuromuscular, mengalami deformitas pada daerah trauma. ROM menurun yaitu mengkaji dengan skala ROM : Skala 0 : Paralisis total. Skala 1 : Tidak ada gerakan, teraba / terlihat adanya kontraksi otot. Skala 2 : Gerakan otot penuh menantang gravitasi dengan sokongan. Skala 3 : Gerakan normal menentang gravitasi Skala 4 : Gerakan normal menentang gravitasi dengan sedikit tahanan. Skala 5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh. Pada tinjauan kasus didapatkan kemampuan pergerakan sendi dan tungkai : bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (5,5), ekstremitas bawah (2,5).terdapat fraktur pada kaki kanan , tidak ada dislokasi, akral hangat, turgor kembali < 3 detik, terdapat oedema pada paha kanan atas, kebutuhan klien dalam pergerakan kurang, klien sulit untuk berpindah, klien tidak menunjukkan mampu mobilisasi, aktivitas klien dibantu oleh keluarga seperti seka, mandi, dan bergerak.
Pada sistem penginderaan didapatkan pendengaran normal. Menurut opini penulis Tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja sedangkan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan nyata yang dialami klien karena penulis menghadapi klien secara langsung, menurut opini penulis dipatakan kesenjangan dengan alasan banyak analisa di tinjauan pustaka yang tidak terdapat di tinjauan kasus.