• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen pengaruh status sosial ekonomi orang tua dan (Halaman 98-101)

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

4. Pengujian Hipotesis

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka data tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis data tertentu dengan permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, teknik ini digunakan karena untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS For Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Windows dengan versi 20. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yang terdiri atas :

1) Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Uji t dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2004:184).

t = 2

1 2 r n r

Keterangan :

t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel r = Korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah sampel

Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Jika t hitung > t Tabel, atau nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

b) Jika t hitung < t Tabel, atau nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak.

Jika hipotesis nol ditolak, berarti dengan taraf kesalahan sebesar 5%, variabel independen, yaitu X yang diuji secara parsial berpengaruh terhadap variabel independen yaitu Y. Sebaliknya jika hipotesis nol diterima, berarti dengan taraf kesalahan sebesar 5 % variabel independen, yaitu X yang diuji secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel independen yaitu Y.

2) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2004:190).

F = (1 )/( 1) /

2 2

R n k k R

Keterangan:

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel R2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas

Hasil uji F yang dilakukan tersebut dapat ditarik simpulan bahwa hipotesis diterima atau ditolak.

a) Jika F hitung < F Tabel atau nilai signifikansi F > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X secara bersama-sama terhadap variabel Y.

b) Jika F hitung > F Tabel atau nilai signifikansi F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh yang siknifikan antara variabel Y.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya. Sebagaimana tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskrtiptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan tentang statistik data seperti skor tertinggi , skor terendah, mean, median, modus, standar deviasi, dan varians. Untuk melakukan analisis deskriptif pengaruh status sosial orang tua siswa, dari lima pilihan jawaban yang disediakan dengan alternatif jawaban opsi A (5), opsi B (4), opsi C (3), opsi D (2), opsi E (1),sedangkan untuk analisis deskriptif lingkungan teman sebaya disediakan pilihan jawaban mencakup pilihan jawaban selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), tidak pernah (TP) dan untuk analisis deskriptif dari penggunaan bahasa Indonesia siswa mencakup dua pilihan jawaban benar (B) dan salah (S) yang kemudian dilakukan pembobotan dan pengkategorian berdasarkan data hasil uji coba

a. Analisis Deskriptif Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa (X1) Berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk pengaruh status sosial orang tua terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa, hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata penggunaan bahasa Indonesia siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tua sebesar 36.85; median 36.00, ; modus 50; artinya pada data penelitian skor yang paling sering muncul itu adalah 50 dari 173 responden; standar deviasi sebesar 8.528; dan varians sebesar 72.733. Ukuran dispersi yaitu simpangan baku sebesar 40 mengindikasikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia siswa berdasarkan ststus sosial ekonomi orang tua menyebar dengan skor rata-rata minimum 20 dan skor rata-rata maksimum 60, dapat pula disimpulkan bahwa penyebaran datanya tidak beragam.

b. Analisis Deskriptif Lingkungan Teman Sebaya (X2)

Berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan teman sebaya, hasil analisis data SPSS diperoleh bahwa skor rata-rata lingkungan teman sebaya sebesar 76.08; median 80.06; modus 58; standar deviasi sebesar 10.797;

dan ukuran dispersi yaitu simpangan baku sebesar 16.582 dengan rentang skor 45 mengindikasikan bahwa lingkungan teman sebaya menyebar dengan skor rata-rata minimum 47 dan skor maksimum 92.

c. Analisis Deskriptif Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa (Y)

Berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk tes penggunaan bahasa Indonesia siswa, hasil analisis data diperoleh bahwa

skor rata-rata penggunaan bahasa Indonesia siswa sebesar 16.44;

median 17.00; modus 19; standar deviasi sebesar 2.993; dan varians sebesar 8.961. Ukuran dispersi yaitu simpangan baku sebesar 11 dengan skor rata-rata minimum 10 dan skor maksimum 21.

B. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik data penelitian dilakukan melalui multikolinearitas.

Penjelasan tentang ukuran sampel yang cukup besar disampaikan oleh Agung (1988: 55) yang menyatakan pengertian ukuran sampel cukup besar adalah apabila n ≥ 30, apapun distribusi dari variabel random X yang bersangkutan, termasuk variabel random satu-nol

1. Uji Multikolinearitas

Tujuan dilakukan uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dikhawatirkan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya memiliki indikator yang sama sehingga seharusnya kedua variabel bebas dapat disatukan menjadi satu variabel bebas saja. Oleh karena itu perlu dilakukan uji multikolenieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan diantara variabel bebas (tidak terjadi multikoleniaritas). Pengambilan keputusan terkait ada tidaknya multikolinearitas antara variabel bebas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1) dengan melihat nilai toleransinya. Tidak terjadi multikolinearitas , jika nilai toleransi lebih besar 0,10. Sebaliknya, terjadi multikolinearitas, jika nilai toleransi lebih kecil atau sama dengan 0,10. dengan melihat nilai

VIF (Variance InflationFactor). 2) Dengan pendekatan menggunakan pendekatan L.R.Klein dengan meregresikan setiap variabel independen dengan variabel independen lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui nilai koefisien (r2) untuk setiap variabel yang diregresikan. Selanjutnya, nilai r2 tersebut dibandingkan dengan nilai koefesien determinasi R2. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a) r2 > R2 maka terjadi multikolenieritas b) r2 < R2 maka tidak terjadi multikolenieritas

Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan untuk terjadi tidaknya multikolinearitas antara variabel bebas pada penelitian ini, maka digunakan cara yang pertama sehingga diperoleh nilai r2 = 0,051< R2

=.0,420, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan menggunakan metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai (X1) sebesar 0.123 dan nilai (X2) sebesar 0.100 > 0.05 artinya tidak terjadi heteroskedstisitas pada variabel (X1) status sosial ekonomi orang tua siswa dan (X2) lingkungan teman sebaya.

C. Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan analisis regresi maka akan dilihat terlebih dahulu hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi r digunakan dalam membuat keputusan, maka perlu dilakukan pengujian keberartian hubungan antara x dan y. Keberartian ini diuji melalui hipotesis nol bahwa koefisien korelasi tidak berarti melawan hipotesis tandingannya yaitu koefisien korelasi berarti. Pengujian ini penting karena jangan sampai kesimpulan yang dibuat pada dasarnya tidak ada artinya.

1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa.

b. Hipotesis penelitian

H0 : tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua siswa dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa

H1 : ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa

c. Kriteria pengujian

Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak

Berdasarkan hasil penelitian melaui SPSS diperoleh signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi < 0,025 ), maka H0 ditolak. Jadi

dapat disimpulkan bahwa hubungan antara status sosial ekonomi orang tua siswa dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa.

2. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa

a. Hipotesis Penelitian

H0 : tidak ada hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa.

H1 : ada hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa

b. Kriteria Penelitian

Jika signifikansi > 0.025 maka H0 diterima Jika siknifikansi < 0.025 maka H0 ditolak

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi < 0.025 maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa. Setelah mengetahui adanya korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen maka akan dilihat analisis regresi linear dan regresi ganda.

3. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa

a. Hipotesis Statistik H0 : = = 0 H1 : 0

b. Hipotesis Penelitian

H0 : tidak ada pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa

H1 : ada pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa.

c. Kriteria Pengujian

Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak

Hasil penelitian dilapangan diperoleh signifikansi sebesar 0.000. karena signifikansi <0,05 maka H0 ditolak artinya koefisien regresi dan signifikan.

4. Uji Regresi Ganda

Dalam Uji Regresi ganda akan ditampilkan pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa (X1) dan lingkungan teman sebaya (X2) terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa (Y) Berdasarkan hasil penelitian yaitu = 5.975+ .209X1+.037 X2 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya diikuti dengan kenaikan .209 dan .037 satuan pada konstanta 5.975.

a. Hipotesis Statistik

H0 : = = 0 H1 : 0 b. Hipotesis Penelitian

H0 : tidak ada pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa

H1 : ada pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa.

c. Kriteria Pengujian

Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diperoleh signifikansi sebesar 0.000. karena signifikansi <0,05 maka H0 ditolak artinya koefisien regresi dan signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Apabila status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan teman sebaya meningkat maka akan berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia siswa.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa

Berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk pengaruh status sosial orang tua (X1) terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa, hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata penggunaan bahasa Indonesia siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tua sebesar 36.85; median 36.00; modus 50 standar deviasi sebesar 8.528; dan varians sebesar 72.733. simpangan baku sebesar 40 dengan skor rata-rata minimum 20 dan skor rata-rata maksimum 60 dan dapat disimpulkan bahwa penyebaran datanya tidak beragam. Hal ini memberikan harapan yang besar terhadap guru bahasa Indonesia dalam mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia siswa yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan penggunaan bahasa Indonesia siswa.

Hasil analisis inferensial dengan analisis regresi r2 = 0,51, angka ini mengartikan bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa sebesar 51%, sedangkan sisanya sebesar 49 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Menurut Quinn dalam Yuswita (2002): “Status sosial ekonomi adalah ukuran untuk menentukan posisi seseorang yaitu berdasarkan pekerjaan, penghasilan dan keanggotaan dalam perkumpulan sosial. Status sosial ekonomi bersifat relatif sehingga tidak dapat dibandingkan antara

kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat memiliki kriteria yang berbeda untuk mengukur status sosial ekonomi masyarakatnya.”

Lebih lanjut, Horton dan Chester (2008) menyatakan bahwa “Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial.

Para anggota suatu kelas sosial saling memandang satu sama lain sebagai masyarakat yang setara, serta menilai diri mereka secara sosial lebih hebat dari beberapa orang lainnya.”

2. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa

Berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan teman sebaya (X2), hasil analisis data SPSS diperoleh bahwa skor rata-rata lingkungan teman sebaya sebesar 76.08; median 80.06; modus 58; standar deviasi sebesar 10.797; dan ukuran dispersi yaitu simpangan baku sebesar 16.582 dengan rentang skor 45 mengindikasikan bahwa lingkungan teman sebaya menyebar dengan skor rata-rata minimum 47 dan skor maksimum 92. Sedangkan hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh r2 = 0,51. Nilai ini memberikan pengertian bahwa sumbangan pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa sebesar 51% sedangkan sisanya sebesar 49% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Hasil ini menegaskan bahwa pengaruh lingkungan teman sebaya (x2) memiliki peranan terhadap tinggi rendahnya penggunaan bahasa Indonesia

siswa. Ada empat hal penting yang berpengaruh terhadap kualitas pemerolehan bahasa yaitu (1) Kealamiahan (naturalness) bahasa yang didengar (2) peran pembelajar dalam komunikasi (3) ketersediaan berbagai referensi yang konkret untuk menjelaskan makna bahasa dan (4) persoalan siapa figur yang menjadi model untuk Bahasa yang dipelajari sebagai bahasa target.

3. Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Kelas X MAN Pinrang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang (Y) kecenderungannya berada pada kategori sangat tinggi, status sosial ekonomi orang tua siswa kelas X MAN Pinrang (X1) kecenderungannya berada pada kategori tinggi, dan lingkungan teman sebaya kelas X MAN Pinrang (X2) juga cenderung pada kategori tinggi. Hasil penelitian yaitu = 5.975+ .209 X1+.037 X2 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya diikuti dengan kenaikan .209 dan .037 satuan pada konstanta 5.975. Hasil penelitian di lapangan diperoleh signifikansi sebesar 0.000. karena signifikansi <0,05 maka H0 ditolak artinya koefisien regresi dan signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

Apabila status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan teman sebaya meningkat maka akan berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia siswa. Dulay dkk.menampilkan tiga tipe komunikasi yang memperlihatkan pebelajar terlibat yaitu (a) komunikasi satu arah (one way); (b) komunikasi dua arah terbatas (restricted two-way (c) komunikasi dua arah yang

penuh (full two-way). Dalam model satu arah pebelajar mendengarkan atau membaca bahasa target tanpa merespons. Seperti tiga mata rantai yang saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lainnya, seperti itu juga status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa. Sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Pengaruh Modernitas Individu dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 9 Malang dan Pengaruh Kualitas Pembelajaran Bahasa Indonesia, Tingkat Pengetahuan Dasar Bahasa Indonesia, dan Status Social Ekonomi Keluarga terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI dan XII SMAN 1 Malang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ,terdapat pengaruh yang signifikan tehadap penggunaan bahasa Indonesia siswa.

Oleh karena itu, status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya akan berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia siswa. Diperkuat lagi dengan hasil analisis inferensial dengan uji regresi ganda menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa. Sejalan dengan hasil penelitian Akhir yang disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan dan parsial antara status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk pengaruh status sosial orang tua (X1) terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa, hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata penggunaan bahasa Indonesia siswa berdasarkan status sosial ekonomi orang tua sebesar 36.85; median 36.00; modus 50 standar deviasi sebesar 8.528; dan varians sebesar 72.733. simpangan baku sebesar 40 dengan skor rata- rata minimum 20 dan skor rata-rata maksimum 60 dan dapat disimpulkan bahwa penyebaran datanya tidak beragam. Hal ini memberikan harapan yang besar terhadap guru bahasa Indonesia dalam mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia siswa yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan penggunaan bahasa Indonesia siswa. Hasil analisis inferensial dengan analisis regresi r2 = 0,51, angka ini mengartikan bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa sebesar 51%, sedangkan sisanya sebesar 49 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Skor yang diperoleh dari instrumen penelitian untuk penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan teman sebaya (X2), hasil analisis data

SPSS diperoleh bahwa skor rata-rata lingkungan teman sebaya sebesar 76.08; median 80.06; modus 58; standar deviasi sebesar 10.797; dan ukuran dispersi yaitu simpangan baku sebesar 16.582 dengan rentang skor 45 mengindikasikan bahwa lingkungan teman sebaya menyebar dengan skor rata-rata minimum 47 dan skor maksimum 92. Sedangkan hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh r2 = 0,51. Nilai ini memberikan pengertian bahwa sumbangan pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa sebesar 51%

sedangkan sisanya sebesar 49% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Hasil ini menegaskan bahwa pengaruh lingkungan teman sebaya (x2) memiliki peranan terhadap tinggi rendahnya penggunaan bahasa Indonesia siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang (Y) kecenderungannya berada pada kategori sangat tinggi, status sosial ekonomi orang tua siswa kelas X MAN Pinrang (X1) kecenderungannya berada pada kategori tinggi, dan lingkungan teman sebaya kelas X MAN Pinrang (X2) juga cenderung pada kategori tinggi. Hasil penelitian yaitu = 5.975+ .209 X1+.037 X2 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya diikuti dengan kenaikan .209 dan .037 satuan pada konstanta 5.975. Hasil penelitian di lapangan diperoleh signifikansi sebesar 0.000. karena signifikansi <0,05 maka H0 ditolak artinya koefisien regresi dan signifikan. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

Apabila status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan teman sebaya meningkat maka akan berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia siswa.

Persepsi tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya secara bersama- sama atau sendiri- sendiri mempunyai pengaruh terhadap penggunaan bahasa siswa kelas X MAN Pinrang, pengaruh status sosial ekonomi orang tua mempunyai korelasi yang signifikan dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang di Kabupaten Pinrang, lingkungan teman sebaya mempunyai korelasi yang signifikan dengan penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang di Kabupaten Pinrang.

B. Saran

Setelah melihat hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan berdasarkan kesimpulan maka disarankan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini akan menjadi bahan kajian untuk melihat atau mengetahui lebih lanjut seberapa besar signifikansi pengaruh status sosial ekonomi orang tua siswa dan lingkungan teman sebaya tehadap penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Pinrang

2. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu dasar pertimbangan kepada pihak yang terkait agar kiranya lebih meningkatkan perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia siswa.

3. Perlu adanya peningkatan terhadap penggunaan bahasa indonesia siswa, mengingat hubungan signifikan pada status sosial ekonomi orang tua siswa dan teman sebaya yang ditimbulkan oleh variabel- variabel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I Gusti Ngurah, 1988. Metode Penelitian Sosial 1 & 2 Pengertian dan Pemakaian Praktis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ansibel (Monks,FJ,dkk).2002. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara

Budiman, D.N. 2012. Pengaruh Media (Khusus pada Media Jejaring Sosial) terhadap Gaya Bahasa Remaja. Tesis tidak diterbitkan Malang : Universitas Negeri Malang.

Caplan,B. 2004. Straight Talk about Economic Literacy, Departement of Economic. Center for Study of Public Choice and Mercatus

Center.George Mason diakses dari

http://www.mercatus.org/pdf/material/32

Daries,P. 2001. Citizenship and Economic Understanding in England Center for Economic and Business Education. Staffordshire University: Ukraina

Daroin, Anna Daud, 2010. Pengaruh Kualitas Pembelajaran Bahasa Indonesia, Tingkat Pengetahuan Dasar Bahasa Indonesia, dan Status Social Ekonomi Keluarga terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI dan XII SMAN 1 Malang

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup melalui Pendidikan Berbasis Luas dan Pelaksanaan di SMU. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal.

Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dulay, Heidi, dkk.. 1982. Language Two. New York: OxfordUniversitiy Press.

Ellis, Rod. 1994. Understanding Second Language Acquisition. Oxford:

Oxford University Press.

Etzioni, Amitai. 1992. Dimensi Moral Menuju Ilmu Ekonomi Baru (Terjemahan Sujarman). Bandung : PT Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Haryono, Agung.2008. Pengaruh Sistem Pembelajaran dengan Status Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Economic Literacy Siswa SMA di Kota Malang. Disertasi Program Pascasarjana tidak diterbitkan. Malang:UM

Haskell, J.H, and Jeskins,S.J. 2003. Teaching Economic Principle through Literacy Method Journal of Economics and Economics Education Research. Volume 4 Number 2. Diakses dari http://www.enc.edu.com online tanggal 10 September 2010

Horton, Paul B; Chester L.Hunt.2008. Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga http://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia- baku.html

http://drs-bandi.blogspot.co.id/2012/03/bahasa-formal-dan-non-formal.html Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK Dikti.

Meriani, Annisa. 2014. Opini Remaja tentang Penggunaan Bahasa Alay dalam Iklan Televisi Tesis tidak diterbitkan Malang : Universitas Negeri Malang

NCCE. 2003. Test Your Own Economic Literacy NCCE Standard In Economic. Diakses dari http://www.ncee.com pada tanggal 16 September 2010.

Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa

Prayitno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta: ANDI

Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, Yogyakarta: Kanisius.

Dalam dokumen pengaruh status sosial ekonomi orang tua dan (Halaman 98-101)

Dokumen terkait