• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Mempelajari Ayat-Ayat Perumpamaan dalam al-

BAB II URGENSI MEMPELAJARI AYAT-AYAT

A. Pentingnya Mempelajari Ayat-Ayat Perumpamaan dalam al-

perumpamaan dalam al-Qur‟an, dan kedudukan ayat perumpamaan dalam ayat mutasyabahihat.

A. Pentingnya Mempelajari Ayat-Ayat Perumpamaan dalam al-Qur’an

Berbagai perumpamaan dalam al-Qur‟andapat memberi pengaruh positif bagi orang yang menekuni dan menguasainya. Banyak pesal alegoris bersifat pendidikan dan pembelajaran yang bisa dipetik dan dijadikan pelajaran atau ibrah yang berharga bagi kehidupan. Banyak pesan alegoris di balik ayat-ayat perumpamaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayang, karena teks ayatnya tampak memiliki makna dhohir yang susah dipahami secara langsung, maka manusia beriman tidak banyak yang mau memahami makna bathiniyah (asetoris) secara tersembunyi dan penuh misteri di balik makna dhohir. Dalam hal ini, ayat perumpaman ibarat emas yang dibiarkan seperti sampah yang tidak ada orang mau memungutnya, sebab keberadaanya tidak memberikan manfaat apa-apa. Bagi penulis, berusaha memahami makna bathiniyah di balik makna dhohir, ibarat sedang berusaha memungut sampah berupa besi berkarat yang sudah alam dibuang orang, kemudian penulis membersihkan, merawat, menyapuh dengan penuh kehati-hatian, agar di balik besi itu muncul nilai-nilai kandungan emas yang berharga bagi kehidupan manusia. Minimal besi berkarat itu, bisa memiliki nilai jual yang tinggi.

Menilik perlunya memahami pesan majazi atau kiasan ayat-ayat perumpamaan dalam al-Qur‟an, terutama berkaitan dengan pesan pendidikan dan pembelajaran, maka banyak pelajaran yan bisa diambil

dari pesan-pesan tersebut untuk diaplikasikan dalam dunia pendidikan.

Menurur an-Nahlawi ada dua tujuan utama ayat-ayat perumpamaan dalam al-Qur‟an dalam lembaga pedidikan, yaitu: (a) Untuk memperkuat aqidah kepada Allah dan ibadah pribadi masing-masing; (b) Untuk mempekuat amal ibadah, dengan cara banyak berpikir tentang keesaan dan kekuasaan Allah, berakhlak kepada Allah, bersyukur, ikhlas, etika belajar, bersedakah, dan etika bersedekah.1 Dengan demikian, ayat-ayat perumpamaan sarat dengan pesan keagamaan yang tinggi dan memiliki wawasan yang luas. Diakui bahwa ayat-ayat perumpamaan dalam al- Qur‟an relatif sulit dipahami oleh orang awam karenasifatnya kompleks dan membutuhkan pemikiran yang sungguh-sungguh, apalagi jika ayat- ayat perumpaman itu diterapkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran di berbagai level pendidikan. Tampaknya, banyak pesan ayat-yat perumpamaan membutuhkan pemikiran yang cukup panjang untuk bisa menangkap makna di balik pernyataan atau materi yang disampaikan. Allah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 2:

َ . نو ُر َّ

ك َ ف َ

ط َي ۡم ُه َّ

ل َو َ ل ِسا َّ

نل ِل ا َه ُ ب ض ِ ۡ َ ن ُل َٰ َ

ث ۡم َ ۡ لٱ ك َ ۡ

ل ِت َو ..

Artinya: ”... Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir” (QS. al-Hasyr/59:21).2

Sesungguhnya metode perumpamaan merupakan metode tertinggi yang diberikan Allah kepada manusia dalam al-Qur‟an. Dikatakan tertinggi karena metode perumpamaan memerlukan pemikiran kritis dan analisanya yang tajam untuk menemukan titik persamaan antara masalah yang sebenarnya dengan benda yang dijadikan perumpamaan. Secara kasat mata, tidak ada hubungan antara masalah yang sedang dibicarakan dengan benda yang disamakan (diumpamakan). Namun jika dipikirkan secara mendalam dan meluas, maka akan ditemukan titik hubungan antara kedua masalah yang diumpamakan. Tentu saja berbagai perumpamaan yang ada dalam al-Qur‟an dan Hadis, tidak semua orang mampu mengambil pelajaran dari perumpamaan tersebut kecuali sedikit.

Nampaknya, siapapun yang mampu memahami dan mengambil pelajaran dari perumpamaan itu maka dialah orang yang mampu memahami rahasia perintah dan larangan Allah dalam berbagai ayat al-

1Lihat Abdurrahman an-Nahlawi, at-Tarbiyah bi Dharbi al-Amśāl (Damsiq: Dār al-Fikr, 1998), hlm. 69-107.

2 Departemen Agama RI, al-Qur’an..., hlm. 800.

Qur‟an. Dalam surat az-Zumar ayat 27, Allah memberikan peringatan bahwa di dalam al-Qur‟an banyak terdapat perumpamaan untuk dapat dijadikan pelajaran bagi manusia. Allah berfirman demikian:

َ نو ُر َّ

ك َ ذ َ

ط َي ۡم ُه َّ

ل َو َّ

ل ٖل َ ث َم ِّل ُ

ك ن ِم ِنا َءۡر ُقۡلٱ ا َذَٰ َه ف ِسا ي ِ َّ

نل ِل ا َ نۡبَ صَ َ ۡ

د َ ق َ

ل َو

Artinya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur‟an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka mendapat pelajaran” (QS. az- Zumar/39:27).3

Harus diakui bahwa dalam al-Qur‟an terdapat 865 ayat perumpamaan dan dari jumlah tersebut yang bisa diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis perumpamaan ada 321 macam perumpamaan yang berbeda-beda. Nampaknya banyak sekali ragam perumpamaan dalam al- Qur‟an yang dijelaskan dalam al-Qur‟an mulai dari yang halus sampai yang kasar. Kebanyakan pesan perumpamaan bersifat halus dan sedikit pesan perumpamaan bersifat kasar. Adapun salah satu contoh ayat perumpamaan bersifat kasar, seperti bunyi surat al-‟Araf ayat 176 tentang perumpamaan manusia yang lebih mengutamakan kehidupan duniawi daripada akhirat sehingga banyak melalaikan ayat-ayat Allah, maka perumpamaan manusia tersebut seperti anjing. Anjing menjadi sosok paling kasar dalam al-Qur‟an sekaligus manusia sadar diri bahwa seperti sifat binatang inilah manusia yang hidupnya banyak berserakah tanpa mempertimbangkan hak-hak orang lain dan mengabaikannya.

Sungguhpun demikian, Alllah juga memberikan peringatan keras kepada manusia bahwa banyak manusia pada dasarnya kurang senang dengan perumpamaan, bahkan manusia berani mengingkari makna di balik kebenaran hakekat masalah sebenarnya dari materi yang diumpamakan. Dalam sebuah ayat, Allah menegaskan tentang banyaknya perumpamaan dalam al-Qur‟an, akan tetapi manusia melalaikannya. Allah berfirman dalam surat al-Isra‟ ayat 89:

ا ارو ُ ف ُ

ك َّ

لٗ ِإ ِسا َّ

نلٱ ُ ث ََ ۡ ك َ

أ َٰٓ َ ِب َ أ َ

ف ٖل َ ث َم ِّل ُ

ك ن ِم ِنا َءۡر ُقۡلٱ ا َذَٰ َه ف ِسا ي ِ َّ

نل ِل ا َ ن ۡ

ف َّ َ صَ ۡ د َ

ق َ ل َو

Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Qur‟an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkariNya” (QS. al-Isra‟/17:89).4

3 Ibid., hlm. 462.

4 Ibid., hlm. 397.

Tentu saja manusia yang mampu mengambil pelajaran dari berbagai macam perumpamaan yang dibuatkan oleh Allah dalam al-Qur‟an adalah orang-orang yang berpikir secara sungguh-sungguh dalam berbagai materi atau masalah yang dipikirkannya. Hasil pemikirannya tersebut, kemudian Allah membukakan rahasia di balik perumpamaan yang dikatakannya. Dalam surat al-Ankabut ayat 43, Allah menegaskan bahwa perumpamaan itu hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang memiliki ilmu tertentu sesuai bidang keahliannya. Allah berfirman sebagai berikut:

َ نو ُم ِل َٰ َو ۡ لٱ َّ

لٗ ِإ ٓ ا َه ُ

ل ِق ۡو َي ا َم َو ۖ ِسا َّ

نل ِل ا َه ُ ب ض ِ ۡ َ ن ُل َٰ َ

ث ۡم َ ۡ لٱ ك َ ۡ

ل ِت َو

Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (QS. 29:43).5

Dengan demikian untuk memahami perumpamaan diperlukan ilmu khusus sesuai bidang keahlian dan keilmuan yang kita tekuni. Misalnya, perumpamaan dalam bidang akhlak, tentu saja orang yang lebih paham dan ahli di bidang akhlak. Contoh Allah membuat perumpamaan orang riya‟ terhadap sedekahnya, maka Allah menghilangkan sedekahnya ibarat debu di atas batu kemudian turun hujan menimpa debu, maka debu tersebut hilang. Hilangnya debu itulah, Allah memberikan perumpamaan sama dengan menghilangkan pahala sedekahnya lantaran dia dengan bangga menceriterakan kepada orang lain, dan Allah menyamakan air hujan dengan cara orang menceriterakan sedekah pada orang lain.

Adapun batu diibaratkan objek yang disedekahkan. Dengan demikian, orang riya jika bersedekah akan sia-sia sebab pahalanya sudah hilang seperti hilangnya debu yang ditimpa hujan.

Yang tersirat dari perumpamaan dalam al-Qur‟an di atas bahwa pendidikan melalui metode perumpamaan memberikan pembelajaran kepada manusia bersifat retorik, emosional, dan rasional cukup efektif.

Metode perumpamaan memberi pengaruhyang kuat bagi orang yang mampu menangkap makna bathiniyahnya di balik makna dhohiriyah dan perumpamaan juga mengandung makna-makna yang agung bagi orang yang mau mengambil pelajaran di balik makna lahiriyahnya. Tampaknya ayat-ayat perumpamaan dalam al-Qur‟an dapat digunakan untuk mewujudkan kesadaran umat Islam dalam memahami makna teks yang sebenarnya, bukan lahiriyah. Dalam beberapa literatur Islam, ditemukan

5 Ibid., hlm. 402.

banyak jenis perumpamaan, seperti mengumpamakan orang yang lemah laksana kupu-kupu, orang yang tinggi seperti jerapah, orang yang berani seperti singa, orang gemuk seperti gajah, orang kurus seperti tongkat, orang ikut-ikutan seperti beo dan lain-lain. Disarankan untuk mencari perumpamaan yang baik, ketika berbicara dengan anak didik, karena perumpamaan itu, akan melekat pada pikirannnya dan sulit untuk melupakan.

Sama halnya, perumpamaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagai satu metode pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada para sahabat, sehingga materi pembelajaran dapat dicerna dengan baik. Metode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkret. Perumpamaan yang digunakan oleh Rasulullah SAW sebagai suatu metode pembelajaran yang sarat makna, sehinga benar- benar dapat membawa sesuatu yang abstrak kepada yang konkret atau menjadikan sesuatu yang samar menjadi makna yang sangat jelas. Pada dasarnya hikmah kenabian itu telah mencapai tahap kejelasan yang menakjubkan, misalnya saja tatkala Rasulullah SAW, berlalu pada sebuah pasar dan melihat oarang-orang yang sedang memperebutkan berbagai keuntungan dan kepentingan yang semata-mata bersifat duniawi, sehingga mengundang beliau untuk menjelaskan kerendahan nilai dunia itu kepada mereka. Demikianlah, Rasulullah SAW menyampaikan kepada sahabatnya tentang perumpamaan nilai kehidupan dunia disisi Allah dengan nilai anak kambing yang mati.

Dengan demikian betapa penting mempelajari perumpamaan dalam al-Qur‟an karena sudah menjadi perintah Allah untuk dipelajari, dipahami secara cermat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa ayat-ayat perumpamaan dalam al-Qur‟an memiliki banyak manfaat bagi para pengkajian ilmu al-Qur‟an. Menurut Salahuddin Hamid, ada tiga manfaat mempelajari studi amśāl al-Qur‟an sebagai berikut:

(1)Dapat menemukan ungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang konkrit yang dapat ditangkap oleh indera manusia.

(2) Dapat mengungkapkan kenyataan dan mengkon- kretkan hal-hal yang abstrak.

(3) Dapat mengumpulkna makna yang indah, bagus dan menarik dalam bentuk ungkapan yang singkat dan padat.6